1. Studi Literatur TINJAUAN OBYEK PERANCANGAN

Sinematografi didasari oleh 2 hal yaitu Film dan Gambar Bergerak, pengertian 2 hal tersebut sebagai berikut : 1. Film. “A Layer of molecules held together at the surface of liquid by cohesive attraction”. Sumber Edward 2004 . Secara hakiki film merupakan foto yang memperlihatkan dan memberikan ilusi gerak sebagaimana waktu perekaman. Film dibuat untuk dilihat dan didengar sehingga gambar film bukan gambar tentang sesuatu akan tetapi sebuah gambar sesuatu. 2. Gambar bergerak motion picture “An art that hears and sees the circumstances surrounding or underlying the personal event”. Sumber Edward 2004 . Kesimpulan dari 2 pengertian diatas adalah Seni perekaman gambar yang bergerak tanpa suara yang direkam pada pita film atau video, piring video atau media visual lain yang dikenal pada jaman sekarang. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, Pusat Senimatografi di Surabaya adalah suatu wadah kegiatan yang berfungsi sebagai tempat proses pembuatan film dan juga sekaligus sebagai tempat pengembangan ilmu tentang perfilman yang diperuntukkan bagi sineas-sineas film serta wadah berkumpulnya komunitas sineas- sineas Surabaya dan juga sebagai wadah pengapreasian karya-karya film yang telah dibuat oleh sineas-sineas atau sineman film yang ada di Surabaya. 2. 1. 2. Studi Literatur • Ukuran Kebutuhan Ruang Gerak Tubuh Manusia. Ukuran yang dibutuhkan untuk ruang gerak badan baik posisi berdiri maupun duduk, yang dapat menjadi pertimbangan dalam proses ruang gerak tubuh manusia didalam ruang kerja pembuatan Film. Dapat terlihat pada gambar 2.1. berikut ini : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 2. 1. Ukuran Kebutuhan Ruang Gerak Tubuh Manusia. sumber : Neufert Architect Data • Standart Ruang Bioskop dan Penonton. Data standart mengenai analisa ukuran maupun jenis peralatanperabot yang diperlukan atau ada dalam suatu fasilitas bioskop dan juga standart ruang gerak tubuh manusia berdasarkan buku Neufert Architect Data. Menurut peraturan tempat pertemuan semua tempat duduk harus dikenali dari tempat duduk yang tidak terikat, tidak dapat diubah, tampat duduk lipat dengan bagian atas tidak bergerak tegak. Ukuran ruang penonton menentukan luas area yang diperlukan, untuk penonton yang duduk diperlukan 0,5 m² penonton angka ini diperoleh, lebih jelasnya dapat terlihat dari gambar 2. 3. berikut ini : 1 Luas tempat duduk dalam satu baris. Gambar 2. 2. Jarak Tempat Duduk Penonton. sumber : Neufert Architect Data Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2 Panjang baris dalam taip koridor 16 tempat duduk, setiap koridor 25 tempat duduk jika disamping 3 atau 4 baris tersedia sebuah pintu keluar dengan luas 1m. sumber : Neufert Architect Data Gambar 2. 3. Luas Baris 16 dan 25. sumber : Neufert Architect Data • Tinggi Tempat Duduk Penonton. Teori membuktikan bahwa penonton yang duduk disamping harus melihat ditempat duduk yang lebih tinggi. Untuk diruang penonton tinggi tempat duduk terletak pada garis pandangan, kontruksi garis pandangan berlaku untuk semua tempat duduk diruang penonton . sumber : Neufert Architect Data . Dapat terlihat pada gambar 2. 5. berikut ini : Gambar 2. 4. Tinggi Tempat Duduk MenanjakBertingkat. sumber : Neufert Architect Data Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. • Ruang Gambar Proyeksi Keamanan film lebih perlu untuk ruang proyektor karena tanpa penyekat kebakaran hal itu dapat membahayakan penonton. Peraga film melayani banyak proyektor letak ruang proyektor dibelakang dan disisi. Tinggi ruang proyektor 2.80 , ventilasi, dan peredam suara untuk ruang penonton. Ruang proyeksi disesuaikan dengan banyaknya ruang penonton, lebar film 16 mm, 35 mm, dan 70 mm. Tengah sinar proyeksi harus tidak membias lebih dari 5˚ horisontal dan pembias. sumber : Neufert Architect Data Gambar 2. 5. Tinggi Tempat Duduk MenanjakBertingkat. sumber : Neufert Architect Data • Prosedur Pembuatan Film. Perusahaan studio harus mempunyai peralatan lengkap, dan sudah ada konsepcerita yang akan di terjemahkan. Setelah perusahaan mendapatkan prosedur atau sebaliknya, maka produser berhubungan dengan penulis cerita, dan mengadakan perjanjian untuk mendapatkan bahan cerita. Kemudian produser berhubungan dengan penulis skenario dan penulis skenario pun mengadakan hubungan dengan penulis cerita, untuk bisa disesuaikan dengan film. Setelah skenario siap dan disetujui oleh produser, maka produser mencari sutradara. Sutradara mempelajari untuk memulai cerita film dan mengadakan hubungan dengan penulis skenario. Penulis skenario memperinci cerita film menjadi bentuk-bentuk shot , skenario adalah kerangka filmoutline film. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Melakukan permohonan perijinan pada Direktorat Jenderal Film dan Televisi Republik Indonesia. Sutradara membentuk teamstaff crew untuk memproduksi film, dengan mencari asisten sutradara, unit manager, dan beberapa asisten yang masih diperlukan. Setelah siap, diadakan rapat pleno antar produser, sutradara, asisiten, dan staff yang lain guna membicarakan anggaran dan disetujui, termasuk pemilihan pemain yang memgang peranan, pekerjaan siap dinilai. Dalam pelaksanaan pembuatan film, produser tidak berhak ikut campur tangan dalam semua proses, sutradaralah yang bertanggung jawab penuh sejak dimulai sampai akhir untuk dicetak. • Processing dalam Studio - Film negatif hasil pemotretan opname masuk ruang pencucian untuk diproses dicuci, baik hitam putih maupun berwarna, berupa rush copy yang harus di-edit. - Kemudian melakukan editing, potong sambung sesuai jalan cerita film agar selaras dan harmonis. - Dicetak kembali dengan film positif sebagai working copy. - Pengisi suara, dubbing dialogkomentar di-edit kembali untuk diperhalus. - Mixingrecording pemberian efek suara, ilustrasi musik. - Dicetak sesuai keperluan, merupakan release copy. • Tenaga Ahli Yang Diperlukan Dalam Suatu Tim Pembuatan Film - Produser : Sebagai pemilik modal, diwakili oleh pelaksana produksi - Sutradara : Penanggung jawab penuh pelaksanaan penuh pada saat shooting. - Camera man : Perekam gambar dengan kamera video. - Script writer : Sebagai sumber ceritakonsep. - Script editor : Menterjemahkan cerita dalam bahasa filmskenario - Script boygirl : Mencatat kegiatanproses shooting. - Lighting man : Bertugas mempersiapkan tata lampucahaya. - Editor : Bertugas menyuting hasil shooting. - Music director : Mengisi ilustrasi musik. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. - Sound man : Penata suara dan mempersiapkan tata suara. - Art director : Penata artistik dan mempersiapkan tata letak peralatan dan bot, kostum, warna, dan semua unsur visual yang medukung. - Special effect : Ahli membuat efek-efek khusus. - Make up : Menata penampilan pemain. - Property man : Mempersiapkan peralatan yang diperlukan dalam semasa shooting. - Unit manager : Mengatur segala kebutuhan, finansial, peralatan dan fasilitas. - Publik dan fotografi : Mengatur marketing dan promosi, pembuatan iklan dan dokumentasi. - Titling man : Pembuat judul film - Penerjemah. • Persyaratan Ruang Di dalam program ruang ini terdapat ruang-ruang dengan persyaratan khusus, misalnya : persyaratan akustik, kedap suara, dan lain-lain. Selain itu terdapat kebutuhan akan studio alam praktek studio di luar ruangan. Lokasi tapak diharapkan jauh dari site kebisingan yang disebabkan aktifitas kendaraan dan lokasi site diharapkan memilki latar belakang pemandangan yang memungkinkan untuk dijadikan sebagai studio alam. a. Ruang Gelap - Kedap cahaya, karena bahan film yang peka terhadap cahaya - Dimungkinkan adanya ventilasi - Pembuangan udara keluar harus berada dibawah, untuk mencegah uap bahan kimia naik dan terhirup - Temperatur harus 21-24 º c - Kelembaban 45-50 - Bebas debu dan ada instalasi air b. Gudang Bahan Kimia dan Gudang Penyimpanan Kamera dan Lensa - Bebas Debu - Temperatur 25 ºC Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. c. Ruang Processing - Bebas Debu - Temperatur 25 ºC d. Ruang Praktek Editing - Bebas Debu - Temperatur 25 ºC e. Ruang Suara Sound Room - Kedap suara - Temperatur 25 ºC f. Ruang Efek Khusus Ruang Optik - Temperatur 22 ºC - Kelembaban 45 - Ada humidifier g. Ruang Analisa Warna Film - Temperatur 20 ºC - Kelembaban 50 - Ada humidifier h. Ruang Foto Transfer - Temperatur 20-25 ºC - Ruang harus gelap saat mengisi bahan baku i. Studio Sinema - Temperatur 20-25 ºC - Peryaratan akustik ruang • Pencahayaan Pencahayaan yang digunakan dalam bangunan harus mempunyai 2 fungsi, sebagai berikut : 1. Sebagai alat penerangan pada ruang-ruang dalaminterior. 2. Sebagai penerangan pada hal-hal khusus, misalnya untuk membaca. Dan di Pusat Sinematografi ini tentunya membutuhkan 2 fungsi penerangan tersebut. Menurut Ernst Nuefert untuk pengisian cahaya harus diperhatikan kekuatan cahaya pada setiap kegiatan. Karena akan menimbulkan kesilauan yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. akan menganggu kegiatan di dalam ruangan. Penyilauan akan ditimbulkan melalui refleksi bagiana atas secara langsung maupun tidak langsung.

2. 1. 3. Studi Kasus.