bangunan, struktur space frame dan trusses yang akan diapliksikan kedalam bentuk atap Pusat Sinematografi ini.
Gambar 5.6. Struktur
5. 9. Konsep Mekanikal Elektrikal A. Sistem Aliran Listrik
Listrik mutlak diperlukan sebagai kelangsungan kegiatan yang terus menerus pada bangunan Pusat Sinematografi ini. Untuk itu disamping menggunakan aliran listrik
dari PLN, disediakan pula alternatif generator set genset, apabila terjadi pemadaman listrik dari PLN. Penempatan genset disesuaikan sehingga tidak menimbulkan kebisingan
yang dapat mengganggu aktifitas dalam bangunan Pusat Sinematografi.
B. Sistem Penghawaan
Pencahayaan di ruang maupun diusahakan meminimalisir cahaya matahari agar tidak merusak koleksi film. Bukaan ini tidak langsung mengenai langsung roll film.
Penghawaan ruang gelap maupun ruang penyimpanan dokumen film perlu dibatasi dari udara luar yang lembab, berdebu, dan mengandung organisme, oleh karena itu digunakan
penghawaan buatan berupa AC Central. Pemakaian jenis AC ini dipertimbangkan dengan:
- Kebisingan yang timbul AC dapat dihindarkan. - Pemeliharaan dan maintenance lebih mudah.
- Biaya operasional lebih efisien. Untuk penggunaan AC Central menggunakan sistem AC Central All Water
System yaitu suatu sistem AC dimana proses pendinginan udara didalam suatu ruang tertutup diproses oleh FCU Fan Coil Unit yang ditempatkan pada ruang yang
didinginkan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Air dingin yang dihasilkan oleh chiller didistribusikan ke FCU dengan menggunakan pipa yang diisolasi, selanjutnya udara didalam ruangan dihembuskan
melewati FCU sehingga menjadi dingin dan selanjutnya udara dingin didistribusikan keruangan. Dapat dilihat gambar sitim kerja dari AC Central All Water System berikut
ini :
Gambar 5.7. Sistem AC Central All Water System
C. Sistem Pencegahan Bahaya Kebakaran
Bangunan Pusat Sinematografi ini merupakan gedung dengan fungsi bangunan umum yang melibatkan banyak pelaku aktifitas, maka haruslah direncanakan
keamanan terhadap bahaya kebakaran dengan digunakannya sistem pencegahan kebakaran yang dapat mengamankan peralatan perfilman maupun dokumen-dokumen
film dan manusia. Adapun cara pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran antara lain adalah :
- Perencanaan terhadap pemilihan bahan material yang tidak mudah terbakar dan penyebaran apinya lambat.
- Merencanakan pintu darurat atau tangga darurat dan sirkulasinya. - Menyediakan peralatan pemadam kebakaran pada tempat – tempat umum yang mudah
dilihat dan ditemukan, seperti :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Sprinkler dengan smoke detektor yang bekerja secara otomatis dengan membunyikan fire alarm, yang ditempatkan pada masing – masing ruang dalam.
b. Fire Extinguiser khususnya pada ruang dapur, mekanikal elektrikal atau ruang - ruang yang terdapat aliran listrik.
c. Fire Hydrant yang ditempatkan pada ruang luar dengan sumber air yang berasal dari pipa induk PDAM serta tanki – tanki air.
Berikut adalah Diagram cara kerja Sprinkler Semi Otomatis :
Hydrant Pipa Induk
Pilar Pompa Utama
Tanki Air
Jockey Jump
Area Kebakaran
Diagram 5.1. Sistem Sprinkler Semi Otomatis
.
87
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB VI APLIKASI PERANCANGAN