Penetapan nilai SPF gel dan krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau secara

terbentuknya inflamasi dapat digunakan sebagai penanda biologis terjadinya resiko fotokarsinogenesis Widyarini et al, 2001.

1. Penetapan nilai SPF gel dan krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau secara

in vivo Sun Protection Factor SPF merupakan ukuran nilai efikasi sediaan sunscreen . Tujuan dari penentuan nilai SPF ini adalah untuk menentukan lama proteksi sediaan sunscreen ketika diaplikasikan di kulit. Nilai SPF secara in vivo diukur dengan rumus sebagai berikut: SPF = sunscreen pa MED sunscreen dengan MED tan 1 Untuk pengujian SPF secara in vivo ini, nilai ”MED dengan sunscreen” dipilih dari peningkatan skinfold thickness skinfold thickness akhir-skinfold thickness awal karena radiasi UV selama n X 1 MED pada hewan uji dengan aplikasi sediaan sunscreen yang nilainya berbeda tidak bermakna p0,05 dengan peningkatan skinfold thickness pada hewan uji dengan perlakuan 1 MED tanpa aplikasi sediaan sunscreen . Dalam pengujian nilai SPF sediaan sunscreen digunakan 6 kelompok hewan uji dengan jumlah 5 ekor untuk tiap kelompok. Sesuai dengan penelitian pendahuluan, nilai SPF dari kedua sediaan ini adalah 5,874 yang dihitung secara in vitro dengan metode Petro. Berdasarkan nilai SPF secara in vitro, maka ditentukan dosis waktu penyinaran adalah 5 MED 100 menit penyinaran radiasi UV, 7 MED 140 menit penyinaran radiasi UV, dan 9 MED 180 menit penyinaran radiasi UV. Dari data pendahuluan tersebut, dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI diketahui bahwa perubahan peningkatan skinfold thickness antara hewan yang diberi aplikasi sediaan sunscreen dan tanpa diberi sediaan sunscreen berbeda tidak bermakna p0,05, dalam arti lain sediaan krim dan gel sunscreen polifenol teh hijau dapat memberikan proteksi terhadap radiasi UV selama 180 menit pemaparan. Waktu pemaparan kemudian dinaikkan lagi menjadi 10 MED 200 menit penyinaran radiasi UV, 15 MED 300 menit penyinaran radiasi UV, dan 20 MED 400 menit penyinaran radiasi UV. 0,52 0,76 0,68 0,63 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 kontrol krim 10 krim 15 krim 20 p e n in g kat an ski n fo ld t h ic k n es s mm Gambar 14. Peningkatan skinfold thickness skinfold thickness akhir-skinfold thickness awal pada pengujian SPF krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau. Dengan adanya aplikasi krim sunscreen pada kulit mencit, maka waktu yang dibutuhkan untuk menimbulkan peningkatan skinfold thickness yang berbeda tidak bermakna dengan 1 MED tanpa aplikasi sediaan adalah 20 X 1 MED atau 400 menit. Oleh karena itu, dengan perhitungan SPF diatas, maka SPF krim sunscreen polifenol teh hijau adalah 20. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 0,67 0,56 0,56 0,63 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 kontrol gel 10 gel 15 gel 20 p e ni ng k a ta n s k in fol d thi c k n e s s mm Gambar 15. Peningkatan skinfold thickness skinfold thickness akhir-skinfold thickness awal pada pengujian SPF gel sunscreen fraksi polifenol teh hijau. Gel sunscreen polifenol teh hijau juga dapat memberikan proteksi terhadap radiasi UV. Dengan adanya aplikasi Gel sunscreen pada kulit mencit, maka waktu yang dibutuhkan untuk menimbulkan peningkatan skinfold thickness yang berbeda tidak bermakna dengan 1 MED tanpa aplikasi adalah 20 X 1 MED. Oleh karena itu, dengan penghitungan SPF, maka SPF gel sunscreen polifenol teh hijau adalah 20. Jadi, nilai SPF secara in vivo dari sediaan krim dan gel adalah sama, yaitu SPF 20. Berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh FDA, gel dan krim fraksi polifenol teh hijau dengan nilai SPF 20 termasuk dalam golongan sunscreen dengan daya proteksi menengah Edlich et al, 2004. Menurut ideal penelitian, penentuan SPF pada penelitian ini dilanjutkan dengan radiasi hingga 30 MED atau sampai mendapatkan perubahan peningkatan skinfold thickness yang lebih besar secara bermakna dengan skinfold thickness pada 1 MED tanpa aplikasi sediaan untuk memberi kepastian apakah dosis 20 MED benar- benar memberikan perubahan peningkatan skinfold thickness yang berbeda tidak bermakna dengan kontrol. Namun, karena adanya keterbatasan hewan uji, maka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI radiasi dihentikan sampai 20 MED. Penentuan SPF pada penelitian ini menjadi kurang valid karena sumber radiasi UV yang digunakan tidak sesuai untuk uji penentuan nilai SPF sediaan sunscreen. Pengujian SPF menurut COLIPA merekomendasikan penggunaan sumber radiasi berupa xenon arc lamp lampu UVB yang difilter menggunakan dichroic UV filter Anonim, 2006. Sinar UVA bertanggungjawab pada pembentukan inflamasi tetapi sifat inflamatogennya hanya kecil Svobodova et al, 2006; Reeve et al, 2006. Hal ini menyebabkan pembentukan inflamasi menjadi kurang optimal. 2. Efek proteksi gel dan krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau terhadap inflammation associated edema Eritema, edema, dan hiperplasia merupakan reaksi awal dari inflamasi terhadap radiasi UV. Adanya radiasi UV A akan menimbulkan radikal bebas yang dapat merusak membran sel dan memacu peroksidasi lemak sehingga terjadi peradangan dengan disertai pelepasan mediator–mediator inflamasi seperti histamin, kinin, prostaglandin, leukotrien dan sebagainya, yang dapat mengakibatkan vasodilatasi serta peningkatan aliran darah dan terbentuklah eritema Tedesco, Martinez, dan Gonzalez, 1997. Reaksi inflamasi akut dapat digunakan sebagai penanda terhadap resiko fotokarsinogenesis Widyarini et al., 2001. Dengan demikian, selain menentukan nilai SPF, perlu dilakukan pengujian efek proteksi sediaan sunscreen terhadap inflammation associated edema. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui efek proteksi sediaan sunscreen terhadap inflammation associated edema pasca paparan UV. Pada pengujian ini, sediaan sunscreen dioleskan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pada kulit mencit 15 menit sebelum radiasi UV dengan harapan agar sediaan sunscreen dapat berfungsi lebih efektif dalam memberikan proteksi terhadap radiasi UV. Efek proteksi terhadap inflamation associated edema diukur dengan parameter perubahan skinfold thickness akibat radiasi UV. Terbentuknya edema yang ditandai dengan perubahan skinfold thickness merupakan bagian yang penting karena merupakan variabel tergantung yang akan diamati. Penentuan nilai skinfold thickness didapatkan dari rata-rata skinfold thickness pada 3 bagian middorsal punggung mencit. Sediaan sunscreen dikatakan memiliki efek proteksi terhadap inflammation associated edema jika didapatkan perubahan skinfold thickness yang lebih kecil secara bermakna dibandingkan kontrol. 0,5 0,53 0,5 1,39 1,07 1,27 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 Kontrol basis krim Krim ski n fo ld th ickn ess m m tebal awal tebal akhir Gambar 16. Grafik pengaruh basis krim dan krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau terhadap perubahan skinfold thickness pasca paparan UV. Keterangan : kontrol adalah kelompok hewan uji yang tidak diberi aplikasi sunscreen dan diradiasi selama 1 MED selama 3 hari berturut-turut; basis krim adalah kelompok hewan uji yang diberi aplikasi basis krim 0,2 g dan diradiasi selama 1 MED selama 3 hari berturut-turut; krim adalah kelompok hewan uji yang diberi aplikasi krim sunscreen polifenol teh hijau 0,2 g dan diradiasi selama 1 MED selama 3 hari berturut-turut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pada gambar 16, dapat dilihat bahwa perubahan skinfold thickness setelah radiasi UV pada basis krim 1,07 ±0,27 mm lebih rendah dibanding pada kontrol 1,27 ±0,22 mm dan pada aplikasi krim 1,39±0,19 mm. Namun, dengan pengujian secara statistik ANOVA didapatkan bahwa rata-rata perubahan skinfold thickness antara krim sunscreen, basis krim sunscreen, dan kontrol berbeda tidak bermakna p0,05 yang menandakan bahwa basis krim maupun krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau tidak memberikan proteksi terhadap inflammation associated edema . 0,5 0,43 0,52 1,11 1,19 1,27 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 Kontrol Basis Gel gel ski n fo ld t h ic kn ess m m tebal awal tebal akhir Gambar 17. Grafik pengaruh basis gel dan gel sunscreen fraksi polifenol teh hijau terhadap skinfold thickness pasca paparan UV. Keterangan : kontrol adalah kelompok hewan uji yang tidak diberi aplikasi sunscreen dan diradiasi selama 1 MED selama 3 hari berturut-turut; basis gel adalah kelompok hewan uji yang diberi aplikasi basis gel 0,2 g dan diradiasi selama 1 MED selama 3 hari berturut-turut; gel adalah kelompok hewan uji yang diberi aplikasi gel sunscreen polifenol teh hijau 0,2 g dan diradiasi selama 1 MED selama 3 hari berturut-turut Berdasarkan gambar 17, aplikasi basis gel memiliki skinfold thickness yang lebih rendah 1,19 ±0,27 mm dibanding kontrol 1,27±0,22 mm. Dibandingkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan aplikasi gel, skinfold thickness pada basis gel lebih tinggi disbanding dengan aplikasi gel 1,11 ±0,11 mm. Namun, berdasarkan pengujian dengan menggunakan ANOVA didapatkan bahwa terdapat perbedaan tidak bermakna p0,05 antara kelompok kontrol, gel sunscreen, dan basis gel sunscreen yang menandakan basis gel dan gel sunscreen fraksi polifenol teh hijau tidak memberikan proteksi terhadap inflammation associated edema . Menurut sifat dari polifenol, polifenol dapat mengabsorbsi radiasi UV dan juga dapat berfungsi sebagai antioksidan sehingga dapat melindungi kulit dari efek buruk radiasi UV. Polifenol teh hijau katekin memiliki sifat stabil pada suasana asam Syah, 2006. Gel dan krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau memiliki pH sediaan yang cenderung asam, yaitu sekitar pH 4-5. Prasetya, 2008; Wijayanti, 2008 sehingga sudah mendukung kestabilan polifenol teh hijau. Gel dan krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau tidak memberikan proteksi terhadap inflammation associated edema dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan, yaitu sumber radiasi yang digunakan adalah UVA sehingga pembentukan inflamasi tidak dapat optimal, konsentrasi fraksi polifenol yang tidak memberikan efek konsentrasi terlalu kecil atau dapat disebabkan karena proses ekstraksi yang kurang sesuai untuk mengekstrak polifenol teh hijau sehingga banyak polifenol yang rusak fraksi polifenol memiliki kualitas yang rendah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Pengaruh Bentuk Sediaan Terhadap Nilai SPF Secara In Vivo, Proteksi