Latar Belakang Masalah PENGANTAR

1

BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang Masalah

Sinar matahari bagaikan lawan dan kawan bagi manusia. Di satu sisi, sinar matahari sangat membantu dalam pengubahan pro vitamin D menjadi vitamin D. Namun, di sisi lain paparan sinar ultraviolet yang berlebihan dapat menyebabkan sunburn sampai dengan terjadinya kanker kulit Harry, 1982. Berdasarkan panjang gelombangnya, spektrum sinar ultraviolet dapat dibagi menjadi menjadi 3, yaitu UVA 320-400 nm, UVB 290-320 nm, dan UVC 200- 290 nm. Spektrum sinar ultraviolet yang dapat mencapai bumi hanya sinar UVA dan sinar UVB Barel, Paye, dan Maibach, 2001. Namun, adanya global warming yang disebabkan adanya pelubangan lapisan ozon menyebabkan jumlah UVC yang dapat masuk ke dalam bumi menjadi meningkat. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengurangi efek buruk dari radiasi UV, yaitu dengan mengenakan payung dan pakaian yang tertutup ketika keluar dari ruangan. Namun, ada cara lain yang lebih praktis yaitu dengan menggunakan sediaan sunscreen . Sediaan sunscreen merupakan salah satu sediaan topikal yang dapat digunakan untuk melindungi kulit dari sengatan sinar matahari dengan cara mengabsorbsi maupun merefleksikan sinar UV Stanfield, 2003. Beberapa senyawa sintetik yang telah digunakan sebagai sunscreen adalah titanium dioksida dan oktil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI metoksi sinamate. Pengembangan bahan aktif yang dapat digunakan sebagai sunscreen terus dilakukan terutama ketika global warming mulai mengancam dunia. Beberapa bahan aktif yang sedang dikembangkan tersebut berasal dari bahan alam, salah satunya adalah senyawa fenolik. Senyawa ini tidak hanya dapat mengabsorbsi sinar ultraviolet tapi juga memiliki sifat antioksidan yang akan menangkap radikal bebas yang berasal dari radiasi sinar ultraviolet Svobodova, Psotova, dan Walterova, 2003. Senyawa fenolik polifenol banyak terdapat di teh hijau yaitu mencapai 30- 40. Kandungan terbesar polifenol dalam teh hijau adalah golongan katekin, seperti epikatekin EC, galokatekin GC, epigalokatekin ECG, galokatekin galat GCG, dan epigalokatekin galat EGCG Syah, 2006. Indikator efikasi dari sediaan sunscreen adalah nilai Sun Protection Faktor SPF. Eritema merupakan metode yang secara rutin digunakan untuk mendapatkan efek inflamasi karena radiasi UV pada kulit manusia dengan Minimum Erythema Dose MED sebagai basis untuk determinasi SPF. Namun, penilaian eritema secara luas diakui sulit. Edema pada mencit tipe Skh hairless strain biasa digunakan sebagai model untuk eritema pada manusia. Radiasi UV yang digunakan untuk minimal edema respon sama dengan MED pada manusia dengan tipe kulit II III Fourtanier, Gueniche, Compan, Walker, dan Young, 2000. Oleh karena itu, parameter yang diukur pada penelitian ini bukanlah eritema tetapi edema dengan parameter skinfold thickness . Sediaan sunscreen telah beredar luas di pasaran dengan berbagai merek dagang. Untuk menghantarkan zat aktif sunscreen ke target yaitu kulit yang terpapar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI radisi UV, sediaan sunscreen dapat diproduksi dalam berbagai formulasi yaitu krim, gel, maupun lotion. Fungsi dari berbagai pembawa sediaan farmasetis atau kosmetik adalah untuk memberikan efek secara langsung, menghantarkan zat aktif, dan membawa zat aktif menuju target Barel et al, 2001. Perbedaan fisikokimia formulasi dari sediaan dapat menyebabkan perbedaan pelepasan zat aktif sehingga dapat mempengaruhi efikasinya Shargel dan Yu, 1985. Oleh karena itulah, penelitian yang dilakukan bertujuan untuk membuktikan pengaruh bentuk sediaan terhadap efikasi yang diberikan oleh sediaan sunscreen. Bentuk sediaan yang digunakan untuk penelitian ini adalah gel dan krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau dengan nilai SPF 5,874 nilai SPF didapatkan dengan metode Petro secara in vitro yang didapatkan dari penelitian sebelumnya Prasetya, 2008; Wijayanti, 2008. Pada metode Petro, pengukuran SPF didapatkan dengan mengukur absorbansi fraksi polifenol teh hijau dengan menggunakan spektrofotometer. Hasil yang didapatkan adalah konsentrasi fraksi polifenol teh hijau yang mampu memberikan efek proteksi sebesar SPF 5,874. Kelemahan pengukuran SPF dengan metode ini adalah tidak memperhatikan efek dari bentuk sediaan yang kemungkinan dapat menaikkan maupun menurunkan efek dari sunscreen yang diinginkan. Oleh karena itu, perlu pengujian in vivo yang sekaligus dapat melihat efek dari bentuk sediaan terhadap efikasi sunscreen. Efikasi sunscreen yang akan diteliti pada penelitian ini adalah efek proteksi terhadap sunburn yang akan dijelaskan melalui indikator efikasi sediaan sunscreen yaitu nilai SPF yang akan diukur secara in vivo dan proteksi terhadap inflammation associated edema. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Untuk mendukung penelitian ini, penelitian pendukung yang telah dilakukan adalah Optimasi Formula Gel Sunscreen Fraksi Polifenol Teh Hijau, dan Optimasi Formula Krim Sunscreen Fraksi Polifenol Teh Hijau.

B. Perumusan Masalah