Rola, 2006 yang menerangkan bahwa motivasi sebagai suatu dorongan yang mendorong individu untuk menampilkan tingkah laku secara
persisten yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Jadi bisa dikatakan bahwa orang yang memiliki motivasi adalah orang yang memiliki
keinginan yang kuat untuk berperilaku guna mencapai tujuan yang diinginkan.
Woolfolk 1995, mendefinisikan motivasi sebagai suatu keadaan internal yang menggerakkan, mengarahkan dan mempertahankan perilaku.
Menurut definisi ini maka orang memiliki motivasi apabila perilaku orang tersebut diarahkan dan digerakkan dari dalam dirinya.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi merupakan keadaan internal berupa dorongan
yang mendorong, menggerakkan dan mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan. Dalam penelitian ini yang dimaksud motivasi adala h
dorongan, bukan sesuatu yang menimbulkan dorongan.
2. Pengertian Motivasi Berprestasi di Sekolah
Motivasi berprestasi merupakan kecenderungan untuk memperjuangkan kesuksesan atau memperoleh hasil yang sangat
didambakan Chaplin, 2002. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Woolfolk 1995:142 yang mengatakan bahwa Motivasi berprestasi
merupakan hasrat atau dorongan untuk meningkatkan suatu keunggulan dan meraih suatu kesuksesan. Jadi, bisa dikatakan bahwa individu yang memiliki
motivasi berprestasi adalah individu yang memiliki orientasi pada tugas, menyukai pekerjaan-pekerjaan yang menantang dan selalu berjuang untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Murray, lindgren Martaniah, 1984, mengatakan bahwa motivasi
berprestasi merupakan dorongan untuk berprestasi, seperti dorongan untuk mengatasi rintangan-rintangan dan memelihara kualitas kerja yang tinggi.
Mereka yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi berbeda dari orang lain dalam keinginan kuat mereka untuk melakukan hal-hal atau pekerjaan
dengan lebih baik. Motivasi berprestasi dalam penelitian ini dibatasi pada motivasi
berprestasi di sekolah. Motivasi berprestasi di sekolah adalah suatu dorongan yang melatar belakangi individu berbuat untuk mencapai
keberhasilan yang berkaitan dengan pelajaran-pelajaran di sekolah Gunarso, 2001 :140. Dorongan tersebut sangat penting untuk mencapai keberhasilan,
karena dalam banyak hal kegagalan seseorang tidak hanya disebabkan terbatasnya kemampuan, tetapi juga disebabkan tidak adanya dorongan dari
dalam diri seseorang untuk mencapai keberhasilan. Berdasarkan beberapa pengertian motivasi berprestasi di atas
maka dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi berprestasi di sekolah adalah dorongan untuk memperjuangkan, memperoleh dan meningkatkan
kesuksesan yang be rkaitan dengan pelajaran-pelajaran di sekolah.
3. Aspek-Aspek Motivasi Berprestasi
Haditono, 1987 Ratna, 2002 : 18, mengungkapkan mengenai aspek-aspek dari motivasi berprestasi atau indikator dari motivasi
berprestasi, yaitu: a.
Keinginan berprestasi sebaik-baiknya. b.
Mengadakan antisipasi berencana. c.
Usaha -usaha yang kreatif untuk mencapai cita-cita. d.
Perasaan yang kuat dalam pencapaian tujuan. e.
Tidak takut gagal dan berani mengambil resiko. f.
Mempunyai perasaan tanggungjawab personal. Dari aspek-aspek tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan beruasaha untuk mencapai suatu prestasi dengan usaha -uasaha yang kreatif dan tanggung
jawab.
B. PENYESUAIAN SOSIAL TERHADAP TEMAN SEBAYA 1. Pengertian Penyesuaian Sosial