ataupun kelompok lain. Sikap negatif yang tidak berdasar ini disebabkan karena adanya kepercayaan yang salah, evaluasi negatif, ataupun adanya
generalisasi yang salah. Penilaian yang tidak berdasar berupa penilaian yang diberikan hanya berdasarkan golongan, agama, ataupun suku seseorang
bukannya memandang seseorang tersebut sebagai seorang individu yang utuh. Prasangka juga bermuatan kualitas suka dan tidak suka terhadap objek yang
diprasangkai. Selanjutnya prasangka tidak hanya sebatas pada kepercayaan yang salah, rasa suka ataupun tidak suka tetapi juga dapat di wujudkan dalam
bentuk perilaku ataupun tindakan yang tidak menyenangkan berupa diskriminasi yang pada titik ekstrem dapat berupa tindakan penyerangan
terhadap objek yang diprasangkai.
2. Prasangka Sebagai Sikap
Prasangka sosial terdiri atas attitude-attitude sosial yang negatif terhadap golongan lain, dan mempengaruhi tingkah laku seseorang atau
kelompok kepada orang atau kelompok lain Gerungan 1988. Menurut Myers 1999 prasangka adalah sikap, maka sikap merupakan sebuah kombinasi dari
perasaan, kecenderungan perilaku dan sebuah kepercayaan. Hal ini menunjukkan adanya komponen-komponen sikap yang terkandung dalam
prasangka, maka perlulah dijelaskan tentang prasangka sebagai sikap. Menurut John H Harvey dan William P. Smith dalam Ahmadi Abu
1991 sikap adalah kesiapan merespon secara konsisten dalam bentuk positif atau negatif terhadap objek atau situasi. Sedangkan menurut L.L. Thurstone
dalam Ahmadi 1991 sikap sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
positif atau negatif yang berhubungan dengan simbol, kata-kata, slogan, orang, lembaga ataupun ide-ide. Menurut Traves, dkk dalam Ahmadi Abu, 1991
sikap melibatkan tiga komponen yaitu komponen afeksi, kognitif dan konasi. Menurut Walgito 1990 sikap merupakan organisasi pendapat,
keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg yang disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar kepada orang tersebut
untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya.
Seperti halnya sikap maka prasangka juga memiliki komponen yang sama seperti sikap, tetapi prasangka cenderung berupa sikap-sikap yang
bermuatan negatif. Maka tiga komponen prasangka adalah : 1. Komponen kognitif adalah kepercayaan seseorang mengenai apa yang
berlaku atau pada yang benar bagi objek sikap Azwar. S,1998. Menurut Wyer dan Srull dalam Baron dan Byrne 2004 sikap
memiliki fungsi sebagai kerangka pikir kognitif untuk mengorganisasi, menginterpretasi dan mengambil informasi. Maka menurut Baron dan
Byrne 2004 individu yang memiliki prasangka terhadap kelompok- kelompok tertentu cenderung memproses informasi tentang kelompok
secara berbeda dari cara mereka memproses informasi tentang kelompok lain. Prasangka juga melibatkan keyakinan dan harapan
terhadap anggota berbagai kelompok. Keyakinan-keyakinan ini disebut sebagai stereotipe. Pada prasangka meliputi keyakinan yang bervalensi
negatif tentang kelompok lain. Hal ini dapat disebabkan karena PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
informasi yang diterima kurang tepat atau generalisasi yang kurang tepat
2. Prasangka juga melibatkan perasaan negatif atau emosi pada orang yang dikenai prasangka ketika mereka hadir atau hanya dengan
memikirkan anggota kelompok yang tidak disukai Baron dan Bryne, 1994. Komponen afektif pada prasangka berisi perasaan ataupun
emosi negatif terhadap kelompok lain. Emosi-emosi negatif tersebut berupa perasaan tidak suka, membenci, tidak simpati, dll Ahmadi
Abu,1991 3. Komponen konatif yang menunjukkan pada pengalaman dengan
kelompok. Merujuk pada perilaku diskriminatif kepada kelompok lain atau orang lain. Menurut Baron dan Byrne 2004 diskriminasi adalah
tingkah laku negatif yang ditujukan kepada anggota kelompok sosial yang menjadi objek prasangka.
3. Sebab-sebab Timbul Prasangka Ada beberapa faktor penyebab timbulnya prasangka antara lain :