Scaffolding Peran Guru LANDASAN TEORI

Gambar 1. 4 tahap perkembangan ZPD Tharp Gallimore, 1998 : 35

D. Scaffolding

Rudi 2010: 131 menjelaskan bahwa scaffolding adalah pemberian bantuan tuntunan yang dapat mendukung siswa lebih kompeten dalam usahanya menyelesaikan tugas di daerah jangkauan kognitifnya. Scaffolding ini dapat berupa penyederhanaan tugas, memberikan petunjuk kecil mengenai apa yang harus dilakukan siswa, pemberian model prosedur penyelesaian tugas, menunjukkan kepada siswa apa saja yang telah dilakukannya dengan baik, pemberitahuan kekeliruan yang dilakukan siswa dalam langkah pengerjaan tugas, dan menjaga agar rasa frustasi siswa masih berada pada tingkat yang masih dapat ditanggungnya. Scaffolding dari Vygotsky berbeda dengan sistem pembelajaran yang menggunakan modul yang telah diterapkan di Indonesia saat ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Scaffolding mengacu kepada kegiatan guru dalam membimbing kegiatan belajar anak Thalib, 2010: 96

E. Peran Guru

Dalam pendekatan konstruktivisme sosial, instruktur lebih berperan sebagai fasilitator dari pada sebagai guru menurut pengertian konvensional. Jika seorang guru menyampaikan materinya dengan ceramah didaktis yang menyangkut pokok bahasan, maka fasilitator membantu siswa untuk memperoleh pemahamannya sendiri terhadap suatu pokok bahasan. Bila dalam model pembelajaran lama pembelajar berperan secara pasif, sedangkan dalam paradigma baru pembelajar memegang peran aktif dalam pembelajaran. Perubahan ini mengakibatkan fasilitator harus menunjukkan keterampilan yang berbeda dari seorang guru. Jika guru berceramah, maka seorang fasilitator akan bertanya. Jika guru menyediakan jawaban, maka seorang fasilitator akan menyediakan bimbingan serta menciptakan suasana yang kondusif bagi siswa untuk sampai pada simpulannya sendiri. Jika pembelajaran guru secara monolog, maka seorang fasilitator mengakomodasi adanya dialog yang kontinyu dengan siswa.

F. Metode Pembelajaran Fisika