1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini pendidikan dianggap sebagai jalur yang semakin berarti untuk menyiapkan manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan, setiap warga
masyarakat mendapat kesempatan untuk membina kemampuan dan keahliannya sehingga kekuatan-kekuatan potensial yang ada dapat
berkembang secara maksimal. Pendidikan sering juga dipandang sebagai persiapan untuk kehidupan yang
lebih baik di kemudian hari. Banyak orang tua yang tidak ragu-ragu memberikan pengorbanan yang besar untuk pendidikan anak-anaknya. Anak
yang telah menamatkan sekolah diharapkan sanggup melakukan pekerjaan sebagai mata pencaharian atau setidaknya mempunyai dasar untuk mencari
nafkahnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin besar harapannya untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik.
Namun demikian untuk memperoleh pendidikan tersebut perlu biaya yang tidak kecil jumlahnya. Biaya pendidikan yang tinggi kadang menjadi kendala
bagi mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Banyak dari mereka yang terpaksa putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi karena keterbatasan biaya untuk pendidikan. Ketika siswa tamat dari Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP,
mereka akan dihadapkan pada pilihan, melanjutkan ke bangku Sekolah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menengah Atas SMA atau Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Ada di antara mereka yang sudah mempunyai kepastian dalam menentukan studi
lanjutnya. Ada pula yang masih ragu-ragu dalam menentukan pilihannya, karena adanya dorongan atau paksaan dari orang tua. Pada umumnya orang
tua yang mampu akan memilih SMU agar anak-anaknya dapat mempersiapkan untuk pendidikan tinggi. Sebaliknya orang tua yang mengetahui batas
kemampuan keuangannya akan cenderung memilih sekolah menengah kejuruan bagi anak-anaknya.
Ada suatu pendapat yang mengemukakan bahwa tugas sekolah meliputi lima macam yaitu perkembangan pribadi dan pembentukan pribadi siswa,
transmisi kulturil, integritas, sosial, inovasi praseleksi dan pra alokasi tenaga kerja Vembrianto, 1975:153. Untuk berhasilnya suatu tugas tersebut tentu
saja harus ditunjang oleh beberapa faktor antara lain siswa, guru dan lingkungan sehingga tercipta suatu lingkungan atau iklim pendidikan yang
memungkinkan tercapainya tugas-tugas sekolah tersebut dengan baik. Dari pihak siswa faktor-faktor yang mempengaruhi berhasilnya pendidikan
di sekolah adalah intelegensi, motivasi belajar siswa, perasaan sikap dan minat, keadaan sosial ekonomi dan keadaaan fisik. Siswa merasa akan lebih
menarik apabila ia dapat mempertalikan bahan yang harus dipelajari dengan minatnya dan siswa itu mengerti apa yang harus dipelajarinya saat itu
sehingga akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Dari pihak guru, faktor-faktor yang mempengaruhi berhasilnya pendidikan
di sekolah adalah bagaimana seorang guru mampu mengelola kegiatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengajarnya secara bertanggung jawab. Pencapaian tujuan intruksional tersebut dapat berwujud hasil belajar dalam berbagai bidang yang sungguh-
sungguh awet dan berbekas. Pengelolaan kegiatan mengajar secara bertanggung jawab dapat dilakukan antara lain dengan mengenal berbagai
metode mengajar dan mampu menerapkan dalam berbagai situasi yang relevan, sehingga diperoleh hasil belajar yang optimal. Apabila motivasi
belajar itu timbul dalam diri siswa itu sendiri dan secara mutlak didukung orang tua, demikian pula dengan pilihan untuk melanjutkan sekolah sesuai
dengan pilihannya sendiri, maka kemungkinan untuk berhasil akan lebih besar daripada orang tua yang menentukan pilihannya untuk melanjutkan sekolah
karena anak mungkin akan merasa tidak cocok dengan sekolah pilihan orang tua. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan yang
berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Pendidikan menengah kejuruan yang dilaksanakan pada berbagai bidang
keahlian pada umumnya bertujuan untuk mempersiapkan para lulusannya sebagai tenaga kerja yang mampu bekerja dalam bidangnya sesuai dengan
keahlian dan ketrampilan yang dimilikinya. Penyelenggaraan program tenaga kerja merupakan suatu kebutuhan dan sekaligus merupakan keharusan.
Setelah lulus dari SMK, para lulusan berharap dapat secara langsung menyalurkan bakat, ketrampilan, kemampuannya, dan keahlian yang
dimilikinya melalui kerja sama dari SMK dengan perusahaan. Jadi banyak lulusan dari SMK yang dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan untuk
menjadi tenaga kerja sesuai dengan keahlian yang dimiliki. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sistem pendidikan menengah kejuruan merupakan suatu sub pendidikan nasional dan sebagai sub sistem pembangunan nasional yang berfungsi
menyediakan tenaga kerja terampil, terlatih dan terdidik. Para lulusannya disiapkan sebagai manusia pembangunan yang bermoral Pancasila yang utuh,
sehat, kuat lahir batin disamping menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang siap pakai dan siap mandiri.
Memang kualifikasi lulusan sekolah menengah kejuruan sebagaimana yang diharapkan itu agak sulit mencapai pada tingkat yang paling optimal.
Namun paling tidak dapat mendekati harapan manusia yang relatif ideal itu. Itu sebabnya beban sekolah kejuruan sesungguhnya bukan semata-mata
menjadi beban lembaga pendidikan itu sendiri. Tanpa bantuan orang tua, masyarakat, pemerintah secara intersektoral maka sudah tentu harapan
tersebut agak sulit terjelma. Pada saat ini terlihat bahwa kebanyakan siswa lulusan SLTP cenderung
memilih SMK. Banyak lulusan dari SLTP Negeri di Kecamatan Pengasih yang berminat untuk melanjutkan ke SMK, hal itu dapat dilihat dari jumlah
lulusan yang melanjutkan ke SMK yaitu sekitar 55 dari 496 siswa.
Berdasarkan faktor tersebut penulis mengajukan judul “Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang tua, Tingkat Pendapatan Orang Tua, dan
Prestasi Belajar Siswa dengan Minat Melanjutkan Studi Ke Sekolah Menengah Kejuruan SMK”.
B. Batasan Masalah