Hubungan Antara Tingkat pendapatan Orang tua dengan Minat Hubungan antara Tingkat Pendidikan Orang tua dengan Minat

tua lebih mampu untuk membimbing, mendidik dan mendampingi kegiatan belajar anak. Tingkat pendidikan orang tua mempunyai hubungan terhadap minat anaknya untuk melanjutkan ke SMK. Hal itu sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Krismawati 2000:53 bahwa tingkat pendidikan orang tua mempunyai hubungan dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK. Makin tinggi pendidikan orang tua maka makin tinggi pula kesadaran orang tua tentang pentingnya pendidikan bagi anak di masa depan. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah maka makin rendah pula kesadaran orang tua tentang pendidikan anaknya dan ia akan menyekolahkan anaknya di kejuruan agar setelah lulus dapat langsung bekerja.

2. Hubungan Antara Tingkat pendapatan Orang tua dengan Minat

siswa melanjutkan studi ke SMK Tingkat pendapatan orang tua berkaitan dengan kemampuan orang tua dalam membiayai sekolah anak-anaknya. Orang tua yang mempunyai penghasilan yang besar maka mereka akan menyekolahkan anaknya ke tingkat yang lebih tinggi. Disamping itu orang tua merasa bahwa dirinya mampu membiayai anaknya ke tingkat yang lebih tinggi dan orang tua berharap anaknya setelah lulus nanti mendapatkan pekerjaan dengan mudah sesuai dengan bakat dan ketrampilannya. Sebaliknya orang tua yang tingkat pendapatannya rendah cenderung menginginkan anaknya cepat bekerja untuk meringankan beban keluarga, maka orang tua akan menyekolahkan anaknya ke sekolah kejuruan sebab orang tua merasa dirinya tidak mampu untuk membiayai ke sekolah yang lebih tinggi. Dengan menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah kejuruan diharapkan setelah lulus akan mendapatkan pekerjaan dan mengurangi beban orang tua. Orang tua yang mempunyai pendapatan tinggi biasanya menginginkan anaknya melanjutkan ke perguruan tinggi, sehingga mendorong anaknya untuk melanjutkan ke SMU. Sedangkan orang tua yang berpenghasilan kecil cenderung menginginkan anaknya untuk melanjutkan studi ke SMK. Ada faktor lain yang berpengaruh terhadap minat siswa dalam menentukan sekolah lanjutannya. Hal ini dimungkinkan adanya faktor lain yang berpengaruh misalnya teman sebaya atau keinginan anak untuk memiliki masa depan yang lebih baik. Pernyataan seperti itu sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Krismawati 2000:52 bahwa tidak adanya hubungan antara tingkat pendapatan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK karena dipengaruhi oleh faktor lain yaitu teman sebaya.

3. Hubungan Antara Prestasi belajar Siswa dengan Minat siswa

melanjutkan studi ke SMK Prestasi belajar digunakan sebagai alat seleksi penerimaan siswa baru di tingkat sekolah menengah. Prestasi belajar akan ikut berpengaruh terhadap munculnya motivasi siswa memilih sekolah lanjutan yang berkualitas baik. Siswa yang memasuki sekolah kejuruan umumnya kurang mampu memasuki sekolah umum, baik secara akademik, finansial maupun sosial Vembriarto, 1989:108. Pendapat tersebut dapat digunakan sebagai petunjuk bahwa siswa yang prestasi belajarnya tinggi cenderung melanjutkan ke SMU dan siswa yang prestasi belajarnya rendah cenderung melanjutkan ke SMK. Siswa yang mempunyai prestasi belajar tinggi cenderung memillih melanjutkan ke SMU karena siswa tersebut menginginkan melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Bisa juga siswa yang mempunyai prestasi belajar tinggi berkeinginan melanjutkan ke SMK karena siswa tersebut menginginkan cepat bekerja. Siswa yang mempunyai prestasi belajar rendah cenderung memilih ke SMK karena siswa tersebut merasa tidak mampu melanjutkan ke SMU yang biasanya orientasi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Bisa juga siswa yang mempunyai prestasi belajar rendah menginginkan melanjutkan ke SMU karena biasanya siswa lulusan SLTP hanya mengikuti teman sebayanya. Pernyataan itu sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Krismawati 2000:50 bahwa siswa yang memiliki prestasi belajar yang rendah belum tentu melanjutkan ke SMK tetapi melanjutkan ke SMU dan siswa yang memiliki prestasi belajar yang tinggi belum tentu melanjutkan ke SMU tetapi melanjutkan ke SMK karena menginginkan cepat bekerja.

F. Hipotesis

1. Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK. 2. Tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK. 3. Tidak ada hubungan antara prestasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

1. Deskriptif yaitu penelitian yang semata-mata melukiskan atau memaparkan keadaan obyek atau peristiwa tanpa maksud mencari sebab- sebab atau akibatnya. 2. Studi Expast Facto yaitu penelitian yang mana data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan itu berlangsung Winarno, 1982: 139. 3. Studi Kasus yaitu penelitian yang mengambil suatu daerah yang telah ditentukan sebelum sebagai subyek penelitian dan kesimpulan hanya berlaku pada subyek yang diteliti.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di SLTP Negeri di Kecamatan Pengasih, Kulon Progo yang terdiri dari tiga SLTP Negeri. Alasan mengambil SLTP Negeri di Kecamatan Pengasih karena siswa yang bersekolah di sekolah tersebut terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan prestasi belajar siswa yang berbeda-beda. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2008.

C. Subyek dan Objek Penelitian

1. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII semester 2 dan kelas IX semester 1 SLTP Negeri di Kecamatan Pengasih, Kulon Progo dengan kriteria kedua orang tua pernah sekolah dan bekerja. 2. Objek Peneletian Objek penelitian adalah hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua dan prestasi belajar siswa dengan minat melanjutkan studi ke SMK.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian Populasi adalah sekumpulan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai sumber daya yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian Aptik, 1980: 52. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester 2 dan kelas IX semester 1 SLTP Negeri di Kecamatan Pengasih. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam menentukan besar kecilnya sampel, sebenarnya tidak ada ketepatan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mutlak. Arikunto 1997:107 menyatakan apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi tetapi apabila subyeknya besar dapat diambil antara 10 - 15 atau 20 - 25 atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari hal-hal sebagai berikut. a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan biaya. b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. c. Besar kecilnya resiko ditanggung oleh peneliti. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel dengan teknik non probabilitas dengan cara keputusan yaitu peneliti beranggapan bahwa siswa akan lebih banyak tahu daripada orang lain. Setiap SLTP N di Kecamatan Pengasih memiliki siswa kelas VIII dan kelas IX dengan jumlah yang berbeda-beda. Sampel diambil dari masing-masing kelas pada satu SLTP Negeri sebanyak 10 dari jumlah siswa dengan kriteria kedua orang tua pernah sekolah dan bekerja, yaitu. SLTP N I Pengasih = Siswa kelas VIII : 215 X 10 = 21 siswa Siswa kelas IX : 213 X 10 = 21 siswa SLTP N 2 Pengasih = Siswa kelas VIII : 145 X 10 = 14 siswa Siswa kelas IX : 144 X 10 = 14 siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SLTP N 3 Pengasih = Siswa kelas VIII : 144 X 10 = 14 siswa Siswa kelas IX : 139 X 10 = 14 siswa 98 siswa Jadi jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 98 siswa.

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran

1. Variabel Penelitian Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Tingkat pendidikan orang tua b. Tingkat pendapatan orang tua c. Prestasi belajar siswa Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat siswa melanjutkan studi ke SMK. 2. Pengukuran a. Minat melanjutkan studi ke SMK Untuk mengukur minat melanjutkan studi ke SMK, cara yang digunakan penulis dengan kuisioner tipe pilihan yang disusun seperti model likert dengan tiga alternatif jawaban skor bergerak dari 1 sampai 3. Adapun pedoman untuk memberikan skor pada alternatif jawaban adalah sebagai berikut: 1 Jawaban A diberi skor 1 2 Jawaban B diberi skor 2 3 Jawaban C diberi skor 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Indikator-indikator minat melanjutkan studi ke SMK diturunkan berdasarkan kajian pustaka Bab II. Ringkasan dimensi dan indikator variabel minat tampak pada tabel sebagai berikut: Tabel 3. 1 Dimensi dan Indikator minat melanjutkan studi ke SMK Dimensi Indikator No Item Perasaan Memiliki perasaan terhadap SMK 5,6,7,8,9,16 Perhatian 1. Ketertarikan terhadap SMK 2. Keingintahuan tentang SMK 10,11,12,13,22,23 Keinginan 1. Memasuki SMK 2. Menguasai keterampilan di SMK 3. Mengembangkan pengetahuan 14,15,17,18,19 Harapan 1. Memilki keterampilan setelah lulus SMK 2. Mendapatkan pekerjaan 20,21,24,25,26,27 b. Tingkat pendidikan orang tua Pengukuran tingkat pendidikan orang tua menggunakan skala ordinal, karena pengukuran ini tidak mempunyai titik nol sebenarnya. Dalam hal ini tingkat pendidikan dikelompokkan menjadi: 1 Lulus SD skor 1 2 Lulus SLTP skor 2 3 Lulus SMU skor 3 4 Lulus D 111 skor 4 5 Lulus PT skor 5 c. Tingkat pendapatan orang tua Dalam penelitian ini penghasilan diukur menggunakan pengklasifikasian kategori, yaitu. Tinggi 3.000.000 skor 5 Sedang 1.000.000 sd 3.000.000 skor 3 Rendah 1.000.000 skor 1 d. Prestasi belajar siswa Dalam penelitian ini prestasi belajar diukur berdasarkan tinggi rendahnya rata-rata nilai rapor yang berhasil dicapai oleh siswa. Untuk menentukan tinggi rendahnya nilai, yaitu dengan cara perhitungan mean. Langkah-langkahnya sebagai berikut. 1. Data yang telah diperoleh disusun dari skor yang terendah sampai skor yang tertinggi 2. Skor yang dicapai responden selanjutnya digolongkan dalam kategori tinggi dan rendah berdasarkan acuan kurva dan diberi skor serta pengukuran sebagai berikut. Tinggi M lebih dai Mean Skor 1 Rendah M kurang dari Mean Skor 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuisioner Kuisioner adalah daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan tentang suatu hal atau sesuatu. Dalam hal ini kuisioner digunakan untuk mengumpulkan data tentang minat melanjutkan studi, prestasi belajar, tingkat pendapatan orang tua. Kuisioner yang telah disusun diberikan kepada siswa untuk diisi. 2. Wawancara Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung atau lisan dengan kepala sekolah dan guru untuk melengkapi data tentang gambaran umum sekolah. 3. Dokumentasi Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan catatan atau dokumen yang telah ada. Melalui cara ini dimaksudkan untuk memperoleh data prestasi belajar siswa dan data tentang keadaan sekolah misalnya jumlah siswa, jumlah guru, jumlah karyawan, dan fasilitas yang dimiliki sekolah.

G. Uji Kuisioner

1. Pengujian Validitas Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor jawaban masing-masing item pertanyaan pengujian validitas dilakukan dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menggunakan rumus teknik korelasi product moment Umar, 2003:78 yaitu sebagai berikut. { ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − } }{ 2 2 2 2 y y n x x n y x xy n Keterangan: r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y y = skor total item x = skor item n = jumlah responden Besarnya nilai koefisien r dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan signifikansi 5. Jika hitung r lebih besar daripada tabel r maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Jika sebaliknya, maka butir soal tersebut tidak valid. Selanjutnya uji validitas ini dilakukan pada dua puluh tiga 23 butir pertanyaan variabel minat siswa melanjutkan studi ke SMK. Hasil pengujian validitas terhadap 23 item disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Minat Siswa Melanjutkan Studi ke SMK Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Status prtnyn 5 0,374 .848 Valid prtnyn 6 0,374 .734 Valid prtnyn 7 0,374 .868 Valid prtnyn 8 0,374 .705 Valid prtnyn 9 0,374 .400 Valid prtnyn10 0,374 .597 Valid prtnyn11 0,374 .570 Valid prtnyn12 0,374 .636 Valid prtnyn13 0,374 .635 Valid prtnyn14 0,374 .473 Valid prtnyn15 0374 .774 Valid prtnyn16 0,374 .623 Valid prtnyn17 0,374 .456 Valid prtnyn18 0,374 .528 Valid prtnyn19 0,374 .740 Valid prtnyn20 0,374 .384 Valid prtnyn21 0,374 .532 Valid prtnyn22 0,374 .640 Valid prtnyn23 0,374 .591 Valid prtnyn24 0,374 .520 Valid prtnyn25 0,374 .493 Valid prtnyn26 0,374 .433 Valid prtnyn27 0,374 .744 Valid Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada minat siswa melanjutkan studi ke SMK menunjukkan bahwa ke dua puluh tiga butir pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel . Dengan jumlah data n sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan α = 5 atau 0,05, maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,374. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa keseluruhan nilai r hitung semuanya menunjukkan angka yang lebih besar dari dari pada r tabel r hitung 2. Pengujian Reliabilitas Kuisioner 0,374. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan variabel minat siswa melanjutkan studi ke SMK adalah valid. Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur digunakan berulang kali Umar, 2003;72. Pengujian reliabilitas didasarkan pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI perhitungan koefisien alpha α dari Croanbach Umar, 2003: 90 yaitu sebagai berikut.         −       − = ∑ 2 2 11 1 1 t b k k r σ σ Keterangan: 11 r = reliabilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan 2 t σ = varian total 2 b σ = jumlah varian butir Nilai varian butir Umar, 2003:91 dapat dicari berdasarkan rumus sebagai berikut. n n X X ∑ ∑         = 2 2 2 σ Keterangan: n = jumlah responden X = nilai skor yang dipilih total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan Jika nilai alpha lebih dari 0,60 maka instrument penelitian dinyatakan reliabel sebaliknya jika nilai alpha kurang dari 0,60 maka instrument penelitian dinyatakan tidak reliabel Nunnaly 1978 dalam Iman Gozhali 2001 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi 12. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 3.3 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Nilai r tabel Nilai r hitung Status Minat Siswa Melanjutkan Studi ke SMK 0,6 0,917 Reliabel Dari dua puluh tiga pertanyaan pada variabel minat siswa melanjutkan studi ke SMK ini diperoleh nilai r hitung sebesar 0,917. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel . Dengan jumlah data n sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan sebesar 0,6 sehingga dapat dikatakan penelitian ini reliabel Nunnaly dalam Imam Gozali, 2001: 42. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai r hitung lebih besar dari pada r tabell 0,917 0,6. Ini berarti bahwa butir-butir pertanyaan pada variabel minat siswa melanjutkan studi ke SMK dapat dikatakan andal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

H. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisa data yang diperoleh digunakan beberapa cara sebagai berikut. 1. Analisis deskriptif Analisis ini digunakan untuk menjelaskan pengaruh prestasi belajar siswa, tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan orang tua terhadap minat melanjutkan studi ke SMK yang termasuk variabel bebas. Teknik yang digunakan adalah dengan perhitungan persentase. 2. Pengujian Hipotesis Hubungan antara Prestasi Belajar Siswa dengan Minat Siswa Melanjutkan Studi ke SMK, Hubungan antara Tingkat Pendapatan Orang tua dengan Minat Siswa Melanjutkan Studi ke SMK, Hubungan antara Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Minat Siswa Melanjutkan Studi ke SMK Untuk menghitung tingkat pendidikan orang tua terlebih dahulu mencari nilai r. Rumus ini dikembangkan oleh Spearman dan diberi simbol ρ rho. Rumus tersebut berbunyi: ρ 1 b 6 - 1 rho 2 2 i − ∑ = n n Untuk menginterprestasikan maka perlu dibandingkan dengan tabel nilai rho tabel. Apabila rho hitung rho tabel pada taraf signifikasi 5 berarti terdapat kesesuaian yang nyata atau signifikan atau Ho ditolak. Dalam hal ini Ho adalah tidak terdapat kesesuaian yang nyata atau signifikan sedangkan Ha adalah terdapat kesesuaian yang nyata atau signifikan. 39

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2008 di tiga sekolah di SLTP Negeri Kecamatan Pengasih. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester 2 dan kelas IX semester 1 dengan kriteria kedua orang tua pernah sekolah, dan bekerja. Ketiga SLTP Negeri adalah SLTP N 1 Pengasih, SLTP N 2 Pengasih, dan SLTP N 3 Pengasih. Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 98 kuesioner. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 98 kuesioner. Berdasarkan jawaban 98 responden yang semua butir pertanyaan diisi secara lengkap dan dapat memenuhi syarat penelitian. Berikut ini akan disajikan tabel yang memuat uraian tentang responden dari masing-masing sekolah. Tabel 4.1 Sebaran Responden Penelitian Nama Sekolah Jumlah Kuesioner Tersebar Kembali Tdk Lengkap Responden SLTP N I Pengasih 42 42 42 SLTP N 2 Pengasih 28 28 28 SLTP N 3 Pengasih 28 28 28 Jumlah 98 98 98 Berikut ini disajikan deskripsi data variabel-variabel penelitian ini. 1. Deskripsi Responden Penelitian a. Tingkat Pendidikan Orang tua Tabel 4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang tua Tingkat Pendidikan Orang tua Jumlah Persentase Ayah Ibu Ayah Ibu SD 48 55 48,98 56,12 SLTP 18 17 18,37 17,35 SMU 26 19 26,53 19,39 DIII 2 - 2,04 - PT 4 7 4,08 7,14 Jumlah 98 98 100 100 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan orang tua siswaresponden penelitian ini berpendidikan SD. b. Tingkat Pendapatan Orang tua Tabel 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Orang tua Tingkat Pendapatan Orang tua Jumlah Persentase Ayah Ibu Ayah Ibu Tinggi 1 - 1,02 - Sedang 14 7 14,28 7,14 Rendah 83 91 84,70 92,86 Jumlah 98 98 100 100 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tingkat pendapatan orang tua siswaresponden rendah Rp 1.000.000. c. Prestasi Belajar Siswa Tabel 4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Prestasi Belajar Siswa Prestasi Belajar Siswa Jumlah Persentase Tinggi ranking 1 50 51,02 Rendah ranking 2 48 48,98 Jumlah 98 100 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar prestasi belajar siswa tinggi ranking 1. 2. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke SMK Minat siswa melanjutkan studi ke SMK dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.5 Minat Siswa Melanjutkan Studi ke SMK Skor Frekuensi Persentase Intepretasi Penilaian 60  69 53  59 49  52 44  48 43 74 13 3 4 4 75,51 13,27 3,06 4,08 4,08 Sangat Positif Positif Cukup Positif Negatif Sangat Negatif Jumlah 98 100 Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa minat siswa melanjutkan studi ke SMK pada siswa SLTP N di Kecamatan Pengasih termasuk dalam kategori sangat positif sebanyak 74 siswa atau 75,51, sebanyak 13 siswa atau 13,27 minatnya positif, sebanyak 3 siswa atau 3,06 minatnya cukup positif, sebanyak 4 siswa atau 4,08 minatnya negatif, dan sangat negatif sebanyak 4 siswa atau 4,08. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki minat sangat positif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.6 Correlations Correlation is significant at the 0.01 level 1-tailed.

B. Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Hipotesis I a. Rumusan Hipotesis Ho = Tidak terdapat kesesuaian hubungan yang nyata atau signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK Ha = Terdapat kesesuaian hubungan yang nyata atau signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK. b. Penarikan Kesimpulan Pengujian hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK ditunjukkan dengan nilai MINAT TGKTP DDKNO T TGKTP DPTOT PREST ASI Spearm ans rho MINAT Correlation Coefficient 1,000 -,298 -,297 ,237 Sig. 1-tailed . ,001 ,001 ,009 N 98 98 98 98 TGKTPDDK NOT Correlation Coefficient -,298 1,000 ,416 -,135 Sig. 1-tailed ,001 . ,000 ,093 N 98 98 98 98 TGKTPDPT OT Correlation Coefficient -,297 ,416 1,000 -,271 Sig. 1-tailed ,001 ,000 . ,004 N 98 98 98 98 PRESTASI Correlation Coefficient ,237 -,135 -,271 1,000 Sig. 1-tailed ,009 ,093 ,004 . N 98 98 98 98 probabilitas 0,001 lebih kecil dari taraf signifikasi 5 atau = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan Ho diterima. Artinya tidak terdapat hubungan yang nyata atau signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK 2. Pengujian Hipotesis II a. Rumusan Hipotesis Ho = Tidak terdapat kesesuaian hubungan yang nyata atau signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK Ha = Terdapat kesesuaian hubungan yang nyata atau signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK. b. Penarikan Kesimpulan Pengujian hubungan antara tingkat pendapatan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK ditunjukkan dengan nilai probabilitas 0,001 lebih kecil dari taraf signifikasi 5 atau = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan Ho diterima. Artinya tidak terdapat hubungan yang nyata atau signifikan antara tingkat pendapatan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Pengujian Hipotesis III a. Rumusan Hipotesis Ho = Tidak terdapat kesesuaian hubungan yang nyata atau signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK Ha = Terdapat kesesuaian hubungan yang nyata atau signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK b. Penarikan Kesimpulan Pengujian hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK ditunjukkan dengan nilai probabilitas 0,009 lebih kecil dari taraf signifikasi 5 atau = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan Ho diterima. Artinya tidak terdapat hubungan yang nyata atau signifikan antara prestasi belajar siswa dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hubungan antara Tingkat Pendidikan Orang tua dengan Minat

Siswa melanjutkan Studi ke SMK Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK. Nilai probabilitas 0,001 lebih kecil dari taraf signifikasi 5 atau 0,05. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan deskripsi data tentang tingkat pendidikan orang tua diperoleh hasil sebagai berikut: orang tua berpendidikan SD sebanyak 103, berpendidikan SLTP sebanyak 35, berpendidikan SMU sebanyak 45, berpendidikan DIII sebanyak 2, berpendidikan PT sebanyak 11. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan orang tua responden berpendidikan SD. Hasil deskripsi data tingkat pendidikan orang tua responden sebagian besar berpendidikan SD. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua responden telah menempuh pendidikan formal. Orang yang telah menerima pendidikan dalam bentuk apapun akan menjadi berkembang, baik pikiran, kemampuan, pengetahuan maupun kecakapannya sebagai manusia yang bertanggung jawab dan berguna bagi individu itu sendiri dalam kehidupannya maupun bagi masyarakat dan negara. Pendidikan dapat diperoleh atau dilakukan baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Dengan menempuh pendidikan maka seseorang akan memperoleh pengalaman, mampu mengembangkan kepribadian dan lebih terbuka dalam menerima nilai-nilai dan hal-hal yang baru, yang semua itu akhirnya memberikan kesejahteraan pada orang itu sendiri. Dengan pendidikan yang cukup seseorang akan mudah mendapatkan pekerjaan yang sesuai dan memperoleh pendapatan yang sesuai pula. Dengan demikian orang akan lebih terbuka menerima nilai-nilai baru dan mempunyai cakrawala kehidupan yang lebih luas sehingga akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mempermudah bagi orang itu sendiri untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat di mana ia berada. Lebih jauh dikatakan, bahwa pendidikan akan mempersiapkan agar generasi mendatang matang dan siap dibekali ilmu pengetahuan serta ketrampilan dan kemampuan jiwa maupun jasmani untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab pendidikan formal yang berhasil dicapai orang tua, sedang yang dimaksud dengan tingkat pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan formal yaitu SD, SLTP, SMA dan PT. Tingkat pendidikan formal yang dicapai membawa pengaruh yang luas pada kehidupan seseorang yaitu bukan hanya berpengaruh pada tingkat penguasaan pengetahuan, tetapi juga berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal, penghasilan, kekayaan, dan status sosial dalam masyarakat. Dengan kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK, maka tinggi rendahnya tingkat pendidikan orang tua tidak mempunyai hubungan dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK. Orang tua yang berpendidikan tinggi tidak berarti menyekolahkan anaknya ke sekolah formal yang tinggi maupun ke SMK dan orang tua yang berpendidikan rendah tidak berarti menyekolahkan anaknya ke sekolah formal yang tinggi maupun ke SMK. Minat siswa melanjutkan studi ke SMK pada siswa SLTP di Kecamatan Pengasih termasuk dalam kategori yang sangat positif dan tingkat pendidikan orang tua responden berpendidikan SD. Hal tersebut tidak terdapat hubungan dikarenakan ada faktor lain yang berpengaruh misalnya dorongan dari orang tua yang memotivasi dan berantusias agar anak-anaknya berhasil baik dalam belajarnya, pengaruh teman sebaya dimana individu bergaul dan mengidentifikasi dirinya secara sadar atau tidak sadar mereka saling mempengaruhi sehingga dalam perkembangannya pengaruh teman sebaya turut berperan dalam pembentukan minat mereka, dan dengan menempuh pendidikan yang tinggi maka ia akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dengan gaji yang besar. Pernyataan itu sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Jarini 1999:77 bahwa orang tua yang berpendidikan tinggi tidak berarti menyekolahkan anaknya ke sekolah formal yang tinggi maupun ke SMK dan orang tua yang berpendidikan rendah tidak berarti menyekolahkan anaknya ke sekolah formal yang tinggi maupun ke SMK. Tidak adanya hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke SMK dikarenakan ada faktor lain misalnya dorongan dari orang tua yang memotivasi dan berantusias agar anak- anaknya berhasil baik dalam belajarnya, pengaruh teman sebaya dan dengan menempuh pendidikan yang tinggi maka ia akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dengan gaji yang besar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Hubungan antara Tingkat Pendapatan Orang tua dengan Minat