Tahap Inisiasi Tahap Sosio-Politis Tahap Yuridis

Pendidikan Kewarganegaraan: Kecakapan Berbangsa dan Bernegara untuk Kelas VIII 50 6. Peraturan Daerah Peraturan daerah dibuat oleh gubernur, bupati, atau walikota dengan persetujuan DPRD. Khusus untuk Peraturan Desa Perdes, dibuat oleh kepala desa dengan persetujuan Badan Perwakilan Desa BPD. Tujuan Perda adalah untuk melaksanakan peraturan yang lebih tinggi dan melaksanakan kebutuhan daerah. Peraturan daerah dan peraturan perundang-undangan lain yang kedudu kannya lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan dengan peraturan perundang-undangan yang kedudukannya lebih tinggi. Setiap peraturan perundang-undangan memiliki jangkauan wilayah berlakunya. Artinya, sebuah peraturan hukum itu berlaku secara nasional, berlaku di daerah tertentu, berlaku hanya di lingkungan desa tertentu, atau bahkan lebih sempit lagi hanya berlaku di sebuah organisasi. Peraturan perundang-undangan yang berlaku secara nasional tentu dibuat oleh lembaga yang berwenang di tingkat nasional. Demikian pula peraturan perundang-undangan yang berlaku di suatu daerah dibuat oleh lembaga yang berwenang di daerah yang bersangkutan. Contohnya, Perda Kota Bandung No. 11 tahun 2005 tentang Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan K-3.

B. Proses Pembuatan Peraturan Perundangan-undangan Nasional

Proses atau perumusan peraturan perundangan meliputi tiga tahap. Ketiga tahap itu adalah tahap inisiasi, tahap sosio-politis, dan tahap yuridis. Namun, langkah-langkah berikut ini hanya berlaku untuk proses pembuatan undang-undang, tidak mencakup semua peraturan perundangan. Berikut dijelaskan tahap-tahap tersebut.

1. Tahap Inisiasi

Dimulai dengan munculnya gagasan atau ide dari masyarakat. Ide itu berhubungan keinginan agar suatu masalah diatur oleh hukum dalam peraturan perundang-undangan. Misalnya, masyarakat meng- inginkan adanya peraturan tentang judi, pornoaksi, dan pornografi agar dapat membuat ketertiban serta moral masyarakat terlindungi.

2. Tahap Sosio-Politis

Di dalam tahap pengelolaan gagasan tentang perlunya pengaturan hukum dari masalah tertentu harus dimulai dari menampung gagasan dari berbagai sumber. Kemudian, disiapkan materi dari isi hukum. Setelah itu, rancangan tersebut dibicarakan, dikritisi, dan dipertahankan melalui silang pendapat antara unsur golongan, kelompok, organisasi, dan kekuatan politis dalam masyarakat. Kemudian, bahan-bahan materi perundang-undangan ini dipertajam dan dimatangkan oleh lembaga pemerintah.

3. Tahap Yuridis

Tahap ini adalah tahap yang murni muatan yuridisnya, yaitu perumusan dalam bahasa hukum. Tahapan ini dilakukan oleh lembaga yang berwenang, bergantung pada tingkat perundang-undangan tersebut. Misalnya, berdasarkan ketentuan UUD 1945 Pasal 5 Ayat 1, Pasal 20, dan Pasal 21 bahwa rancangan undang-undang berasal dari presiden atau DPR. Kemukakanlah pendapatmu tentang UUD 1945 yang menjadi rujukan atau sumber hukum dalam membuat peraturan lainnya. Tulis dalam buku tugasmu dan laporkan hasilnya kepada gurumu. Bagaimana Pendapatmu? Diskusikan dengan anggota kelompokmu mengenai proses pembuatan peraturan perundang- undangan nasional yang kamu ketahui. Tulis jawabanmu dalam buku tugas, kemudian laporkan kepada gurumu. Mari, Berdiskusi Di unduh dari : Bukupaket.com Perundang-undangan Nasional 51 Alur proses penyusunan peraturan perundang-undangan ini lebih lanjut diatur oleh undang-undang. Undang-undang yang dimaksud adalah UU No. 10 Tahun 2004. Rancangan undang-undang dapat disiapkan oleh presiden dan dapat juga disiapkan oleh DPR. Lembaga tersebut mempunyai alur penyusunan peraturan perundang-undangan tersendiri. a. Usulan Rancangan Undang-Undang dari presiden melalui tahap- tahap sebagai berikut. 1 Usulan dari menteri atau lembaga nondepartemen, mencakup rumusan hukum yang dilengkapi dengan penjelasan tentang hal-hal sebagai berikut. a Latar belakang, tujuan, dan sasaran yang ingin dicapai. b Pokok-pokok pikiran, ruang lingkup, dan objek dari undang-undang. c Jangkauan dan arah pengaturan. 2 Pembahasan oleh Menteri Kehakiman bekerja sama dengan perguruan tinggi atau pihak ketiga menghasilkan rancangan akademis tentang RUU, yaitu melalui tahap-tahap kegiatan sebagai berikut. a Pengharmonisasian. b Pembuatan. c Pemantapan. 3 Diserahkan kepada Presiden dengan memberikan arahan sebagai berikut. a Sifat penyelesaian RUU. b Cara pembahasan, jika RUU lebih dari satu. c Menteri ditugaskan untuk membahas di DPR. 4 Presiden menyerahkan kepada DPR untuk dibahas. Pem- bahasan di DPR melalui tahap-tahap sebagai berikut. a Tingkat I dalam Rapat Paripuna. Pemberian penjelasan oleh pemerintahmenteri terkait. b Tingkat II dalam Rapat Paripurna. Pemandangan umum dari fraksi-fraksi di DPR atas RUU dan penjelasan pemerintah. c Tingkat III dalam rapat Komisi, Gabungan Komisi, atau Rapat panita Khusus bersama pemerintah. d Tingkat IV dalam Rapat Paripurna. Laporan hasil pem- bicaraan Tingkat III, pendapat akhir fraksi, pengam bilan keputusan, dan sambutan oleh pemerintah. 5 Pengesahan oleh presiden menjadi undang-undang dan diumumkan oleh Lembaran Negara. a Pimpinan DPR menyerahkan Rancangan Undang- Undang kepada presiden. b Presiden menunjuk menteri yang akan mewakili pemerintah dalam pembahasan bersama DPR. Kemukakanlah pendapatmu tentang alur penyusunan peraturan perundang-undangan. Tulis dalam buku tugasmu dan laporkan hasilnya kepada gurumu. Bagaimana Pendapatmu? Kegiatan Mandiri 3.1 Menurut pendapatmu, apakah undang-undang yang telah dihasilkan oleh DPR dan pemerintah sesuai dengan kebutuhan warga negara? Tulis jawaban mu dalam buku tugas, kemudian laporkan kepada gurumu. Di unduh dari : Bukupaket.com Pendidikan Kewarganegaraan: Kecakapan Berbangsa dan Bernegara untuk Kelas VIII 52 b. Usulan Rancangan Undang-Undang dari DPR melalui tahap- tahap sebagai berikut. 1 Diusulkan oleh minimal sepuluh anggota dari gabungan fraksi yang berbeda dengan tahap-tahap sebagai berikut. a Rancangan usul disampaikan secara tertulis kepada pimpinan dewan disertai pengantar yang memuat daftar nama pengusul dan asal fraksinya. b Pimpinan membawa rancangan ke rapat paripurna untuk memberi tahu kepada semua anggota. c Draf naskah dibagikan kepada para anggota DPR. 2 Rapat Badan Musyawarah Dewan Perwakilan Rakyat. a Diadakan tanya jawab, di antara anggota Badan Musyawarah. b Pewakilan para pengusul memberi penjelasan seperlunya. 3 Rapat Paripurna DPR. a Pengusul memberikan penjelasan. b Tanggapan umum dari setiap fraksi. c Pembahasan disetujui atau tidaknya RUU. d Jika disetujui dilanjutkan ke tahap berikutnya, dan jika ditolak berarti dihentikan sampai di sini. Sumber: Tempo, 25 Juni-1 Juli 2001 4 Menunjuk komisi atau rapat gabungan komisi atau pansus a Membahas dan menyempurnakan Rancangan Undang- Undang. b Secara teknis administratif dibantu oleh sekretariat DPR. 5 Menyerahkan kepada presiden a Pimpinan DPR menyerahkan Rancangan Undang- Undang kepada presiden. b Presiden diminta menunjuk menteri yang akan mewakili pemerintah dalam pembahasan bersama DPR. 6 Pembahasan DPR bersama pemerintah a Tingkat I dalam rapat paripurna. Pemberian penjelasan oleh pimpinan komisi, gabungan komisi, atau pansus. b Tingkat II dalam rapat paripurna. Tanggapan pemerintah atas rancangan undang-undang, penjelasan komisi, dan jawaban pimpinan komisi terhadap tanggapan pemerintah. c Tingkat III dalam rapat komisi, gabungan komisi, atau rapat panitia khusus bersama pemerintah. Dalam rapat paripurna, setiap pimpinan memberikan pandangan dan masukan mengenai rancangan undang-undang yang akan disahkan bersama pemerintah. Gambar 3.2 Di unduh dari : Bukupaket.com Perundang-undangan Nasional 53

C. Menaati Perundang-undangan Nasional