kecepatan absorbsi, distribusi, dan eliminasi. Sedangkan sifat tak terbalikkan lebih
menetap Lu, 1995. 3.
Uji toksisitas akut a.
Definisi dan tujuan
Uji toksisitas akut adalah uji untuk menentukan efek toksik suatu senyawa dengan cara memberikan dosis tunggal senyawa uji dalam waktu singkat setelah
pemejanan Donatus, 2001. Sebagian besar uji toksisitas akut dirancang untuk menentukan dosis
lethal medium LD
50
bahan uji. LD
50
merupakan dosis tunggal suatu zat yang secata statistik diharapkan akan membunuh 50 hewan uji Lu, 1995. LD
50
merupakan satu dari beberapa indikasi yang digunakan dalam menetapkan toksisitas akut Dipasquale dan Hayes, 2001.
Uji toksisitas akut selain itu juga dapat untuk identifikasi karakteristik suatu efek toksik suatu senyawa, identifikasi target organ dan manifestasi klinis
lainnya dari toksisitas akut, memperkirakan resiko toksisitas terhadap spesies yang bukan sasaran atau toksisitasnya terhadap spesies sasaran, menentukan
reversibilitas dari respon toksik, dan menyediakan data kisaran dosis yang dapat digunakan untuk penelitian yang lain atau yang lebih lama Klaassen dan
Watkins, 2010.
b. Tata cara pelaksanaan
Hewan uji yang digunakan idealnya dapat memberikan respon toksik yang mirip dengan manusia Dipasquale dan Hayes, 2001. Secara umum, dalam uji
toksikologi akut khususnya dengan jalur pemberian oral, dapat digunakan
hewan uji seperti tikus atau mencit Derelanko dan Hollinger, 2002 karena hewan ini murah, mudah didapat, mudah ditangani,banyak data toksikologi
mengenai hewan ini yang mempermudah pembandingan toksisitas senyawa Lu, 1995.
Jalur pemberian yang akan digunakan melalui jalur yang akan digunakan oleh manusia atau jalur yang memungkinkan manusia terpejani dengan senyawa
itu Donatus, 2001. Jalur yang paling sering digunakan adalah jalur oral dengan menggunakan sonde. Jalur lain yang dapat digunakan sebagai pilihan adalah
parenteral, injeksi intravena dan intraperitonial, dermal, subkutan, dan inhalasi Lu, 1995.
Takaran dosis yang dianjurkan paling tidak empat peringkat dosis, berkisar dari dosis terendah yang tidak atau hampir tidak mematikan seluruh
hewan uji sampai dengan dosis tertinggi yang dapat mematikan hampir atau seluruh hewan uji kisaran dosis diperkirakan menyebabkan 10-90 kematian
hewan uji Lu, 1995. Banyak peneliti memilih rasio atau faktor interval 1,2-2. Belakangan ini
dianjurkan prosedur uji sederhana yang menggunakan hanya enam sampai sembilan untuk setiap uji dan dalam menentukan LD
50
pada hewan besar, umumnya digunakan hewan uji yang jauh lebih sedikit Lu, 1995.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama 24 jam, kecuali pada kasus tertentu selama 7-14 hari dan pengamatannya meliputi : 1 gejala-gejala klinis, 2 jumlah
hewan yang mati, dan 3 histopatologik organ Donatus, 2001; Dipasquale dan Hayes, 2001.
Autopsi harus dilakukan pada semua hewan yang sekarat, mati, dan dikorbankan pada akhir masa uji dengan tujuan mendapatkan informasi
mengenai organ sasaran, terutama bila kematian tidak terjadi segera setelah pemberian obat Dipasquale dan Hayes, 2001.
d. Analisis dan evaluasi data