1. Lambung
Tidak ada perubahan pada mencit jantan dan mencit betina kelompok kontrol dan perlakuan infusa biji alpukat setelah 24 jam maupun setelah uji
reversibilitas 14 hari. Hasil histopatologik organ lambung normal. Berarti pemberian infusa biji alpukat secara akut tidak mempengaruhi organ lambung.
2. Jantung
Tidak ada perubahan pada mencit jantan dan mencit betina kelompok kontrol dan perlakuan infusa biji alpukat setelah 24 jam maupun setelah uji
reversibilitas 14 hari. Hasil histopatologik organ jantung normal. Berarti pemberian infusa biji alpukat secara akut tidak mempengaruhi organ jantung.
3. Usus
Setelah 24 jam terjadi perubahan, yaitu adanya atropi vili pada mencit betina kontrol dan mencit jantan yang diberikan perlakuan infusa biji alpukat dosis
4 2655,95 mgkgBB. Atropi adalah pengurangan atau pengerutan ukuran sel yang awalnya
normal tanpa adanya perubahan dalam jumlah sel. Penyebab dari atropi dapat karena banyak hal antara lain karena fisiologisnormal proses metabolik dalam
tubuh misal saat infant berubah menjadi dewasa akan membuat menghilangnya timus, senilepengaruh umur, nutrisi yang tidak adekuatkelaparan, neurotropic
luka pada sistem saraf, angiotropicanemia ischemic atau kronik pasif hiperemi, tekananmekanik, dan endokrin misal kekurangan tiroid Kumar, Cotran, dan
Robbins, 2007. Atropi yang dialami mencit jantan yang diberikan perlakuan infusa biji alpukat dosis 4 2655,95 mgkgBB bukan merupakan perubahan yang
disebabkan karena perlakuan infusa biji alpukat tetapi karena kondisi patologis mencit yang kurang baik karena pada kelompok betina tidak mengalami
perubahan atropi vili dan didukung perubahan atropi ini juga teramati pada kelompok mencit betina kontrol. Xenobiotika yang tidak mempengaruhi hormonal
cenderung tidak memberikan perbedaan pada jantan maupun betina. Gambaran histopatologis usus mencit jantan dapat dilihat pada lampiran 17.
Hasil histopatologik pada uji reversibilitas 14 hari tidak terdapat tanda ketoksikan karena perlakuan infusa biji alpukat. Usus pada mencit jantan yang
diberikan perlakuan infusa biji alpukat dosis 4 2655,95 mgkgBB terdapat cacing. Hal ini tidak menandakan kerusakan organ karena perlakuan infusa biji
alpukat tetapi lebih dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak bersih sehingga parasit dapat masuk ke dalam sistem pencernaan dan efek yang ditimbulkan
pada hewan uji adalah penurunan berat badan kurang dari 5 dilihat dari data lampiran 8. Hal ini dapat dikarenakan cacing yang ada pada saluran
pencernaan atau usus dapat mengambil nutrisi yang dibutuhkan oleh mencit dan dapat menurunkan berat badan walaupun belum tentu menyebabkan penyakit
karena penyakit dapat timbul bila cacing ada dalam jumlah yang banyak atau ada pada sisi etopik. Cacing atau cestoda usus hanya berdiam di lumen usus dan tidak
pernah menginvasi melebihi mukosa usus sehingga tidak terjadi eosinophilia atau menginduksi aktivasi proses inflamasi Baker, 1990 ; Kumar, Cotran, dan
Robbins, 2007. Pemaparan di atas menunjukkan bahwa tidak ada perubahan pada organ
usus yang disebabkan karena pemberian infusa biji alpukat secara akut.
4. Limpa