4. Penetapan kadar air serbuk biji Persea americana Mill.
Sampel serbuk biji Persea americana Mill. yang sudah diayak sebanyak 5 g dimasukkan ke dalam alat moisture balanced pada suhu 105
C selama 15 menit, kemudian persen kadar air akan muncul pada alat moisture balanced
secara otomatis.
5. Pembuatan infusa biji alpukat Persea americana Mill.
Caranya serbuk kering ditimbang 8,0 g dan dimasukkan dalam panci enamel lalu dibasahi dengan aquadest sebanyak 2 kali bobot bahan yang
ditimbang yakni 16 mL aquadest. Pelarut aquadest kemudian ditambahkan sebanyak 100,0 mL. Panci enamel dipanaskan pada suhu 90
C dan dijaga tetap dalam suhu tersebut selama 15 menit. Waktu 15 menit dihitung ketika suhu
campuran mencapai 90
o
C. Campuran tersebut setelah 15 menit diambil dan diperas selagi hangat dengan menggunakan kain flannel kemudian bila perlu
ditambahkan aquadest panas melalui ampas hingga didapatkan volume 100,0 mL infusa biji.
6. Penetapan dosis infusa Persea americana Mill.
Penetapan dosis didasarkan dosis yang digunakan pada masyarakat, yaitu kurang lebih 2 sendok makan 4g. Dosis pada manusia 4g70 kgBB. Dosis
dikonversi untuk mencit. Faktor konversi dari manusia 70kg ke mencit 20 g adalah 0,0026. Jadi dosis untuk mencit 20 g sebagai berikut :
Dosis infusa untuk mencit 20 g= 4g70kgBB X 0,0026 = 0,0104 g20gBB = 520 mgkgBB
Penetapan dosis maksimal dengan menggunakan volume maksimal 1 mL yang dapat diberikan pada mencit. Berat badan maksimal 30 g dan
menggunakan konsentrasi infusa maksimal yang dapat dibuat 8 bv Yoseph, 2013 adalah
DxBB = CxV
D x 30g = 8g100mL x 1 mL
D = 0,00267 ggBB = 2670 mgkgBB
Penelitian ini dibuat empat peringkat dosis dan dosis 520 mgkgBB digunakan sebagai dosis ke-2 sedangakan 2670 mgkgBB digunakan sebagai dosis ke-4.
Sehingga dari dosis peringkat tinggi dan peringkat rendah dicari faktor pengali yang berguna untuk peringkat dosis.
Faktor pengali = √
� � ��� �
�ℎ
�−
= √
2 0 ����� 20 �����
4−
=2,26 Peringkat dosis yang didapatkan, yaitu
Dosis I = 520 mgkgBB : 2,26
= 230,09 mgkgBB; Dosis II
= 520,00 mgkgBB; Dosis III
= 520 mgkgBB x 2,26 = 1175,20 mgkgBB;
Dosis IV = 1175,20 mgkgBB x 2,26 = 2655,95 mgkgBB.
7. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji
Penelitian ini membutuhkan lima puluh ekor mencit 25 jantan, 25 betina. Pengelompokan dilakukan dengan membagi secara acak lima puluh mencit ke
dalam lima kelompok perlakuan menggunakan undian, masing-masing kelompok sejumlah sepuluh ekor mencit 5 jantan, 5 betina. Kelompok I, yaitu
kontrol negatif yang diberi aquadest secara peroral. Kelompok perlakuan II
diberi infusa biji alpukat Persea americana Mill. dengan dosis terendah 230,09 mgkgBB. Kelompok perlakuan III diberi infusa biji alpukat Persea
americana Mill. dengan dosis peringkat ke 2, yaitu 520,00 mgkgBB.
Kelompok perlakuan IV diberi infusa biji alpukat Persea americana Mill. dengan dosis peringkat ke 3, yaitu 1175,20 mgkgBB. Kelompok perlakuan V
diberi infusa biji alpukat Persea americana Mill. dengan dosis tertinggi 2655,95 mgkgBB. Mencit diadaptasikan terlebih dahulu pada lingkungan uji
selama satu minggu. Mencit dipuasakan selama 3-4 jam sebelum perlakuan dengan tetap diberikan air minum setelah itu pemberian infusa biji Persea
americana Mill. dilakukan secara peroral, sekali hanya hari pertama. Analisis
dilakukan dengan melihat sebagai berikut. a. jumlah kematian,
b. gejala klinis dan efek toksik yang meliputi gerakan tremor, konvulsi, paralisis, keterpaksaan gerak, tidur, reaktif terhadap rangsangan dan refleks
beringas, pasif, perubahan perilaku perubahan sikapaneh seperti lompat dan berputar berlebihan atau menggeliat, penjilatan, pencakaran, vokalisasi luar
biasa, gelisah, sekresi salivas, lakrimasi, nafas bradipnea, trakipnea, kardiovaskuler vasodilatasi, perubahan kulit dan bulu, saluran cerna diare,
sembelit Dipasquale dan Hayes, 2001 ; Badan POM, 2014. c. histopatologis pada organ hati, ginjal, usus, limpa, lambung, jantung, dan
paru-paru setelah 24 jam dan dilanjutkan hingga 14 hari bila tidak terjadi kematian dan diamati pula histopatologisnya untuk mengetahui sifat efek toksik
setelah 24 jam dan setelah uji reversibilitas selama 14 hari. Proses pembuatan
preparat dan pemeriksaan histopatologik dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
F. Tata Cara Analisis Hasil