alpukat Persea americana Mill.. Sediaan yang digunakan adalah infusa karena alpukat yang sering dimanfaatkan sebagai pengobatan dalam masyarakat biasanya
diserbuk dan direbus dengan air panas. Secara umum teknik yang digunakan di masyarakat serupa dengan pembuatan sediaan infusa. Pembuatan ini pada
masyarakat juga lebih mudah dan sederhana. Uji toksisitas akut merupakan uji yang dirancang dengan pemberian dosis
tunggal senyawa uji untuk menentukan efek toksik dari suatu senyawa dalam waktu yang singkat setelah pemenjanan ataupun pemberiannya dengan takaran tertentu
dan organ yang diamati lebih komperehensif yaitu organ-organ secara menyeluruh Donatus, 2001. Penelitian ini akan melihat perubahan pada organ lambung, usus,
jantung, paru-paru, hati, ginjal, dan limpa.
1. Rumusan masalah
a. Berapa nilai ketoksikan akut infusa biji alpukat Persea americana Mill.
yang dinyatakan sebagai kisaran lethal dose 50 LD
50
pada mencit galur Swiss?
b. Apa gejala yang timbul akibat pemejanan infusa biji alpukat Persea
americana Mill. pada mencit galur Swiss?
c. Apa kecenderungan wujud dan sifat toksik yang timbul yang dilihat dari
perubahan struktural histopatologik akibat pemejanan infusa biji alpukat biji alpukat Persea americana Mill. pada mencit galur Swiss?
2. Keaslian penelitian
Terdapat sejumlah penelitian yang telah menguji ketoksikan akut dan subakut alpukat Persea americana Mill. dengan bentuk ekstrak aquaeous
maupun alkohol. Pada toksisitas akut ekstrak aquaeous, dosis maksimal 10 gkg tidak menunjukkan LD
50
dan pada toksisitas subakut ditemukan kenaikan jumlah minum pada tikus dan kenaikan total protein pada hematologi darah yang
signifikan Ozolua, Anaka, Okpo, dan Idogun, 2009. Penelitian lain yaitu Marlinda, Sangi, dan Wuntu 2012 menyatakan bahwa analisis senyawa
metabolit sekunder dan uji toksisitas ekstrak etanol biji buah alpukat memiliki LC
50
biji alpukat biasa, segar, dan kering masing-masing sebesar 42,270; 36,078; dan 34,302 mgL. Uji toksisitas terbaru Padilla-Camberos,
Marinez- Velázquez, Flores-Fernández, dan Villanueva-Rodriguez 2013 menyatakan bahwa ekstrak etanol biji alpukat menunjukkan efek toksisitas akut
mulai pada dosis 500 mgkg , LD
50
sebesar 1200,75 mgkg, dan tidak menunjukkan adanya aktivitas genotoksisitas.
Yoseph 2013 menyatakan bahwa biji alpukat memiliki khasiat untuk nefroprotektif pada tikus dengan dosis 360,71 mgkgBB dan didukung dengan hasil
penelitian Sasadara 2013 yang menyatakan bahwa biji alpukat pun juga memiliki khasiat sebagai hepatoprotektif. Sejauh studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti,
penelitian terkait dengan uji toksisitas akut infusa biji alpukat Persea americana Mill. pada mencit galur Swiss belum pernah dilakukan.
3. Manfaat penelitian