kenaikan berat badan. Pola kenaikan berat badan pun juga hampir sama pada semua kelompok perlakuan, baik pada kelompok kontrol aquadest maupun
perlakuan infusa biji alpukat. Kenaikan itu tidak dipengaruhi perlakuan infusa biji alpukat tetapi merupakan pola normal penambahan asupan makan sehingga
berat badan pun juga akan mengalami kenaikan. Pemberian infusa biji alpukat secara akut melalui jalur pemberian oral tidak mempengaruhi perubahan berat
badan pada mencit jantan maupun mencit betina.
E. Pengamatan Gejala-Gejala Efek Toksik
Pengamatan gejala klinis dan efek toksik dilakukan setelah pemejanan infusa biji alpukat yaitu selama 24 jam dan dilanjutkan selama 14 hari. Pengamatan
dilakukan sesering mungkin pada enam jam pertama untuk mengetahui gejala toksik akut, selanjutnya pengamatan selama 14 hari dimaksudkan untuk
mengetahui kemungkinan adanya efek tertunda akibat pemejanan infusa biji alpukat maupun adanya recovery. Pengamatan gejala-gejala toksik ini cenderung
bersifat subyektif sehingga untuk melihat kebiasaan hewan uji, dilakukan proses adaptasi sebelum perlakuan dan menggunakan mencit kontrol sebagai pembanding
selama masa uji. Pengamatan gejala klinis dan efek toksik meliputi gerakan tremor,
konvulsi, paralisis, keterpaksaan gerak, tidur, reaktif terhadap rangsangan dan refleks beringas, pasif, perubahan perilaku perubahan sikapaneh seperti lompat
dan berputar berlebihan atau menggeliat, penjilatan, pencakaran, vokalisasi luar biasa, gelisah, sekresi salivas, lakrimasi, nafas bradipnea, trakipnea,
kardiovaskuler vasodilatasi, perubahan kulit dan bulu, saluran cerna diare, sembelit Dipasquale dan Hayes, 2001 ; Badan POM, 2014. Hasil pengamatan
gejala toksik dapat dilihat pada tabel VIII.
Tabel VIII. Hasil pemeriksaan gejala pada mencit jantan dan betina akibat pemejanan infusa biji alpukat dan
aquadest selama 6 jam pertama
Kelompok Perlakuan
Gejala klinis
1 Infusa biji alpukat dosis 230,09
mgkgBB Penjilatan meningkat
2 Infusa biji alpukat dosis 520
mgkgBB Aktivitas
meningkatberingas, penjilatan meningkat
3 Infusa biji alpukat dosis 1175,2
mgkgBB Aktivitas
meningkatberingas, penjilatan meningkat
4 Infusa biji alpukat dosis 2655,95
mgkgBB Aktivitas
meningkatberingas, penjilatan meningkat
5 Kontrol aquadest 33,33 gkgBB
Normal
Gejala klinis mulai muncul pada dosis pertama 230,09 mgkgBB yaitu adanya penjilatan yang meningkat tetapi setelah dosis kedua 520 mgkgBB mulai
ada peningkatan aktivitas atau beringas dan ada pula penjilatan yang meningkat sampai dosis paling tinggi 2655,95 mgkgBB. Semua perubahan itu mulai hilang
sekitar jam keempat kecuali aktivitas meningkatberingas yang hilang setelah jam ke enam. Gejala klinis ini hanya muncul pada hari pertama dan tidak berlanjut
sampai hari ke 14 akhir masa uji reversibilitas yang menandakan bahwa tidak ada gejala lanjutan ataupun gejala yang tertunda setelah pemberian infusa biji alpukat
Persea americana Mill. dan lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13 sampai lampiran 16 .
Beberapa kandungan pada tanaman dapat bersifat toksik atau penyakit antara lain kandungan alkaloid, glycosides glucosides, organic acid, mineral
nitrat, selenium, molybdenum, resin atau resinoid, fitotoksin, dan beberapa senyawa yang menyebabkan fotosensitif Runnells, Monlux, dan Monlux, 1965.
Biji alpukat mengandung senyawa-senyawa seperti flavonoid, steroid, terpenoid, saponin, tannin, kardiak glikosida, dan alkaloid. Kandungan paling
banyak pada biji alpukat adalah saponin, yaitu 51 dari keseluruhan kandungan biji alpukat. Menurut Milugo, Omosa, Ochanda, Owuor, Wamunyokoli, Oyugi, et
al ., 2013 saponin yang bersamaan dengan alkaloid akan mengurangi aktivitas
antioksidan dari tumbuhan. Selain itu kandungan kardiak glikosida merupakan senyawa yang dapat
mempengaruhi organ jantung, lambung, usus, dan sistem saraf sehingga diduga dapat mempengaruhi perubahan gejala pada mencit walaupun
kemungkinannya sangat kecil karena tidak ada gejala lain yang muncul pada saluran gastrointestinal maupun sistem kardiovaskular seperti diare Mason dan
Foerster, 1981. Penjilatan dapat terjadi kemungkinan dikarenakan adanya kandungan tanin
dan flavonoid dalam biji alpukat. Jumlah tanin yang ada dalam biji alpukat pun terbilang tinggi 21,66 Nwaoguikpe dan Braide, 2011. Tanin dan flavanoid
dapat memberikan rasa pahit dan kesat pada tumbuhan Heinrich, Barnes, Gibbons, dan Williamson, 2010. Penjilatan yang dialami mencit jantan maupun betina ini
berangsur-angsur hilang setelah pemberian dan pada percobaan ini, penjilatan menghilang setelah sekitar jam ke empat.
Adanya peningkatan aktivitas dari mencit yang semakin aktif menunjukkan bahwa infusa biji alpukat kemungkinan mempengaruhi bagian sistem saraf pusat
dan bagian somatomotor Dipasquale dan Hayes, 2001. Alkaloid akan mempengaruhi sistem saraf tetapi mekanisme dalam mempengaruhi sistem saraf
belum diketahui secara pasti Runnells, Monlux, dan Monlux, 1965 ; Heinrich, Barnes, Gibbons, dan Williamson, 2010. Kandungan alkaloid ini juga mungkin
salah satu pemicu adanya perubahan pada sistem saraf pada mencit yang ditandai dengan perubahan lokomotor yang makin aktif dan penjilatan yang meningkat
pada empat jam pertama. Perubahan yang teramati merupakan perubahan klinis yang mungkin saja
dapat dipengaruhi faktor lain seperti kondisi fisiolofis hewan uji tetapi gejala klinis ini menjadi penanda awal yang perlu diwaspadai karena pemberian infusa biji
alpukat. Gejala lainnya seperti penjilatan yang dialami mencit lebih cenderung efek organoleptis dan bukan efek toksik dari pemberian infusa biji alpukat.
F. Pemeriksaan Histopatologi