37
UNIT 3
ANALISIS MODEL-MODEL PEMBELAJARAN A.
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta bimtek dapat: 1.
menjelaskan pengertian dan langkah-langkah pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik;
2. menjelaskan pengertian dan langkah-langkah Problem-based Learning;
3. menjelaskan pengertian dan langkah-langkah Project-based Learning;
4. menjelaskan pengertian dan langkah-langkah InquiryDiscovery Learning;
5. menerapkan pendekatan dan model-model pembelajaran sesuai dengan KD.
B. Uraian Materi
Proses pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah untuk pelaksanaan Kurikulum 2013 diatur melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
103 Tahun 2014 yang dipayungi dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses beserta lampirannya. Dalam lampiran
Peraturan Menteri tersebut dinyatakan tentang konsep dasar mengenai proses pembelajaran yaitu bahwa peserta didik dipandang sebagai subjek yang memiliki
kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Sejalan dengan pandangan tersebut, pembelajaran harus berkenaan dengan
kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Selanjutnya, agar benar-benar memahami dan dapat
menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-
idenya. Atas dasar konsep dasar tersebut dirumuskan sejumlah prinsip pembelajaran sebagai
berikut.
1. dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
2. dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber
belajar; 3.
dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah;
4. dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;
5. dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6. dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan
jawaban yang kebenarannya multi dimensi; 7.
dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; 8.
peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal hardskills dan
keterampilan mental soft skills; 9.
pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
10. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan ing ngarsa
sung tuladha, membangun kemauan ing madya mangun karsa, dan
38 mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran tut wuri
handayani; 11.
pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat; 12.
pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran. Sejalan dengan konsep dasar dan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut, pembelajaran
pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Dalam Permendikbud No.22 tahun 2016 disebutkan bahwa untuk
memperkuat pendekatan saaintifik tersebut, perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapanpenelitian discoveryinquiry learning. Di samping pendekatan saintifik,
dapat diterapkan model-model pembelajaran lainnya, antara lain discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning.
1. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti
Dalam Permendikbud No. 103 Tahun 2014 dinyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik terdiri atas lima langkah kegiatan belajar yakni mengamati
observing, menanya
questioning, mengumpulkan
informasimencoba experimenting, menalar atau mengasosiasi associating, mengomunikasikan
communicating yang dapat dilanjutkan dengan mencipta. Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik tersebut mengikuti langkah-langkah pada
metode ilmiah. Berikut ini langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
a. Mengamati
. Siswa menggunakan panca inderanya untuk mengamati fenomena yang relevan dengan apa yang dipelajari. Fenomena yang diamati pada mata
pelajaran satu dan lainnya berbeda. Misalnya mengamati tayangan video tentang musibah tsunami, gunung meletus dalam kaitannya dengan materi pembelajaran
beriman kepada hari akhir. Siwa dapat mengamati fenomena secara langsung maupun melalui media audio visual. Hasil yang diharapkan dari langkah
pembelajaran ini adalah siswa menemukan masalah, yaitu gap of knowledge
– apapun yang belum diketahui atau belum dapat lakukan terkait dengan fenomena
yang diamati. Pada langkah ini guru dapat membantu siswa menginventarisasi segala sesuatu yang belum diketahui gap of knowledge tersebut. Agar kegiatan
mengamati dapat berlangsung dengan baik, sebelum pembelajaran dimulai guru perlu menemukanmempersiapkan fenomena yang diamati siswa dan merancang
kegiatan pengamatan untuk siswa menemukan masalah.
b. Menanya
. Siswa merumuskan pertanyaan tentang apa saja yang tidak diketahui atau belum dapat lakukan terkait dengan fenomena yang diamati. Pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan dapat mencakup pertanyaan-pertanyaan yang menghendaki jawaban berupa pengetahuan faktual, konseptual, maupun
prosedural, sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Hasil kegiatan ini adalah serangkaian pertanyaan siswa yang relevan dengan indikator-indikator KD. Guru