Prinsip-prinsip Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
PPPPTK IPA
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud
KEGIATAN PEMBELAJARAN: PENELITIAN TINDAKAN KELAS
KELOMPOK KOMPETENSI J
14
1. Model-model Desain Penelitian Tindakan Kelas Beberapa model desain PTK yang dikemukakan para ahli mengemukakan
adalah Model Kurt Lewin; Model Kemmis; Mc Taggart; dan John Elliot.
a. Model Desain Kurt Lewin Model atau desain PTK menurut Kurt Lewin ditafsirkan oleh Kemmis mecakup
langkah-langkah menemukan gagasan awal yang dilanjutkan dengan menemukan fakta-fakta recoinnaissance yang selanjutnya fakta tersebut
dianalisis untuk menentukan masalah dan prioritas untuk dicari pemecahanya. Langkah selanjutnya adalah menetapkan rencana umum berupa kerangka
pemecahan masalah untuk ditindaklanjuti dalam tindakan pemecahan masalah. Setiap tindakan terus menerus dimonitor kemudian dievaluasi atas tindakan
yang dilakukan untuk merencakan implementasi tindakan berikutnya. Secara umum bagan desain PTK menurut Lewin sebagai berikut.
Gambar 2 Desain PTK Model Lewin Ditafsirkan Oleh Kemmis
Sumber: Rochiati Wiriaatmadja 2006:62 Evaluasi
Implementasi langkah
1
RENCANA UMUM
Langkah 1 Langkah 2
Langkah dst
Implementasi Langkah 2
Langkah 1 Perbaikan
Rencana
Langkah 2 Evaluasi
dst
GAGASAN AWAL
RECONNAISSANCE
LISTRIK untuk SMP
Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Kimia SMA
KEGIATAN PEMBELAJARAN: PENELITIAN TINDAKAN KELAS
KELOMPOK KOMPETENSI J
15
b Model Kemmis dan Mc. Taggart Model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc. Taggart tidak
terlalu berbeda dengan model Kurt Lewin. Dikatakan demikian karena di dalam satu siklus atau putaran terdiri atas empat komponen seperti yang dilaksanakan
Lewin. Keempat komponen tersebut adalah; perencanaan planning, tindakan acting,observasi observation, dan refleksi reflection.
Model Kemmis dan Taggart dapat dilihat pada Bagan 2.
Gambar 3 Desain PTK Model Menurut Kemmis dan Taggart
Sumber: Hopkins 1993:48 dan Zainal Aqib 2006:23
Kemmis dan Taggart telah melakukan penelitian tindakan kelas, mengenai proses inkuari pada pelajaran sains. Ia memfokuskan pada strategi bertanya
kepada siswa. Keputusannya timbul dari pengamatan tahap awal yang menunjukkan bahwa siswa ketika belajar sains dengan menghafal bukan dalam
Murid-muridku mengira bahwa keinginan berarti menyatakan fakta-fakta penelitian.
Bagaimana saya dapat menstimulasi penelitian pada murid-muridku? Mengubah
kurikulum? Mengubah pertanyaan? Tetap pada strategi pertanyaan?
Mengubah strategi pertanyaan untuk
mendorong para siswa mengembangkan
jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan
mereka
Mencoba pertanyaan yang
mempersiapkan murid-murid untuk
mengatakan apa yang mereka
maksud dan yang mereka minati
Melanjutkan tujuan utama namun
mengurangi pertanyaan kontrol
Menggunakan sedikit pertanyaan
kontrol untuk dua mata pelajaran
Pertanyaan penelitianku
terganggu oleh kebutuhanku untuk
tetap pada kontrol yang diinginkan
anggota kelas Mencatat
pertanyaan- pertanyaan dan
merekam respon- respon selama dua
mata pelajaran untuk melihat apa
yang terjadi. Mencatat semua
kesan yang kudapat tiap hari dalam
diaribuku harian Penelitian
berkembang namun para siswa semakin
sulit dikendalikan. Bagaimana saya
menjaga agar mereka tetap pada
jalurnya? Dengan saling
mendengarkan, memeriksa
pertanyaan- pertanyaan mereka?
Pelajaran apa yang bisa membantu?
Merekam pertanyaan dan
pertanyaan kontrol. Mencatat dalam
buku harian akibat- akibat terhadap
perilaku siswa
PPPPTK IPA
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud
KEGIATAN PEMBELAJARAN: PENELITIAN TINDAKAN KELAS
KELOMPOK KOMPETENSI J
16
proses inkuari. Dalam diskusi, dipikirkannya cara untuk mendorong siswa berinkuiri, apakah dengan mengubah kurikulum atau mengubah cara bertanya
kepada siswa. Akhirnya diputuskan untuk menyusun strategi bertanya untuk mendorong siswa menjawab pertanyaan. Semua kegiatan ini dilakukan pada
tahap perencanaan. Pada kotak act tindakan, mulai diajukan pertanyaan- pertanyaan kepada siswa untuk mendorong mereka mengatakan apa yang
mereka pahami dan apa yang mereka minati.
Pada kotak observasi, pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban siswa dicatat atau direkam untuk melihat apa yang sedang terjadi. Pengamat juga
mencatat dalam buku hariannya. Dalam kotak refleksi, ternyata ditemukan bahwa kontrol terhadap kelas yang terlalu ketat menyebabkan tanya jawab yang
dilakukan guru kurang lancar, sehingga tidak mencapai hasil yang baik dan perlu diperbaiki. Pada siklus berikutnya, perencanaan direvisi dengan memodifikasi
dalam bentuk mengurangi pertanyaan-pertanyaan guru yang bersifat mengontrol siswa, agar strategi bertanya dapat berlangsung dengan baik. Pada tahap
tindakan siklus kedua hal itu dilakukan. Pelaksanaannya dicatat dan direkam untuk melihat pengaruhnya terhadap perilaku siswa. Pada tahap refleksi,
ternyata siswa sulit dikendalikan. Kemmis merenung, apakah pelajaran dilanjutkan dengan probing atau menggunakan teknik lain. Demikian
permasalahan selanjutnya terjadi, dan seterusnya harus kembali pada perencanaan baru.