Indriati Wijayati, Y. Anni Aryani, dan Doddy Setiawan 2001 Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Modal Kerangaka Pikir

lebih lanjut temuan-temuan empiris mengenai rasio keuangan, khususnya yang menyangkut kegunaannya dalam memprediksi laba yang akan datang. Sampel yang diambil adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang ada di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2008 sebanyak 32 perusahaan. Dalam penelitian ini perusahaan yang digunakan sebagai sampel dipilih secara purposive sampling dari seluruh perusahaan manufaktur yang go publik dan terdaftar di BEI. Berdasarkan dari hasil penelitian diperoleh hasil uji t variabel current ratio dan total asset turn over berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Selain itu Hasil koefisien Beta juga menunjukkan bahwa variabel total asset turn over berpengaruh dominan terhadap perubahan laba.

c. Indriati Wijayati, Y. Anni Aryani, dan Doddy Setiawan 2001

Melakukan penelitian dengan judul “Kemampuan Informasi Keuangan Memprediksi Perubahan Laba”. Peneliti menguji kemampuan informasi dalam laporan keuangan yakni laba, persediaan, piutang dagang, operating expenses , dan ratio laba kotor terhadap penjualan untuk memprediksi laba di masa depan. Penelitian ini menunjukkan informasi keuangan dapat dipergunakan untuk memprediksi perubahan laba, baik sebelum maupun sesudah krisi moneter. Akan tetapi, terdapat perbedaan pengaruh pada masa sebelum dan sesudah krisis moneter. Pada masa sebelum krisis, perubahan laba dan piutang dagang berpengaruh secara positif, sedangkan pada masa setelah krisis moneter ternyata negatif. Secara simultan, semua informasi keuangan yang diuji menunjukkan berpengaruh signifikan pada perubahan laba hal ini berlaku pada masa sebelum dan setelah krisis moneter. Hal ini menunjukkan informasi keuangan dapat dipergunakan untuk memprediksi perubahan laba satu tahun kedepan. 2.2. Landasan Teori 2.2.1. Laporan Keuangan

2.2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan diperoleh dari proses berjalannya sistem akuntansi. Akuntansi atau Accounting merupakan bahasa bisnis yang dapat memberikan informasi mengenai kondisi bisnis dan hasil usaha pada suatu waktu periode tertentu. Laporan keuangan yang dihasilkan dari sistem atau proses akuntansi tidak dapat dibuat secara mudah, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan dimengerti. Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan digunakan sebagai alat penguji dan pekerjaan pembukuan, tetapi untuk selanjtnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk menentukan dan menilai posisi keuangan perusahaan agar pihak- pihak yang berkepentingan dapat mengambil keputusan. Dalam hal laporan keuangan, kewajiban setiap perusahaan adalah untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis untuk dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini. Laporan keuangan juga menentukan langkah apa yang akan dilakukan perusahaan di saat sekarang dan di masa mendatang. Menurut Kasmir, 2010 laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan, dan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan Jumingan, 2006. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia yang dinyatakan didalam PSAK No.1 revisi 2009 : 7 mendefinisikan laporan keuangan sebagai “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi laporan posisi keuangan, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya laporan arus kas atau laporan arus dana, catatan atas laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.” Berdasarkan beberapa penjelasan mengenai definisi dari laporan keuangan, disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil dari seluruh transaksi yang tercatat dan terjadi dalam suatu entitas perusahaan yang disajikan dalam satu bentuk laporan yang berisikan beberapa laporan terkait dari transaksi serta tambahan informasi.sebagai kelengkapan dari laporan keuangan.

2.2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan

laporan keuangan digunakan untuk melihat kondisi suatu perusahaan, memberikan gambaran atau laporan kemajuan progress report secara periodik yang dilakukan oleh manajemen. IAI 2009 : paragraf 12 memberikan gambaran tentang tujuan dari suatu laporan keuangan, yaitu : “Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi. Namun laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diikhtisarkan sebagai berikut : 1 Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai prinsip akuntansi berterima umum, posisi keuangan, hasil operasi dan perubahan dalam posisi keuangan. 2 Tujuan umum laporan keuangan adalah sebagai berikut : a Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban suatu usaha bisnis dengan tujuan untuk : 1. Mengevaluasi kelemahan dan kekuatan. 2. Menunjukkan pendanaan dan investasi. 3. Mengevaluasi kemampuan perusahaan memenuhi komitmen. 4. Menunjukkan basis sumber daya untuk pertumbuhan. b Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang perubahan sumber daya bersih sebagai hasil dari aktivitas-aktivitas perusahaan yang menghasilkan profit dengan tujuan untuk : 1. Menunjukkan tingkat pengembalian deviden harapan bagi investor. 2. Menunjukkan kemampuan operasi untuk membayar kreditor dan pemasok, menyediakan pekerjaan bagi karyawan, membayar pajak dan menghasilkan dana untuk ekspansi. 3. Menyediakan informasi bagi manajemen untuk perencanaan dan pengendalian. 4. Menunjukkan profitabilitas jangka panjang. c Menyediakan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengestimasi earnings potensial perusahaan. d Menyediakan informasi lain yang dibutuhkan tentang perubahan sumber daya ekonomi dan kewajiban. e Mengungkapkan informasi lain yang relevan dengan kebutuhan pemakai. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atas sumber daya yang dipercayakan. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

2.2.1.3. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan

Dalam Stansar Akuntansi Indonesia Ikatan Akuntansi Indonesia, 2004 : 14 secara terpisah menjelaskan tentang sifat dan keterbatasan laporan keuangan sebagai berikut : a. Laporan keuangan bersifat sejarah, yang tidak lain merupakan kejadian- kejadian yang telah lewat, maka terdapat keterbatasan dalam kegunaannya. b. Laporan keuangan bersifat umum bukan untuk memenuhi kebutuhan tiap- tipa pemakai. c. Laporan keuangan itu sebagai hasil dari pemakaian stelsel timbulnya hak dan kewajiban dalam akuntansi. Dalam proses penyusunannya tidak lepas dari penaksiran-penaksiran dan pertimbangan-pertimbangannya. d. Laporan keuangan bersifat konderfatif dalam menghadapi ketidakpastian, peristiwa-peristiwa tidak menguntungkan segera diperhitungkan kerugiannya : harta, kekayaan bersih dan pendapatan bersih yang selalu dihitung dalam nilainya yang paling rendah. e. Laporan keuangan lebih menekankan bagaimana keadaan sebenarnya peristiwa-peristiwa dilihat dari sudut ekonomis dari pada berpegang pada formilnya. f. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan. g. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan Harahap, 2007 : 248.

2.2.1.4. Unsur Laporan Keuangan

Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang klasifikasikan dampak beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonomi, yang merupakan unsur laporan keuangan. Unsur ini dapat diklasifikasikan menjadi unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi laporan keuangan dan unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran kinerja Julianty dan Prastowo, 2005 : 9. a. Unsur posisi keuangan Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas yang disajikan pada laporan keuangan yang disebut neraca. b. Unsur kinerja perusahaan Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran kinerja perusahaan disajikan dalam laporan keuangan yang disebut laporan laba rugi. Penghasilan lebih laba sering kali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran lainnya, misalnya return of investment atau earnings pershare . Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih ini adalah penghasilan income dan beban expense Juliaty dan Prastowo, 2005 : 9-10.

2.2.1.5. Jenis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir 2008 : 58, jenis-jenis laporan keuangan dikelompokkan menjadi lima laporan, antara lain sebagai berikut : a. Neraca Neraca adalah laporan yang menunjukkan jumlah aktiva harta, kewajiban hutang, dan modal ekuitas perusahaan pada saat tertentu.

b. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan kondisi usaha dalam suatu periode tertentu yang tergambar dari jumlah pendapatan yang diterima dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba atau rugi. c. Laporan perubahan ekuitas Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini serta sebab-sebab berubahnya modal. d. Laporan arus kas Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukkan arus kas masuk pendapatan dan arus kas keluar biaya. e. Catatan atas laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan adalah laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya.

2.2.1.6. Bentuk laporan keuangan a.

Neraca Menurut Baridwan 2000 : 28-29, bahwa neraca dapat disusun dalam 2 bentuk, yaitu : 1. Bentuk rekening T 2. Bentuk laporan

b. Laporan Laba Rugi

Menurut Baridwan 2000 : 34, laporan laba rugi dapat disusun dalam 2 bentuk sebagai berikut : 1. Multi Step bertahan Adalah bentuk laporan rugi laba dimana dilakukan beberapa pengelompokkan terhadap pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya yang disusun dalam urutan-urutan tertentu. 2. Single Step Adalah dimana dalam bentuk ini tidak dilakukan pengelompokkan pendapatan dan biaya ke dalam kelompok-kelompok usaha dan diluar usaha.

c. Laporan Perubahan Modal

Menurut Baridwan 2000 : 39, laporan perubahan modal dapat disusun dalam 2 bentuk sebagai berikut : 1. Laporan laba tidak dibagi untuk melengkapi laporan perhitungan rugi laba all inclusive. 2. Laporan laba tidak dibagi untuk melengkapi laporan perhitungan rugi laba current performance.

d. Laporan Arus Kas

Menurut PSAK No. 2 paragraf 17-18 IAI, 2009 perusahaan harus melaporkan arus kas dengan menggunakan salah satu dari metode berikut : 1. Metode Langsung Metode ini mengungkapkan kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto. Kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan menyesuaikan dengan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi untuk 1 perubahan persediaan, piutang usaha, dan utang usaha dalam periode berjalan 2 pos bukan kas lainnya 3 pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan. 2. Metode Tidak Langsung Metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau deferral atau aktual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

2.2.1.7. Pemakai Laporan Keuangan

Para pemakai laporan keuangan ini menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda, yang meliputi sebagai berikut : a. Investor Investor membutuhkan informasi keuangan untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. b. Kreditor Para kreditor tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunga dapat dibayar pada saat jatuh tempo. c. Pemasok dan kreditor usaha lainnya Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. d. Shareholders para pemegang saham Shareholders atau para pemegang saham berkepentingan dengan informasi mengenai kemajuan perusahaan, pembagian keuntungan yang akan diperoleh dan penambahan modal untuk business plan selanjutnya. e. Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang atau bergantung pada perusahaan. f. Pemerintah Pemerintah membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak serrta dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. g. Karyawan Karyawan tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk melakukan penilaian atas kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja. h. Masyarakat Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasikecenderungan trend dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya Prastowo dan Juliaty, 2005 : 3.

2.2.2. LABA

2.2.2.1. Pengertian Laba

Menurut Baridwan 2000 : 31, laba adalah kenaikan modal aktiva bersih yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transasksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama satu periode kecuali yang timbul dari pendapatan revenue atau investasi oleh pemilik. Contohnya adalah laba yang timbul dari penjualan aktiva tetap. Menurut Anthony dan Govidarajan 2002 : 167, ketika kinerja financial suatu pusat pertanggungjawaban diukur dalam ruang lingkup laba yaitu, selisih antara pendapatan dan pengeluaran maka pusat ini disebut sebagai pusat laba profit center.

2.2.2.2. Tujuan Pelaporan Laba

Menurut Hendriksen 1998 : 130, tujuan pelaporan laba adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi mereka yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan. Salah satu tujuan dasar yang dianggap paling penting bagi semua pemakai laporan keuangan adalah untuk membedakan antara modal yang diinvestasikan dan laba, antara stok dan arus kas keuangan sebagai bagian dari proses akuntansi deskriptif. Pelaporan laba memberikan ringkasan informasi penting mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan baik untuk periode kuartalan maupun tahunan Jhon, Subramayan, Halsey, 2005 : 85.

2.2.2.3. Manfaat Pusat Laba

Pusat laba adalah ketika kinerja finansial suatu pertanggungjawaban diukur dalam ruang lingkup laba yaitu, selisih antara pendapatan dan pengeluaran. Menurut Anthony dan Govindarajan 2000: 169, menjelaskan bahwa menjadikan unit-unit organisasi sebagai pusat laba dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Kualitas keputusan dapat meningkat karena keputusan tersebut dibuat oleh para manajer yang paling dekat dengan keputusannya. 2. Kecepatan dari keputusan-keputusan operasional dapat meningkat karena mereka tidak perlu mendapat persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat. 3. Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian sehingga dapat lebih berkosentrasi pada hal-hal yang lebih luas. 4. Karena pusat laba mirip dengan perusahaan yang independen, mereka memberikan dasar pelatihan yang sempurna bagi manajemen umum. Para manajer mereka mendapatkan pengalaman dalam mengelola seluruh area fungsional, dan manajemen yang lebih tinggi mendapatkan kesempatan untuk mengevaluasi potensi pekerjaaan yang tingkatnya lebih tinggi. 5. Kesadaran laba profit consciousness dapat ditingkatkan karena para manajer yang bertanggung jawab atas laba akan selalu mencari cara untuk meningkatkan labanya. seorang, manajer yang bertanggung jawab untuk kegiatan pemasaran, misalnya, cenderung melaksanakan pengeluaran untuk biaya promosi yang dapat meningkatkan penjualan, sama seperti manajer yang bertanggung jawab atas laba yang akan termotivasi untuk membuat promosi yang akan meningkatkan laba. 6. Pusat laba memberikan informasi yang siap pakai bagi manajemen tingkat atas mengenai profitabilitas dari komponen-komponen individual perusahaan. 7. Karena keluaran output yang dihasilkan telah siap pakai, pusat laba sangat responsif terhadap tekanan untuk meningkatkan kinerja kompetitif mereka.

2.2.2.4. Prediksi Laba Yang Akan Datang

Menurut SAK 2004: 5, informasi posisi keuangan dan kinerja laba dimasa lalu sering kali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja yang akan datang dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai. Seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Untuk memiliki nilai prediktif, informasi tidak perlu harus dalam bentuk ramalan eksplisit. Namun demikian kemampuan laporan keuangan untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan menampilkan informasi tentang transaksi dan peristiwa masa lalu. Misalnya, nilai prediktif laporan laba rugi dapat ditingkatkan kalau pos-pos penghasilan atau beban yang tidak bisa, abnormal dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah. Prediksi laba yang akan datang penting bagi korporasi untuk proses merencanakan keuangan. Berdasarkan perencanaan ini, manajer keuangan dapat menentukan aktivitas korporasi untuk mencapai laba yang ditentukan. Dalam memprediksi laba yang akan datang perlu diketahui terlebih dahulu tentang konsep laba. Laba profit korporasi diperoleh dari penjualan dikurangi semua biaya operasional. Sedangbiaya operasional dapat dikelompokkan sebagai biaya operasional tetap dan biaya operasional variabel. Biaya operasional tetap tidak berfluktuasi dengan level produksi atau penjualan, sedangkan biaya operasional variabel berfluktuasi secara langsung dengan level produksi atau penjualan Manahan, 2005.

2.2.2.5. Laba Sebagai Alat Ramal

Menurut Hedrikson 1998: 145, para investor, kreditor dan pihak lain sering menggunakan laba untuk membantu mereka mengevaluasi daya laba, meramal laba yang akan datang atau menaksir resiko berinvestasi atau memberikan pinjaman kepada perusahaan.

2.2.3. Arus Kas

2.2.3.1. Pengertian Arus Kas

Laporan arus kas memperlihatkan bagaimana aktivitas-aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan perusahaan mempengaruhi kas selama satu periode akuntansi. Laporan ini menjelaskan kenaikan atau penurunan kas bersih selama periode akuntansi Simmamora, 2002 : 406. Sedangkan menurut Harahap 2004 : 242, mengemukakan bahwa arus kas adalah suatu hal yang dipakai dalam setiap kegiatan ekonomi. Informasi yang disediakan dalam daftar arus kas, bila dipakai dengan pengungkapan dan informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan yang lain, harus dapat membantu para penanam modal, kreditur dan pihak lainnya untuk : a. Menetapkan kemampuan badan usaha dalam menghasilkan arus kas bersih yang positif di masa yang akan datang. b. Menentukan kemampuan badan usaha dalam memenuhi kewajibannya, membayar dividen dan kebutuhan pembelanjaan ekstern. Secara sederhana, kas adalah hal yang penting. Jika perusahaan tidak mempunyai kas yang cukup, maka gaji karyawan tidak dapat dibayar, hutang tidak dapat dilunasi, dividen tidak dapat dibayar, dan peralatan tidak dapat dibeli. Laporan arus kas menunjukkan bagaimana kas digunakan dan dari mana kas itu berasal. Karyawan, kreditor, pemegang saham, dan pelanggan memiliki kepentingan dengan laporan ini karena menunjukkan arus kas yang terjadi dalam perusahaan. c. Menetapkan alasan perbedaan antara laba bersih dan penerimaan atau pembayaran kas yang berkaitan. Angka laba bersih merupakan hal yang penting, karena memberikan informasi tentang keberhasilan atau kegagalan sebuah perusahaan bisnis dari suatu periode ke periode lainnya. d. Menentukan pengaruh terhadap posisi keuangan badan usaha, baik transaksi kasnya maupun investasi non kas dan transaksi pembelanjaan selama periode tertentu. Keiso, 2007 : 306

2.2.3.2. Tujuan Arus Kas

Menurut Harahap 2004 : 243, tujuan laporan arus kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Laporan ini akan membantu para investor, kreditur, dan pemakai lainnya untuk : a. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas di masa yang akan datang. b. Menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya membayar dividen dan keperluan dana untuk kegiatan ekstern. c. Menilai alasan-alasan perbedaan antara laba bersih dan dikaitkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. d. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi keuangan lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.. Menurut Simamora 2002: 406, mengungkapkan bahwa tujuan utama laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi perihal penerimaan dan pengeluaran kas sebuah perusahaan selama satu periode akuntansi.

2.2.3.3. Kegunaan Arus Kas

Menurut Prastowo dan Juliaty 2005: 33, arus kas mempunyai beberapa kegunaan dan dengan melakukan analisis arus kas, kita dapat mengetahui : 1. Mengetahui perubahan aktiva bersih, struktur keuangan dan kemampuan mempengaruhi arus kas.. 2. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas.. 3. Mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. 4. Dapat menggunakan informasi arus kas historis sebagai indikator jumlah waktu, dan kepastian arus kas masa depan. 5. Meneliti kecermatan taksiran arus kas masa depan dan menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.

2.2.3.4. Klasifikasi Arus Kas

PSAK No. 2 IAI, 2004:2.3-2.5 bahwa “Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu” dan diklasifikasikan menurut 3 aktivitas, yaitu : 1. Aktivitas Operasi Yaitu arus kas yang berasal dari aktivitas penghasil utama pendanaan perusahaan atau transaksi yang masuk ke dalam atau keluar dari dalam penentuan laba bersih. 2. Aktivitas Investasi Yaitu mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan dan pada umumnya melibatkan aktiva jangka panjang. 3. Aktivitas Pendanaan Yaitu melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik meliputi mendapat atau mengembalikan kepada kreditur dan sebagainya.

2.2.3.5. Prediksi Arus Kas

Menurut SAK 2004: 2.3, jumlah arus kas yang berasal dari arus kas bersih merupakan indikator yang menentukan apakah perusahaan dapat menghasilkan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan perusahaan membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain berguna dalam memprediksi arus kas masa depan. Menurut Husnan 2000 : 137, masalah dalam penaksiran arus kas bukan hanya menyangkut akuntansi taksiran, tetapi juga perlu dipahami arus kas yang relevan perdefinisi, karena taksiran menyangkut masa yang akan datang. Maka akan selalu terbuka peluang untuk melakukan kesalahan. Kesalahan mungkin tidak sengaja dilakukan tetapi mungkin juga disengaja dilakukan. Untuk menaksir arus kas yang relevan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Taksiran arus kas dasar setelah pajak. Perhatikan bahwa yang dinikmati oleh pemilik perusahaan adalah kas masuk bersih setelah pajak. 2. Taksiran arus kas atau dasar incremental atau selisih. Rencana peluncuran produk baru mungkin akan mengakibatkan pengurangan penjualan produk lama kanibalisme, lebih-lebih kalau produk tersebut ternyata mempunyai pasar yang sama. 3. Taksiran arus kas yang timbul karena keputusan investasi. 4. Jangan masukkan sunk cost biaya yang telah terjadi sehingga tidak akan berubah karena keputusan yang akan kita ambil. Sering kali kita menaksir arus kas dipergunakan taksiran laba rugi sesuai dengan prinsip akuntansi, dan kemudian merubahnya menjadi taksiran atas dasar arus kas.

2.2.4. Kemampuan Variabel Laba X

1 dan Arus Kas X 2 Dalam Memprediksi Laba Yang Akan Datang Y Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai laporan melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya. Karena laba dan arus kas merupakan indikator kinerja keuangan perusahaan yang mengalami kenaikan atau penurunan melalui perbandingan data pada perusahaan. Perubahan kenaikan atau penurunan ini memberikan dampak terhadap kebijakan keuangan untuk memprediksi laba yang akan datang. Peramalan akan kondisi mendatang sering dilakukan dalam praktik bisnis. Hal ini diperlukan untuk memberikan arah operasi usaha dalam kondisi ketidakpastian yang dialami perusahaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa orientasi laporan keuangan menekankan pada kinerja keuangan dan posisi keuangan masa lalu. Di pihak lain kebutuhan informasi akuntansi para pemakai untuk membuat keputusan investasi berorientasi ke masa yang akan datang. Menurut Lee 1986 dalam penelitian P. D’yan Saniarta S menyatakan bahwa dari sudut pandang pengambilan keputusan, memasukkan data baik data historis maupun data yang diproyeksikan dalam laporan akan memberi manfaat yang sangat baik. Sementara ini dugaan investor terhadap masa yang akan datang sebagian didasarkan pada informasi masa lalu dan sebagian pada spekulasi tentang apa yang terjadi sebelumnya. Menurut Baridwan 2000: 31 laba adalah kenaikan modal aktiva bersih yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari pendapatan revenue atau investasi oleh pemilik. Terori-teori yang melandasi dari variabel tersebut adalah teori interpretasi dan sintaktis yang dilakukan peneliti oleh Edward dan Bell. Hubungan laba sebagai alat ramal dijelaskan di penelitian sebelumnya dengan menggunakan intepretasi theory dan sintaktis theory. Dalam intepretasi theory terdapat konsep-konsep nilai dan laba, menyarankan bagaimana konsep laba sebagai alat ukur laba yang akan datang untuk menunjukkan hubungan antara intepretasi ekonomi dan pengukuran yang diperoleh dari data sesungguhnya. Dalam sintaktis theory mencoba menerapkan praktek akuntansi yang sedang berjalan dan meramalkan bagaimana para akuntan harus bereaksi terhadap situasi tertentu, atau bagaimana mereka akan melaporkan kejadian-kejadian tertentu dan berhubungan dengan struktur proses pengumpulan data dan pelaporan keuangan Hendrikson, 1998: 4. Berdasarkan penelitian ini kemampuan variabel laba X 1 dan arus kas X 2 merupakan indikator untuk mengukur kinerja perusahaan terhadap prediksi laba yang akan datang Y yang ditujukan dengan hasil penelitian Finger 1994 dalam penelitian P. D’Yan Yaniartha S menguji kemampuan laba untuk memprediksi laba yang akan datang, hasilnya menunjukkan bahwa laba bermanfaat untuk memprediksi laba masa mendatang. Artinya seri waktu laba periode yang terdahulu memiliki kecenderungan mengalami perubahan terhadap laba di masa mendatang.

2.3. Kerangaka Pikir

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat digambarkan bagan kerangka pemikiran sebagai berikut : Kerangka Pikir Uji Statistik Regresi Linier Berganda Gambar 2.1 : Bagan Kerangka Pikir Keterangan : X1 : Laba pada tahun t X2 : Arus kas pada tahun t Y : Laba pada tahun t+1 Laba X 1 Arus Kas X 2 Prediksi Laba Yang Akan Datang Y

2.4. Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Laba Akuntansi Dan Total Arus Kas Dalam Memprediksi Arus Kas Di Masa Yang Akan Datang Pada Perusahaan Jasa Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

8 38 80

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS OPERASI DI MASA YANG AKAN DATANG (Pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011)

1 4 19

KEMAMPUAN INFORMASI KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS DI MASA YANG AKAN DATANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 2 31

KEMAMPUAN INFORMASI LABA DAN ARUS KAS PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PERATAAN LABA DALAM MEMPREDIKSI LABA KEMAMPUAN INFORMASI LABA DAN ARUS KAS PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN PERATAAN LABA DALAM MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS DI MASA YANG AKAN DATANG (Stu

0 3 13

MANFAAT INFORMASI LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA MASA YANG AKAN DATANG (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 7

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI LABA YANG AKAN DATANG PADA PERUSAHAAN FOOD & BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 2 96

PENGARUH LABA KOTOR, LABA OPERASI, LABA BERSIH DAN ARUS KAS UNTUK MEMPREDIKSI ARUS KAS DI MASA MENDATANG PADA PERUSAHAAN FOOD & BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA).

0 1 95

PENGARUH LABA KOTOR, LABA OPERASI, LABA BERSIH DAN ARUS KAS UNTUK MEMPREDIKSI ARUS KAS DI MASA MENDATANG PADA PERUSAHAAN FOOD BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 19

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI LABA YANG AKAN DATANG PADA PERUSAHAAN FOOD & BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 22

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI LABA YANG AKAN DATANG PADA PERUSAHAAN FOOD BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 21