D. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan valid apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur
yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut Azwar,
2012.
Validitas yang diperiksa dalam penelitian ini adalah validitas isi content validity. Validitas isi adalah validitas yang menunjuk pada
sejauh mana intrumen yang disusun mencerminkan isi yang dikehendaki. Dalam penelitian ini, penyusunan instrumen didasarkan pada kisi-kisi
yang sesuai dengan aspek tujuan, bahan deskripsi bahan, indikator dan
jumlah pernyataan tiap indikator Furchan, 2005:295.
Pemeriksaan keterpenuhan validitas isi didasarkan pada pertimbangan yang dilakukan secara terpisah oleh ahli expert judgment, guna
menelaah setiap butir item pernyataan korban bullying, yang bertujuan agar setiap item pernyataan yang dibuat tepat dengan aspek tujuan,
bahandeskripsi bahan, indikator dan jumlah pertanyaan per indikator, sehingga dapat dinyatakan baik Nurgiyantoro, 2009:339. Dalam
penelitian ini validitas isi diperiksa oleh Juster Donal Sinaga, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi di Program Studi Bimbingan dan
Konseling, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Juster Donal Sinaga,
M.Pd., memberi koreksi dan masukan untuk lebih memperhatikan pernyataan dalam item. Pertama, membuat pernyataan item yang
favorabel saja sedangkan yang unfavorabel dihilangkan. Kedua, menghilangkan kata yang bernuansa frekuensi pada pernyataan, misalnya
“teman-teman sering merusak peralatan sekolah saya”. Kata sering sebaiknya dihilangkan saja sehingga menjadi “teman-teman merusak
peralatan sekolah saya”. Ketiga, memastikan pernyataan menunjukkan
tentang bullying.
Selain itu, validitas isi juga diperiksa oleh Drs. Th. Prapanca Hary, M.Si. Beliau adalah dosen Psikologi Universitas Sarjanawiyata Taman
Siswa Yogyakarta dan dosen Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Drs. Th. Prapanca Hari, M.Si., memberi
koreksi dan masukan mengenai penulisan item dan tanda baca. Kata “mempunyai” yang benar memunyai.
Pemeriksaan ini dilakukan guna menelaah kualitas konstruk secara logis dari setiap butir item pernyataan kuisioner korban bullying siswa
SMP yang disusun oleh peneliti. Pemeriksaan ini juga bertujuan agar setiap item pernyataan yang dibuat secara logis tepatsesuai dengan
konstruk kisi-kisinya Nurgiyantoro, 2009:339. Setelah
mendapatkan penilaian
ahli, kuesioner
kemudian diujicobakan pada siswa kelas VII SMP Joannes Bosco Yogyakarta, pada
tanggal 14 – 15 Maret 2013. Jumlah peserta didik yang mengisi
kuesioner adalah 30 siswa. Pertimbangan peneliti memilih SMP Joannes
Bosco sebagai subjek uji coba penelitiaan adalah karakteristik pesera didik sekolah tersebut relatif sama dengan subjek penelitian.
Data uji coba digunakan untuk melihat koefisien korelasi item terhadap skor-skor aspek melalui pendekatan analisis korelasi Pearson
Product Moment . Formulasi yang digunakan dalam analisis konsistensi
internal butir item adalah sebagai berikut:
XY
r =
2 2
2 2
Y Y
N X
X N
Y X
XY N
Keterangan :
XY
r = korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir
N = jumlah subyek
X = skor sub total kuesioner
Y = skor total butir-butir kuesioner
XY = hasil perkalian antara skor X dan skor Y
Proses penghitungan dilakukan dengan cara memberi skor pada tiap item dan menstabulasikan ke dalam data penelitian. Penghitungan
dilakukan dengan SPSS 16. Pemilihan item berdasarkan korelasi item-total, biasanya digunakan
batasan
i
r
≥ 0,275. Semua item yang memiliki koefisien korelasi minimal 0,275 dianggap memiliki daya diskriminasinya tinggi dan jika
kurang dari 0,275 diinterpretasikan memiliki daya diskriminasi yang rendah Azwar, 1999:65. Hasil penelitian koefisien korelasi penyusunan
SPSS 16 diperoleh 33 item yang memiliki koefesien korelasi ≥0, 275,
sedangkan 12 item 0,275. Item yang valid akan digunakan dalam kuesioner Tingkat Intensitas Korban Bullying sedangkan item yang tidak
valid tidak digunakan dalam Kuesioner Tingkat Korban Bullying. Pada tabel 4 akan disajikan tabel rincian item yang valid dan item yang tidak
valid:
Tabel 4 Jumlah Item-Item yang Valid dan Tidak Valid
Jenis Korban Bullying Indikator
Item Valid
Tidak Valid
1. Bullying Fisik
Bullying fisik
merupakan jenis bullying
yang kasat mata. Siapa pun bisa
melihat tindakan bullying
fisik karena terjadi sentuhan fisik
antara pelaku bullying
dan korbannya.
a. Ditampar
10 10
b. Dimaki
25 25
c. Dipalak
5, 30, 40 5, 30
d. Didorong
12, 27 12, 27
e. Dirusak
1, 21 33 1, 21, 33
f. Ditonjok
6, 20, 31 6, 20
31 g.
Diganggu 37, 41, 45
42, 45 37
h. Cidera
28, 44 44
28
2. Bullying Verbal
Bullying verbal
merupakan jenis korban bullying
yang juga bisa terdeteksi karena
bisa tertangkap dengan indra
pendengaran manusia.
a. Memunyai
julukan 11, 34
34 11
b. Dibentak
9, 38, 43 9, 43
38 c.
Mendapat penghinaan
2, 39 2, 39
d. Menebar
gosip 41
41 e.
Menjadi bahan ejekan
8, 17 17
8 f.
Disorakin 3, 35
3, 35 g.
Ditertawakan 13, 36
13, 36 h.
Dimarahi 7
7
Jenis Korban Bullying Indikator
Item Valid
Tidak Valid
3. Bullying
MentalPsikologis Bullying
mental psikologis
merupakan jenis korban bullying
yang paling berbahaya karena
tidak tertangkap mata atau telinga
kita jika kita tidak cukup awas
mendeteksinya. Praktik bullying
terjadi diam-diam dan di luar radar
pemantauan kita. a.
Dipandang sinis
29, 32 29
32 b.
Diremehkan 16, 19
16, 19 c.
Dikucilkan 4, 23, 24
4, 23 24
d. Dipelototi
26 26
e. Diteror
14, 22 14
22 f.
Diabaikan 18
18 g.
Difitnah 15
15
Jumlah item 45
33 12
2. Reliabilitas