Beban Pemakaian Perlengkapan Jurnal Penyesuaian Adjusting Entry

Mengasah Kemampuan Ekonomi untuk Kelas XII 24

6. Piutang Tak Tertagih

Kemungkinan tidak tertagihnya suatu piutang dalam suatu perusahaan selalu saja ada. Hal ini mungkin disebabkan oleh usaha debitur mengalami pailit adanya faktor kesengajaan dari pihak debitur untuk membayar utangnya. Oleh karena itu, perusahaan harus menyisihkan sebagian dari utang debitur yang mungkin tidak akan tertagih. Untuk mencatat penyesuaian atas piutang yang tidak dapat ditagih tersebut dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung.

a. Metode Langsung

Pada metode ini, jika diketahui ada piutang yang kemungkinan besar tidak dapat ditagih lagi, langsung dihapuskan dengan menjurnal:

b. Metode Tidak Langsung atau Metode Cadangan

Pada metode ini, setiap akhir periode biasanya terlebih dahulu diadakan pengecekan, apakah ada piutang yang mungkin tidak akan dapat ditagih. Jika ada maka sebesar piutang tersebut dicadangkan, dicatat pada perkiraan cadangan kerugian piutang tak tertagih. Apabila piutang tersebut sudah benar-benar tidak dapat ditagih lagi, maka piutang tersebut harus dihapuskan. Untuk beberapa perusahaan biasanya telah menetapkan kebijakan untuk cadangan kerugian piutang tak tertagih berapa persen dari total piutang yang ada. Pada saat mencadangkan, jurnalnya: Pada saat penghapusan piutang tak tertagih, jurnalnya:

7. Beban Pemakaian Perlengkapan

Perlengkapan yang dimiliki perusahaan merupakan aktiva yang tergolong lancar, yang digunakan perusahaan dalam kegitan operasionalnya. Jika dilakukan perhitungan pada akhir periode, akan terdapat selisih antara jumlah perlengkapan awal yang tersedia dengan nilai persediaan perlengkapan yang masih ada. Selisih ini merupakan biaya pemakaian yang harus dibuatkan jurnal penyesuaiannya sebagai berikut. Berikut Penyesuaian yang dilakukan PD Cihuy pada 31 Desember 2007. a. Persediaan akhir barang dagangan sebesar Rp10.500.000,00. b. Penayangan iklan baru dilakukan 3 kali dari 5 kali penayangan. c. Peralatan disusutkan sebesar Rp150.000,00. d. Biaya sewa baru terpakai selama satu bulan. e. Kendaraan disusutkan sebesar Rp5.000.000,00. f. Biaya bunga yang belum dibayar sebesar Rp150.000,00. g. Persediaan perlengkapan toko sebesar Rp50.000,00. h. Perlengkapan kantor yang terpakai sebesar Rp200.000,00. i. Gaji bagian penjualan yang belum terbayar Rp300.000,00. Fokus t Pendapatan yang masih harus diterima t Pendapatan diterima di muka t Beban yang masih harus dibayar t Beban dibayar di muka t 1FOZVTVUBOBLUJWBUFUBQ t 1JVUBOHUBLUFSUBHJI t Beban pemakaian perlengkapan Sumber: www.swisherpens.com Beban penghapusan piutang Rpxxxxx Rugi piutang tak tertagih Rpxxxxx Kerugian piutang tak tertagih Rpxxxxx Cadangan kerugian piutang tak tertagih Rpxxxxx Cadangan kerugian piutang tak tertagih Rpxxxxx Piutang dagang Rpxxxxx Beban perlengkapan Rpxxxxx Perlengkapan Rpxxxxx Alat tulis kantor termasuk aktiva lancar yang memerlukan penyesuaian. Gambar 1.8 Di unduh dari : Bukupaket.com 25 Akuntansi Perusahaan Dagang

G. Kertas Kerja Work Sheet

Kertas kerja work sheet atau biasa disebut juga neraca lajur adalah suatu daftar yang terdiri atas kolom neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca saldo setelah penyesuaian, laporan labarugi, dan neraca. Pada dasarnya, kertas kerja merupakan suatu alat bantu untuk mempermudah penysusunan laporan keuangan. Oleh karena itu, pembuatan kertas kerja bukanlah suatu keharusan, boleh dibuat boleh tidak. Namun jika ingin lebih mudah dan laporan keuangan lebih rapi dan baik, maka sebaiknya terlebih dahulu dibuat kertas kerja sebelum penyusunan laporan keuangan. Penyusunan kertas kerja pada perusahaan dagang, dapat dilakukan dua cara atau pendekatan. Pertama, pendekatan Ikhtisar labarugi dan kedua pendekatan harga pokok penjualan.

1. Penyusunan Kertas Kerja dengan Pendekatan Ikhtisar Labarugi

Akun ikhtisar laba rugi dari kolom penyesuaian dipindahkan ke kolom daftar neraca saldo disesuaikan tanpa diselisihkan.

2. Penyusunan Kertas Kerja dengan Pendekatan Harga Pokok Penjualan

Perkiraan harga pokok penjualan diselisihkan, kemudian dipindahkan ke kolom daftar neraca saldo disesuaikan dan kolom labarugi. Berikut disajikan jurnal penyesuaian untuk PD Cihuy dengan pendekatan ikhtisar harga pokok penjualan. Tanggal Debet Keterangan 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 Kredit Rp 7.000.000,00 Rp 10.500.000,00 Rp 50.000,00 Rp 150.000,00 Rp 5.500.000,00 Rp 5.000.000,00 Rp 150.000,00 Rp 450.000,00 Rp 200.000,00 Rp 300.000,00 Rp 29.300.000,00 Jumlah Ikhtisar labarugi Persediaan barang dagangan Persediaan barang dagangan Ikhtisar labarugi Iklan dibayar di muka Beban iklan Beban peny. peralatan Ak. peny. peralatan Sewa dibayar di muka beban sewa Beban peny. kendaraan Ak. peny. kendaraan Beban bunga Utang bunga Beban perlengkapan toko Perlengkapan toko Beban perlengkapan kantor Perlengkapan kantor Beban gaji bag. penjualan Utang gaji bag. penjualan 2007 Des Ref. PD Cihuy Jurnal Penyesuaian Per 31 Desember 2007 Rp 7.000.000,00 Rp 10.500.000,00 Rp 50.000,00 Rp 150.000,00 Rp 5.500.000,00 Rp 5.000.000,00 Rp 150.000,00 Rp 450.000,00 Rp 200.000,00 Rp 300.000,00 Rp 29.300.000,00 Abdulgani Pria kelahiran Buktittinggi 14 Maret 1943 ini kembali dipercaya Garuda menjadi Komisaris Utama bersama Emirsyah Satar sebagai Dirut, Maret 2005. BOLJSTFOJPSMVMVTBO6 yang dikenal bersih dan berintegritas tinggi ini, saat menjabat Dirut Garuda 1998– 2002 berhasil menyelamatkan maskapai penerbangan terkemuka Indonesia itu dari ancaman keterpurukan. Sumber: www.tokohindonesia.com Figur Ekonomi Di unduh dari : Bukupaket.com