115
Keterlibatan masyarakat dalam aktifitas pesantren, “Saya pribadi kalau soal kegiatan pesantren yang saya ikuti adalah kegiatan
tahunan pesantren seperti khutbatul arsy pesantren, anggota masyarakat yang dilibatkan yang saya ketahui ada seperti orang tua saya sendiri
sepengetahuan saya sering dilibatkan oleh pesantren. Kegiatan masayarakatnya begitu juda bebrapa kegiatan melibatkan pesantren seperti
kemalangan, dan lain-lain”.
4.3.10 IbuUmi Inun Istri Ustaz Sahrijun Simatupang
Ibu Inun atau yang terkenal dipanggil oleh para santri dan santri wati Al- Abraar adalah umi inu. Umi inun memiliki empat orang anak dan satu suami.
Umurnya 39 tahun, kegiatannya sehari-hari adalah mengajar murid-murid ibtidaiyah pondok modern Al-Abraar. Selain itu termasuk istri ustaz yang banyak dikenal oleh
masyarakat desa sikuik-huik. Keterkenalan beliau selain karena propesinya sebagai guru ibtidaiyah, umi inun sering berkomunikasi dengan anggota masyarakat lainnya
di desa sikuik-huik apalagi urusan dapur. Umi inun biasanya belanja kebutuhan sehari-harinya itu di kedainya masyarakat yang ada di dusun siondop julu.
Umi Inun juga dalam keperibadiannya sangat ramah dengan tamu yang datang kepesantren, pada saat makan siang waktu itu penelitimendatangi rumahnya untuk
makan siang sembari makan siang kami melakukan komunikasi tentang kebutuhan data skripsi peniliti.
Interaksi pondok pesantren dengan masyarakat sekitarnya,
116
“Umi sering berkunjung keperkampungan masyarakat sini, kadang-kadang kepentingan dapur seperti beli kelapa, sayur mayor dan lain-lain. Selain itu
umi juga menjadi bagian dari masjyarakat disini, umi juga mengikuti kegiatan pengajian ibu desa sikuik-huik yang dilaksanakan seminggu sekali
hari sabtu sore”. Hubungan pesantren dengan masyarakat,
“Sepengetahuan umi hubungan pesantren dengan masyarakat dari dulu sampai sekarang itu baik-baik saja bahkan harmonis lagi. Karena
sepengetahuan umi belum ada kejadian-kejadian yang mengganggu pesantren begitu juga orang pesantren dengan masyarakat disini. Kalaupun
ada palinganlah seperti ada anak masyarakat sekitar sini belajar dipesantren kadang-kadang bikin fitnah yang tidak jelas dan itu tidak terlalu
mempengaruhi keharmonisan pesantren dengan masyarakat. Biasalah iseng- iseng”.
Kegiatan pesantren yang melibatkan masyarakat, “kalau soal itu kegiatan pesantren yang melibatkan masyarakat pasti adalah
tapi mereka diundang untuk dating kepesantren. Baik itu acara ulang tahun pondok, drama arena santri kelas enam pesantren, terus kegiatan ibtidaiyah
juga banyak. Seperti kegiatan persekolahan yang ada diibtidaiayah Al- Abraar”.
wawancara ini dilaksanakan pada bulan Januari 2011
117
4.4 INTERPRETASI DATA PENELITIAN 4.4.1 Interaksi Sosial Antar Warga Pondok Pesantren Modern Al-Abraar
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki ke khasan dan ke khususan sendiri, seperti lembaga ini dikhususkan untuk pelajar yang
beragama Islam, lembaga pendidikan pondok pesantren dipimpin oleh seorang kyai dan berstatus sebagai pengasuh pondok pesantren, santri biasanya tinggal dan
menetap di asrama atau di gubuk-gubuk kecil, dan buku pelajarannya bisanya didominasi oleh pelajaran tentang agama Islam.
Pondok Pesantren Modern Al-Abraar juga merupakan salah lembaga pendidikan Islam yang terdapat di Desa Sikuik-Huik Dusun Siondop Julu Kecamatan
Angkola Selatan Kabupaten Tapanuli Selatan. Lembaga pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Al-Abraar merupakan lembaga pendidikan yang mengajarkan
ilmu-ilmu agama dan ilmu umum yang menjadi kurikulum utamanya dalam pengajarannya. Sistem pendidikan di Pondok Pesantren Modern Al-Abraar dalam
perjalanan Pondok Pesantren di Indonesia, Al-Abraar masuk dalam kategori pondok pesantren “Modern”. System pendidikan pondok pesantren Modern adalah lembaga
pendidikan yang memodernisasi pendidikan-pendidikan pesantren salafi tradisional seperti masuknya kurikulum pendidikan umum, system asrama, dan memasukkan
kegiatan-kegiatan ekstra kulikuler lainnya. Elemen sosial pondok pesantren pada umumnya adalah KyaiUstaz sebagai
pigur sentral pondok dan juga sebagai pengasuh pondok pesantren, santri pondok pesantren santri Mukim dan tidak mukim, pegawai pondok, dan elemen lainnya
118
adalah masjid sebagai tempat pusat aktifitasnya sehari-hari. Elemen sosial pondok pesantren modern Al-Abraar, selain daripada elemen diatas tambahannya adalah
komite sekolah dan elemen masyarakat disekitar pesantren. Dari elemen-elemen sosial pondok pesantren diatas, dalam menjalankan
aktifitas kepesantrenan sehari-hari tentu saja terjadi hubungan tindakan sosial satu sama lain antar warga pondok pesantren. Hubungan tindakan sosial antar warga
pondok pesantren modern Al-Abraar berjalan setiap harinya, Kyai-Ustaz dengan sesama ustaznya, ustaz dengan santri, santri dengan santrinya, kyaiustaz dengan
pegawai pondok pesantren modern Al-Abraar, dan pondok pesantren dengan anggota masyarakat di sekitar pondok pesantren.
Proses interaksi sosial warga pondok pesantren biasanya berlangsung pada saat pelajaran pesantren berlangsung, pada saat kegiatan ekstrakulikuler pondok
pesantren, pada saat makan, dan pada saat shalat berjamaah. Interaksi sosial sesama santri pondok pesantren berlangsung mulai bangun pagi, shalat subuh, kegiatan
rutinitas pesantren di pagi hari, dan akan berlangsung lagi disore hari sampai jam 10.30 WIB malam. Interaksi sosial ini berlangsung secara alamiah ibarat interaksi
social yang terjadi dalam rumah tangga. Warga pondok pesantren yang terdiri dari; UstazUstazah, SantriSantri Wati,
PegawaiKaryawan Pondok, dan lain-lain setiap harinya saling bertemu dan melakukan komunikasi social untuk kegiatan yang berkaitan dengan hal-hal yang
berhubungan dengan pribadi dan kegiatan kepesantrenan dipondok pesantren modern Al-Abraar. Ustazustazah pondok pesantren pada umumnya tinggal dilingkungan
119
pondok pesantren begitu juga santri pada umumnya tinggal diasrama yang disediakan oleh pondok sebagai tempat tinggal santri dan santri watinya.
“Ustaz-ustazah pondok itu wajib tinnggal di pesantren, bagi yang sudah berkeluarga dikasih rumah, dan ustazustazah yang belum berkeluarga
tinggal bersama diasrama putra bagi yang lakinya dan asrama putri bagi yang ustazahnya Pimpinan Pondok Pesantren Al-Abraar; Ustaz Sulaiman
Harahap. Bagi santrisantri wati pondok modern Al-Abraar ustazustazah adalah orang
tua kedua pengganti orang tua kandung yang ditinggal dikampung halamannya, ustaz-dan ustazah juga menganggap santri dan santri watinya sebagai anak kandung
mereka sendiri. Dalam hal seperti ini interaksi dan komunikasi antara ustaz-ustazah dengan para santrisantri watinya berjalan lancar. Berjalannya komunikasi yang baik
memberi dampak positif bagi perkembangan pendidikann santri dan system pendidikan di pesantren modern Al-Abraar.
Interaksi antara santri dengan santri wati pondok pesantren modern al-Abraar diberi batasan guna untuk menghindari hal-hal yang tidak sesuai dengan norma-
norma yang ada dipesantren. Interaksi terjadi pada saat ada kebutuhan penting dan itupun harus didampingi oleh salah satu pengurus organisasi pelajar pondok pesantren
Al-Abraar. Selain daripada itu karena urusan keluarga santri memiliki saudara kandung santri wati. Begitu juga antara ustaz dengan ustazah yang belum berkeluarga
dalam berinteraksi dan berkomunikasi tidak begitu dibebaskan antara ustaz dengan
120
ustazah kecuali karena urusan penting dan itupun harus ditempat tertentu yang telah disediakan pondok, seperti poskow pesantren.
“Pesantren memiliki disiplin yang harus dipatuhi oleh setiap anggotanya seperti batasan antara santri dengan santri wati, usatz dengan ustazah. Demi
menjaga nilai dan norma yang ada dipondok maka ustaz sangat menjunjung tinggi aturan itu, bagi yang kedapatan bertindak senonoh sanksinya berat
bias-bisa terjadi pengusiran” wawancara dengan Pimpinan pondok, Ustaz
Sulaiman Harahap. Januari 2011
Bangunan pondok pesantren modern Al-Abraar yang di design dengan cara terpisah dan dibatasi oleh pagar pembatas selain lapangan bola pondok pesantren juga
menjadi pemisah bangunan tempat tinggal santri dan santri wati pondok pesantren modern Al-Abraar. Hal ini dilakukan untuk menjaga tindakan-tindakan disosiatif
dipondok pesantren modern Al-Abraar. Symbol-simbol pesan komunikasi yang ada dipesantren juga menunjukkan bahwa adanya pembatasan antara santri dan santri
wati pondok pesantren modern Al-Abraar Hasil Pengamatan Peniliti, Januari; 2011.
Dalam hal membangun kebersamaan antara sesame warga pondok pesantren modern Al-Abraar terjadi pada saat adanya kegiatan pondok yang bersifat kegiatan
tertentu dan momentum yang terjadi dipondok pesantren modern Al-Abraar seperti, Khutbatul Arsy Pekan perkenalan Pondok, dan lain-lain.
Santri dan santri wati bias bertatp muka terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan pondok pesantren modern Al-Abraar seperti Khutbatul Arsy, Isra
121
mi’raz dan lain-lain selain itu lagi pada saat liburan pondok wawancara
dengan Pengasuhan Santri, Ustaz HJerman Soni Nasution, Januari 2011. 4.4.2 Interaksi Sosial Antar Warga Masyarakat Desa Sikuik-Huik
Desa Sikuik-Huik Kecamatan Angkola Selatan terdiri dari 10 dusun yang tergabung dalam desa ini. Desa Sikui-Huik memiliki beragam jenis suku dan karakter
masyarakatnya. Beragam etnis dan agama juga ada dan tergabung di dalam desa sikuik-huik. Warga masyarakat desa sikuik-huik kecamatan angkola terbagi kedalam
dusun-dusun dan di pisahkan oleh letak geografis yang tidak begitu berjauhan akan tetapi, jika dibandingkan dengan bentuk pemukiman di perkotaan desa sikuik-huik
memiliki keunikan bentuk tempat tinggal karena daerahnya merupakan daerah perbukitan, oleh karena itu penyebab utama terjadi pemisahan tempat tinggal
penduduk antar dusun adalah perbukitan yang ada di desa ini. Dalam kehidupan sehari-hari hubungan antara warga manusia yang terikat
dalam suatu wadah yang disebut masyarakat itu, terdapat banyak variasi, seperti solider dan kebencian. Dalam sosiologi ada hubungan yang dapat disebut sebagai
proses ,mengikut, yaitu mendekati dan bersatu; ada pula yang disebut proses
perpisahan, yaitu becerai dan berpisah hidup masing-masing Abdulsyani. 2007;36.
Hubungan antara anggota masyarakat yang ada di desa sikuik-huik lebih kepada hubungan darah dan hubungan solider mekanik, artinya anggota masyarakat
desa sikuik-huik dalam kehidupannya sehari-hari antara satu dengan yang lainnya sering bersua dan bertatap muka, kedekadatan rumah dan hubungan emosionalnya
banyak disebabkan oleh faktor hubungan darah, selain itu hubungannya terbangun
122
secara alamiah dikarenakan memiliki kebutuhan yang sama, sama-sama tinggaql dalam naungan pedesaaan, dan pekerjaan masyarakat pada umumnya adalah bertani
Sawit, Padi, Kacang-kacangan, dan lain-lain. Tidak banyak pendatang yang tinggal menetap disana, pendatang kesana biasanya hanya sebatas urusan transaksi hasil
kebun dan sebagiannya lagi berkebun di daerah tempat pedesaan sikuik-huik. “warga desa sikuik-huik pada umumnya saling kenal mengenal” Kepala
desa sikuik-huik, Iskandar Muda siagian, Ibu jaranglah pigi-pigi kedusun sebelah karena, ibu banyak kegiatan disawah gada waktu untuk martandang
lagi” Ibu Purnama, “Biasanya masyarakat ini semua bersua pada saat ada acara-acara siluluton dan siriaon yang terjadi disini” Kepala dusun siondop
Julu. Hubungan anggota masyarakat di desa Sikuik-huik secara rutin jarang terjadi,
penyebab hubungan social tersebut jarang terjadi disebabkan oleh beberapa yaitu; Letak geografisnya antar dusun di desa Sikuik-huik satu sama lainnya terpisahkan
oleh perbukitan dan sungai yang membentang diantara dusun tertentu di desa sikuik- huik, tuntutan ekonomi warga desa sikuik-huik yang pada umumnya adalah petani,
dan lain-lain. Interaksi sosial lebih sering terjadi biasanya pada saat adanya kegiatan- kegiatan sosial kemasyarakatan di Desa sikuik-huik, masyarakat biasanya berkumpul
dan bergotong royong dalam mengadakan kegiatan tersebut. Kegiatan sosial yang sering terjadi di desa sikuik-huik yaitu kegiatan siluluton dan siriaon kemalangan
dan pernikahan.
123
Interaksi sosial antar sesama warga di desa Sikuik-huik lebih rutin terjadi biasanya warga yang betempat tinggal satu dusun. Hubungan tindakan social satu
sama lain lebih sering berlangsung pada saat di tempat-tempat khusus, seperti; kedai kopi milik warga, antar rumah ke rumah yang lain, dan begitu juga hubungan
tindakan yang bersifat personal yang dilakukan anggota masyarakat dusun X dengan individu lainnya yang ada di dusun tertentu di desa sikuik-huik.
Berbagai macam kegiatan kemasyarakatan yang terdapat di desa sikuik-huik; Kegiatan untuk Bapak-bapak yang rutin terjadi adalah pengajian agama yang
diadakan seminggu sekali dengan sbertempat di Masjid yang ada di dusun-dusun desa sikuik-huik. Untuk Ibu–ibu terdapat kegiatan wiritan sesame ibu-ibu yang diadakan
seminggu sekali dengan sistem bergiliran dari rumah ke rumah. Selain itu ada juga pengajian Ibu-Ibu PKK pelaksanaannya sebulan sekali. Untuk para anak mudanya
kegiatan yang rutin terjadi adalah kegiatan malam jumatan ba’da shalat Isya yaitu wiritan bersama. Kegiatan eksidental masyarakat adalah kegiatan kemalangan,
peresmian pernikahan, gotong royong, buka lubuk larangan, dan lain-lainnya. Kegiatan ini pada umumnya merupakan sebagai wadah bersama yang dibentuk oleh
masyarakat desa sikuik-huik dan desa-desa lainnya yang ada di kecamatan angkola selatan.
4.4.3 Interaksi sosial pondok pesantren dengan masyarakat Desa Sikuik-Huik