Interaksi sosial pondok pesantren dengan masyarakat Desa Sikuik-Huik

123 Interaksi sosial antar sesama warga di desa Sikuik-huik lebih rutin terjadi biasanya warga yang betempat tinggal satu dusun. Hubungan tindakan social satu sama lain lebih sering berlangsung pada saat di tempat-tempat khusus, seperti; kedai kopi milik warga, antar rumah ke rumah yang lain, dan begitu juga hubungan tindakan yang bersifat personal yang dilakukan anggota masyarakat dusun X dengan individu lainnya yang ada di dusun tertentu di desa sikuik-huik. Berbagai macam kegiatan kemasyarakatan yang terdapat di desa sikuik-huik; Kegiatan untuk Bapak-bapak yang rutin terjadi adalah pengajian agama yang diadakan seminggu sekali dengan sbertempat di Masjid yang ada di dusun-dusun desa sikuik-huik. Untuk Ibu–ibu terdapat kegiatan wiritan sesame ibu-ibu yang diadakan seminggu sekali dengan sistem bergiliran dari rumah ke rumah. Selain itu ada juga pengajian Ibu-Ibu PKK pelaksanaannya sebulan sekali. Untuk para anak mudanya kegiatan yang rutin terjadi adalah kegiatan malam jumatan ba’da shalat Isya yaitu wiritan bersama. Kegiatan eksidental masyarakat adalah kegiatan kemalangan, peresmian pernikahan, gotong royong, buka lubuk larangan, dan lain-lainnya. Kegiatan ini pada umumnya merupakan sebagai wadah bersama yang dibentuk oleh masyarakat desa sikuik-huik dan desa-desa lainnya yang ada di kecamatan angkola selatan.

4.4.3 Interaksi sosial pondok pesantren dengan masyarakat Desa Sikuik-Huik

Interaksi sosial terjadi karena adanya sifat dasar manusia yang merupakan makhluk sosial yang selalu ingin berhubungan dan didasari oleh kebutuhan manusia yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Berdasarkan hal tersebut 124 maka interaksi sosial ini terjadi dalam kehidupan bersama, antar individu satu dengan individu lainnya terjadi hubungan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Melalui hubungan itu individu ingin menyampaikan maksud, tujuan, dan keinginannya masing-masing. Untuk mencapai keinginan tersebut biasanya diwujudkan dengan tindakan melalui hubungan timbal balik, hubungan inilah yang disebut dengan interaksi Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang didalamnya terdapat beberapa elemen-elemen sosial yang saling berisinergi antara satu dengan yang lainnya. Sinergitas elemen-elemen sosial yang ada dipesantren tentu saja pempengaruhi sistem sosial lainnya. Adanya Kyai sebagai Pimpinan Pesantren merupakan sebagai sentral penggerak untuk peningkatan mobilitas pesantren, dan juga sebagai seorang sosok tokoh yang disegani dan dipatuhi oleh elemen lainnya. Santri pondok pesantren adalah mereka yang terdaftar dipondok pesantren sebagai siswasantri yang belajar ilmu agama dan ilmu lainnya. Santri merupakan objek pendidikan pondok pesantren. Masjid dan asrama dijadikan sebagai wadah transformasi ilmu agama dan ilmu-ilmu lainnya, selain dari pada itu masjid dan asrama brfungsi sebagai tempat kegiatan ekstrakulikuler santri dan kyainya. Kitab- kitab agama merupakan buku wajib bagi santri dan kyainya untuk dipelajari dan dikaji secara mendalam dikarenakan esensi dasar pertama kali didirikannya pesantren adalah lembagai pengkajian agama secara mendalam. Elemen-elemen pondok pesantren Al-Abraar dalam menjalankan roda pendidikannya tentu saja membutuhkan tindakan yang kontinu antara satu dengan 125 lainnya. Terjadinya tindakan seperti diatas akan mempengaruhi suatu hubungan yang resiprositas antar sesamanya. Proses ini dalam kajian sosiologis merupakan definisi interaksi social secara umum. Pondok pesantren dalam menjalankan misi kelembagaannya tentu saja membutuhkan objek-objek yang mendukungnya. Objek dalam lembaga pendidikan pesantren adalah santri. Santri pondok pesantren pada umumnya adalah anggota masyarakat sekitar pesantren, seperti pondok pesantren Al-Abraar yang didirikan di Desa Sikuik-Huik Dusun Siondop Julu Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 1991 yang lalu, santri-santri pondok pesantren ini pada umumnya berasal dari anggota masyarakat desa sekitar pesantren. Jika Ditinjau dari sudut geografis, pada umumnya pondok pesantren didirikan itu didaerah terpencil daerah pedesaan, hal tersebut merupakan keunikan tersendiri bagi masyarakat modern, akan tetapi bagi pesantren ini merupakan cirri khas pondok pesantren, dengan dalih supaya terjangkau langsung oleh santri yang ingin belajar di pesantren. Pondok pesantren modern Al-Abraar dalam menjalankan pendidikan Islamnya melibatkan masyarakat disekitarnya, karena pada hakekatnya pondok pesantren yang didirikan dan berdekatan dengan pemukiman masyarakat tertentu diperuntukan untuk menunjang mutu pendidikan masyarakat disekitarnya. Oleh karena itu antara dua elemen tersebut tentu saja saling membutuhkan. Pondok pesantren membutuhkan objek untuk di didik, masyarakat membutuhkan wadah untuk menuntut ilmu, selain itu masyarakat juga membutuhkan tempat konsultasi keagamaan. Proses ini tentunya akan berlanjut secara terus menerus. Proses yang 126 seperti ini merupakan bagian dari interaksi social dalam bermasyarakat yaitu tindakan yang dilakukan oleh individu-individu untuk tujuan kebutuhan akan sesuatu hal kepada orang lain, begitu juga orang, lembaga ataupun komunitas lainnya saling membutuhkan satu sama lainnya. Proses terjadinya interaksi sosial antara pondok pesantren Al-Abraar dengan masyarakat sekitar tentu akan melibatkan stakeholder dari warga pesantren dan warga masyarakat. Proses interaksi keduanya akan berlangsung ketika adanya kontak dan komunikasi social dalam kegiatan-kegiatan pondok pesantren yang melibatkan masyarakat sekitarnya seperti acara Tahunan pondok pesantren, perkemahan, khataman santri akhir pondok pesantren. Selain dari pada itu proses interaksi berlangsung biasanya pada saat guru-guru pesantren datang ke kedai kopi milik anggota masyarakat disekitar pesantren untuk menikmati minuman ringan ang dijual di kedai itu sendiri. “Ustaz-ustaz senior dikasih Ruhsoh keringanan bebas keluar pondok tetapi tidak untuk berkeluyuran biasanya disore hari sebelum menjelang maghrib, malam hari kalau tidak ada jadwal ustaz-ustaz tersebut dipesantren” wawancara dengan pimpinan pondok Ustaz Sulaiman Harahap. Januari, 2011 Proses hubungan sosial antara masyarakat dengan pihak pondok pesantren biasanya berlangsung selain daripada contoh diatas, proses tindakan social lainnya terjadi pada saat ada anggota masyarakat yang datang kepesantren untuk urusan administrasi anak-anak mereka yang nyantri dipesantren, dan kegiatan social lainnya 127 seperti ada kegiatan hajatan di masyarakat, pesta perkawinan dan lain-lain sebagainya. Proses terjadinya interaksi sosial tentu saja akan memberikan pengaruh yang sang luar biasa pada setiap individu maupun kelompok dalam suatu system social bermasyarakat dikarenakan interaksi social adalah proses belajarnya seorang individu pada orang lain. Seorang bayi misalnya akan banyak belajar pada kedua orang tuanya dan keluarganya dan akan menciptakan cikal bakal karakter pribadi seorang anak pada saat dia dewasa selo Soemardajan dan Soelaiman soemardi. Pengaruh interaksi social pondok pesantren pada system social bermasyarakat di desa sikuik-huik dilihat pada situasi social bermasyarakat sekarang ini sedikit banyaknya memberikan dampak pada system bermasyarakat didesa sikuik-huik, seperti aktifitas keagamaan di desa sikuik-huik meningkatkan semenjak berdirinya pondok pesantren modern Al-Abraar, dan lain sebagainya. Situasi social merupakan bentuk tingkah laku seseorang maupun kelompok pada saat berada dalam situasi tersebut. Bentuk pengaruh situasi social terlihat dari bagaimana seseorang beradaptasi pada orang lainnya. Lingkungan pesantren identik dengan lingkungan busana muslimah, anggota masyarakat yang berkunjung kepesantren disarankan untuk memakai pakaian yang menutup auratnya masing- masing. Kebiasan-kebiasan yang seperti ini akhirnya memberikan pengaruh pada anggota masyarakat di desa sikuik-huik, sedikit banyaknya para perempuan meskipun tidak menggunakan seragam muslimah setiap hari akan tetapi pakaian yang digunakan mereka lebih rapi dan tidak terlalu mencolok merusak pemandangan 128 pesantren. Interaksi social juga diidentikkan dengan kekuasaan norma-norma, pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan islam pasti sudah tentu membawa misi keislamannya hal ini juga memberikan pengaruh pada system bermasyarakat saat sekarang ini di desa sikuik-huik apa lagi pada saat angggota masyarakat yang datang kepesantren, anak lajang tidak dibolehkan memasuki kawasan santri putri kecuali saudara kandung atau urusan yang sangat penting dan ada ijin dari pihak pengasuhan pesantren. Pondok pesantren dan masyarakat desa sikuik-huik secara umum dan dusun siondop julu secara khusus memiliki hubungan yang harmonis dan berjalan dengan baik. Persoalan deviasipenyimpangan oleh oknum maupun lembaga belum pernah terjadi. Hal ini semua terjadi disebabkan oleh factor hubungan antara kedua belah pihak saling menjaga dan mempertahankannya agar tetap terciftanya suasana yang kondusif dan harmonis didesa dan dipesantren modern Al-Abraar.

4.4.4 Pola-Pola Interaksi Pondok Pesantren Dan Masyarakat Desa Sikuik-Huik