Tipe-TipeMacam-Macam Lembaga Sosial Ciri-Ciri Lembaga Sosial

59 manusia dan antara kelompok manusia yang berfungsi untuk memelihara hubungan- hubungan tersebut serta pola-polanya, sesuai dengan kepentingan manusia dan kelompoknya. Lembaga sosial adalah seperangkat norma yang terinstitusionalisasi institutionalized, yaitu : a. Telah diterima sejumlah besar anggota sistem sosial. b. Ditanggapi secara sungguh-sungguh. c. Diwajibkan, dan terhadap pelanggarnya dikenakan sanksi tertentu.

2.2.1 Tipe-TipeMacam-Macam Lembaga Sosial

Menurut Gillin dan Gillin ada lima tipe lembaga sosial, Lembaga sosial dapat dibedakan atas berbagai jenis dari beberapa sudut : a Berdasarkan sistem nilai yang diterima masyarakat a. Basic Institutions, Lembaga sosial yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib masyarakat, misalnya keluarga, sekolah, dan negara. b. Subsidiary Institutions, Lembaga yang dianggap masyarakat kurang penting, contohnya rekreasi. b Berdasarkan perkembangannya a. Crescive Institutions, Lembaga sosial yang tidak disengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat sehingga disebut juga lembaga paling primer. Contohnya, lembaga hak milik, perkawinan, dan agama. 60 b. Enacted Institutions, Lembaga sosial yang sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu. Contohnya, lembaga utang-piutang, lembaga pendidikan. c Berdasarkan penerimaan masyarakat a. Approved Institutions, Lembaga sosial yang diterima secara umum oleh masyarakat. Contohnya, lembaga pendidikan, ekonomi perdagangan. b. Unsanctioned Institutions, Lembaga sosial yang ditolak dan tidak dikehendaki keberadaannya oleh masyarakat meskipun mereka tidak mampu memberantasnya secara tuntas. Contohnya, kejahatan. d Berdasarkan penyebarannya a. General Institutions, Lembaga yang dikenal dan diakui oleh hampir seluruh masyarakat dunia. Contohnya, lembaga agama, dan hak asasi manusia. b. Restricted Institutions, Lembaga sosial yang hanya dikenal oleh sebagian masyarakat tertentu saja. Contohnya, lembaga budaya Indonesia. e Berdasarkan fungsinya a. Cooperative Institutions, Lembaga sosial yang berfungsi menghimpun pola-pola atau cara-cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Contohnya, lembaga industri. b. Regulative Institutions, Lembaga sosial yang berfungsi mengawasi tata kelakuan dalam masyarakat. Contohnya, lembaga hukum pengadilan atau kejaksaan 61

2.2.2 Ciri-Ciri Lembaga Sosial

Alex Inkeles menjelaskan bahwa dalam struktur terdapat sistem tindakan, yaitu seluruh perangkat kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai dan cara-cara bertindak yang baku yang biasanya diwujudkan oleh suatu kelompok yang mempunyai hubungan sosial timbal balik yang relatif langgeng. Perlu dipahami bahwa dasar utama suatu lembaga adalah menyangkut stabilitas progresif, artinya pola kehidupan baru dalam pemenuhan kebutuhan tertentu merupakan terminal struktur yang berkemajuan. Aktivitas sosial yang dapat dihimpun menjadi kebiasaan-kebiasaan yang berkaitan erat dengan peranan-peranan dari perangkat struktur dapat dinamakan lembaga Kamanto Sunarto, 2006. Ciri-ciri umum dari pada lembaga sosial kemasyarakatan, menurut Gillin and Gillin adalah sebagai berikut: a. Suatu lembaga kemasyarakatan adalah suatu organisasi dari pada pola-pola pemikiran dan pola-pola perikelakuan yang terwujud melelui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya. Lembaga kemasyarakatan terdiri dari unsur-unsur kebudayaan lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung tergabung dalam satu unit yang fungsional. b. Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan ciri dari semua lembaga kemasyarakatan. Sistem- sistem kepercayaan dan aneka macam tindakan, baru menjadi bagian lembaga kemasyarakatan setelah melewati waktu yang relatif lama. Misalnya suatu sistem pendidikan tertentu baru akan dapat diterapkan seluruhnya, setelah mengalami suatu percobaan. Lembaga-lembaga 62 kemasyarakatan biasanya juga berumur lama sekali, oleh karena pada umumnya orang menganggapnya sebagai himpunan norma-norma yang berkisar pada kebutuhan pokok masyarakat yang sudah sewajarnya harus dipelihara. c. Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu. Mungkin tujuan-tujuan tersebut tidak sesuai atau sejalan dengan fungsi lembaga yang bersangkutan, apabila dipandang dari sudut kebudayaan secara keseluruhan. d. Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan, seperti misalnya bangunan, peralatan mesin-mesin dan sebagainya. Bentuk serta penggunaan alat-alat tersebut biasanya berlainan antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. e. Lambang-lambang biasanya juga merupakan ciri yang khas dari lembaga kemasyarakatan. Lambang-lambang tersebut secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan. f. Suatu lembaga kemasyarakatan, mempunyai suatu tradisi yang tertulis ataupun yang tak tertulis, yang merumuskan tujuannya, tata-tertib yang berlaku dan lain-lain. Tradisi tersebut, merupakan dasar bagi lembaga itu didalam pekerjaannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok dari pada masyarakat, dimana lembaga kemasyarakatan tersebut menjadi bagiannya Soerjono Soekanto, 1983. 63 Secara lebih singkat, Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, memperinci ciri-ciri lembaga kemasyarakatan sebagai berikut: a. Merupakan unit yang fungsional, merupakan organisasi pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya. b. Mempunyai tingkat kekekalan tertentu, yaitu telah teruji dan berupa himpunan norma-norma pencapaian kebutuhan pokok yang sewajarnya harus dipertahankan. c. Mempunyai tujuan atau beberapa tujuan tertentu. d. Mempunyai perangkat peralatan untuk mencapai tujuan lembaga tersebut, misalnya: bangunan gedung, mesin-mesin, alat-alat lain. e. Mempunyai alat pengebor semangat, misalnya: lambang-lambang, panji- panji, slogan-slogan, semboyan-semboyan dan lain sebagainya. f. Mempunyai tradisi atau tata-tertib sendiri. lembaga merupakan kumpulan dari berbagai cara berperilaku yang diakui oleh anggota-anggota masyarakat sebagai sarana untuk mengatur hubungan-hubungan sosial. Dengan demikian secara sosiologis, lembaga dalam pengertian hubungan sosial dapat diartikan sebagai suatu jaringan proses hubungan antar manusia dalam kehidupan masyarakat, di mana dalam proses tersebut terdapat suatu pola perilaku yang disepakati bersama sebagai patokan agar stabilitas kerjasama upaya mencapai tujuannya dapat terpelihara. Dari segi integritas sosial dapat dipahami bahwa lembaga mengandung unsur antar hubungan sosial berdasarkan kebutuhan kerjasama saling melengkapi secara 64 multidimensional. Kelebihan di satu pihak merupakan kekurangan pihak lain, terjalin secara interdependensial dalam jangka waktu yang cukup lama. Kalau reaksi terhadap suatu peristiwa terdapat persamaan antara sebagian besar anggota suatu kelompok masyarakat, maka ada kecenderungan integritas sosial semakin meningkat. Keadaan ini mencerminkan suatu pelembagaan tentang kesamaan perilaku antar anggota kelompok dalam memenuhi segenap kebutuhan bersamanya, khususnya mengenai selera, norma dan kepentingan-kepentingan. Jadi lembaga sosial mengandung jaminan kesadaran kelompok bahwa kepentingan-kepentingan kelompok itu dirasakan dan dihayati oleh anggotanya sebagai kepentingan dirinya juga.

2.2.3 Proses Pelembagaan