Hubungan Seleksi dan Penempatan dengan Produktivitas

motivasi yang amat penting dalam kehidupan perusahaan untuk tumbuh dan berkembang.

G. Hubungan Seleksi dan Penempatan dengan Produktivitas

Perusahaan yang tidak menempatkan orang-orang yang sesuai dengan bakat dan kemampuan maka perusahaan akan mengalami kesulitan di masa yang akan datang. Kesulitan itu dapat berbentuk turunnya semangat dan gairah karyawan yang nantinya akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan tersebut, yang sedikit banyaknya juga akan mempengaruhi perusahaan. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya karyawan yang potensial yang dapat mendukung perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan, karena karyawan yang diterima kurang tepat. Penjelasan ini dapat menjelaskan bahwa seleksi dan penempatan merupakan salah satu kegiatan yang dapat mempengaruhi produktivitas karyawan. Karyawan yang produktif adalah salah satu indikator yang menunjukkan berhasilnya suatu proses seleksi. Penempatan karyawan yang efektif yaitu dengan memperhatikan prasyarat lain yang dapat mendukung karyawan untuk bekerja denagn produktif. Antara lain, kemauan kerja yang tinggi, kemampuan kerja yang sesuai denga isi kerja, lingkungan kerja yang nyaman, penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup, jaminan sosial yang memadai, kondisi kerja yang manusiawi, dan hubungan kerja yang harmonis. Perusahaan harus melakukan proses seleksi dan penempatan karyawan di dalam merekrut karyawan baru yang diharapkan. Diperlukan seorang yang ahli dalam memberikan pertimbangan yang tepat untuk menjamin bahwa langkah- Universitas Sumatera Utara langkah yang dilakukan dalam proses seleksi dan penempatan karyawan terhindar dari penyimpangan. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh karyawan yang terbaik dan memenuhi standar kualifikasi yang diperlukan oleh perusahaan. Universitas Sumatera Utara BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahan Gambar : 3.1 Logo Provinsi Sumatera Utara dan DISPENDASU Sumber : www.dispenda.sumutprov.go.id 22 maret 2010 Pada mulanya urusan pengelolaan pendapatan daerah berada dalam koordinasi biro keuangan sekretariat sebagai bagian pajak dan pendapatan. Berdasarkan surat keputusan gubernur sumatera utara nomor 102IIGSU tanggal 6 maret 1973 tentang susunan organisasi tata kerja setwilda tingkat I sumatera utara, sejak 6 mei 1973 biro keuangan berubah nomenklatur menjadi direktorat keuangan. Sebagai konsekuensiperubahan tersebut maka bagian pajak dan pendapatan mengalami perubahan menjadi sub direktorat pendapatan daerah pada direktorat keuangan. Perubahan terus dilakukan dengan diterbitkannya SK Gubernur Sumatera Utara tanggal 21 maret 1975 nomor 137IIGSU sebagai tindak lanjut surat keputusan menteri dalam negeri R.I tanggal 7 november 1974 nomor Finmat 715374, sehingga sejak 1 april 1975, sub direktorat pendapatan daerah ditingkatkan statusnya menjadi direktorat pendapatan daerah. Selanjutnya , melalui SK Mendagri No. KUPD 31243 tertanggal 1 september 1975 tentang “ Universitas Sumatera Utara pembentukan dinas pendapatan daerah tingkat II seluruh Indonesia”, direktorat pendapatan daerah menjadi Dinas Pendapatan Daerah. Semula pembentukannya dilakukan SK Gubernur Sumatera Utara No. 143IIGSU, yang lebih lanjut keberadaanya diperkuat dengan perda Provinsi Sumatera Utara nomor 4 tahun 1976 mulai berlaku 31 maret 1976. Sebagai tindak lanjut dari UU RI No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah jo. Peraturan pemerintah Republik Indonesia PP R.I No.84 tahun 2000 tentang pedoman Organisasi Perangkat Daerah, Pemerintah Propinsi Sumatera Utara mengeluarkan Peraturan Daerah perda No. 3 tanggal 31 juli 2001 tentang dinas-dinas sebagai institusi teknis, yang membantu Pemerintah Provinsi Gubernur dalam melaksanakan tugas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan medebewind. Salah satu dinas tersebut adalah Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara DISPENDASU. Mengingat luasnya wilayah kerja dari Dinas Pendapatan yang meliputi seluruh wilayah Sumatera Utara maka untuk efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tupoksinya maka dibentuklah UPTD Unit Pelaksana Teknis Dinas sebelumnya disebut cab. Dinas. B. Visi, Misi, Strategi dan Budaya Organisasi Dinas Pendapatan Daerah 1. Visi Gambaran keadaan yang dingin diwujudkan Dinas Pendapatan Daerah pada masa depan, dirumuskan sebagai berikut : “ MENJADIKAN DINAS PENDAPATAN DAERAH YANG PROFESIONAL DAN BERKUALITAS DALAM PEMBERDAYAAN Universitas Sumatera Utara POTENSI DAERAH MENUJU OTONOMI DAERAH YANG MAJU DAN MANDIRI” Untuk memberukan kejelasan arah dalam pencapaiannya, visi tersebut diartikan sebagai berikut : a. Menjadikan dinas pendapatan daerah yang professional yaitu terwujudnya dinas pendapatan yang memiliki standar pelayanan minimum dengan system kerja yang terorganisir secara efesien, efektif, transparan, terukur, memiliki kejelasan waktu penyelesaian, non diskriminasi dan akuntabel yang berbasis pada teknologi informasi dalam pengolahan data pendapatan. b. Berkualitas yaitu terwujudnya dinas pendapatan daerah yang memiliki hasil kinerja yang optimal yang dicirikan dengan tepat waktu dan hasil yang memuaskan karena didukung oleh tersedianya sarana, prasarana, kuantitas dan kualitas aparat yang memadai dengan mempedomani Budaya Organisasi :”lancar pemasukannya, prima pelayannya dan aman uangnya”, yang berorientasi kepada kepuasaan wajib pajak. c. Dalam pemberdayaan potensi daerah yaitu terwujudnya dinas pendaptan daerah yang mampu mengelola semua potensi provinsi secara optimal berdarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan senantiasa melakukan upaya-upaya intensifikasi dan ekstensifikasi terhadap kemungkinan ekstensifikasi potensi pendapatan daerah. d. Menuju otonomi daerah yang maju dan mandiri adalah menggambarkan terwujudnya keadaan yang ingin dicapai yakni menjadi provinsi yang mampu mengatasi masalah dan tantangan dalam Universitas Sumatera Utara penyelengaraan kewenangan serta mampu memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana sosial kemasyarakatandi segala bidang. 2. Misi Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi dan dinas pendapatan daerah, sebagai berikut : 1. MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAERAH DALAM PEMBIAYAAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN UMUM DAN PEMBANGUNAN. 2. MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN YANG PROFESIONAL. Adapun pokok pikiran yang terkandung dalam perumusan misi tersebut adalah sebagai berikut ; 1. Meningkatkan kemandirian daerag dalam pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan umum dan pembangunan mengandung makna adanya upaya meningkatkan kemandirian daerah melalui optimalisasi potensi yang ada. 2. Meningkatkan kualitas pelayanan yang professional mengandung makna adanya upaya yang kuat untuk memberikan pelayanan yang prima dan berkualitas dalam melayani wajib pajak melalui peningkatan kualitas sumber daya aparatur, sarana dan prasarana. 3. Strategi Strategi adalah pemikiran yang konseptual, analitis, realistis dan komprehensif tentang berbagai langkah yang berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi tersebut adalah intensifikasi, Universitas Sumatera Utara pembebasan be-balik nama BBN-KB luar provinsi, pengurangan denda pajak, meningkatkan kualitas koordinasi. Meningkatkan fungsi sosialisasi, meningkatkan fungsi pengawasan dan up-dating data potensi. 4. Budaya Organisasi Budaya organisasi adalah pola dasar yang dibentuk disepakati oleh organisasi yang menuntun perilaku anggota organisasi untuk bertindak memberikan pelayanan kepada masyarakat. Adapun budaya organisasi Dispenda adalah : “PRIMA PELAYANANNYA, LANCAR PEMASUKANNYA DAN AMAN UANGNYA”. C. Peranan Dinas Pendapatan Daerah Sebagai penyelenggara sebagian kewenangan pemerintahan maupun tugas dekonsentrasi di bidang pendapatan daerah, Dispenda memiliki peranan yang sangat strategis yakni : “ sebagai pengelola utama pendapatan asli daerah PAD yang digunai mendanai belanja provinsi, dengan berpedoman pada prinsip akuntabilitas, transparansi, efisien dan efektif”. Dengan peran yang strategis ini, dispenda dituntut untuk : 1. Mampu meningkatkan PAD secara terus menerus khususnya penerimaan dari pajak daerah dan retribusi jasa ketatausahaan. 2. Mampu mewujudkan pelayanan prima exelent service dalam pelaksanaan administrasi pajak daerah dan retribusi. 3. Mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola pajak. 4. Mampu mengoptimalkan kewenangan di bidang pajak daerah dan retribusi daerah yang telah diberikan D. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Gambar : 3.2 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara Sumber : www.dispenda.sumutprov.go.id 22 maret 2010 E. Jenis-jenis Pendapatan Asli Daerah PAD 1. Pajak Daerah Universitas Sumatera Utara Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undanagan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah, pembangunan daerah dan pelayanan kemasyarakatan. Dinas pendapatan daerah mengelola 4 empat jenis pajak provinsi, yang terdiri dari : a. Pajak Kendaraan Bermotor PKB dan Kendaraan diatas air b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan diatas air c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan kecuali untuk keperluan dasar rumah tangga dan pertanian 2. Retribusi Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Retribusi daerah terbagi 3 tiga kelompok yakni: Jasa Umum, Jasa Usaha, dan Jasa Perizinan tertentu. 3. Laba BUMD Hasil pengelolaan kekayaan daerah adalah penerimaan pemerintah provinsi Sumatera utara yang diperoleh dari hasil laba pengelolaan BUMD melalui penyertaan modal dari kekayaan yang dipisahkan. Adapun yang termasuk kedalam BUMD adalah : 1. Perusahaan Daerah Perhotelan Universitas Sumatera Utara 2. Perusahaan Daerah Perkebunan 3. Perusahaan Daerah Aneka Industri dan Jasa 4. Perusahaan Daerah Air Minum PDAM 5. Perseroan Terbatas Kawasan Industri 6. Perseroan Terbatas Bank Sumut 4. Lain_lain PAD Lain-lain PAD yang sah adalah penerimaan pemprov diluar pajak daerah dan retribusi daerah seperti jasa giro, hasil penjualan asset daerah. Universitas Sumatera Utara BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas