Asas Penolong Kesengsaraan Umum (PKU)

C. Asas Penolong Kesengsaraan Umum (PKU)

Bagaimana PKU ini bekerja, bisa dilihat dari azas PKU yang juga tampak dari pidato dokter Soetomo pada saat meresmikan rumah sakit (poliklinik) PKU yang kedua pada 1924 di Surabaya, mewakili Hoodbestuur

Muhammadiyah. 28 Jika kita amati isi pidato dokter Soetomo tersebut, jelaslah bahwa ke-PKU-an bukan sekedar mengangkat derajat si Ma’un dari lapis sosial paling bawah ke lapis menengah, namun terbersit gagasan besar mengenai proposal pengembangan kehidupan dunia. Dokter Soetomo secara terbuka menyatakan bahwa ke-PKU-an merupakan sekaligus pertolongan bagi si Ma’un, juga suatu perlawanan terhadap paradigma kehidupan Barat modern yang dikenal dengan Darwinisme.

Dokter Soetomo dalam Suara Muhammadiyah tersebut menyatakan: “Meskipun perserikatan kami itu kelihatannya dan wujudnya ada berlainan dengan perserikatan lainnya, yang timbul di dunia pada waktu yang kurang lebih bersama-sama, yakni Perserikatan kami ini ada bersifat Islam, tetapi pada hakikatnya Perserikatan kami itu tiada lain hanya satu dari pada beberapa pertunjuk lahirnya pikiran baru, yang menggetarkan bahagian antero dunia yang berfikir.”

Dokter Soetomo selanjutnya menyatakan: “Lagi pula boleh dikatakan akan timbangan atau perlawanan pengajaran Darwin. Bukankah pengajaran Darwin itu berasas peperangan hidup? Sudah tentu saja kejadiannya pengajaran ini menindas dan memusnakan yang bersifat lembek. Karena

27 ). Kiai Ahmad Dahlan, Kesatuan Hidup Manusia (HB Majlis Taman Pustaka 1923), lihat Abdul Munir Mulkhan, Pemikiran ... (Jakarta; Bumi Aksara, 1990), hlm 229.

28 ). Lihat Suara Muhammadiyah Tahun ke 5 Oktober 1924 hlm 170-171

[52] K .H. Ahmad Dahlan [52] K .H. Ahmad Dahlan

Dokter itu berikut berkata: “Dan kalau begitu, apakah yang disebut cinta- kasih pada orang-tua, pada isteri dan anak atau lainnya? Tiada lain hanyalah mengurbankan diri untuk keselamatan dan bahagiaan orang lain. Begitu juga Perserikatan kami ini kemasukan (kentelan, Jawa) fikiran cinta-kasih, yang akan kita curahkan kepada sesama manusia, supaya dengan cinta-kasih dan kurban dapatlah tercapai hidup mulia yang kita maksud seperti tersebut di atas.”

Dalam acara yang sama, dokter Soetmo berkata: “Kita mendirikan sekolahan, kita ada mendirikan Hizbul Wathan untuk memajukan badan kita. Anak yatim pun dapat pemeliharaan dari kita. Banyaklah jalan yang hendak kita jalani. Tetapi, haruslah disebutkan di sini, bahwa start kita ada sempit.”

Dokter tersebut juga menghimbau kepada publik untuk membantu dan berpartisipasi ketika rumah sakit itu didirikan tidak hanya untuk umat pemeluk Islam warga bumi putera, tapi juga bagi siapa saja warga bangsa dunia. Soetomo menyatakan: “Besuk pagi akan kita buka poliklinik (rumah sakit/pen) ini. Siapa juga, baik orang Eropa, baik orang Jawa (orang Bumi), baik Cina atau bangsa Arab, boleh datang kemari, akan ditolong dengan cuma-cuma, asalkan betul miskin. Kami mengharap tuan-tuan dan nyonya- nyonya, hendaknya luluslah poliklinik ini berdirinya, juga oleh bantuan tuan-tuan sekaliannya. Pekerjaan poliklinik yang penuh dengan kurban dan kemanusiaan. Lagi pula terutama adalah kami pentingkan berseru kepada pers (surat kabar), yang memang dapat menolong hal ini yang tiada berhingga.”

K .H. Ahmad Dahlan [53]

Selanjutnya, dokter Soetomo berkata: “Hari ini ialah hari bagi dokter- dokter, yang bekerja pada poliklinik ini. Hari untuk peringatan bagi pekerjaannya yang berat akan penyediaan pekerjaan ini. Bagi kita adalah hari ini hari terima kasih. Terima kasih kepada siapa juga yang menolong dengan bicara dan tenaga, akan menyampaikan maksud kita itu.”

Dalam wacana perlawanan terhadap Darwinisme, seperti telah disebutkan, pada rapat istimewa anggota Muhammadiyah 17-18 Juni 1920, yang dipimpin Kiai Ahmad Dahlan, muncul gagasan pembentukan lembaga yang kemudian dikenal dengan PKU (Penolong Kesengsaraan Umum). Kegiatan lembaga ini fokus pada pertolongan terhadap mereka yang menderita akibat kemiskinan, kebodohan dan tidak sehat atau penyakitan. Kegiatan demikian semata-mata didorong oleh rasa kemanusian bersumber pada makna dalam

ayat-ayat Surat Al-Ma’un. 29

Berikut ini secara lengkap dimuat dokumen yang terbit beberapa tahun sesudah Kiai Ahmad Dahlan meninggal dunia pada bulan Februari 1923. Dokumen tersebut diambil dari Almanak Muhammadiyah 1348 H/ 1929 M, tempat terbit Yogjakarta, diterbitkan oleh Hood Bestuur. Muhammadiyah bagian Taman Pustaka, halaman 120-122. Kutipan ini diambil seperti tertulis pada teks asli yang masih menggunakan ejaan lama.

“Maka oleh Vereeniging Moehammadijah Hindia Timoer didirikan seboeah bahagian jang diantaranja kami seboet namanja b/g. P. K.O. pada tempat iboe kotanja Hoofdbestuur Moehammadijah Djogjakarta dan pada tiap-tiap Tjabang jang soedah koeat serta tjakap akan mengerdjakannja pekerdjaan b/g P. K.O.itoe, wadjiblah Bestuur tjabang itoe mendirikan P. K. O. Dengan memakai azas dan maksoednja seperti terseboet di bawah ini:

Azas. Moehammadijah b/g. P. K. O. Bekerdja dan menolong kapada kesengsaraan oemoem itoe, sekali-kali tidak memandang kanan dan kiri oesahanja orang lain jang menolong kesengsaraan oemoem, dan tidak poela oentoek membantoe kepada kehendak orang lain jang akan mendapatkan pengaroeh dari ra’jat oemoem. Akan tetapi mengadakan itoe hanja mengingat 29). Kiai Syuja’, Islam Berkemajuan; Kisah Perjuangan K.H. Ahmad Dahlan dan

Muhammadiyah Masa Awal (Jakarta, Al-Wasat, 2009), hlm102, 108-109.

[54] K .H. Ahmad Dahlan [54] K .H. Ahmad Dahlan

Djadi seolah-olah dasarnja pertolongan dari pada Moehammadijah b/g. P. K.O. itoe, soeatoe soember ( mata air ) pertolongan jang djernih lagi bersih, terletak diseboeah tempat jang bisa didatangi oleh segala orang tidak dengan memandang bangsa dan Agama.

Barang siapa jang akan mengambil air itoe di perkenankan, asal tidak dengan sengadja akan memboenoeh aliran dan menoetoep mata airnja.

Pertolongan Moehammadijah b/g. P. K. O. Itoe, boekan sekali-kali sebagai soeatoe djaring kepada manoesia oemoemnja, soepaja dapat menarik hati akan masoek kepada agama Islam atau perserikatan Moehammadijah, itoe tidak, akan tetapi segala pertolongannja itoe semata-mata karena memenoehi kewadjiban atas agamanja Islam terhadap segala bangsa, tidak memandang Agama. Tidak mengandoeng maksoed oentoek membela sesoeatoe kepentingan diri atau bangsanja, soepaja tetap dalam kemenangan di atas fehak bangsa jang tertolong. Atau tidak poela bermaksoed, soepaja sisengsara itoe tinggal tetap dalam pertolongannja, akan tetapi bermaksoed segala bahaja kesengsaraan dan kehinaan terhindar dari pada masing-masing diri dan bangsanja.

Haloean. Pertolongan Moehammadijah b/g. P. K. O. Itoe, bersoenggoeh- soenggoeh akan bekerdja menolong kepada segala kesengsaraan jang patoet di tolong dengan bersendi tjara Islam. Ertinja: barang sesoeatoe perboeatan pertolongan jang di kerdjakan oleh Moehammadijah b/g. P. K. O. Terhadap kepada oemoem itoe, P. K. O. tetap di azasnja, tidak maoe tertarik oleh sesoeatoe kekoeatan jang dapat menjertai dalam pekerdjaan, tetapi tidak

poela menolak sesoeatoe perboeatan orang lain jang dapat bekerdja bersama 2 dengan haloeannja.

Hal Pekerdjaan. Pertolongan Moehammadijah bg. P. K. O. itoe adalah

3 matjam pangkalnja, dan dari pada itoe bermatjam-matjam poela oesahanja

K .H. Ahmad Dahlan [55] K .H. Ahmad Dahlan [55]

Pangkalnja. 1). Pertolongan kepada orang-orang fekir dan miskin jang terlantar hidoepnja, sehingga ta’dapat makan dan tempat, dengan mengadakan balai roemah oentoek bertinggal bagi mereka itoe selama dalam kemiskinannja. 2). Mengadakan roemah anak jatim jang terlantar dengan memberi makan dan pakaian, pengadjaran kepandaian ilmoe pengetahoean oemoem, boedi pekerti dan Agama Islam saperloenja. 3). Menolong kepada orang sakit (Kliniek) jang terlantar, mengadakan roemah sakit dan beberapa tempat mengobati orang (Polikliniek) di mana tempat jang di pandang perloe, semoea itoe di lakoekan dengan tabib [Dokter] dan beberapa penolong orang sakit (zieken verpleger dan verpleegster) menoeroet keperloeannja masing- masing tempat jang didirikan pertolongan itoe.

Adapoen pertolongan jang tidak mendjadi pangkal seperti terseboet di atas, maka dapat dikerdjakan pada masa dan ketikanja.

Demikian poela pertolongan pada orang jang tiap-tiap waktoe, maka di boeka seboeah kantoor jang di pegang oleh Dagelijksch bestuurnja Moehammadijah bg. P. K. O. oentoek menerima dan mengoeroes segala keperloean P. K. O. tiap-tiap hari (ketjoeali hari Djoem’at dan hari besar Islam) sekoerang-koerangnja kantoor itoe mesti diboeka moelai djam 8 pagi sampai djam 12 tengah hari.

Maka akan mengoeatkan pendiriannja bg. P. K. O. itoe wadjiblah atas bestuur-bestuurnja itoe radjin bekerdja dan meloeaskan propagandanja terhadap kepada segala bangsa, baik jang rendah maoepoen jang tinggi deradjatnja, dan baik sederhana maoepoen jang kaja, sekalipoen dengan djalan jang amat soekar adanja.

Dari hal biaja-biaja jang dioesahakan oentoek mentjoekoepi maksoednja, begitoe djoega oentoek mentjoekoepi roemah tangganja, soedah di moeat dalam Reglement Moehammadijah bg. P. K. O.”

Bersamaan dengan perkembangan pembangunan rumah sakit atau poliklinik di bawah lembaga PKU, banyak orang yang memperoleh

[56] K .H. Ahmad Dahlan [56] K .H. Ahmad Dahlan