Muhammadiyah dan Ir. Soekarno di Bengkulu

F. Muhammadiyah dan Ir. Soekarno di Bengkulu

Dari Bengkulu dikabarkan bahwa Ir. Soekarno tokoh pergerakan yang menjalani hukuman penahanan di Bengkulu menjadi anggota Muhammadiyah cabang Bengkulu. Seperti diberitakan dalam harian Darmo Kondo, dinyatakan bahwa Ir. Soekarno terhitung sejak 1 Juni 1938 telah menjadi calon anggota Muhammadiyah cabang Bengkulu. Namun sejak 1 Agustus 1938, Ir. Soekarno telah menjadi anggota secara definitif pada organisasi keagamaan itu. 37

Sejak masuknya Ir. Soekarno dalam Muhammadiyah, aktivitasnya di Bengkulu dilaporkan menunjukkan penurunan dalam kegiatan organisasi. Ia secara resmi membatasi kegiatannya di Muhammadiyah, tetapi ada tanda- tanda yang menunjukkan bahwa pengaruh Ir. Soekarno saat itu mulai meluas ke organisasi lain, khususnya organisasi yang tidak memiliki tujuan agama murni. Dalam waktu singkat Ir. Soekarno tampil dalam kehidupan organisasi bumi putera Bengkulu.

Dalam batas-batas kehidupan organisasi Muhammadiyah, aktivitas Ir. Soekarno meningkat di kota ini. Hal ini tampak sejak 5 Agustus 1938, ia ikut duduk dalam komisi kurikulum sekolah Muhammadiyah dan komite ini telah mengadakan rapat di rumahnya pada tanggal 15, 16, 17 dan 18 Agustus bersama para guru sekolah Muhammadiyah. Pada 20 Agustus ia diangkat menjadi anggota Dewan Pengajaran Muhammadiyah, bagian yang mengurus sekolah Muhammadiyah. Jika dilihat dari frekuensi penyelenggaraan rapat

36 Lihat mailrapport 1924 no. 411, koleksi Nationaal Archief Nederland, Den Haag,

Nederland. 37 Lihat surat Kepala Pemerintahan Daerah J. Bastiaans yang ditujukan kepada Residen Bengkulu nomor. 7147/20 tertanggal 14 September 1938 sebagai surat jawaban dari Residen Bengkulu kepada Bastiaans nomor 9249/20.

[164] K .H. Ahmad Dahlan [164] K .H. Ahmad Dahlan

Sebagai pembicara, Ir. Soekarno didengar pada beberapa rapat anggota. Disebutkan bahwa dalam rapat anggota pada 8 Agustus, 12 Agustus dan 14 Agustus dan pada konperensi guru Muhammadiyah pada 20, 21, 22 dan 23 Agustus peran Ir. Soekarno sangat besar dalam perkembangan organisasi Muhammadiyah di Bengkulu. Seluruh kehidupan organisasi Muhammadiyah jauh lebih hidup sejak masuknya Ir. Soekarno pada organisasi ini.

Selain aktivitas Soekarno yang meningkat dalam kehidupan organisasi Muhammadiyah selama bulan Agustus, pengaruh Soekarno juga mulai terasa di luar organisasi. Kontak, khususnya dengan Djamiatoelchiair dan dengan Taman Siswa, muncul dalam bentuk permintaan nasehat dalam berbagai bidang oleh pengurus organisasi tersebut kepada Ir.Soekarno. Selain itu jika berita-berita yang muncul bias dipercaya, Ir. Soekarno memiliki orang kepercayaan dalam setiap organisasi nasionalis bumi putera, termasuk di dalamnya dalam organisasi politik seperti Parindra, yang akan memberitahu dia tentang perkembangan kehidupan organisasi bumi putera di luar Muhammadiyah. Meskipun tidak ada hubungan yang jelas dengan kedatangan ir. Soekarno ke kota ini, juga perlu disampaikan bahwa hubungan antara Muhammadiyah dan Parindra yang dahulu sangat renggang, kini bisa disebut baik. Juga tanpa hubungan dengan kedatangan Ir. Soekarno di kota

38 Lihat surat rahasia Kontrolir Bastiaan yang ditujukan kepada Kepada Residen Bengkulu 17 September 1938 nomor 57, Koleksi Nationaal Archief Nederland, Den Haag, Nederland.

K .H. Ahmad Dahlan [165] K .H. Ahmad Dahlan [165]

Dari peristiwa tersebut, terlihat bahwa posisi Ir. Soekarno dalam semua kehidupan politik termasuk juga di kalangan anggota Muhammadiyah, sangat menonjol. Mungkin tidak ada alasan pemerintah kolonial mengambil tindakan khusus, namun perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Aktivitas Ir. Soekarno di Bengkulu telah dilaporkan oleh Residen Bengkulu P.M. Hooykas kepada Gubernur Jenderal di Batavia dilampiri dengan surat dari Kontrolir Bengkulu Seloema tertanggal 17 September nomor 57/ rahasia, yang akan diikuti laporan lebih lanjut tentang Ir. Soekarno. Laporan ini dan berita-berita lebih lanjut dalam laporan politik-polisionil dari kepala Onderafdeeling ini selama bulan Agustus dan September 1938, dikirimkan kepada Gubernur Jenderal. Dilaporkan bahwa Residen P.M. Hooykas telah memanggil Ir. Soekarno Anda, memberinya alasan untuk memanggil Ir. Soekarno untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut.

Dalam pertemuan dengan Ir. Soekarno yang berlangsung pada 14 September, dihadiri juga oleh kepala pemerintah daerah dan residen- sekretaris, Residen ingin menunjukkan posisinya kepada Ir. Soekarno. Pada mulanya residen berencana untuk mengadakan pembicaraan empat mata dengannya, akan tetapi banyak permintaan dari pejabat lainnya yang ingin ikut serta dalam pertemuan itu karena luasnya cakupan kegiatan Ir. Soekarno dalam organisasi bumi putera. Permintaan dari para pejabat lainnya itulah yang akhirnya memutuskan residen untuk bertemu dengan Ir. Soekarno bersama-sama dengan pejabat pemerintah lainnya. 39

Dari hasil pertemuan itu dikatakan bahwa Pemerintah Daerah Bengkulu masih memberikan toleransi kepadanya berdasarkan laporan yang diterima oleh residen tentang aktivitas Ir. Soekarno. Pemerintah membenarkan bahwa timbul kekhawatiran bahwa dalam waktu singkat dia akan menempati posisi

39 Lihat Surat Residen Bengkulu P.M. Hooykas kepada Gubernur Jenderal tertanggal 19 Oktober 1938, nomor 208/GE yang bersifat rahasia, yang merupakan koleksi Nationaal Archief Nederland, Den Haag, Nederland.

[166] K .H. Ahmad Dahlan [166] K .H. Ahmad Dahlan

Secara khusus residen P.M. Hooykas memberi nasehat kepada Ir. Soekarno agar tidak tergoda melalui berbagai hasutan untuk dijadikan pemimpin atau penasehat dalam berbagai organisasi bumi putera. Ia harus mewaspadai bahayanya sejak awal karena bila tidak ia baru akan sadar bila sudah berada dalam suatu posisi yang tidak dikehendaki oleh pemerintah. Sehubungan dengan hal ini, Residen menunjukkan kepadanya sifatnya yang militant dalam organisasi keagamaan, Muhammadiyah. Dikhawatirkan organisasi Muhammadiyah akan terbawa menjadi organisasi politik.

Akhirnya Residen Bengkulu menyampaikan kepada Ir. Soekarno bahwa penempatannya di Bengkulu diharapkan menjadi titik balik bagi Ir. Soekrno untuk menjadi lebih baik dan memperingatkan kepadanya agar berhati-hati agar supaya ia tidak kehilangan apa yang telah diperolehnya. Ir. Soekarno berjanji akan memperhatikan peringatan ini dan ia meminta agar memperingatkan kepadanya bila tanpa disengaja dia melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan statusnya saat itu, yaitu sebagai tahanan.

Pada hari yang sama Residen Hooykas mengundang Hadji Mohamad Joenoes Djamaloedin dan Jahja, sebagai utusan dan ketua Muhammadiyah. Residen meminta agar tidak mempersulit posisi Ir. Soekarno dengan memberinya kedudukan dan memberikan posisi penting atau bahkan memimpin organisasi, yang bila ditinjau dari segi kemanusiaan tidak akan ditolaknya. Tentang keanggotaan Ir. Soekarno dalam Muhammadiyah ditegaskan lebih lanjut bahwa pemerintah tidak merasa keberatan, asalkan tidak menjadikan Muhammadiyah sebagai tempat kegiatan utamanya. Dengan demikian bila Soekarno berhenti dari keanggotaannya hal itu adalah atas keputusannya sendiri. Para tokoh yang hadir menyetujui kesepakatan itu.

Sejak peristiwa itu, peranan Ir. Soekarno dalam organisasi Muhammadiyah selalu dipantau oleh pemerintah melalui aparat-aparatnya. Mengingat bahwa Ir. Soekarno masih tetap aktif dalam organisasi ini, kembali pejabat

K .H. Ahmad Dahlan [167] K .H. Ahmad Dahlan [167]

Berdasarkan surat Pijper yang ditujukan kepada Gubernur Jenderal yang dikeluarkan di Batavia, 31 Desember 1938, nomor No. K-75/K-II, Pijper menjelaskan tentang masuknya Ir. Soekarno ke dalam organisasi Muhammadiyah. Ir. Soekarno adalah penganut Islam yang aktif. Hal ini sudah diketahui sejak dahulu, yakni ketika Ir. Soekarno menjadi tahanan di Flores. Sejak bergabungnya Soekarno dengan organisasi Muhammadiyah perhatian partai-partai agama tercurah kepadanya. Di mata banyak orang, Ir. Soekarno adalah tokoh nasionalis

keagamaan dan dia menjadi populer di lingkungan agama dan nasionalis. 40 Organisasi ini pertama kali mencurahkan perhatian pertamanya pada keagamaan rakyat ini. Pertama-tama mereka meminta lewat surat permohonan agar Ir. Soekarno diizinkan untuk tinggal di kota Yogyakarta (pusat kegiatan Muhammadiyah), seperti yang telah disebutkan dalam surat Pijper 8 Juni 1938 nomor K-29/K-II. Setelah itu di Bengkulu pengurus Muhammadiyah menawarkan posisi penting kepada Ir. Soekarno. Hal ini terbukti dari masuknya Soekarno menjadi calon anggota. Dia duduk dalam komisi kurikulum di sekolah-sekolah Muhammadiyah, kemudian diangkat menjadi angggota Dewan Pengajaran Muhammadiyah (sebuah lembaga yang juga mengurusi urusan pendidikan). Ia juga mengikuti rapat pengurus cabang Bengkulu, bahkan bertindak juga sebagai pemimpin sidang. Di samping itu Ir. Soekarno berulang kali tampil sebagai pembicara dalam rapat anggota Muhammadiyah, yang membahas tentang berbagai persmasalahan yang menyangkut agama dan organisasi. Dia diangkat menjadi pimpinan kursus pemuda Muhammadiyah, dan akhirnya pada bulan Oktober ia diangkat menjadi penasehat Muhammadiyah. Jadi secara singkat, kenyataan ini diperoleh berdasarkan tinjauan politik-polisionil Bengkulu, dan dari surat-surat kepala pemerintah daerah Bengkulu, kontrolir Bengkulu Saloema, tertanggal 14 September 1938 nomor 7147/20 dan 17 September 1938 nomor 57/rahasia.

Jadi terbukti bahwa Muhammadiyah memanfaatkan tenaga kerja dan terutama nama Ir. Soekarno, sementara ia berperan secara aktif berdasarkan

40 Surat ini disimpan dalam bundle Koleksi Ministerie van Kolonien, yang disimpan di Nationaal Archief Nederland, Den Haag, Nederland nomor C A/10.

[168] K .H. Ahmad Dahlan [168] K .H. Ahmad Dahlan

Residen Bengkulu untuk sementara melihat resiko ini, dan terus mengawasi kegiatan Ir. Soekarno di Bengkulu. Pembicaraan residen dengan Ir. Soekarno telah ditulis dalam surat Residen Hooykas tanggal 19 Oktober 1938 nomor 208/rahasia. Tampaknya, residen telah bertindak tepat dengan memberikan peringatan kepada Ir. Soekarno. Residen juga memberikan teguran kepada Ir. Soekarno. Ia sendiri telah berjanji memperhatikan peringatan residen itu, dan telah mengajukan permohonan untuk setiap saat memperingatkannya bila tanpa sadar dia berbuat sesuatu, yang menurut pendapat residen tidak sesuai dengan posisinya. Ir. Soekarno sendiri menyadari posisinya sebagai seorang tawanan dan tidak akan menimbulkan kesulitan. Walaupun posisinya yang sulit dalam masyarakat bumi putera, orang selalu akan menyatakan bahwa dia sangat populer dan banyak pihak berupaya untuk menariknya. Berdasarkan tinjauan politik-polisionil Bengkulu selama bulan November, diberitakan bahwa dengan adanya pembicaraan yang dilakukan oleh Residen Bengkulu dengan Ir. Soekarno dan wakil Muhammadiyah Hadji Joenoes Djamaloedin, keputusannya Ir. Soekarno yang telah diangkat menjadi penasehat Muhammadiyah, menjadi guru pada kursus pemuda dan sebagai salah seorang pemimpin kursus dalam perkembangan umum. Jabatan-jabatan itu telah dicabut.

K .H. Ahmad Dahlan [169]