Propaganda Muhammadiyah di Belitung

E. Propaganda Muhammadiyah di Belitung

Dalam menjalankan kegiatannya, Muhammadiyah juga mendapatkan perhatian dan pengawasan dari pemerintah kolonial Belanda. Berdasarkan bukti-bukti yang tercatat dalam arsip yang disimpan di Nationaal Archief Nederland, terdapat banyak arsip yang membahas tentang Ahmad Dahlan dan Gerakan Muhammadiyah. Upaya yang dilakukan oleh Muhammadiyah, terutama dilakukan untuk menyebarluaskan propaganda tentang organisasi tersebut.

Berdasarkan laporan dari surat Asisten Residen di Belitung, 24 Maret 1924, A.L.M Clignett dilaporkan bahwa Jaksa Agung telah memasukkan pulau Belitung dan pulau-pulau lain di sekitarnya dalam kawasan pemberlakuan perjalanan. Berdasarkan peraturan pasal 2 disebutkan bahwa:

Het reizen in bepaalde door den Gouverneur- Generaal aan te wijzen landstrekken is ann niet binnen die streken woonachtigen alleen geoorloofd met een paspoort, afgegeven door het Hoofd van gewestelijk of plaatselijk bestuur tot wiens gebied de te bereizen streek behoort. Bij de afgifte kunnen bijzondere voorwaarden of beperkingen worden gesteld, welke op het paspoort worden aangeteekend.

“Perjalanan di daerah tertentu yang ditunjuk Gubernur Jenderal diizinkan bagi semua orang yang tidak tinggal di daerah itu dengan sebuah paspor, yang diterbitkan oleh kepala pemerintahan wilayah atau daerah yang akan dikunjunginya. Dengan penerbitan paspor ini, persyaratan atau pembatasan khusus dibuat yang dicatat dalam paspor ini.” 33

33 Yang dimaksudkan sebagai paspor di sini berbeda dengan pengertian paspor yang dijadikan sebagai bukti kewarganegaraan seseorang bila akan bepergian ke luar negeri. Yang dimaksudkan paspor di sini lebih berupa surat izin untuk bepergian ke suatu wilayah tertentu yang termasuk dalam wilayah koloni Hindia Belanda. Lihat R.C. Kwantes, De

[160] K .H. Ahmad Dahlan

Permasalahannya adalah penduduk di Belitung masih hidup tenang secara primitif, termasuk dalam pandangan hidup dan sosial keagamaan mereka. Walaupun terjadi perubahan, namun perubahan yang terjadi di masyarakat tidak secepat di Jawa. Pemerintah setempat tidak memberikan izin kepada gerakan Muhammadiyah yang akan melakukan perjalanan propaganda dalam memperkenalkan organisasi itu kepada masyarakau lokal Belitung. Kekhawatiran yang dialami oleh para pemangku kebijakan yang berkuasa saat itu adalah kekhawatiran bahwa propaganda itu akan mendorong Islamisasi orang-orang yang non-Islam atau bahkan akan melakukan intensifikasiajaran Islam bagi masyarakat bumi putera.

Permohonan izin perjalanan propaganda Muhammadiyah yang diterima oleh Asisten Residen Belitung akan dilakukan oleh para pemimpin bumi putera yang berasal dari Jawa. Mengenai Muhammadiyah ini, pemerintah kolonial memberikan perhatian khusus kepada wakil Ketua Muhammadiyah Haji Fachrodin. Pada 1920-1921, ia juga menjabat sebagai komisaris dan anggota pengurus pusat Centraal Sarekat Islam. Pada tahun-tahun itu, menurut catatan rahasia pemerintah, ia berjuang bersama HOS Tjokroaminoto dan H. Agus Salim untuk membela Kekhalifahan Turki. Dalam anggaran dasar maupun anggaran rumah tanggal organisasi CSI tidak ada keterangan tentang kegiatan perjalanan propaganda. Sementara itu Haji Fachrodin tidak mengetahui kondisi masyarakat Belitung baik di bidang sosial maupun agama. Asisten Residen menjelaskan bahwa meskipun penduduk bumi putera Belitung mayoritas memeluk agama Islam, mereka masih mempercayai dukun, tahayul, khususnya kepercayaan tentang roh orang yang sudah meninggal yang masih bergentayangan dan berkeliaran dan mempengaruhi mereka yang masih hidup. Bagi mereka yang tidak memahami kondisi sosial budaya penduduk bumi putera di wilayah itu, permasalahan ini dapat memicu konflik di antara para penduduk sendiri. Para juru propaganda bisa memahami apa yang menjadi keberatan Asisten Residen itu.

Terhadap keputusan itu, Haji Farchrodin berdasarkan telegram yang

ontwikkeling van Indonesische Nationalische beweging, tweede deel 1927-1942, koleksi Nationaal Archief Nederland, Den Haag, Nederland.

K .H. Ahmad Dahlan [161] K .H. Ahmad Dahlan [161]

merupakan politikus. 34

Dalam surat balasannya, Pejabat Penasehat Urusan bumi putera R.A. Kern kepada Asisten Residen Belitung A.L.M Clignett tertanggal 20 Maret 1924 menyampaikan bahwa ia menolak gambaran seolah-olah Muhammadiyah adalah sebuah organisasi politik. Muhammadiyah adalah sebuah organisasi yang bersifat keagamaan, dan hingga surat itu ia tulis, masih bertumpu pada prinsip tersebut. Ia mengutip tinjauan tentang kondisi politik dalam negeri yang dibuat sebelum konferensi residen yang terdapat di halaman 27-28, khususnya tentang Muhammadiyah disebutkan bahwa:

“Dat de vereeniging alleen wat de godsdienst betreft zal sammenwerken met de C.S.I (Centraal Sarekat Islam), voor de S.I. politiek is zijn gesloten. Het overzicht

34 Saat itu yang menjabat sebagai Asisten Residen Belitung adalah A.L.M. Clignett yang mengirimkan surat kepada Pejabat Penasehat Urusan Bumi Putera R.A. Kern pada

4 Maret 1924. Lihat Mailrapport no. 411x koleksi Nationaal Archief Nederland, Den Haag, Nederland.

[162] K .H. Ahmad Dahlan [162] K .H. Ahmad Dahlan

“Organisasi ini sejauh menyangkut soal agama akan bekerjasama dengan Centraal Sarekat Islam, tetapi tidak terkait dengan politik CSI. Tinjauan ini ditutup dengan sebuah alinea singkat: Orang tidak pernah membantah sikap non-politik Muhammadiyah dan usaha sekolahnya memerlukan perhatian yang memadai seperti yang diungkapkan oleh wali negeri selama kunjungannya ke Yogya untuk meninjau sekolah guru Muhammadiyah

yang dibuka di sana”. 35

R.A. Kern selaku Pejabat Penasehat Urusan bumi putra menilai bahwa peraturan khusus yang membahas tentang propaganda tampaknya berlebihan. Tidak pernah disinggung dalam peraturan itu bahwa Muhammdiyah yang dianggap bersifat umum, bisa jadi mendapatkan perlawanan dari kaum Ortodoks. Namun semuanya ini menurut Kern tergantung pada pribadi orang yang akan melakukan propaganda. Jika orang itu merupakan orang yang berpengalaman, maka ia akan berusaha untuk mempertimbangkan perasaan yang mungkin timbul dari lawan-lawannya.

Dengan meilhat polemik yang terjadi antara Asisten residen Belitung A.L.M. Clignet dan Pejabat Penasehat Urusan Bumi Putra R.A. Kern, Haji Fachrudin membatalkan rencana kunjungannya ke Belitung dengan alasan bahwa Asisten residen Belitung tidak memberikan izin untuk mengadakan

35 Lihat R.C. Kwantes, De Ontwikkeling ontwikkeling van Indonesische Nationalische beweging, tweede deel 1927-1942, koleksi Nationaal Archief Nederland, Den Haag, Nederland, hlm. 105-109.

K .H. Ahmad Dahlan [163] K .H. Ahmad Dahlan [163]

Kern menerima tembusan telegram yang dikirimkan oleh Haji Fachrodin. 36