Lansia di Panti jompo Lansia di Rumah

c. Kesehatan Pentingnya kesehatan sebagai penentu kualitas hidup telah dibuktikan oleh Micholas dan Zumbo 2002 dalam penelitiannya. d. Keuangan Mereka yang hidup dalam kemiskinan dua kali lebih mungkin kualitas hidupnya lebih rendah daripada mereka yang hidup tidak dalam kemiskinan yang berarti terdapat hubungan yang memadai antara keuangan dan kualitas hidup lansia. e. Kejahatan Pengalaman lansia terhadap kejahatan berhubungan dengan kualitas hidup mereka, lansia yang hidup di komunitas yang keamanannya kurang takut kejahatan atau korban kejahatan kualitas hidupnya lebih rendah. f. Lingkungan sekitar faktor lingkungan juga mempunyai hubungan dengan kualitas hidup lansia termasuk persepsi lansia tentang tetangga dan keselamatan lingkungannya. g. Tempat tinggal Tempat tinggal menjadi ukuran yang penting dalam menentukan kualitas hidup lansia, mereka merasa lebih puas tinggal dirumah sendiri, mereka merasa lebih nyaman hidup di masyarakat dan lebih mandiri.

2.4 Lansia di Panti jompo

Panti jompo merupakan suatu institusi hunian bersama dari para lansia yang secara fisikkesehatan masih mandiri, akan tetapi terutama mempunyai keterbatasan di bidang sosial-ekonomi. Kebutuhan harian dari para penghuni biasanya disediakan oleh pengurus panti. Panti jompo yang dikelola oleh pemerintah memiliki sasaran Universitas Sumatera Utara pelayanan pada usia lanjut berusia 60 tahun keatas yang tidak memiliki keluarga, terlantar, tidak mempunyai keluarga yang dapat membantu kehidupannya sehari-hari, karena kemauannya sendiri atau terpaksa Darmodjo, 1999. Menurut Nugroho 2008, pelayanan yang diberikan pada sistem ini adalah: 1. Pemenuhan kebutuhan setiap hari, kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal. 2. Bimbingan keagamaan. 3. Pelayanan kesehatan, penyuluhan kesehatan, pemeriksaan dokter, pelayanan dokter Puskesmas, menyediakan obat-obat ringan. 4. Pembinaan fisik guna menjaga kesehatan seperti senam yang bermanfaat untuk peregangan otot, pernafasan dan jantung. 5. Kegiatan-kegiatan bersama untuk meningkatkan kebersamaan dan interaksi sosial. 6. Kesehatan, memberikan penyuluhan hidup sehat dan bersih. 7. Konseling. 8. Bantuan tambahan modal usaha bagi usia lanjut. 9. Rekreasi dan senam ringan.

2.5 Lansia di Rumah

Menurut Demartoto 2007 yang dikutip oleh Setyoadi dkk 2011 pelayanan lansia meliputi pelayanan yang berbasiskan pada keluarga, masyarakat dan lembaga. Pelayanan berbasis keluarga dan masyarakat cenderung sulit dipisahkan, sehingga terdapat pengelompokan secara umum terhadap lansia, yaitu lansia dengan pelayanan panti dan lansia dengan pelayanan komunitas non panti. Universitas Sumatera Utara Pelayanan berbasis komunitas merupakan pelayanan yang paling banyak diperoleh lansia di Indonesia. Tingginya jumlah lansia dan terbatasnya panti jompo di Indonesia, menyebabkan banyak lansia yang tinggal di komunitas. Selain itu ada tradisi masyarakat dimana seorang anak dan keturunan merupakan pengurus dan sumber potensi untuk mencapai kebutuhan orangtua. Dasar pelayanan komunitas adalah memaksimalkan dayaguna dan keikutsertaan masyarakat termasuk lansia dengan meningkatkan kepedulian serta pengetahuan masyarakat. Beberapa permasalahan lansia dapat ditangani melalui keluarga karena membutuhkan pelayanan intensif dan jangka panjang yang hanya dapat disediakan melalui pelayanan profesional dalam lembaga.

2.6 Kerangka konsep penelitian