Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya Ridwan, 2008.
2.4 Pengaruh Gizi Terhadap Prestasi Belajar
Status gizi adalah pengukuran kadar gizi dalam tubuh seseorang yang dapat diukur dalam skala berat badan. Hal ini tentu hubungan dengan kecukupan
gizi yang sesuai baik dalam hal kualitas maupun kuantitas zat gizi sesuai dengan kebutuhan faal tubuh.
Pada usia anak sekolah kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk metabolisme tubuh. Apabila asupan gizi terbatas atau
kurang, protein akan dipergunakan sebagai energi. Kebutuhan protein usia 10-12 adalah 50 gramhari, 13-15 tahun sebesar 57gramhari dan usia 16-18 tahun
adalah 55 gramhari. Kebutuhan energi sangat dibutuhkan pada proses pembelajaran anak,
karena pada proses belajar ilmu pengetahuan diterima berhubungan dengan jasmani yang diperoleh melalui panca indra, sehingga apabila salah satu panca
indra rusak maka anak tidak akan sempurna menerima pelajaran yang berdampak terhadap buruknya hasil belajar mereka. Anak dengan status gizi kurang atau
buruk selain mengalami hambatan pertumbuhan fisik juga akan mengalami gangguan belajar berupa penurunan prestasi akademik disekolah.
Prestasi adalah hal yang diinginkan oleh semua orang khususnya para pelajar. Tujuan seorang pelajar pergi ke sekolah, adalah berusaha sebisa mungkin untuk
mencapai prestasi maksimal,selain untuk mendapat ilmu. Dalam mencapai sebuah prestasi, tentunya membutuhkan usaha yang maksimal. Usaha yang dilakukan
akan berjalan lancar jika kita mempunyai semangat yang cukup. Jika kita ingin semangat saat menuntut ilmu, maka kita harus memiliki energi yang cukup. Inilah
peran zat gizi yang cukup untuk menunjang prestasi siswa. Jika siswa mengkonsumsi makanan yang mengandung zat gizi yang
memenuhi syarat, pasti otak akan menerima asupan yang cukup. Jika otak diasup dengan zat gizi yang cukup, maka kecerdasan dan daya ingat otakpun akan
meningkat.
Universitas Sumatera Utara
Cukup jelas perbedaan antara siswa yang setiap harinya mengkonsumsi makanan yang mengandung zat gizi yang cukup dengan siswa yang hanya
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat saja. Meskipun karbohidrat juga penting, namun jika yang konsumsi hanya karbohidrat saja,
energi akan cepat habis karena pembakaran energinya lebih cepat. Kita butuh penyeimbang karbohidrat tersebut. Itulah mengapa, kita butuh makanan yang
mengandung protein, lemak, zat besi, mineral dan yang lain. Tentunya, agar pembakaran energi tersebut tidak berlangsung terlalu cepat, sehingga kita dapat
menghemat energi yang kita miliki. Perbedaannya adalah proses , kecepatan dan ketepatan dalam berfikir yang
dimiliki. Siswa yang perkembangan otaknya maksimal karena zat gizi yang dikonsumsi akan memiliki prestasi yang lebih maksimal dibanding dengan siswa
yang perkembangan otaknya kurang maksimal. Jadi, pengaruh zat gizi terhadap prestasi siswa cukup besar. Tanpa zat gizi yang
diasup untuk tubuh dan otak, prestasi yang diraihpun kurang maksimal. Karena prestasi berawal dari apa yang dihasilkan oleh otak. Dan otak butuh nutrisi untuk
bekerja mendukung kegiatan untuk mencapai prestasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :
Variabel independen Variabel Dependen
3.2. Defenisi Operasional
Defenisi operasional dari penelitian ini meliputi : a.
Pengetahuan Gizi Pengetahuan yang dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk
menyediakan energi, membangun, dan memelihara jaringan tubuh serta mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh.
Alat ukur : Quisioner
Cara Ukur : Observasi
Nilai Ukur : Ordinal
b. Kebiasaan Sarapan Pagi
Makan atau sarapan pagi adalah makanan yang dimakan pada pagi hari sebelum beraktifitas, yang terdiri dari makanan pokok dan lauk pauk atau
makanan kudapan.
Pengetahuan Gizi
Dan Kebiasaan
Sarapan Pagi Prestasi
Siswa SMA
Universitas Sumatera Utara