Organisasi Bimbingan dan konseling

D. Organisasi Bimbingan dan konseling

Organisasi berasal dari bahasa latin “ organum “ yang dapat berarti alat, bagian, anggota atau badan, pariata westra, dan kawan kawan ( 1989;13) mengemukakan perngertian organisasi sebagai “ suatu system usaha kerja sama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama “. Selanjutnya Sutarto (dalam pariata Westra. 1989;315) merupakan definisi kegiatan pengorganisasian.

Rangkaian aktivitas menyusun suatau kerangka kerja yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha kerja sama dengan ajalan membagi dan mengelompokan pekerja yang harus dilaksanakan serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan serta di antara satuan satuan organisasi atau para pejabat.

Organisasi bimbingan dan konseling merupakan kegiatan pengaturan atau pengelolaan program bimbingan dan konseling agar program tersebut berjalan denagn sebaik baiknya, secara efisien, dan efektif. Organisasi bimbingan dan konseling yuang baik dan teraturdapat dijadikan sebagai alat untuk menciptkan hubungan dan mekanisme kerja yang efektif.

1. Pola Organisasi Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar

Bentuk atau pola organisasi bimbingan dan konseling dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah besar kecil isi program. Untuk menerapkan di sekolah dasar dapat dipuilih tiga pola organisasi.yaitu:

a. Pola organisasi bimbingan dan konseling dua konseling dengan menafaatkan guru kelas sebagai tenaga pembimbing.

b. Pola organisasi bimbingan dan konseling dengan menggunakan seseorang konselor untuk beberapa sekolah

c. Pola organisasi bimbingan dan konseling yang memakai sebagai konselor setiap sekolah. Bimbingan dan Konseling SD | 150

Berikut ini akan diuraikan masing masing pola tersebut:

a. Pola organisasi bimbingan dan konseling dua konseling dengan menafaatkan guru kelas sebagai tenaga pembimbing. Dalam pola ini guru kelasberperan langsung menjadi pembimbing bagi murid murid di kelasnya., dan guru berkewajiban menyelenggarakan pelayanan bimbingan konseling terhadap murid-muridnya.

Kepala Sekolah

BP3

Guru Kelas Guru Lain

k Murid

Organisasi Bimbingan dan Konseling dengan Guru Kelas sebagai Pembimbing

GK

: Guru Kelas

MK

: Murid Kelas

-----

: Garis Kerjasama

-------

: Garis Insruktur

Dalam pola organisasi diatas adalah kepala sekolah sebagai coordinator bimbingan terhadap tanggung jawab secara langsung terhadap program bimbingan dan konseling disekolahnya. Tugas tuganya yang menyangkut pelayanan bimbingan dan konseling diselenggarakan oleh masing masing guru kelas. Dalam menangani masalah maslah yang memerlukan penaganan secra terpadu, masing masing guru dapat bekerjasama dengan tema sejawatnya disekolah. Sedangkan guru dapart bekerjasama denganorang tua murid (yang tergabung dalam BP3) untuk mengatasi masalah masalah murid yang penangannya memerlukan keterlibatan orang tua.

Selanjutnya pola ini dapat dikembangkan dengan menjadikan konselor-konselor di SMTP dan SMTA terdekat sebagai tenaga yang dapat dimanfaatkan untuk mengkonsultasikan berbagai maslah yang memerlukan penanganan yang khusus.

b. Pola organisasi bimbingan dan konseling dengan menggunakan seseorang konselor untuk beberapa sekolah Pola ini dapat diterapkan jika kondisi sekolah telah memungkinkan penempatan tenaga yang khusus (konselor) untuk menyelenggarakan pelayan bimbingan dan konseling. Dalam

Bimbingan dan Konseling SD | 151 Bimbingan dan Konseling SD | 151

G Guru lain

Konselor /guru BK

G Guru lain

Guru lain

Guru

Guru lain kelas

kelas

Murid Murid

Organisasi bimbingan dan konseling dengan konselor untuk beberapa sekolah terdekat ----------- = Garis kerja sama

= Garis Instruktur = Garis Tugas

Bimbingan dan Konseling SD | 152

Pada bagian ini kelihatan bahwa empat buah sekolah dasar terdekat menyelenggarakan kegiatan bimbingan dan konselor sesuai dengan program mereka masing masing .penyelenggaraan dikoordinir oleh suatu badan dengan memakai tenaga konselor yang bertugas sebagi konsultan untuk keempat sekolah tersebut.

c. Pola organissi setiap sekolah dan konseling yang memekai seorang konselor untuk setiap sekolah, Bila pada setiap sekolah telah dapat ditetapkan tenaga khusus (konselor), maka struktur organisasinya dapat disusun seperti berikut.

Kepala Sekolah

BP3

Guru Lain

Konselor

Guru Kelas

Murid

Struktur organisasi bimbingan dan konseling yang memiliki konselor khusus …. = garis kerjasama

= Garis Instuksi

2. Peranan Personal Sekolah dalam Layanan Bimbingan dan Konseling

Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dasae dapat terselenggara dengan baik apabila setiap personil sekolah dapat mengetahui dan memahami dengan jelas tugas dan peranannya masing-masing. Perincian tugas dan peranan setiap personil itu antara lain adalah sebagai berikut ini.

a. Kepala sekolah Kepala sekolah adalah penanggung jawab utama program bimbingan dan konseling di sekolahnya. Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah adalah sebagai berikut:

1) Menyusun program sekolah secara keseluruhan, termasuk program bimbingan dan konseling, dengan melibatkan semua staf yang ada di sekolahnya.

2) Mendelegasikan tugas pelayanan bimbingan dan konseling kepada masing-masing guru kelas atau kepada konselor (bila kondisi sekolah telah memungkinkan)

3) Melengkapi berbagai fasilitas, biaya dan sarana untuk keperluan bimbingan sesuai dengan kebutuhan sekolahnya.

Bimbingan dan Konseling SD | 153

4) Melakukan pengawasan terhadap kelancaran pelaksanaan bimbingan dan konseling dis ekolahnya.

b. Guru kelas Guru kelas memikul peranan yang amat besar dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling. Peranan guru kelas dalam program bimbingan dan konseling antara lain”

1) Mengumpulkan berbagai informasi dan keterangan tentang murid untuk keperluan bimbingan.

2) Mengidentifikasi berbagai masalah dan kesulitan murid di dalam kelas.

3) Melakukan kegiatan diagnosis kesulitan belajar terhadap murid-murid yang mengalami kesulitan dalam belajar.

4) Memberikan bantuan pelayanan bimbingan dan konseling kepada murid-murid yang membutuhkannya. Bentuk bantuan tersebut dapat berupa pengajaran perbaikan bimbingan khusus belajar, pemberian informasi, bimbingan kelompok, dan sebagainya.

5) Mendiskusikan dan mengonsultasikan masalah-masalah murid yang belum dapat ditangani kepada sekolah dan kepada lembaga-lembaga yang terkait.

c. Konselor Konselor adalah petugas bimbingan dan konseling yang dipersiapkan secara khusus untuk melakukan pelayanan bimbingan dan konseling . bila telah dimungkinkan penempatan tenaga konselor, di suatu sekolah maka tugas dan peranannya antara lain adalah:

1) Menyusun program bimbingan dan konseling bersama staf lainnya.

2) Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelayanan bimbingan dan konseling.

3) Menyelenggarakan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling kepada murid-murid yang membutuhkan seperti:

a) Menyelenggarakan program pengumpulan data melalui teknik tes dan non tes,

b) Menyelenggarakn konseling perorangan,

c) Menyelenggarakan bimbingan kelompok,

d) Bersama-sama guru kelas membina dan mengasuh kelompok belajar,

e) Menyelenggarakan bimbingan karier,

f) Membantu guru dalam kegiatan pengajaran perbaikan dan program pengayaan,