Membantu Murid Mengatasi Masalah Belajar

G. Membantu Murid Mengatasi Masalah Belajar

Berkenaan dengan masalah-masalah yang dihadapi murid dalam belajar, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru, antara lain

1. Pengajaran perbaikan Pengajaran perbaikan bentuk khusus dari pengajaran yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang murid yang mengalami kesulitan dalam belajar. Kekhususan dari pengajaran ini terletak pada murid yang dilayani, bahan pelajaran, metode, dan media penyampaiannya. Seperti setelah disinggung diatas, bahwa murid yang dilayani adalah murid- murid yang mengalami kesulitan-kesulitan dalam belajar. Kesulitan-kesulitan itu dapat berupa adanya bagian-bagian dari bahan pelajaran yang tidak dikuasai, kesalahan memahami kon sep-konsep, dan sebagainya. Hal ini sekaligus dapat menjadi materi atau bahan dari pengajaran perbaikan. Bahan ini dapat berfariasi antara seorang murid dengan murid lain. Metode dan medianya juga berfariasi.

Kegiatan pokok dalam pengajaran perbaikan terletak pada usaha memperbaiki kesalahan-kesalahan atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada nurid yang

Bimbingan dan Konseling SD | 76 Bimbingan dan Konseling SD | 76

a. Berikan tugas-tugas singkat tentang hal-hal yang harus dikerjakan oleh murid dengan mempertimbangkan juga penyelesaian tugas-tugas sebelumnya :

b. Pastikan bahwa murid pernah memahami secara baik tentang apa yang harus dikerjakannya. Misalnya, dengan member tanda dengan pensil atau tinta berwarna pada bagisn-bagian ysng harus dikerjakan:

c. Selang-selingilah waktu pertemuan dengan kegiatan-kegiatan lain, dengan secara bertahap tingkatkan lama waktu pertemuan:

d. Hindari memberikan petunjuk secara panjang lebarr dan sukar dipahami murid.

e. Petunjuk-petunjuk mengerjakan tugas hendaklah diberikan bagian perbagian.

f. Murid hendaklah ditempatkan pada ruangan yang bebas dari pengaruh-pengaruh atau perangsang-perangsang yang dapat menggangu pemusatan perhatiannya. Murid yang sedang mengalami masalah belajar sukar memusatkan perhatiannya dalam waktu yang cukup lama. Mereka sangat mudah terpengaruh oleh hal-hal yang ada disekitarnya.

g. Berikan sebanyak mungkin dorongan agar murid mau menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.

h. Jagalah agar suasana perasaan murid selalu dalam keadaan stabil dan tenang.

i. Hindarilah pemberian tugas-tugas yang terlalu berat dan usahakan menumbuhkan suatu kecintaan untuk bekajar secara baik dan rapi serta mempunyai sikap positif dalam bekerja.

2. Pengajaran pengayaan Pengajaran pengayaan adalah suatu bentuk pengajaran yang khusus diberikan kepada murid-murid yang sangat cepat dalam belajar. Biasanya, murid-murid yang sangat cepat dalam belajar dapat menguasai bahan-bahan pelajaran yang diberikan lebih cepat dari pada teman-teman sekelas. Sehubungan dengan hal ini, suatu pertanyaan yang sering disampaikan adalah: “Apakah murid yang sangat cepat dalam belajar juga disebut sebagai murid yang bermasalah dalam belajar?”. Dilihat dari segi belajar yang dicapainya, murid seperti ini memang tidak dapat digolongkan sebagai murid yang mengalami masalah dalam belajar, yang

Bimbingan dan Konseling SD | 77 Bimbingan dan Konseling SD | 77

Beberapa bentuk pengayaan yang mungkin dapat ditempuh adalah dengan jalan menugasi murid:

a. Membaca pokok/sub pokok bahasan yang lain yang bersifat perluasan atau pendalaman dari pokok/atau sub pokok bahasan yang sedang dipelajari,

b. Melaksanakan kerja praktek atau percobaan-percobaan, dan

c. Mengerjakan soal-soal latihan.

3. Pembinaansikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik Sikap dn kebiasaan belajar Rosmawati (1983) dan Ali Yusuf (1984) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang berarti antara sikap dan kebiasaan belajar yang baik cenderung memperoleh hasil belajar yang baik, dan demikian sebaliknya. Sejalan dengan itu, Prayitno (1973) menyatakan bahwa: “…. Cara belajar (yang meliputi berbagai kebiasaan dan sikap dalam belajar) akan sangat mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Oleh sebab itu, jika seseorang murid mendapat nilai yang kurang memuaskan dalam belajar, salah satu factor penting yang perlu diperiksa adalah bagaimana cara belajar yang ditemouh.”

Dengan berpedoman pada uraian di atas, maka sikap dan kebiasaan belajar itu memegang peranan penting. Murid perlu memiliki dan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam belajar untuk dapat mewujudkan kemampuan-kemampuan dasar yang tinggi saja bukanlah satu-satunya jaminan bagi murid untuk berhasil dalam belajar tetapi perlu ditunjang oleh penerapan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.

Sikap dan kebiasaan belajar itu tidak dibwa sejak lahir atau diturunkan dari kedua orang tua melainkan terbentuk dari hasil interaksi dengan dunia luar, dipelajari dan dilatihkan serta diterapkan secara terus-menerus dalam kehidupan sehari-hari. Pembinaan sikap dan kebiasaan belajar yang baik harus dilaksanakan sejak anak memasuki sekolah dasar dan dilanjutkan terus dalam kehidupan anak sehari-hari, baik disekolah maupun di rumah.

Beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk menumbuh-kembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dari diri murid adalah:

Bimbingan dan Konseling SD | 78 Bimbingan dan Konseling SD | 78

b. Membantu murid mengikuti kegiatan belajar-mengajar di dalam kelas. Sebagian besar kegiatan belajar-mengajar berlangsung di dalam kelas. Dalam hal ini, murid perlu mengetahui apa yang harus dikerjakan sebelum mengikuti kegiatan belajar-mengajar, bagaimana cara memahami dan mencatat keterangan-keterangan yang diberikan oleh guru, dan apa pula yang harus dikerjakan setelah kegiatan belajar-mengajar berakhir (setelah sampai di rumah).

c. Melatih murid membaca cepat. Kecepatan menunjuk kepada banyaknya kata-kata yang tepat yang dapat dibaca dibacadalam waktu tertentu. Dengan membaca cepat, kemungkinan murid memperoleh banyak informasi atau ilmu pengetahuan dari buku sumber yang dibacanya.

d. Melatih murid untuk dapat mempelajari buku pelajaran secara efesien dan efektif. Salah satu metode yang perlu dikuasai oleh murid adalah metode SQR3 (Survey, Question, Read, Recite, Write, dan Review) yang dikembangkan oleh Francis P. Robinson (Dorothy Keiter, 1975).

e. Menbiasakan murid mengerjakan tugas-tugas secara teratur, bersih dan rapi.

f. Membantu murid menyusun jadwal belajar dan mematuhi jadwal yang telah disusunnya. Untuk ini diperlukan adanya pemantauan dan pengawasan yang berkesinambungan.

g. Membantu murid agar dapat berkembang secara wajar dan sehat. Misalnya, dengan memindahkan tempat duduk murid yang dilakukan secara berkala, memberikan posisi duduk murid (tidak terlalu membungkuk, jarak mata dan buku kurang lebih 30cm), memeriksa kuku dan sebagainya,

h. Membantu murid mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian, yang meliputi persiapan mental, penguasaan bahan pelajaran, cara-cara menjawab soal ujian, dan segi-segi administraktif penyelenggaraan ujian.

4. Meningkatkan Motivasi Murid untuk Belajar Motivasi merupakan suatu usahayang disadari untuk menyerahkan, mengajarkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. (Ngalim Purwanto, 1990:73)

Dalam belajar, motivasi memegang yang sangat penting dan menentukan pencapaian tujuan belajar. Di sekolah sering kali ditemukan adanya murid-murid yang malas dalam

Bimbingan dan Konseling SD | 79 Bimbingan dan Konseling SD | 79

a. Mempelajari hal-hal yang melatarbelakangi tingkah laku murid yang tidak mau belajar

b. Memberikan bantuan untuk meningkan motivasi belajar berdasarkan atas pemahaman yang mendalam tentang latarbelakang tingkah laku murid itu, guru memberikan bantuan untuk peningkatkan motivasi belajar.

c. Menyadarkan murid tentang adanya semacam kekurangan yang dimilikinya dengan maksud agar ia merasakan adanya suatu kebutuhan untuk ingin belajar. Di bawah ini dikemukakan beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk bangkitkan motivasi murid-murid dalam belajar (Dorothy Keiter, 1975)

1) Tentukan tujuan-tujuan yang akan dicapai oleh murid dalam belajar, tujuan meliputi tujuan jangka pendek, tujuan jangka menengah, dan tujuan jangka panjang.

a) Tujuan jangka pendek merupakan tujuan-tujuanyang segera dapat dicapai. Tujuan ini akan mendorong murid untuk mencapai tujuan berikutnya.

b) Tujuan jangka menengah merupakan tujuan sementara yang dapat dicapai. Seringkali, tujuan ini menjadi langkah yang diperlukan sebelum dapat melangkah ketujuan selanjutnya.

c) Tujuan jangka panjang merupakan tujuan akhir yang akan dicapai murid dalam belajar. Misalnya, menjadi supir, dokter, dan sebagainya, tujuan-tujuan yang ditetapkan haruslah realistis sesuai dengan kemampuan murid untuk mencapainya.

2) Usahakanlah menimbulkan minat agar mau untuk mempelajari mata pelajaran yang bersangkutan. Setiap mata pelajaran memiliki nilai praktis dan nilai social. Nilai praktis adalah nilai yang segera kelihatan. Misalnya, pengetahuan tentang ilmu hitung untuk berbelanja ditoko. Nilai social merupakan nilai yang bermanfaat untuk kehidupan social. Misalnya cara memainkan beberapa permainan.

3) Ikutsertakanlah semua aspek kehidupan anak sebagai sumber belajar. Seluruh lingkungan dan pengalaman hidup dapat menjadi alat dan sumber belajar. Belajar berhitung tidak

Bimbingan dan Konseling SD | 80 Bimbingan dan Konseling SD | 80

4) Hubungkanlah hal-hal yang dipelajari dengan kehidupan murid. Membaca didalam kelas hanyalah sebagai latihan untuk membaca diluar kelas dan didalam kehidupan orang dewasa. Penemuan ilmiah penting karena akan mempengaruhi kehidupan (social- ekonomis) individu, masyarakat, bangsa, dan Negara.

5) Perbanyaklah hal-hal yang menarik perhatian murid, tetapi jangan berhenti di situ. Tunjukanlah bahwa ada saling ketergantungan antara hal-hal yang disukai dengan hal-hal yang tidak disukainya.

6) Tunjukanlah kepada murid-murid apa yang dapat mereka harapkan untuk dicapai. Belajar merupakan tanggung jawab individu. Tidak ada orang yang dapat belajar untuk orang lain, dalam arti murid hanya dapat mencapai perubahan kalau dia sendiri yang berusaha belajar (bukan hanya karena guru).

7) Doronglah murid untuk menggunakan informasi yang dimilikinya. Berikanlah pujian kepad murid setiap kali dia mencapai kemajuan.