Dasar Bimbingan Karier di Sekolah Dasar

C. Dasar Bimbingan Karier di Sekolah Dasar

Ada orang yang cenderung beranggapan bahwa terlalu dini untuk memberikan bimbingan karier di sekolah dasar. Anggapan ini berdasarkan atas pandangan bahwa anak usia sekolah dasar belum termasuk usia angkatan kerja. Disamping itu orang yang bersangkutan juga berpandangan bahwa anak usia sekolah dasar pada dasarnya masih bersifat “generalis”. Inya, pendidikan yang diikutinya masih bersifat umum, belum mengarah pada jurusan atau bidang-bidang tertentu. Orang-orang yang menganut pandangan ini cenderung untuk mengatakan bahwa masalah-masalah pemahaman diri dan perencanaan untuk masa depan

Bimbingan dan Konseling SD | 110 Bimbingan dan Konseling SD | 110

Namun demikian, kita berkeyakinan bahwa bimbingan karier perlu diberikan sejak dini, sebelum anak memasuki dunia kerja. Keyakinan ini bertitik tolak dari pandangan bahwa penyiapan anak untuk memasuki dunia kerja tdak dapat dilaksanakan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, melainkan memerlukan perencaan yang matang dan memerlukan waktu yang cukup lama. Penyelenggaraan bimbingan karier di sekolah dasar bukanlah untuk menggantikan bimbingan dan konseling secara keseluruhan. Pengetahuan tentang diri, pengetahuan tentang kemungkinan-kemungkinan pendidikan dan pekerjaan di masa yang akan datang, serta pengembangan dasar-dasar pembuatan keputusan oleh murid, umumnya dipandang sebagai hal yang anat penting diberikan di sekolah dasar. Model-model terakhir dari bimbingan karier mendorong perlunya kegiatan-kegiatan dan informasi yang sistematis dilaksanakan melalui kurikulum sekolah dasar.

Bimbingan karier di sekolah dasar bukanlah mendorong anak untuk membuat pilihan- pilihan yang prematur. Melainkan berpusat pada usaha agar anak memiliki kesadaran tentang pilihan-pilihan yang mungkin tersedia, cara-cara mengantisipasi dan merencanakan karier, serta menghubungkannya dengan sifat-sifat pribadi yang dimiliki. Banyak murid yang merasa perlu mengetahui kesempatan-kesempatan karier yang tersedia. Murid seperti juga merasa perlu untuk menyadari tentang dirinya, bagaimana mereka dapat berubah dan bagaimana mereka dapat menggunakan pengalaman-pengalaman sekolah untuk menjajaki dan menyiapkan diri untuk masa depan.

Herr dan Cramer (1979: 140) menyatakan bahwa bimbingan karier di sekolah dasar didasari oleh berbagai faktor; antara lain adalah sebagai berikut:

1. Kesadaran bahwa model-model atau bentuk-bentuk tingkah laku pada masa remaja dan dewasa dipengaruhi oleh bentuk-bentuk pengalaman yang terjadi pada masa anak-anak;

2. Kenyataan bahwa banyak buku dan bahan pelajaran yang digunakan di sekolah dasar menggambarkan dunia kerja atau dunia pendidikan secara tidak tepat dan terbatas pada kemungkinan-kemungkinan yang ada;

3. Pengakuan bahwa perasaan tentang kemampuan pribadi untuk menanggulangi perkembangan di masa yang akan datang dengan kekuatan pengetahuan seseorang, cara- cara memodifikasi kelemahan-kelemahan, keterampilan dalam merencanakan dan menggunakan sumber-sumber yang tersedia, memahami hubungan antara pendidikan yang diterima dan penerapannya dalam pekerjaan dan masyarakat.

Bimbingan dan Konseling SD | 111

Sejalan dengan uraian di atas, Reinthart (1979: 160) menyatakan bahwa bimbingan karier di sekolah dasar sering digambarkan sebagai pengembangan kesadaran, bukan karena perkembangan kesadaran itu sendiri terbatas pada kelompok usia ini tetapi karena fokus utama dari bimbingan karier berada pada usia ini. GYSPERS 1968 membagi fase belajar yang menghubungkan perkembangan karir di sekolah dasar dan menengah atas tiga fase yaitu (1) fase perseptualisasi, (2) fase konseptualisasi, dan (3) fase generalisasi. Fase perseptualisasi berfokus pada proses yang diperlukan bagi seseorang untuk mendapatkan kesadaran tentang diri dan lingkungan serta dapat membedakan antara keduanya. Fase konseptualisasi menggabung pengalaman-pengalaman masalalu dan kecenderungan sistem-sistem nilai yang dibentuk melalui peniruan, pengaruh keluarga dan masyarakat. Fase generalisasi merupakn periode pembuatan generalisasi menggunakan konsep-konsep yang telah terbentuk berkenaan dengan perbedaan antar orang dan pekerjaan.

Hill (1973:6-7) menyarankan bahwa bimbangan karir sebaknya diberkan pada fase- fase belajar tuersebut diatas. Selanjutnya, ia juga menyatakn bahwa setiap anak membutuhkan pencapaiain kematangan dalam hal:

1. Pemahaman diri dan rasa bertanggung jawab pada diri sendiri.

2. Pemahaman tentang dunia kerja dan dunia pendidikan seta hubungan antara harapan dan cita-cita sebelumnya dengan tingkah laku sesudahnya.

3. Kemempuan membuat keputusan-keputusan dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.

4. Pemahaman tentang hubungan manusia (human relaationship) dan pertumbuhan terus menerus dalam kemampuan untuk hidup damai dan penuh pengertian dengan orang lain.