“Kebutuhan Biologis Roberta” yang Terbengkalai

54 merenovasi rumah adiknya, Roberta, atas biaya suaminya karena konsep atau pandangan perubahan sistem keluarga conjugal. Percakapan Roberta dan Gabriel Farley berikut ini akan menjelaskan tentang sistem keluarga tradisional yang telah tercerabut dari akarnya. “Well, answer me straight, Mr. Farley. Are you in Cahoots with brother- in-law?” “Nope”. She had expected a lengthier denial. Surprised by his monosyllabic reply, she turned away and wandered the room. Well, even if you are, I guess there is no problem because Elfred just agreed to finance the repairs on this home, didn’t you Elfred? You see, Mr. Farley, I don’t have any money. Well, that’s not exactly true. hal 42

3.5.1 “Kebutuhan Biologis Roberta” yang Terbengkalai

Roberta, tokoh dalam novel That Camden Summer mengalami pergumulan dalam persoalan seks. George, suaminya tidak saja lalai memenuhi kebutuhan materi kepada istri dan anak-anaknya tetapi dia juga lalai mencukupi kebutuhan biologis sang istri. George hanya memenuhi kepuasan biologis dirinya dan wanita-wanita idaman lainnya WIL yang jumlahnya kurang lebih dua belas 12 orang. Berawal dari curhat biasa, kemudian George berselingkuh dan akhirnya menjadi gigolo. Penghasilan yang didapatkan dari pekerjaan itu dihabiskan George untuk mendapatkan kompensasi hiburan lain yaitu berjudi. Setelah uang yang diperoleh itu habis di meja judi George baru menyadari bahwa dia harus kembali ke rumahnya untuk meminta uang kepada Roberta, istrinya. Argumentasi yang disampaikan Roberta kepada ibunya tentang alasannya bercerai dengan George merepresentasikan bahwa betapa kebutuhan biologis atau kebutuhan seks salah satu pasangan itu terbengkalai. Roberta adalah representasi 55 kaum wanita yang hak-haknya dipasung. George mendapatkan kesempatan yang lebih di luar rumah sehingga keterikatan dengan keluarganya menjadi renggang. Kerenggangan itu kemudian menimbulkan pertentangankonflik di antara mereka. Batas kesabaran dan kesempatan yang diberikan Roberta kepada suaminya untuk kembali ke rumahnya agar dapat mengembalikan keharmonisan serta kewajibannya untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang kepala keluarga ternyata tidak dilakukannya, industrialisasi ikut mempercepat kejatuhan keharmonisan keluarga, kebutuhan seks yang tadinya hanya diklaim sebagai pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan berubah fungsi menjadi komoditi bisnis untuk memenuhi kebutuhan individu tertentu. Roberta memandang persoalan seks dan perkawinan adalah dua hal yang krusial dan merupakan konvensi yang memiliki kekuatan hukum dan bersifat mengikat. Persoalan seks tidak bisa dianggap sepele sebab seks maupun cinta adalah unsur- unsur lahiriah dan perasaan yang paling mengikat untuk melanggengkan perjalanan sebuah keutuhan keluarga.

3.5.2 Simpul-simpul terjadinya perceraian Roberta