Status Perkawinan Latar Belakang Tokoh Roberta

BAB 3 PERCERAIAN DAN PERAN SINGLE-PARENT PEREMPUAN

DALAM NOVEL THAT CAMDEN SUMMER

3.1 Latar Belakang Tokoh Roberta

Ditilik dari latar belakang sosial tokoh, ada tiga aspek paling krusial. Tiga aspek yang dimaksud adalah status perkawinan, status sosial dan status pendidikan sang tokoh utama, Roberta Jewett.

3.1.1 Status Perkawinan

Pertemuan Roberta dan George, mantan suaminya, bukan karena sebuah kebetulan, namun lebih karena momentum yang pernah menggetarkan seluruh jiwa raga dan gelora insan dua anak manusia. Keduanya dipertemukan oleh sebuah kekuatan kodrati yang namanya cinta sejati. Komitmen mereka akan cinta sejati terbukti membuahkan tiga 3 putri jelita yang enerjik dan cerdas secara inteligensi. Mereka adalah Susan 14 tahun, Rebecca 12 tahun, dan Lydia 10 tahun. Walaupun usia mereka terbilang remaja, mereka telah tumbuh sebagai remaja yang “mandiri” dan memiliki sejumlah bakat terpendam yang tidak dimiliki remaja lain seusia mereka. Susan, Rebecca maupun Lydia memiliki apresiasi terhadap seni sastra maupun musik. Mereka berwawasan luas serta mampu mengekspresikan dirinya secara otentik melalui pembacaan puisi, atau dalam bentuk seni peran drama dengan mengimprovisasi peran para tokoh yang kompleks. 33 Sebuah perkawinan terjadi karena adanya ikrar dua 2 individu untuk hidup bersama dalam sebuah lembaga sosial yang disebut keluarga. Namun kelanggengan biduk sebuah rumah tangga tidak ditentukan oleh lamanya usia perkawinan, tetapi lebih ditentukan oleh komitmen sumi-istri terhadap cinta yang diikrarkan bersama. Sebaliknya, perkawinan akan mengalami kehancuran ketika komitmen terhadap cinta tidak dapat dipertahankan. Roberta Jewett dan George membangun keluarga mereka di atas cinta sejati. Namun komitmen mereka terhadap sebuah kebersamaan itu hanya bertahan tujuh belas17 tahun. Memasuki usia perkawinan tahun ke delapan belas 18, keharmonisan keluarga mereka mengalami guncangan hebat. Tokoh Roberta mengklaim bahwa dia dan tiga3 putrinya merasa telah diabaikan hak-haknya baik sebagai istri maupun anak oleh George, suami dan ayah dari anakanaknya. George, suami Roberta, dituding sebagai pembawa malapetaka atau kehancuran bagi keharmonisan rumah tangga mereka. Roberta menyebut tiga3 alasan utama yang mendorongmenyebabkan terjadinya kehancuran rumah tangganya yaitu George memiliki wanita idaman lainWIL, suka bermain judi serta pekerjaanya hanyalah seorang gigolo. Terhadap penyimpangan yang dilakukan suaminya, Roberta telah mengingatkan serta memberikan toleransi waktu agar George dapat meninggalkan perbuatan-perbuatan yang merugikan keluarganya, namun George tidak pernah mengindahkan nasihat atau himbauan Roberta. Keadaan demikian menyebabkan Roberta mengambil keputusan untuk bercerai dengan George, suaminya. itu. Petikan pembicaraan Roberta dan Grace 34 kakaknya berikut ini dapat menjelaskan kegagalan mahligai rumah tangga Roberta. “Obviously you disapprove of my getting a divorce. So what should I have done? Stayed with him for another seventeen years and let him chase women for weeks at a time, and gamble away with little money he made and come back to me when his funds ran dry or when his other woman got sick and tired of him and threw him out? Because that’s what he did, Grace, time and time again, until I just couldn’t tolerate it anymore. him” hal: 22 Perceraian Sebuah kata yang berkonotasi negatif dan sumbang, terutama ketika persoalan perkawinan-perceraian muncul dalam gejolak zaman dan komunitas tertentu yang memandang segala sesuatu dari perspektif yang serba hitam putih. Perceraian juga dapat merupakan sebuah momentum atau solusi yang membebaskan terhadap suatu permasalahan seperti yang dialami tokoh Roberta Jewett. Perceraian dapat disebut sebagi keputusan yang melukai “diri”, tetapi bagi tokoh Roberta perceraian merupakan momentum yang membebaskan dalam rangka membangun sebuah komitmen baru demi sebuah eksistensi seperti apa kata Roberta, “to hell with them all, she thought, let them think what they will if women could go to the battlefront as nurses, they could divorce as well.” hal: 4

3.1.2 Status Sosial Tokoh Roberta