Latar Belakang dan Masalah

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang dan Masalah

Problematika kehidupan keluarga kian lama kian kompleks seiring spirit perubahan zaman dan paradigma berpikir individu maupun komunitas tertentu terhadap hakikat atau esensi sebuah perkawinan. Perkawinan adalah kegiatan yang sakral. Konsep itu selalu memandang lembaga sosial tersebut dari sudut pandang filsafat- teologis sehingga tidak jarang melahirkan benturan konsep, antara ruang yang transenden dan interpretasi menurut rasio manusia. Namun, gejolak zaman terus “menggugat” hakikat atau esensi sebuah perkawinan manakala manusia mengalami kegetiran hidup yang menuntut adanya sebuah rumusan baru atau sebuah rekonstruksi pemahaman yang lebih seimbang. Himpitan ekonomi, tranformasi budaya, politik merupakan bentuk-bentuk gugatan terhadap cara pandang di atas. Simpul-simpul permasalahan sebuah rumah tangga yang tidak dapat diurai secara jelas dapat menyebabkan keretakan sebuah kebersamaan yang serius yaitu perceraian. Perceraian kemudian melahirkan babak kehidupan baru seperti terjadinya peran baru yang disebut single parent. Realitas sosial itu kemudian menjadi sebuah guratan impresi ketika diciptakan kembali oleh pengarang novelis dengan bakat kepengarangannya. Karya sastra tersebut selanjutnya dimaknai sebagai lembaga sosial yang tampil sebagai corong perwakilan gagasan bagi sebuah nilai yang belum semuanya memasyarakat. 2 Karya sastra dipandang sebagai sebuah lembaga sosial, karena dalam kelembagaan itu dapat ditemukan pranata sosial, yaitu suatu sistem tata kelakuan dan norma yang dipakai sebagai rujukan pemenuhan kehidupan masyarakat Soekanto, 1988:177. Damono menegaskan bahwa karya sastra menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan merupakan kenyataan sosial 2003:2. Sebagai lembaga sosial sebuah karya sastra dapat dijadikan objek penelitian atau menjadi kawasan kajian yang terbuka bagi ilmu sastra maupun ilmu-ilmu normatif lainnya yang serumpun, dalam rangka pendalaman dan pengembangan dunia ilmu. Namun demikian, dalam upaya mendekatimemasuki kawasan tersebut ilmu sastra perlu berkolaborasi dengan bidang ilmu lain, dalam hal ini ilmu sosiologi. Bentuk kerjasama kedua ilmu tersebut melahirkan cabang ilmu baru yang disebut sosiologi sastra. Artinya sebuah karya sastra dapat dikaji secara sosiologis sepanjang karya sastra tersebut memperhitungkan aspek-aspek kemasyarakatan. Aspek-aspek kemasyarakatan mewakili masalah manusia dengan lingkungannya, di mana dia hidup, struktur masyarakat, lembaga, dan proses sosial Damono, 2003: 2–10. Pembaca sebagai penikmat karya sastra perlu memahami nuansa kehidupan yang direpresentasikan itu, karena sebuah karya sastra memiliki dimensi sosiologi yang sarat dengan norma-norma pergaulan hidup guna mencapai suatu ketertiban. Norma-norma itu terdapat di dalam masyarakat mana pun tanpa mempersoalkan taraftingkat kebudayaan, baik yang sederhana maupun yang modern Soekanto, 1988:178 3 Kenyataan sosial yang dihadirkan oleh pengarang dalam sebuah karya sastra adalah pantulan hubungan seseorang dengan orang lain atau dengan mayarakat Damono, 2003: 1. Interaksi antara anggota masyarakat dapat berupa problem- problem sosial yang dijalani manusia atau komunitas tertentu Hal tersebut terlihat jelas dalam peran para tokoh, baik yang mewakili kaum perempuan maupun laki- laki. Problematika kehidupan rumah tangga adalah satu dari sekian banyak permasalahan sosial yang diangkat ke permukaan oleh kebanyakan pengarang. La Vyrle Spencer adalah seorang novelis yang mencoba memotret sebuah realita sosial yang bernama problematika kehidupan berumah tangga dalam karyanya That Camden Summer. La Vyrle Spencer memperkenalkan seorang tokoh perempuan yang ingin membawa angin perubahan dalam cara memandang hakikat sebuah perkawinan dan perceraian secara lebih proporsional dan holistik. Tokoh yang dimaksud adalah Roberta Jewett. Tokoh perempuan berasal dari sebuah komunitas white american yang berani menceraikan suaminya karena dianggap melanggar komitmen di antara mereka. Keputusan itu menyebabkan sang tokoh harus menyandang status baru dalam kehidupannya. Peran single parent mengharuskannya untuk mengendalikan roda kehidupan serta menata masa depan tiga 3 putrinya dalam komunitas yang konservatif. Untuk itulah penulis memilih topik “ Perceraian dan Peran Single Parent Perempuan dalam novel That Camden Summer, sebuah kajian aspek ekstrinsik yang dapat dijadikan pencerahanrefleksi pemikiran terhadap esensihakikat perkawinan. 4

1.2. Rumusan Masalah