PANDUAN WAWANCARA (Interview Guide)

PANDUAN WAWANCARA (Interview Guide)

Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokatuh Perkenankanlah saya memperkenalkan diri, nama saya Irani Soraya, Saya adalah

mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Semester IX saat ini saya sedang mengerjakan tugas akhir saya atau penelitian di Dukuh Badan dengan Tema : Metode Bercerita untuk mengurangi dampak Psikologis (Stress Pasca trauma) pada anak-anak korban Bencana alam gempa bumi 27 Mei 2006, maksud kedatangan saya adalah untuk melakukan wawancara dengan bapak/Ibu sebagai salah satu sumber data dalam penelitian saya ini, saya sangat berharap bapak/Ibu bersedia untuk menjawab beberapa pertanyaan yang akan saya ajukan serta

meluangkan waktu 30’-45’ untuk wawancara, berkenaan dengan tema tersebut. Wawancara akan dilakukan dengan menggunakan alat perekam, atas segala

kekurangan saya mohon maaf . Pada wawancara ini peneliti mengawali dengan menanyakan biodata dari salah satu orang tua anak (bapak atau ibu) maupun dari guru. Proses ini merupakan bagian dalam membangun rapport dengan subjek. Jenis wawancara yang digunakan adalah semi terstruktur

A. Biodata

Nama lengkap

Jenis Kelamin

Keterangan lain

Nama anak

Usia Anak

Urutan ke

saudara yang menjawab adalah (Ayah /

B. Mengenai Bencana

1. Pengalaman Bencana dan Dampaknya terhadap Keluarga

a. Berkenaan dengan gempa bumi 27 mei lalu, Saat itu Bapak/ ibu berada dimana?

b. Bangunan atau rumah seperti apakah yang bapak/Ibu tempati?

c. Bagaimana kondisi Bangunan / rumah bapak/ibu pasca gempa?

d. Bagaimanakah Keadaan keluarga bapak/ibu ?

e. Apakah ada anggota keluarga bapak/ibu yang menjadi korban dari gempa tersebut?

f. Dimanakan Bapak/ibu tinggal pada saat ini :

g. Apakah / Bagaimanakah kondisi perekonomian keluarga pasca gempa?

h. Apakah pendapatan bapak/ibu terpengaruh oleh adanya gempa ini, tolong jelaskan?

2. Dampak Psikologis Bencana Terhadap Keluarga

a. Berikut ini saya akan menyebutkan beberapa gejala-gejala psikis, apabila bapak / ibu mengalami gejala tersebut :

1) Apakah Bapak / Ibu merasa mengalami Gangguan Konsentrasi

terutama dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan bekerja

2) Kecenderungan untuk merasa tertekan dengan situasi pasca gempa ini

3) Merasa atau pernah mengalami, melihat kilas balik peristiwa gempa

27 Mei 2006

4) Merasa lebih emosional

5) Merasa terganggu oleh suara yang keras

b. Apakah pasca bencana 27 Mei 2006 lalu ada perubahan dalam pola komunikasi didalam keluarga bapak/Ibu, seperti

c. Saat atau pada hari-hari awal gempa, hal apa saja yang menjadi sumber kecemasan atau kekhawatiran ?

d. Sedangkan pada saat saat sekarang, apa saja yang menjadi sumber kecemasan bapak/Ibu?

e. Apakah hal tersebut mempegaruhi kinerja (ya, Biasa, Tidak), jelaskan?

f. Bisakah bapak/Ibu menjelaskan apa saja yang menjadi kekhawatiran yang berkenaan dengan keluarga?

g. Apakah menurut pandangan bapak/ibu pengalaman ini mengajarkan atau ada hikmahnya dalam kehidupan bapak/Ibu?

3. Dampak Psikis dan Psikologis Bencana terhadap Anak dalam Keluarga Berikut saya akan menyebutkan beberapa kondisi fisik, adakah atau pernahkan anak-anak bapak/Ibu mengalaminya, berkenaan dengan pasca gempa bumi 27 Mei lalu

a. Hilang nafsu makan a. Hilang nafsu makan

c. Diare

d. Tidak mampu tidur nyenyak

e. Mimpi buruk

f. Sering menangis

g. Menangis saat tidur

h. Takut gelap

i. Terkejut oleh suara j. Mudah marah atau lebih agresif k. Menangis tanpa sebab yang jelas l. Gejala-gejala lain.

4. Dampak Bencana Terhadap lingkungan Sekolah Anak

a. Secara umum dapatkah bapak/ibu menjelaskan bagaimana kondisi sekolah ini pasca gempa bumi 27 Mei 2006?

b. Dapatkah bapak/Ibu memberiakan gambaran mengenai keadaan sekolah ini sebelum terjadinya gempa, prestasi sekolah, prestasi siswa-siswi, kegiatan yang ada di sekolah?

c. Apa saja yang kira-kira berubah pascagempa ?

d. Berapa jumlah siswa dan guru yang menjadi korban baik luka fisik secara langsung, emosional maupun material?

e. Apakah Bapak/Ibu pernah menyaksikan adanya siswa yang nampak sangat terpengaruh atau terguncang dengan adanya gempa? Seperti apa reaksi yang nampak?

f. Bisakah bapak atau ibu menceritakan bagaimana kembalinya aktivitas sekolah sejak hari H gempa sampai sekarang ini?

g. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk kembali aktif dalam kegiatan Belajar Mengajar?

h. Bagaimana keadaan fisik atau psikis siswa dan guru diawal-awal pasca gempa?

i. Bagaimana konsentrasi belajar siswa sebelum maupun pasca gempa, apakah ada perbedaannya, seperti apa? j. Apa yang menjadi harapan bapak/ ibu saat ini ? k. Apakah ada siswa yang mengalami gangguan –gangguan fisik pasca

gempa ? l. Bagaimana perilaku anak-anak berhubungan dengan sosialisasi dan bermain dengan teman sebaya, apakah ada perubahan?

5. Perubahan perilaku anak di Sekolah Berikut saya akan menyebutkan beberapa gejala-gejala fisik adakah hal ini dialami oleh para siswa :

a. Menjadi lebih mudah tersinggung

b. Kecemasan yang tiba-tiba b. Kecemasan yang tiba-tiba

d. Kehilangan minat terhadap pelajaran

e. Tidak mampu konsentrasi

f. Kehilangan minat terhadap bermain

g. Menyalahkan diri/ khawatir

h. Sakit kepala

i. Sakit perut j. Sering buang air kecil

Diadaptasi dari : Questionnaire Concerning the Physical and Emotional State of The Children. Supporting Families with Small Children in Disaster Situations .A Handbook Based on The Experience of The 1995 Great Hanshin-Awaji Earthquake. Department of Pediatrics, Kobe University.Japan

VERBATIM WAWANCARA WW.01.OT.01.P.B. 17 September 2006 Responden

: Ny.Sp

: S (21 th), P (17 th), dan N (11 th)

Pekerjaan

: Guru sekolah dasar (SD)

Alamat

: Dusun Badan RT.04, Panjangrejo, Pundong, Bantul

Lokasi Wawancara : Rumah Ny.Si (kakak ipar Ny.Sp) Tanggal

Catatan Peneliti : Ny.Sp (45 th) adalah ibu dari tiga orang anak, pekerjaan sehari-harinya sebagai ibu rumah tangga dan juga mengajar di SD Mbon dalem, Bambanglipuro (termasuk salah satu kecamatan yang mengalami dampak gempa 27 Mei 2006). Aktivitas sehari-harinya : mengajar dari jam

07.00 pagi sampai jam 14.00. suami Ny.Sp berprofesi sama seperti Ny. Sp yaitu sebagai guru di salah satu sekolah dasar di kecamatan Pundong. Keluarga ini tinggal bersama kedua orang tua Ny.Sp , pada gempa 27 Mei 2006 ibu Ny.Sp turut menjadi korban luka-luka akibat kejatuhan dinding saat sedang melakukan ibadah shalat. Hubungan antara peneliti dan keluarga Ny.Sp cukup akrab karena anak tertua Ny.Sp yakni S (21 th ) mempunyai hubungan baik dengan peneliti. Peneliti juga ikut tinggal dengan keluarga Ny.Sp sewaktu penelitian dilakukan.

Wawancara dilakukan setelah Ny. Sp pulang dari pekerjaannnya sebagai guru, peneliti terlebih dahulu meminta izin untuk dilakukan wawancara, wawancara dilakukan di rumah (gedhek= rumah sementara yang dibuat dari bambu yang dijalin)milik Ny.Si kakak ipar Ny.Sp yang berdampingan dengan rumah Ny.Sp. sebagai informasi sebagian besar anggota keluarga Ny.Sp tinggal berdampingan sebagai tetangga. Saat penelitian dilakukan inilah rumah Ny.Si

dipergunakan sebagai pengganti TPA (Taman Pendidikan Al Qur’an) hal ini disebabkan juga karena masjid yang biasanya digunakan sebagai TPA mengalami kerusakan berupa retak-retak

sehingga TPA tidak berjalan seperti hari-hari sebelum gempa. Pada saat penelitian dilakukan rumah Ny.Sp sedang diperbaiki dengan menggunakan buruh bangunan dari keluarganya sendiri, keluarga Ny.Sp termasuk sedikit orang yang mampu membangun rumahnya kembali dimana sementara 90% penduduk di dusun Badan masih mengalami kecemasan akibat belum turunnya dana rekonstruksi gempa yang dijanjikan pemerintah. Ket. IR

: Pewawancara IE : Ny.Sp

Baris Wawancara dengan Ny.Sp

1 IR : Nah sekarang tentang yang pribadi, yang pribadi tentang yang gempa, waktu gempa itu ibu sedang berada dimana Bu? IE : Ooo,…sedang anu makan bubur, makan bubur didepan TV. Habis beli bubur diwarung itu, sampai dirumah baru mau makan terus ada getaran itu, ada bunyi ”jlung” terus ada getaran, terus beserta dua anak keluar rumah.

5 IR : Siapa Bu yang waktu itu. IE : Yang keluar anaknya? (He e,…)An.N sama An.P. (Ooo,…emang An.S baru di sana yach ,…) Ooo,..An.S nya di Pondok ( cat. Peneliti: tinggal di pondok pesantren). Sampai dihalaman itu, aku jatuh, terus malah itu ditumpangi sama An.N, sama An.P itu jadi ndak bisa bangun (maksudnya di itu gini.. gini.. itu)

10 Iya malah ditindehi, lha bapaknya keluar, setelah keluar itu mau membangunkan aku itu ndak bisa malah jatuh juga, jadi semuanya jatuh. Hehehe,…(tertawa mengingat kejadian tersebut) ketika semua jatuh itu dan semuanya cuma bisa mengucapkan itu subhanallah subhanallah terus hanya gitu saja. Akhirnya bisa bangun kemudian keluar lari dijalan, sebelum sampai

15 dijalan itu teringat simbok (nenek/ibunya ibu), Weh,..simbok simbok. Nah simbok simbok gitu terus Bapaknya An.S tadi masuk kerumah mengambil simbok, simbok itu waktu itu sedang subuh (cat. Peneliti: sholat subuh), setelah simbok dibawa keluar sama bapaknya, aku ingat Bapak (kakek /orang tua laki- lakinya ibu atau ayah),..Wo Bapak…Nah kemudian aku masuk mencari Bapak,

20 Bapak saya tarik keluar, simbok itu dibopong sama bapaknya An.S karena ndak ndak bisa jalan tho tertimpa tu dinding, dindingnya kan roboh terus mengenai itu mengenai kepala (itu pas sholat itu?) waktu sholat itu, jadi simbok itu kena dinding langsung jatuh ndak bisa bangun. Terus ketika itu diambil bapaknya diajak keluar, sampai diluar karena darahnya ndak bisa berhenti terus keluar

25 terus, akhirnya saya bawa ke Rumah Sakit. Sampai rumah sakit ternyata ndak bisa di (Layani) tolong, iya karena pasiennya banyak sekali hanya di, hanya di halaman-halaman di jalan-jalan itu pasien-pasien atau korban-korban itu 25 terus, akhirnya saya bawa ke Rumah Sakit. Sampai rumah sakit ternyata ndak bisa di (Layani) tolong, iya karena pasiennya banyak sekali hanya di, hanya di halaman-halaman di jalan-jalan itu pasien-pasien atau korban-korban itu

30 bingung terus karena simbok darahnya kan ndak bisa henti, terus aku hanya memohon sama Allah, semoga ada obat alami.

IR : Waktu itu anak-anak ikut juga? IE : Anak-anak itu dirumah, dirumah sama sama mbakyu sama, sama saudara- saudara yang ada dirumah ketika itu. Di sawah, diajak ke sawah. Terus ada

35 berita tsunami bingung , bingung ini mencari ibu-ibu, padahal ibunya ndak ada, ibunya di Rumah Sakit ngantar neneknya tadi. Setelah ibunya pulang dari Rumah Sakit akhirnya satu keluarga kumpul, meskipun ada berita tsunami biar yang mau pergi silahkan pergi pokoknya mari kita bersatu disini memohon kepada Allah (itu maksudnya disana yach?) Ho o ditengah sawah itu, disawah

40 itu akhirnya berkumpul satu keluarga itu sampai itu sampai malam minggu. (Loh, disawah. Katanya di itu kelapangan Bu?). Oo,..yang yang dilapangan itu juga ada tapi aku percaya itu pokoknya pasrah kepada Allah. Kita juga berusaha karena nanti depan kan juga ada pohon pohon pisang, seandainya nanti ada tsunami mudah-mudah Tuhan akan menolong kami dengan memegang pohon

45 pisang, Nah itu kepercayaan kami, nah terus itu hari sabtu sampai malam minggu itu ada di tengah sawah, padahal hujan . (He e,…terus berlindungnya jadinya dimana itu?) Ya,berlindungnya jadinya dibawah pohon mangga itu, terus nyetitis sampai pagi itu kehujanan dan tidak tidur satu malam, padahal balitanya juga banyak, balita-balita dan yang sakitpun banyak.

50 IR : itu kira-kira berapa orang? Seluruh keluarga di sini yach? IE : iya, ya termasuk saya sak keluarga. Dua keponakan, dua keponakan itu yach sudah berkeluarga semua, terus aku sendiri juga sekeluarga tambah nenek dan kakek terus tambah lagi satu keluarga tetangga itu juga sakit ga bisa bergerak itu. jadi bingung itu, malam minggu itu ya istilahnya hanya mendekatkan diri

55 pada Allah, kita hanya memohon berdoa terus semalam ndak tidur , sampai An.S itupun hendak tidurpun ndak bisa, karena itu mendengar berita itu terus aja ada tsunami-tsunami sampai malam minggu. (Lho koq mbak An.S nang kono?) Oo,..mbak An.S ada, mbak An.S pulang hari Sabtu jam 12, itu pulang.

IR : terus keadaan sekitar sini itu gimana Bu? waktu itu Bu? Keadaan sekitar rumah,

60 orang-orang dijalanan kayak gitu, kayak apa? IE : Ya semuanya berkumpul, berkumpul dijalan, jadi hari Sabtu semuanya berkumpul di jalan itu sepanjang jalan balai desa itu terus ada juga yang ada di lapangan, jadi ya,..dalam keadaan yang semuanya bingung, semuanya panic, dingin, ya ada yang ingin pergi ke tempat keluarga.

65 IR : ada penerangan gak Bu? IE : Ngga ada (bener-bener gelap) Habis itu semalam itu karena nyamuknya juga banyak, juga hujan itu malam minggunya. Malam senin juga belum ada lampu. (Keesokannya itu dimana, masih disitu?). Iya masih disitu terus, lha,..mungkin dua, dua minggu apa yach atau 1

70 bulan baru baru bikin itu , baru simbok saya bawa itu. Iya, dua minggu itu ada ditengah sawah itu dibawah pohon mangga, terus dibikin itu rumah, dulunya itu pakai Liri,…pakai opo kuwi kuwi sik dipakai jemur, jemur padi itu, terus karena ...karena masih untuk jaga hujan itu, akhirnya ambil seng, seng yang itu yang 70 bulan baru baru bikin itu , baru simbok saya bawa itu. Iya, dua minggu itu ada ditengah sawah itu dibawah pohon mangga, terus dibikin itu rumah, dulunya itu pakai Liri,…pakai opo kuwi kuwi sik dipakai jemur, jemur padi itu, terus karena ...karena masih untuk jaga hujan itu, akhirnya ambil seng, seng yang itu yang

75 ya kurang lebih ada 20 hari kalau ndak salah, 20 hari disitu. IR : terus pakaian ganti? Ngambil? Sempat ngambil ke rumah pakaian? Klambi itu. IE : waktu itu pakaian ya ndak bisa diambil, semuanya ndak berani masuk rumah, ngga ada yang berani, mau ambil pakaian gimana pakaiannya terus yang berani ya bawa, tapi kan ya kehujanan tho malam minggunya itu. Pakaian ya

80 basah semua,semuanya ya basah kuyup anak kecil, lansia, itu hari malam minggu itu .

IR : apa ndak sakit Bu habis itu malah? IE : Yo, Alhamdulillah, Alhamdulillah yo wis saking bingung e, dan kita hanya pasrah tho mohon pada pada Allah, percaya pada Allah untuk mendapatkan

85 perlindungan, ternyata Alhamdulillah ndak ada yang sakit . Waktu itu ya karena sakit karena kehujanan ga ada, sakitnya ya itu terkena dinding tembok yang roboh itu.

IR : Kalau sekeluarga yang besar sini itu yang kena itu yang jadi korban itu simbah aja bu? Atau ada yang lain.

90 IE : yang keluarga disini ( Ha a) maksudnya sistem keluarga atau termasuk (saudara- saudara).. Oooo,.ada itu kalau saudara yang meninggal, itu jadi jadi piye yo,anu yang meninggal itu masih saudara sepupu opo yo tunggal mbah ki, nak tunggal mbah ki sepupu? (ndak tahu) mbahnya sama, satu nenek trus anak kecil yang meninggal, ini juga masih-masih saudara jadi ini cucunya paklek kalau yang

95 disana itu anaknya Budhe. Itu yang masih famili, kalau yang lain itu sudah tetangga. Disini sudah tetangga, ini juga didepannya rumah An.Ar ini juga untuk meletakkan jenazahnya.

IR : Bu kalau bisa diceritain selama 20 hari itu kayak gimana Bu? Yang kayak makanan, kehidupan ya kayak gitu-gitu. 100

IE : Ooo,…alhamdulillah ya itu mungkin juga pertolongan Tuhan yo. Hari jumat itu ada pedagang telur yang nitip telur ditempat kami, Nah hari sabtu sore itu ingat, eh wingi ono sing titip endok ki jajal tilikono isih opo ora, setelah diambil sama An.Y (keponakan) ternyata masih utuh lalu direbus, setelah direbus dimakan ya tidak hanya untuk keluarga tapi siapa yang minta kalau tetangga ada

105 yang datang silahkan itu dimakan, itulah pertolongan Tuhan untuk hari pertama, hari Sabtu itu. Padahal anak kecil sudah kelaparan, An.Ang aja bilang aku ngelih e, aku ngelih mak, padahal ndak ada makanan, ndak ada minuman, susah itu bagi yang kecil-kecil kalau yang lansia saja biarin, kalau lansia ya sakit tapi mau bagaimana lagi ndak ada yang dimakan, nah makanan tidak ada,

110 bahannya pun ndak ada bahan makanan itu hari sabtu. Hari minggu itu alhamdulillah temannya An.S itu yang datang mengirim , ada sarimi, ada sabun- sabun termasuk ada pakaian, terus saya bagikan ke warga tidak hanya untuk kami sekeluarga tapi bagikan kewarga di pos.

IR : Warga itu ngumpulnya dilapangan semua? 115

IE : Ya, ada yang dilapangan, ya ada disepanjang jalan sampai rumah Bu Bidan itu, dibuat pos-pos. temannya An.S tiap datang membawa bantuan terus langsung diberikan itu hari ya hari minggu, hari senin, terus setiap hari itu bergantian datang. Yo, Alhamdulillah itulah pertolongan juga lewat temannya An.S tapi yang menolong adalah Tuhan , itu. Akhirnya banyak juga selama 20 hari,

120 IR : Ooo,…jadi hikmah gempa itu seperti itu? IE : Iya, ada hikmahnya, nyatanya setelah ada gempa nah,ini simbok yang dulunya sering marah-marah sekarang ndak pernah. Itu perbedaannya lain kalau dulu sedikit-sedikit marah kalau sekarang itu ndak, pokoknya marahnya berkurang . Aku sendiri merasakan, sebelum gempa itu untuk melaksanakan ibadahnya itu

125 kurang rajin nah itu, ternyata aku sekarang sudah ada perubahan besar. IR : Kalau kondisi perekonomian bu pengaruh ga sama gempa, pendapatnya kayak gitu-gitu. IE : Ya, berubah total lha wong gimana lagi. Menghadapi anak mau masuk SMA, yang kuliah mau semesteran minta uang, yang matanya min minta kacamata. 130

Padahal ndak ada keuangan sumbernya hanya dari gaji aja sudah saya ambil dulu (He e,..jadi ambil dulu gajinya?) He e,..ambil duluan saya ambil dikoperasi, gajinya saja kurang sebenarnya. Akhirnya ya itu pinjam lagi untuk biaya sekolah.

IR : jadi ini jadi yang banyak, apa alokasinya banyak kepakai itu keuangan itu untuk 135

sekolah. Kalau untuk itu makan? IE : kalau makan itu ndak, kan udah ada bantuan sarimi, itukan makannya ya sarimi. Setelah sarimi itukan anak-anak ya bosen tho sarimi terus, itu yo minta makanan yang lain nasi lauk, tapi kalau masalah makan saya kira ndak in (maksudnya tidak terlalu berpengaruh).

140 IR : tapi memang alokasi itu buat yang sekolah. IE : Ha a buat sekolah, karena dulu itu Bupati itu bilangnya gratis ternyata ndak gratis. IR : Ooo,…itu jadi yang ndak Gratis itu khusus SMA saja atau gimana atau yang gratis itu hanya yang SD saja. 145

IE : yang gratis itu hanya SD, ternyata hanya SD. Dulu itukan sudah diberitakan bahwa sekolah khusus daerah Bantul itu gratis, nah ternyata anak saya itu yang dulunya ingin ke SMA 7 yang ada dikodya karena ada iming-iming gratis, karena aku yang ndak punya uang untuk biaya sekolah, disekolahkan di Bantul biar gratis, ternyata juga bayar pakai uang pembangunan 1,5 juta minimal itu

150 untuk sumbangan, terus pakai seragam juga membeli kemarin itu 600 berapa untuk seragamnya, terus nanti yang lain-lain untuk perbulannya itu juga bayar. Jadi yang dikatakan gratis itu memang cuman SD kalau SD memang tidak bayar.

IR : Kalau bapak bu? Penghasilannya sebagian besar alokasinya buat apa Bu? Sama? 155

IE : ya sama buat bayar sekolah, yang jelas kalau dari Bapaknya itu untuk biaya sekolah kalau dari kami itu untuk makan untuk kebutuhan sehari-hari, tapi nanti kalau misalnya anak itu minta untuk beli bensin, beli buku juga mintanya sama ibu. Bapak itu cuman untuk biaya semesteran, SPP. Kalau ada buku, sangu, bensin, jajan itu ya ibunya nanti yang dimintain.

160 IR : terus selama waktu anak-anak masih 20 hari di sana itu. 20 Hari disawah itu, ee,…tidurnya gimana Bu? Tidur, apakah sama ini makan, kayak gitu, apakah ada gangguan dalam pola makan, seperti jadi tidak nafsu makan, pusing-pusing atau..

IE : Ooo,..ndak . pokoknya ada makanan yo makan. Kelihatannya ndak susah koq 165

anak-anak itu, karena ada bantuan makanan ada roti ada anu, yow is pokoke anak-anak itu, karena ada bantuan makanan ada roti ada anu, yow is pokoke

170 tetangga itu datang koq ga hanya untuk keluarga, pokoknya siapa yang lewat didepan itu silahkan mampir untuk makan untuk minum sudah disediakan dari keluarga kami.

IR : itu langsung bikin dapur umum juga disitu? IE : ndak, cuman kami sekeluarga, tapi tetangga-tetangga yang ingin makan, karena 175

yang ada dilapangan atau yang ada dianu, itu kasihan itu, dan mereka tidak tahu kalau disini itu ada paling ndak makanan ada. Jadi mereka itu ndak tahu, aku sendiri kan juga ndak sempat tho untuk kesana-sana, cuman dirumah. Nanti misalnya orang tetangga dusun lewat yo saya kasih silahkan mau makan, ada makanan kecil ada nasi untuk dimakan.

180 IR : kalau pola tidur gitu? IE : untuk tidur ya hanya ditanah itu padahal banyak binatangnya itu, binatang yang melata itu ada luwing, ada ular, ada semut. Yang bahaya itu ya luwingnya itu nanti kalau masuk telinga, masuk hidung gimana. Yo bisa tidur, ya dalam keadaan seperti itu gimana lagi lha dalam keadaan ngantuk, capek, terus tidur

185 yo biasa tidur terus tempatnya saja ya jeblok, becek, wis pokokke wis koyo nang lendutan mbak koyo nang Lumpur, gek kotor tho, gek sampah-sampah tumpukkan sampah, belum sempat membersihkan tho hari itu. Hanya semuanya itu hanya istilahnya gimana ya hanya duduk termenung atau ya bingung jadi ndak ndak sempat untuk mempersiapkan tempat untuk tidur itu ndak bisa itu

190 dalam keadaan bingung dan susah. Nah yang perempuan itu seperti ibu-ibu tadi ya ada yang merebus telur, merebus air, ya terus kerja karena memikirkan yang balita-balita anak yang kecil sampai bapaknya An.S itu hampir semaput itu dikuburan lha ngelak, lha ga ada air, ya tidak hanya bapaknya An.S mungkin yang lain juga lha ngrasake lapar, lha wis.

195 Hari sabtu itu. IR : setelah gempa itu, ibu mulai kerja lagi itu kapan Bu, mulai masuk ke sekolah? IE : Ho o awal Juni, tanggal 5 kalau ndak salah sampai tanggal 12, jadi kami masuk itu ya seminggu,seminggu setelah gempa itu ya anu kesekolah itu. Dan anak- anak itu ya sudah kumpul disitu, jadi minggu kedua bulan Juni.

200 IR : nah itu selama ibu menjalankan pekerjaan disekolah itu pernah ga mengalami gangguan konsentrasi selama kerja. IE : Ooo,..ya jelas, yang untuk mengajar anak itu yang jelas terganggu tho kurang konsentrasi soalnya ya gimana ya pikiran kita itu gempa itu selalu masih ada tho susulan susulan itu dan anak-anak itu juga masih banyak yang takut, masih ada

205 yang belum masuk, ketempat keluarganya waktu itu mengungsi, ya terganggu itu terus untuk belajar mengajar aja ya tidak bisa full atau tidak bisa sebagus sebelum gempa. IR : itu berapa lama Bu, kira-kira sampai akhirnya bisa lebih konsentrasi dalam bekerja gitu, udah tidak terlalu berpengaruh sama gempa?

IE : Kalau untuk konsentrasinya itu sekarang bisa, tapi meskipun dikatakan 210

konsentrasi kalau KBM itu berada didalam tenda padahal masih beralaskan terpal belum pakai meja kursi atau bangku itu saja kelasnya kelas 1,2,3 jadi konsentrasi kalau KBM itu berada didalam tenda padahal masih beralaskan terpal belum pakai meja kursi atau bangku itu saja kelasnya kelas 1,2,3 jadi

215 konsentrasi gimana, sampai sekarang KBM masih terganggu. Tapi untuk misalnya tenda itu ada sekatnya mungkin bisa sedikit-sedikit, tapi karena jadi satu duduknya ada dibawah, anaknya juga banyak yang glosot wis pokoke le mulang nak arep tenanan ki nak bocahe do ,… Sampai sekarang itu masih, ndak bisa mbak kalau untuk konsentrasi.

220 IR : Ini itu ada beberapa gejala-gejala fisik sama psikis jawabannya itu bisa tidak pernah, hampir tidak pernah sama sekali, kadang-kadang atau sering. Ini setelah gempa maupun sampai sekarang saya tanyanya jadi mungkin saja beda kaya waktu awal-awal. Mungkin dulu pernah tapi sekarang ndak itu juga bisa seperti itu.

225 Ini yang pertama itu ada kecenderungan untuk merasa lebih tertekan. Tertekan itu kayaknya berat banget gitu lho Bu, hidup itu.

IE : ndak, ndak saya itu ndak merasakan tertekan . Oh hidupku tertekan karena adanya musibah ini, ndak sama sekali. Tidak. Betul saya tidak merasa tertekan. Maksudnya saya biasa maksudnya semua ini kan kehendak Illahi kan jadi saya

230 ndak merasa. IR : kalau yang kedua itu, merasa melihat kilas balik peristiwa gempa atau ada peristiwa yang mengingatkan ibu pada gempa itu. IE : Oya,..sering. kalau misalnya ada gempa susulan itu saya terus teringat waktu 27 mei itu apalagi waktu hari sabtu sore itu yang getarannya hampir sama. Saya langsung weh iki meng podo sing wingi lho,..ayo do ati-ati. Hanya itu yang langsung saya merasa takut teringat sekali pada gempa tgl 27. kalau yang gempa susulan susulan itu hanya mengingatkan oo,..teringat. tapi ndak takut, lha takut ki yo ngopo . Selama ada bumi pasti ada gempa.

IR : merasa lebih merasa emosional ga Bu? Setelah gempa itu. Lebih emosional itu apa ya cepat tersulut emosinya. IE : Itu menurut penilaian anak-anak kami malahan. Kalau saya itu merasa biasa. Tapi kalau anak-anak kami mengatakan ko ibu kuwi sakiki sok nesu tho? Nah si An.S itu ibu kuwi senengane nesu .

Orang marah kan menujukkan cinta lho nak aku lho, orang tua yang marah pada anak itu berarti orang tua yang sayang pada anak , ora koq benci lain itu, marah pada anak itu marahnya karena apa, mungkin karena marahnya karena melakukan kesalahan, dimarahi itu demi untuk memperoleh perbaikan, jadi maksud itu,bukan koq aku terus benci sama anak itu ndak, malah sayang supaya anak itu bisa lebih baik , hanya anak ngeyel membantah sama orang tua, itu tak marahi, ndak boleh itu mbantah sama orang tua tapi karena nadaku itukan seperti orang marah, itu tujuanku supaya anak itu lebih baik koq, hanya itu koq. Itu karena aku sayang, kalau aku ndak sayang,

woo,…saya biarkan anak itu silahkan mau jadi apa silahkan ndak akan saya nasihatin ndak saya peringatkan (ibu lagi promosi gitu) Nah,..itu aku kalau sama

anak itu, marahnya pada anak itu karena sayang pada anak. IR : Bu kalau terganggu sama suara-suara yang keras ndak sampai sekarang, dari dulu sampai sekarang, yang agak kencang sedikit seperti ini juga bu? IE ; Ooo,..ngga. malah itu mbak kalau ada suara mobil misale truk yang suaranya anak itu, marahnya pada anak itu karena sayang pada anak. IR : Bu kalau terganggu sama suara-suara yang keras ndak sampai sekarang, dari dulu sampai sekarang, yang agak kencang sedikit seperti ini juga bu? IE ; Ooo,..ngga. malah itu mbak kalau ada suara mobil misale truk yang suaranya

IR : adakah pola perubahan pola komunikasi keluarga pasca gempa Bu? Apakah maksudnya jadi lebih akrab atau lebih…

IE : Ooo,…malah lebih akrab. Sebelum gempa itu saya juga sudah akrab koq aku. Yang namanya akrab itu bukan mau tidur sama suami, mau tidur sama suami karena anak-anaknya kan ada . Nah,..dulu itu kalau tidur itu memang jadi satu, bapak anak ibu itu jadi satu. Nak neng ngarep TV kae. Kalau anak-anaknya tidak mau tidur sama ibu sama bapak, ya ibu sama bapaknya tidur jadi satu. Malah memberi kesempatan.

IR : kalau di awal-awal gempa itu yang paling bikin ibu cemas itu apa bu? Apakah soal makanan, takut cuaca ada gempa lagi, atau tempat berlindung atau apa gitu? yang menjadi sumber kecemasan diawal-awal gempa?

IE : cemasku itu ya soal simbok itu, itu aku jan merasa khawatir nanti kalau kehabisan darah gimana, hanya itu, waktu itu, saya antarkan ke rumah sakit

sama itu kakang itu, aku cuman itu yang aku pikirkan, nanti kalau simbok darahnya habis gimana. Hanya cuman itu saja yang membuatku cemas.

IR : Kalau kemudian-kemudiannya itu ndak ada sesuatu yang membuat cemas. IE : ndak ada, aku ndak, soalnya misalnya ada kabar tsunami mau pergi silahkan

pergi aku tetap disini koq, soalnya gimana aku itu mau pergi, punya dua orang yang sudah lansia, terus mau bawa gimana, terus anak-anak kecil, kalau aku mau pergi sendiri aku kan ndak tega mau meninggalkan keponakan-keponakan, aku itu yang saya pikirkan jadi misalnya seandainya Tuhan akan menghendaki silahkan nanti jadi satu. Lho kita itukan tinggal pasrah dengan Tuhan tho Bu, semuanya itukan kehendak Tuhan, kalau Tuhan itu menghendaki aku sekeluarga mati ya sudah aku serahkan, hanya itu saja, keyakinan pokokke.

IR : sekarang soal pengasuhan anak-anak Bu, sehari-hari siapa yang menjaga selama mengasuh anak-anak itu siapa Bu? IE : sing ngasuh yo aku, lha sopo? Anak itukan yang mengasuh itukan ibunya, sebagai kewajiban ibunya kan mengasuh anak-anak, lha terus siapa kalau ndak ibunya?

IR : apa ibu budhenya, buleknya, gitu-gitu. Tapi emang ini, untuk mengasuh itu untuk sehari-harinya misalnya ibu waktu kerja kalau bapak sedang ngga ada gitu.

IE : Lha inikan satu keluarga, jadi nanti ya ada ponakan, ada budhe ya semuanya itu saling kerjasama untuk mengasuh anak-anak yang ada disini, ya pokoknya ya ada ponakan-ponakan ada nenek, ada kakek.

IR : setelah gempa itu masih bisa menyempatkan ini ga Bu? Menyempatkan waktu untuk anak untuk rekreasi atau bersama. Itu sudah ada atau belum. IE : Ooo,..belum pernah kalau selama gempa ini belum pernah rekreasi yo. Malah ndak sempat rekreasi karena sudah ada kesibukannya masing-masing kan ada relawan, LSM, ada KKN yang ada di balai desa atau diposko-posko kan ngadain kegeiatan jadi anak itu malah kesibukannya kesana .

IR : Itu sampai berapa lama Bu ada relawan disana? IE : ya hampir 2 bulan opo yo? Wong sampai sekrang iki, gonamu isih ono tho Rul,

KKN ne yang…Ooo….wis ra ono. Ya hampir 2 bulan. IR : jadi anak-anak udah terhibur sama adanya kegiatan disana. IE : ho o,…sudah terhibur itu Ho o…jadi kesempatan rekreasi itu malah ndak dilaksanakan. IR : em,,,ada konsep hal yang ini yang pernah ibu sama bapak bicarakan berkenaan dengan kecemasan ibu ama bapak soal anak-anak perkembangannya pasca gempa kayak gini. Jadi setelah gempa bapak-ibu membicarakan tentang adanya cemas tentang yang berhubungan dengan perkembangan anak-anak.

IE : ndak, biasa saja. Ho o,…lha wis kesibukan sendiri-sendiri koq. Hahaha,….

IR : Pola hubungan ibu sama bapak itu dalam membesarkan anak-anak itu gimana sich bu dalam membesarkan anak-anak sich Bu. Bagaimana pola kerjasama ibu sama bapak dalam membesarkan anak-anak.

IE : oo,…kerjasamanya ya,bapak cari uang, ibu juga cari uang itu juga demi anak untuk anak, terus misalnya kalau anaknya ngeyel nah, ya dinasehati, semuanya menasehati.

IR : Bu kalau anak-anak pernah ga merasakan kondisi-kondisi fisik seperti ini, jawabannya itu bisa tidak pernah, kadang-kadang, sering atau selalu kayak gitu ya. Ini berhubungan dengan pasca gempa bu. Hilangnya nafsu makan?

IE : ini memang waktu pasca gempa itu untuk makannya itu memang menurun, mungkin kebanyak sibuk atau ndak ada selera tapi kalau yang satu itu tetap biasa ndak ada perubahan ,malah sekarang itu malah gemuk-gemuk karena makannya rasanya apa ya makannya itu rasanya terjamin pasca gempa itu. Tapi kalau ini memang kurangnya makan entah mungkin kebanyakan itu sibuk di

lapangan itu sama lapangan-lapangan itu mungkin. Itukan pasca gempa itukan banyak kesibukan, tapi kalau yang yang sudah besar itu biasa ndak ada perubahan.

IR : pernah mengalami diare gak bu anak-anak. IE : ndak ndak ada. IR : gangguan dalam tidur, seperti tidak mampu tidur nyenyak. IE : saya kira tidur itu do nyenyak e. tidur itu nyenyak ho o. ning tapi kalau misalnya ada gempa yang sekiranya susulannya itu agak besar ya terasa tapi sudah ndak takut kalau soalnya sudah didalam tenda tho? Jadi ndak harus takut lari keluar itu ndak.

IR : ada yang mengalami mimpi buruk sampai mengigau ga bu? IE : ndak ndak ada saya ndak pernah denger koq. IR : Anak menangis tanpa sebab itu ada ga? IE : ga ada, nangis tanpa sebab. Nangis yo ono sebabpe tho, mosok ra ono sebab koq iso nangis ki kepiye, stress. ini yang ditanyakan keluargaku tho? Ndak ada koq, ndak ada.

IR : anak masuk ke rumah sakit dalam jangka waktu yang cukup lama itu? IE : Pasca gempa ini? (He em). Alhamdulillah mudah-mudahan selamanya ndak masuk rumah sakit. (nanti kalau mau melahirkan gimana bu?) tapikan ndak lama nantikan kalau sudah lahir terus pulang koq.

IR : yang terakhir itu, hikmah apa yang ibu rasakan banget adanya gempa ini. IE : Oo,..hikmahnya itu banyak sekali. Kehilangan rumah tapi ada hikmahnya banyak bantuan datang, itulah yang jelas hikmahnya itu meningkatkan iman IR : yang terakhir itu, hikmah apa yang ibu rasakan banget adanya gempa ini. IE : Oo,..hikmahnya itu banyak sekali. Kehilangan rumah tapi ada hikmahnya banyak bantuan datang, itulah yang jelas hikmahnya itu meningkatkan iman

IR : ini sudah bu udah selesai makasih banyak

VERBATIM WAWANCARA WW.02.OT.02.P.B. 17 September 2006 Responden

: Bp.S

Alamat : Dusun Badan RT.04, Kel. Panjangrejo, Pundong Bantul Lokasi Wawancara : Rumah Bp.S Tanggal

: 16 September 2006

Waktu

: 11.00- selesai

Catatan Peneliti : Bp.S (40 tahun) adalah kepala keluarga dengan tanggungan tiga orang anak yaitu : An.M (10 th), An.B (7 th) dan An.M (5 th). Berlatar belakang pendidikan sebatas SMP Bp.S bekerja sehari-hari sebagai buruh baik untuk buruh tani maupun untuk buruh bangunan. Pasca gempa yang terjadi 27 Mei 2006 Bp.S merasa sulit untuk mendapatkan pekerjaan, perekonomian keluarga ditopang dari bantuan yang didapatkan dari pemerintah dan warung kecil (menjual es sirop dan lotek) yang didirikan istri Bp.S didepan rumah mereka, sebelum gempa keluarga ini menambah penghasilan dari berjualan perlengkapan rumah tangga serta sayur mayur yang terletak di bagian belakang rumah mereka. Gempa 27 Mei merobohkan dapur serta warung tersebut.

Gempa tersebut juga melukai Bp.S akibat kejatuhan genteng kepalanya. Seluruh keluarganya berhasil selamat selama gempa berlangsung, namun sampai saat ini Bp.S maupun istrinya masih merasa risau akibat pemberitaan media bahwa daerah Bantul akan menjadi danau. Kegelisahan juga dirasakan karena bantuan dana rekonstruksi dari pemerintah yang tidak juga terealisasi. Wawancara dilakukan di ruang tamu dari rumah Bp.S (rumah Bp.S mengalami kerusakan di bagian dapur dan warungnya) pada saat wawancara dilakukan Bp.S sedang menikmati acara infotaiment di televisi beserta istrinya. Peneliti sudah cukup mengeal istri Bp.S karena telah melakukan komunikasi beberapa kali. Suara televisi berkali-kali mengalihkan perhatian Bp. S terhadap pertanyaan peneliti. Wawancara dilakukan dalam waktu kurang lebih 1 jam, selama berjalannya wawancara beberapa kali istri Bp.S menyela jawaban yang akan diberikan Bp.S.

Ket. IR

: Pewawancara

IE : Bp.S (40 th)

Baris Wawancara Tn.S (40 tahun) dan Istrinya

1 IE : S Z IR : S Z A. Umur berapa Pak? IE : 40 IR : 40 th. Biasanya itu bapak pekerjaannya apa Pak?

5 IE : Buruh. IR : Buruh. Kalau sekarang kondisinya gimana Pak. Kalau pekerjaan? IE : Sulit (Sulit. Sulitnya itu pas karena gempa atau ….) karena yo juga karena gempa, yo

pokoke sulitlah tuk ganti pekerjaan . (memang kenapa…???) (dijawab oleh orang lain, “ga ada lapangan kerja, banyak pengangguran”)

10 IR : Untuk pendidikannya terakhir apa Pak? IE : SMP (SMP) IR : Bapak tanggungannya itu jumlahnya berapa Pak? (opo?) tanggungan itu

keluarganya berapa orang? IE : 5, eh. 5 keluargane e. ya 5. (lima orang)

15 IR : terus bapak aslinya itu dari sini juga. IE : dari sini juga (dari sini). Ya dari sini. IR : em,….sekarang yang langsung soal ini gempa pak. Waktu pertama kali gempa yang

27 Mei itu, bapak waktu itu berada dimana Pak? IE : Di kamar tidur (dikamar tidur) tapi sudah bangun (bisa diceritain) sudah bangun

20 terus lari keluar terus mbetho niku, An.B (7th). An.B (7th) yo sing tak gowo kae. An.B (7th), terus Niken sudah diluar semua dibelakang rumah. Saya dengan An.B (7th) isih neng njero di kamar. (Ada suara wanita “Dapurnya rubuh”). Korban atap dapur (istrinya ―genteng‖) genteng.

IR : Terkena?

25 IE : iya,..masih. (kejatuhan?). Sak, sak kali disini. Sakiki sudah sembuh. Iya….kena genteng. IR : setelah itu, bapak mengungsi kemana Pak? IE : ke lapangan situ (kelapangan) 8 hari (8 hari). (istrinya “ya haus, ya lapar, ya

kedinginan ). 8 hari ya 8 hari. (istrinya ―mo ada hujan pas malam pertama itu). Malam

30 pertama ki adem wae, ada hujan (istriny a ―ada hujan, ga ada panas ha ha). Yo ra ono, pas kae ki. (istrinya “kelaparan mbak pas hari pertama”)

IR : Di hari pertama ya? Dan disitu banyak orang? IE : Banyak, sak pandang rejo disitu semua, di lapangan situ. IR : terus malam-malam pertama itu bisa tidur atau ga?

35 IE : Ga. (istrinya ”Ga bisa la wong ada lindu, iyeg iyeg ampek 11 kali koq). Pokoknya gempa pertama terus malam e hujan, 2 malam. Gempa susulan itu terus. Semalam itu

17 kali kae yo ? (istrinya,‖17 opo 11?). Pitulas. (istrinya”yug yug yug gitu lho, sambil grimis- grimis). Semalam itu ga tidur mbak. (istrinya, ―pokoke semalam itu ga tidur mbak‖). Lapangan ini penuh, wong sak panjang rejo,sak kelurahan nok.

40 IR : Terus keesokannya itu, udah, kondisi dilapangan itu seperti apa? Udah mulai ada bantuan? Atau gimana? IE : Belum. (belum juga) tiga hari kayaknya. Gempa tiga hari. Pertama kedua belum ada. Tiga hari. Tiga hari mung baru obat-obatan koq. (istrinya ,”le makan mung seadanya 40 IR : Terus keesokannya itu, udah, kondisi dilapangan itu seperti apa? Udah mulai ada bantuan? Atau gimana? IE : Belum. (belum juga) tiga hari kayaknya. Gempa tiga hari. Pertama kedua belum ada. Tiga hari. Tiga hari mung baru obat-obatan koq. (istrinya ,”le makan mung seadanya

45 obat-obatan koq. IR : berarti sempat pulang kerumah juga? IE : sempat, ambil yo piring untuk makan disono (istri “ambil sarimi, wong kelaparan

ada anak-anak juga kan kasihan, anak tiga kecil-kecil balita.). Kae , ada makanan

50 bungkus kae pada hari gempa niko. Tiga hari obat-obatan terus, yo obat merah, obat pusing.

IR : Waktu itu hari-hari pertama-tama sempat merasa pusing-pusing kayak gitu ga Pak? IE : gempa ke dua kayaknya. (gempa kedua?) (istrinya, “gempa pertama itu masih

ketakutan dan panik , gempa pertama itu masih dalam keadaan takut dan panik nanti

55 kalau ada susulan lagi yang lebih besar. Jadi belum merasakan badan sakit, itu ga. Pokoke masih takut, dalam keadaan takut. Wong gempa pertama itukan ada diisukan ada tsunami, jadinya sudah panik tho mau kemana, kemana .

IR : Tapi sempat ini, ikut orang-orang lari itu? IE : (istrinya “Lari,..iya sampai tekan semarang pundong. Banyak”). Bingung.

60 (istrinya, “se kecamatan mau mengungsi, jalan semua, ada yang bawa minggul kasur, ada bantal, ada pepakkan. Semua mengungsi . Tapi ada pihak keamanan kepolisian yang mengecek ke Parangtritis terus nyetopi orang-orang yang mau mengungsi. Ga ada gempa bu, cuman isu bu, bohong. Habis itu saya pulang). Gempa pertama awak dewe kae ngungsi yo ketuk sonotalang terus bali. Lha anak 3 dibawa

65 semua. IR : terus Jalan jadinya itu, waktu kesananya itu. IE : Pakai motor. (istrinya, “untungnya ini ga ada yang luka anak-anak ini itu, bisa

selamat”) IR : tapi awal-awal, awal-awal setelah gempa itu. Anak-anak ada yang ini ya,..ngerasa

70 takut sama suara keras gitu-gitu ya? IE : takut, An.M (10th) itu yang takut. (istrinya, “An.M (10th) itu masih trauma belum mau masuk rumah, sampai sekarang pun ga mau tidur dirumah, belum hilangtraumanya itu. Maunya tidur ditenda, ga mau tidur didalam rumah. Takut kalau ada lagi, traumanya belum hilang, An.M (10th) ini). Pokoke gempa pertama,

75 kedua kae mbak. Terus susulan kedua terus. (istrinya, “genah gempa pertama 17 kali”). La iyo genah semaleme kuwi. (istrinya, ―kalau sekarang sudah mending, jarang. Ada tapi jarang‖). Lalu sempat nolong tetangga yang itu, yang kurugan itu, meninggal sini, kuwi lak tetangga sebelah lak meninggal. (istrinya , “Lha, menolong cuman pakai tangan, ga punya alat jadinya ya ga bisa…). Heem,….lha kelamaan le

80 nolong kuwi mau tho . (i strinya, ―kekuatan tangan kan ga seberapa kalau dibandingkan dengan alat he eee….”). Ambilnya cuman pakai tangan, lha alate ga ada do ketumpukkan roboh-robohan reruntuhan.

IR : di awal-awal setelah gempa itu yang paling bikin cemas itu apa Pak? yang bikin kuatirgitu?

85 IE : yang bikin kuatir itu kalau ada lagi yang lebih besar, gek roboh rumah saya. Kuatirnya kan gitu. Jangan-jangan ada lagi susulan terus, itu kan marai ketakutan. Yang saya kuatirkan ya itu, susulan ga leren-leren terus saja susulan itu, walaupun kecil kan nakutin. (istrinya, “Jare wong ngendi ngono arep ono gempa sing lebih besar, langit ada apanya itu lho mbak, clorot gitu lho mbak. Jare ono gempa lebih

90 besar). Sinar dulu, garis lurus putih kae lho . (istrinya, “gempa kepiro yo kae?).

Embuh kae terus esuke ono kedadean nang Bandung, nang Bandung Jawa Barat niko . (istrinya, “ada clorot itu,seperti dilangit itu lho”). Terus paginya, sorenya kan

gempa jam 4 kae, Jawa Barat, lha niko. Pangandaran kae. Kae garis lengkung putih menuju ke pantai ketuk pleret sana. (istrinya,‖itu sing menakutkan itu, katanya mau

95 ada gempa yang lebih besaritu‖). Orang Jogja ga tidur semua itu, malam itu. Pada malem garis lengkung, garis lurus itu, putih. Pokoke pantai sampai pleret itu. Itu juga menakutkan itu, isune sing werno-werno itu isune, isune katanya bumi mau terbelah jadi dua jadi danau. Itu isunya itu. (istrinya, “yang paling menakutkan itu isu yang katanya mau jadi danau itu lho mbak, yang paling menakutkan sampai sekarang

belum hilang.”). Lho katanya, mahasiswa do tidur di tepi sungai opak ngecek, katanya iya. Ada sms dari mahasiswa ngendi wingi. Jadi panik kali masyarakat sini

itu. (istrinya ,”karena ada isu gempa itu lho mbak paniknya”). Iya, katanya dijaga mahasiswa-mahasiswa nang kaliopak situ, ya,…terus disms ati-ati katanya lempengannya mau amblek gitu . Tapi sebenarnya yo alhamdulillah ndak to mbak.

IR : tanah itu penghasilan susah pak? IE : Iya. (istrinya , “ malah ndak bisa ditanami, kekeringan”). Ini biasanya dah hampir panen ini, ndak ditanami lha ndak ada air. (istrinya ,”kemarau”). Ni sebelah sini Padi. Di

Palawijo ndak ada anu cocok. IR : masih punya sawah jadinya Pak? ada sawah?

IE : Ndek e orang tua tak tanami. Ada yang ga bisa ditanami apa-apa. Jadinya ya nganggur, kosong ga ada penghasila n IR : Atau memang airnya ga ada. IE : Kemarau kepanjangan, ya air, sini airnya susah. IR : Biasanya tanam kacang? Padi?

IE : Padi, padi terus. Kalau ga ada air, ga ditanami, dibiarkan saja. IR : Jadi kering beneran ya. IE : Ho o. Wong Jepang mrene, mbak e wis mrene durung tho mbak e maune. Wisp o,

durung tho . Dulu ada orang jepang, katanya liat tanah itu. Pokoke didelok, dilihat katanya ada titik-titik rawan gempa.

IR : Pasca gempa itu anak-anak ada perubahan pola makan ga Pak? Jadi susah makan, atau sedikit atau malah jadi lebih lahab makannya. IE : susah. (jadi susah makan) ho o jadi susah makan. Dadi tidure diluar, dilapangan semua kae. Terus ada opo kae,sing do dolani wae kae. Ngasih permainan ya

itu, ngasih permainan tapi mung dipinjemin terus diumpetkan lagi, terus sesok main

lagi ngono tiap, tiap sore. Jadi gitu, pakai mainan. IR : Itu membantu Pak untuk anak-anak? IE : ya,…membantu anak-anak biar ga trauma biar ga takut, takutnya men lupa gitu. 1

bulan kayaknya ya ada. IR : Kalau bapak sendiri mulai masuk rumah ini kapan Pak?

IE : Gempa ke,….gempa seminggu kae mbak. (beres-beresin rumah). Ya, resik-resik sing mburi kuwi, sing jebol diresi i, kaca, bata dikeluarkan. Sing isih dibenake iki masih

jebol, nak iki belum lama. IR : Orang tua masih disini Pak? Orang tua bapak? Itu slamet ga. IE : Iya, slamet, semua selamet. Dikampung sini yang meninggal 8 mbak, korbane.

IR : Kalau soal bantuan bapak dapet bantuan ga Pak? IE : Dapet, (apa aja itu Pak?). Sarimi, beras, pakian, susu, obat-obatan, peralatan.

IR : Itu dari mulai yang hari ketiga,..udah mulai kembali kesini itu. Bantuan itu. IE : Udah, wis kesini. Bantuan dari posko itu lho mbak, bagikan sarimi 7,7 bungkus,

beras 2 kilo, 1 kilo. Sarimi, pokokke beras, sarimi, beras-sarimi. Pakaian, malah

masih di lapangan sana masih dalam pengungsian kae, pakaian itu. IR : setelah itu, masih ada bantuan yang datang? IE : Ga ada (ga ada) Ga ada. IR : Kalau bapak harapannya itu sekarang ini apa Pak? Yang berkenaan, harapan,

harapan yang berhubungan dengan keluarga atau setelah gempa ini.

IE : Piye yo, (istrinya ,”semoga tidak ada gempa lagi‖) ya mudah-mudahan ga ada gempa lagi . Terus bantuan dari Rolese moga-moga cepat datang, cepat ndang dibagi . (istrinya, “pemerintah, biar bisa untuk bangkit lagi”) ya itu katanya sebagai rekonstruksi itu, bagi rumah-rumah roboh itu, harapan saya untuk itu, memperbaiki lagi, untuk membangun rumah lagi. La dapur saya itu belakang itu hancur semua.

Ya, rekunstruksinya untuk itu. IR : Ini rencananya kalau misalnya dananya turun mau buat bangun dulu. IE : Iya, bangun dulu. Memperbaiki dapur saya itu, yang, sebelah ini saya bersihin

semua, berantakan, wong roboh semua rata. (istrinya,”warung itu”). Bangun rung ono setahun roboh.

IR : Oo,..katanya itu warung ya? IE : he em,….tadinya saya warung belakang sini saya warung. (istrinya, ‖ada sabun,

sayuran, beras‖).Ya,..sayuranlah. He em. IR : Tadinya jadi menopang ekonominya dari warung yang belakang. IE : He em, ada gempa. Prei,..lha wong

tempatnya ga ada. Hehehe,….An.M (10th). pokokke untuk kebutuhan masyarakat sehari-

hari, yang biasa disediakan. Sayuran, gula, teh, itu cepat. Sampo, sarimi. IR : Kalau sekarang jadi didepan aja bikin ini (cat. Peneliti: Bp dan Ib.SZ membuka kios lotek dan es didepan rumah). IE : He em. (Pak e,…njaluk lem.) Ra duwe lem le,toko njupuk toko wae.

IR : Kalau pengeluaran itu yang paling besar itu untuk apa Bu? IE : untuk jajan anak-anak. Untuk Jajan anak-anak ini yang paling banter. Misal, opo.

Hargane wis naik semua e mbak, telur sudah naik Rp 8000, biasanya Rp 7000 yo pak yo Rp 7300. sekarang sudah Rp 8000 mbak. Mienya juga udah naik. Lho,..masyarakat nek ra janjine pemerintah ra netes yo ga bisa gawe rumah lagi

pokoknen . Walaupun bisa meskipun kecil, ga bisa seperti semula. Rumah roboh semua.

IR : Setelah gempa itu, bapak sama ibu pernah ngrasain ini ga, misalnya pusing-pusing, sakit perut, atau semacamnya kayak gitu. Gangguan – gangguan pencernaan. IE : Pusing (pusing) iya, yang paling dirasakan pusing, masuk angin, ya pusing.

IR : Itu sampai sekarang atau sampai sekarang masih suka mengalami sakit? IE : Eee, …selama gempa 2 mingguan mbak. Ya,..selama gempa 2 minggu.

(istrinya ,”anak-anak itu lho mbak yang sering masuk angin, kan didalam tenda kedinginan, kepanasen. Jadinya sering masuk angin, 1bulan itu sampai 4 kali masuk angin , sampai pusing saya. Ini juga sakit radang tenggorokan, waktu dipengungsian.

IR : kalau anak-anak sendiri ngejalaninnya ada perubahan ga, dalam pola mainnya atau perilaku bergaulnya sama temen-temennya? Seperti itu. IE : Biasa aja (biasa aja). cuman waktu didalam rumah, traumanya belum hilang. Kalau IR : kalau anak-anak sendiri ngejalaninnya ada perubahan ga, dalam pola mainnya atau perilaku bergaulnya sama temen-temennya? Seperti itu. IE : Biasa aja (biasa aja). cuman waktu didalam rumah, traumanya belum hilang. Kalau

IE : ho o,…takut kalau ada lagi, ga mau kalau di dalam rumah. IR ; Kalau ini untuk nilai-nilai anak disekolah ada perubahan ga?

IE : Turun (turun) sejak ada gempa itu turun nilainya, banyak iya, turun. Ga bisa belajar, masih dalam keadaan takut, ga konsentrasikan jadinya. Ga belajar. Turun, nilainya

turun pokokke . Turun banyak. Ga ada belajar, mo belajar diluar, ga ada lampu petengan, masih dalam keadaan takut. Yo ga mikir pelajaran . Rasanya tidur didalam rumah isih anu rasanya was-was, jangan-jangan ada lindu melih, lindu, gempa besar.

Nak keadaan tidur kan repot, nek isih melik we mlayu luar, lari. Keadaan tidur, mengalami yang sudah kemarin-kemarin itu lho mbak.

IR : apa anak-anak pernah ngalamin mimpi buruk, terus tidurnya ga nyenyak gitu, seperti terganggu. IE : ngimpi,…kalau kecapekan. Maksudnya tidurnya gelisah? IR : he em,…itu diawal-awal atau sampai sekarang masih?

IE : cuman waktu masih didalam pengungsian, ga tenang pokoknya. Sampai sekarang aja masih takut koq mbak kalau mau ada gempa yang lebih besar. Mau jadi danau itu lho mbak,..itu menakutkan. Justru itu lho mbak ada isu-isu itu, ga punya semangat hidup. (Bapaknya) ramalane kuwi, ramalane maria kae lho mbak. Denger ga mbak? (ramalan apa?) dari Maria wong endi, orang mana itu maria itu ning SCTV koq, wong Belanda po wong ngendi kuwi . Laurent, Maria Laurent (Ooo,…Laurent) itu di

TV ditayangkan ditunjukkan sketsa ne dunia, benua petane Indonesia (oo,..Mama Laurent) Na,..itu. (istrinya, ”Dadi danau ya itu ya”) Ho o. padahal isih gempa sebulan kae yo,…? Panik masalahe masyarakatte. (istrinya, ―Ga tentrem, kalau ada

isu-isu seperti itu, Ga bisa tenang. Ketakutan gitu lho mbak, mo kerja atau mau apa- apa ga tenang, kalau ada isu- isu seperti itu‖) Wong tidur saya ndak senyenyak dulu sakploke ono gempa ini. Iyo,..tidure isih was-was . Belum ada gempa, tidur yo les sampai pagi. Kalau sekarang kisak-kisik saya.

IR : Kalau sekarang Bapak itu tidur di rumah Pak? IE : di tenda (di tenda, jadi ini kalau siang aja disini?) Iya, kalau siang aja (Kenapa Pak,

kan udah biasa juga Bapak tapi..). takut trauma, takut kalau ada lagi. Kan ga,..sakwayah-wayah kan ga tahu kalau besar kan ujung-ujungnya kaget, panik, takut. Yang sudah kemarin-kemarin yang saya rasane ki. He em ,…gitu.

(istrinya,‖Jam satukan ga tahu mbak kalau ada gempa‖). Kalau siang kan ada angina tho kalau tidur Panik masalahe. (Istrinya ,”ga senyaman sebelum ada gempa”) he

em,…gempa seperti itu udah menakutkan. IR : Jadi belum ini belum kesini.

IE : Belum. Paling-paling mung ambil pakaian, kalau untuk tidur belum berani mbak tidur didalam sini. Paling-paling 1 th lebih lagi wani, ya paling ndak ½ th nan. (ya,..kira-kira seperti itu) iya. Wong, tekake gempa kan ga tahu, sakwayah-wayah padane pas waktu tidur, walaupun ndak apa-apa kan berdebar-debar kan kaget, get- geti ngono lho,…terus neng njobo sik, turu njobo sik, turu tendo, tidur di tenda. Dingin ra popo. Dingin-dingin dikit yo ga popo lah,lha dalam yo piye, (istrinya ,”Pokoke sing penting tentrem”) dalam rumah yo takut kan tratapan kalau

ada gempa yug yug yug terus lari keluar. Paling setahun do durung wani turu nang ngomah doan. Iyo, geso ngomahe yo rapopo geneo yo do turu njobo.

IR : Pernah ngrasa sangat lelah sekali ga Pak, maksudnya ga ngapa-ngapain tapi capek banget, kayak badannya itu gimana gitu? IE : apa? IR : ga, misalnya ga ga ngapa-ngapai tapi badannya itu ngerasa capek banget gitu lho,

lelah banget gitu. IE : O iya ho o. iya. Ga kerja. Kalau kerja saya capek ya…mungkin weruh berserakan campur mawut po piye. Runtuhan rumah ki yo marai he e,….sebah. IR : tapi nang kene hubungan keluarga setelah gempa itu jadi lebih dekat atau biasa aja Pak? IE : biasa. IR : Kalau menurut bapak sendiri, gempa ini ada pelajaran, hikmahnya ga sih Pak? IE : Piye yo,…..(istrinya,”sebagai peringatan, supaya orangnya itu sadar untuk berbuat

baik dan inget kepada yang kuasa. Ini kan cobaan dari yang kuasa, sadar ‖) iya,..cobaan, cobaan, kita wajib bersyukur itu sik diparingi selamat dari gempa, rumah-rumah ga roboh. Itu saya sudah bisa berterimakasih pada-NYA

(istrinya,‖pokoknya biar sadar, biar insyaf, bersyukur apa adanya, tak terduga”) IR : sehari-hari yang ngajak main anak-anak siapa Pak? Berdua?

IE : Berdua. IR : Anak – anak deket sama Bapak sama ibu gitu atau lebih dekat ke ibu aja atau ke

bapak aja. IE : deket mbak. IR : udah Pak, kira-kira cuman itu aja. informasi yang saya butuhkan. Terimakasih

banyak.

VERBATIM WAWANCARA WW.03.OT.03.P.B. 16 September 2006

Responden

: Ny.Ng

Anak : An.F (15 th-tinggal bersama bapak di lain lokasi), An.Ta (10 th), An.H (8 th) dan An.G (2 th) Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Alamat

: Dusun B RT.01, Pj, Pundong, Bantul

Lokasi Wawancara : rumah Ny.Ng Tanggal

Catatan Peneliti : Ny.Ng (37 tahun) orang tua tunggal dari tiga orang anak: An.Ta (10 th), An.H (8 th) dan An.G(2 th), penduduk asli dari dusun Badan, tinggal bersama ibunya di tenda yang berlokasi di RT.01.

Gempa yang terjadi pada 27 Mei 2006 membawa dampak cukup besar dalam kehidupan Ny.Ng, yakni dampak secara keluarga dan dukungan finansial: pada gempa yang terjadi pada dini hari tersebut bapak Ny.Ng menjadi salah satu korban meninggal akibat kejatuhan dinding rumah tetangga. Perubahan finansial disebabkan Ny.Ng sudah tidak bisa bekerja lagi karena harus Gempa yang terjadi pada 27 Mei 2006 membawa dampak cukup besar dalam kehidupan Ny.Ng, yakni dampak secara keluarga dan dukungan finansial: pada gempa yang terjadi pada dini hari tersebut bapak Ny.Ng menjadi salah satu korban meninggal akibat kejatuhan dinding rumah tetangga. Perubahan finansial disebabkan Ny.Ng sudah tidak bisa bekerja lagi karena harus

tangga kakaknya. Rumah Ny.Ng mengalami kerusakan lebih dari 90% sehingga ia saat penelitian dilakukan mempergunakan tenda kematian (tenda berwarna putih yang diberikan kepada warga yang anggota keluarganya menjadi korban meninggal) dan tenda terpal. Pada saat penelitian dilakukan Ny.Ng tampak gelisah dan ragu dalam menjawab, sementara kedua anak beliau An.Ta (10 th) dan An.H (8 th) sedang di sekolah, Ny. Ng tinggal bersama ibu dan An.G (2 th). Mantan suami Ny.Ng saat ini berada di tempat yang berbeda dengan mengasuh anak pertama mereka An.Fe (15 th). Wawancara dilakukan dengan sangat dibatasi karena An.G menanggis.

Ket. IR

: Pewawancara IE : Ny.Ng (37 tahun)

Baris Wawancara Ny.Ng (37 tahun)

1 IE : Ny.Ng.. IR

: Ny.Ng..Ee.. ibu bekerja atau tidak sekarang? IE : Tidak

IR : Tidak..Kalo sebelumnya? IE : Sebelumnya ya kerja

5 IR : Kerja? Di mana bu? IE : Ya cuma di warung makan

IR : Em..Ibu itu bekerja di warung makan tugas apa bu? IE : Ya cuma masak IR

: Oh..

10 IE : Iya IR

: Usia bu? IE : Tiga.. tujuh..

IR : Ibu aslinya asli mana bu? IE : Sini

15 IR : Sini? Ee.. ibu orang tua dari..siapa aja bu.. e. ya sebenernya yang saya ini.. di TPA itu An.Ta sih sama An.H.. nanti.. ibu di sini membiayai berapa orang anak bu?

IE : Tiga IR

: Tiga orang anak ya..Ya cuma An.Ta..

20 IE : An.Ta, An.H, sama adiknya..yang satu ikut sama bapaknya IE : Saya dulu nggak ini.. belum sempat apa.. KB.. lha pertama kan jadi ikut bapake.. dah SMP..

IR : Oh yang pertama ada lagi.. IE : Ada.. anu sudah cerai..ikut bapake kan sudah besar..

25 IE : Terutama itu saya kan masih di (tidak jelas) sama anak saya..tadi anak saya yang kedua sudah keluar..cari itu lho cari.. anu.. mlinjo.. nha waktu itu kan anu.. ndak.. ndak belum.. krasa ada itu..’IZIGG’ itu.. dua kali aku belum terasa.. yang terakhir kali aku baru terasa.. izig gitu aku langsung subhanallah..aku ngambil itu dua kali nggak sampai.. nggak bisa..tiga kali baru..bisa.. baru itu

30 saya lari..tiba-tiba kok rumah sudah.. di belakang saya sudah bleg..bleg dah rubuh.. gitu.. nha saya kan sudah nggak ingat lagi kejadian itu kakak saya kan baru tidur.. bangun tidur langsung lari di depan saya..baru itu kedaduk ( cat peneliti.tersandung) batu itu..langsung aku nggak.. bisa.. bisa lari..kejadian itu saya langsung begitu peteng ..(cat.peneliti : pusing) saya nggak teringat apa-

35 apa saya.. sama anak saya dia atas.. anak saya di atas.. saya bawahe..kakak saya di bawah di.. kena batu bata itu.. saya di atasnya..lha begitu nganu itu kan.. saya sadar.. saya nggak bisa keluar..saya minta tolong tolong.. nggak ada orang.. sama sekali nggak ada orang.. saya kan lihat rumah di depan itu kan masih utuh.. kok rumah saya rubuh.. anu kok cuma rumah saya

40 sendiri..berusaha minta tolong kok anak saya buru-buru.. ini (tidak jelas) terus sing ditolong anak saya An.Ta iki terus dikeluarkan terus saya ya minta tolong terus bisa keluar..Cuma itu yang teringa t

IR : Itu ibu tinggalnya di mana rumah tembokan ya bu.. IE : Iya tembok.. iya..jadine (tidak jelas) cuma sedikit.. jadine pas kejadian itu

45 saya nggak bisa lari ke mana-mana. Saya sudah trauma nggak ingat apa-apa lihat tembok bergoyang-goyang begitu cepat itu..

IR : Ibu sendiri ngerasain yang gempa kedua langsung ya bu ya? IE : Ketiga.. izig.. anu.. pertama.. saya nggak krasa, kedua itu nggak.. yang terakhir.. begitu..

50 IR : Oh itu tiga kali? IE : Iya tiga kali itu.. Itu izig krasa itu saya trus langsung subhanallah begitu anu saya bangun begitu.. cuma pirang detik itu langsung rubuh kok.. itu semua..

IR : Waktu itu ya.. memang kejadiannya cepat IE : Cepet memang.. Saya kena.. itu sini..jahit tiga.. tapi saya nggak terasa

55 IR : Waktu itu.. nggak terasa sakit ya IE : Iya.. nggak terasa sakit.. Sakit keluar darah itu banyak tapi nggak terasa sakit tu..

IR : Trus waktu itu ibu langsung di..amaninnya (cat. Peneliti: mengamankan diri) ke mana bu?

60 IE : Saya langsung di tengah-tengah itu.. di tengah-tengah rumah itu..Itu kan di sini.. saya kan belum bisa keluar.. lha sudah di belakang saya.. di depan saya kan sudah rubuh.. berarti saya kan di tengah-tengah.. saya.. IE : Rubuh semuanya memang. Ee,…setelah kejadian itu ibu langsung tinggalnya

dimana Bu? Atau pergi kemana Bu?

65 IE : Ooo,..saya langsung di, saya langsung minta tolong sama bu Na (Bidan desa yang tinggal tidak jauh) minta obat. Saya malam itu saya disana, ditempat bu Nanik, anak-anak juga ikut, semalam itu kan hujan, saya cuman ngalor-ngidul ngalor-ngidul begitu, saya ga punya apa, ga punya payung ga punya apa-apa cuman kroso itu soale anak saya itu nangis ngajak pulang terus, (siapa Bu?

70 An.G (2 th)) An.G (2 th) itu iya, nangis ngajak pulang terus karena masih takut sama begitu itu (cat. Peneliti. Masih takut akan adanya gempa susulan), sayakan sudah pagi-pagi kemudian pindah kelapangan (itu kelapangan tengah itu ya kalau ga salah didiriin tenda itu ya?) iya ditenda, saya dilapangan saya begitu didiriin itu sayakan sudah begitu enak, nyaman ndak

75 anu, soale sudah ada tendanya itu, 15 hari saya ditenda itu.

IR : Terus Bu, keluarga ibu ada yang menjadi korban ya? Simbah itu ya? IE : Iya, ha a, …waktu itukan bapak saya masih pagi itukan berangkat kesawah,

nganu jadi belum sampai kesawah, masih dijalan itu kan kembali lagi pulang akan ngasih uang aku untuk nyumbang itu, lha belum sampai, cuman sampai

80 rumah kakak saya itu sudah ngerasane gempa itu, mau lari itu ga bisa Cuma jatuh-jatuh begitu anu, gunung-gunung kan langsung, rumahnya langsung roboh bapak saya kena. (Jadi kenanya disana bukan disini?) iya disana bukan disini tapi kakak saya dekat jalan itu.

IR : Bu kalau ibu sendiri, pendapatan ibu atau kondisi perekonomian keluarga itu

85 pasca gempa itu bagaimana Bu, penghidupannya dari mana aja Bu? IE : Itu masih belum punya apa-apa (ini keluarganya yang mencari nafkah siapa Bu?) ya yang mencari nafkah ya kakak saya, saya cuman nanti kalau uang ya dikasih sama kakak saya, ya nanti kalau saya bisa kerja ya nanti saya tapi kalau ndak bisa ya kakak saya .

90 IR : terus kondisinya seperti apa Bu, sekarang ini pasca gempa, berubah bu dengan sebelum gempa? IE : ya,..berubah. Katanya sekarang ini panas dan sering ini pusing. Ya sebagian kenapa ga tahu dan sedikit-dikit pusing . Anak-anak saya yang dua itu malah ndak apa-apa si An.Ta (9 th) sama An.H (7 th) itu malah ndak ada apa-apa,

95 malah dia waktu pas gempa itu di Masjid sana, wong cari mlinjo itu terus lari ke masjid minta perlindungan sama nabi, sama malaikat gitu bilangnya jadi alhamdulillah dilindungi ga ada apa-apa dan masjide juga ndak rubuh, bisa nolong anak saya ini, begitu pulang dengar An.G (2 th) nangis itu langsung lari ambil An.G (2 th).

IR : Ini juga ada ini ee,...beberapa gejala fisik yang biasa terjadi sama orang-orang pasca gempa ini ee,...ibu kalau misalnya merasa pernah mengalami bisa jawabnya bisa tidak pernah sama sekali, hampir tidak pernah, kadang-kadang dan sering pilihan jawabannya seperti itu. Yang pertama itu mengalami gangguan dalam berkonsentrasi, konsentrasi itu artinya mau ngerjain apa gitu

tiba-tiba ini aja melamun atau apa gitu-gitu, ada tidak? IE : Ga ada. IR

: Kalau cenderung dirumah karena merasa tertekan dengan keadaan sekarang. IE : Oo,...waktu itu yo tertekan no, lha wong bapak saya ndak ada tho, dan begitu

saya ingat, kan anak sayakan kalok anak, saya kerjakan bapak yang ngajak,

begitu saya ingat itu jadi tertekan teringat, sekarang saya mau kerja kan ndak bisa, soale anak saya ndak ada yang ngajak. Waktu itu saya ingat bapak saya itu pikiran saya jadi tertekan.

IR : pernah ngga, ibu melihat kilas balik kejadian gempa itu menjadi teringat kembali.

IE : Oo,..ya, waktu itu masih teringat soale trauma itu lho, waktu itu waktu nanti malam tidur begitu anu terasa saya ngimpi gitu lho begitu anu kaya lindu, ngimpi gempa kejadian lagi baru saya bangun saya terasa wer-wer pusing, terkadang pusing.

IR

: Itu terjadi masih sampai sekarang atau cuman dulu awal-awal?

IE : awal-awal, kalau sekarang ndak sudah lama ndak. IR

: terganggu oleh suara-suara yang keras?

IE : Oo,..ndak. IR

: Ee,...kalau ini sendiri hubungan ibu sama anak-anak setelah gempa itu, hubungan komunikasinya itu gimana bu? Jadi lebih akrab atau biasa saja atau

seperti apa? Apakah dikeluarga sering membicarakan soal itu, anak-anak sering nanya atau apa?

IE : Yo,..cuman, saya cuman akrab ya akrab. Paling teringat waktu itu alhamdulillah masih di diberi umur panjang itu, jadi saya sadar begitu anu sadar.

IR

: Itu yang ini apa hikmah dari gempa jadinya ibu bersyukur masih. IE : Iya bersyukur, masih anak saya dilindungi sama Allah

IR : waktu awal-awal pasca gempa itu yang paling membuat cemas ibu itu apa Bu? Yang paling membuat ibu khawatir itu apa, tentang apa aja misalnya kalau tentang anak-anak itu tentang apanya, tentang rumah atau apa?

IE : ya cuman anak-anak, waktu anu itu anak-anak saya, baru anak saya kan sudah kelihatan anak saya ndak ada apa-apa ki ya saya sudah bersyukur alhamdulillah ngga mikir apa-apa , walaupun rumah sudah roboh dan apa-apa ndak punya yo wis sudah sing penting yo do slamet, waktu itu yo anak saya yang satu itukan ikut bapake , saya kan belum bisa ngliat (melihat) kan saya

masih ga enak, pikiran saya ndak enak (cat.peneliti : tidak tenang) baru kakak saya, saya suruh untuk kerumah anak saya itu, kan bilang sudah ndak ada apa- apa ya alhamdulillah saya bersyukur kepada Allah sudah tenang.

IR : kalau ini, apa ya,..kalau anak-anak sendiri pernah ga mengalami gangguan tidur kayak gitu gitu? IE : Ya,..cuman itu kalau tidur itu cuman mak jegik kaget gitu, ya cuman itu.

Angger An.Ta (9 th) tidur itu kaget mak jegagik, saya bilang ”Ri, ngopo?“ saya cuman ngaten. (Ooo,..ini jadi mudah bangun ya gini dikit) Iya,ho o kaget, kan masih kaget.

IR : Sehari-hari itu yang mengasuh anak-anak itu ibu dengan sapa simbah aja? Selebihnya itu anak-anak ya main kemana gitu? IE : Iya IR

: Kira-kira ibu, An.Ta (9 th) itu menyempatkan main dengan anak-anak semuanya atau cuma dengan An.G (2 th) aja? IE : cuman An.G (2 th), ya karena yang dua itukan sudah main sendiri. Nak malam itu yo nanti nak anu yo main-main ma An.Ta (9 th), An.G (2 th), itu sama An.H (7 th), bar isya’

IR : Ibu pernah merasa sangat lelah sekali sewaktu ini mengasuh anak-anak setelah bencana ini? IE : Ya,lelah ya lelah ning ya bagaimana wong ya cuman saya sendiri. IR

: Kalau setelah gempa ini sempat membicarakan soal anak-anak dengan bapaknya ndak? IE : Ngga. (memang sudah benar-benar ga komunikasi ya Bu?) he em. IR

: Berubah jadi sangat ini ya bu sangat apa ya menjadi sangat emosionil jadi, jadi cepet marah setelah gempa ini kayak gitu, jadi merasa cepet lebih marah kalau anak kayak gitu?

IE : Ya kadang-kadang iya dan kadang-kadang ndak. IR

: biasanya kalau anak-anak gimana, bandel atau?

IE : Nak itu nak nakali An.G (2 th) itu, kalau ndak ya ndak. IR

: Pernah sama dengan ibu-ibu yang lain ee,..membicarakan tentang masalah anak-anak kira-kira gimana anak-anak yang lain membandingkan, Wo anak saya masih ndak bisa tidur kayak gitu gitu?

IE : Ndak, cuma membicarakan waktu gempa. IR

: terus kalau prestasi An.H (7 th) sama An.Ta (9 th) itu kalau sebelum gempa itu gimana? IE : Ya cuman cukup, cuman ya lumayan. IR

: Terus kalau sekarang mereka kalau dirumah jadi sulit belajar ngga? IE : Sulit ya kalau sekarang, soalnya kalau siang itu, dulukan masih punya rumah

jadikan bisa, kalau sekarangkan ditenda jadinya panas. Jadi senangnya main sama An.N (10 th), ketempat mbak An.N (10 th) itu terus kalau belajar itu juga seringnya ketempat mbak An.N (10 th) itu kalau dirumah jarang.

IR : Kalau cengeng Bu? (Ngga), sering murung Bu? (Ngga). Apa iya punya banyak teman? IE : Banyak iya, waktu sekolah udah pulang kae sudah di pethuk An.Nd (9 th), An.Ar (9 th), dah datang ngajak bermain. IR

: Hubungan dengan ibu itu bisa digambarkan itu dekat, biasa aja atau kurang dekat. (Ya,..biasa aja.) Kalau dengan bapaknya Bu? (Yo, jarang). Kalau dengan saudara-saudaranya? (Ya, dekat).

Dengan anggota lain, dengan simbah? (Dekat, soalnya nak tidur sama simbah). Udah aja, makasih ya Bu.

VERBATIM WAWANCARA WW.04.OT.04.P.B. 15 September 2006

: An.Eg (9 tahun) dan An.A (4 tahun)

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat

: Dusun B, RT.01 Pj, Pundong, Bantul

Lokasi Wawancara : Rumah Ny.Mu Tanggal

Catatan Peneliti : Ny.Mu (36 tahun ) istri dan ibu dari dua orang anak : An.E ( 9 tahun) dan An.A( 4 tahun) Walaupun dilahirkan di dusun Badan, Ny Mu tinggal di Badan sejak 3 tahun yang lalu.sebelum tinggal di Badan Ny. Mu semenjak lulus dari sekolah menengah merantau ke Jakarta untuk bekerja, sampai akhirnya menikah. Selain sempat menetap di Jakarta Ny.Mu juga pernah tinggal di Kalimantan untuk mengikuti pekerjaan suami. Ny.Mu sekelurga kembali ke dusun ini semenjak bapaknya sakit dan akhirnya meninggal, sehingga Ny. Mu diminta tinggal di Badan bersama ibu dan adik laki-lakinya.

Pasca gempa yang terjadi pada 27 September 2006 Ny.Mu merasa sangat bersyukur masih dapat berkumpul bersama-sama keluarganya secara utuh, gempa yang terjadi tidak menyebabkan kerusakan besar pada rumah yang ditempatinya selama ini. Suaminya pun masih dapat bekerja kembali seperti sebelumnya. Sehari-hari Ny.Mu mengasuh kedua anak dan membantu ibunya mengurus sawah mereka.

Wawancara dilakukan dengan keadaan santai, berlokasi di rumah semi permanen dari gedhek (bambu) yang di bangun di halaman rumah orang tua Ny.Mu. Pada saat penelitian dilakukan Ny. Mu, suami dan kedua anak mereka tinggal dalam rumah berukuran 3x4 meter. Tidak ada gangguan yang berarti selama jalannya wawancara, Ny.Mu menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti dengan sangat terbuka sehingga proses wawancara berlangsung dengan lancar.

Ket. IE : Pewawancara IR

: Ny.Mu

Baris Wawancara dengan Ny.Mu (36 th)

1 IR : Gempa itu tinggalnya nyampur sama simbah didalam situ (iya), baru setelah gempa disini? IE : Ee,..cerita pas gempa ya ini mbak. Waktu itu azdan subuh tu mbak saya belum bangun tuch, udah bangun tapi belum bangun dari tempat tidur jadi tidur- tiduran aja. Terus begitu jam 5 suami saya udah berangkat kerja, terus saya

5 bangun tuch mau cuci piring bebenah biasa bebenah dapur biasalah ya. Begitu begitu saya, mbah saya bangun biasa mbah kan kalau pagi itu jalan- jalan muter-muter nyari udara seger. Terus duduk didepan, terus bikin susu mbah saya, anak saya bangun dua-duanya ikut embah didepan, embah pada ngopi pada beli roti, saya bilang kebiasaannya kalau pagi-pagi itu cuman

10 sarapan roti aja di Pakdhe F. Udah disitu aja yach saya mamak mau mencuci 10 sarapan roti aja di Pakdhe F. Udah disitu aja yach saya mamak mau mencuci

15 ada bahaya ni saya. Saya dari sini lari kedepa n kesana mbak ini tembol dibelakang saya itu rubuh semua itu yang ada dibelakang saya. (Kayak film donk?) kayak film apa itu yang lari dari apa itu kayak James Bond aja. Terus begitu saya sampai kedepan anak-anak sama mbah saya udah ditolongin anak An.A (4 th) udah dibawah sama embah ampek jatuh kan goyangannya ampek

20 gini , tiarap kayak jalannya polisi-polisi itu. Sampai tangan embah saya itu nahan cucunya itu sampai sakit itu tangannya itu, terus anak saya itu kebenaran baru tidur-tiduran tu yang An.E (9 th) disitu di kamar tamu kan ada ada kursinya, begitu dia lihat rumah goyang-goyang itu dia untung dia keluar mbak, ngerti gitu wah kayaknya rumahnya mau rubuh nich. Lho koq ngerti

25 lou, kalau kagak ngerti lou gimana. Terus lari kedepan ngikutin embahnya, nah saya lari kedepan mau ambil anak saya kan ndak bisa jadi wong tanahnya aja muter aja gini, Lailahailallah muhammadurrasullah, begitu saya melihat kebelakang rumah udah brus-brus gitu, gelap habis itu bener-bener gelap dan habis itu orang-orang pada njerit tolong-tolong, kita udah takut ya mbak

30 udah rumah rubuh, gelap semua takut kalau ada gempa yang lebih besar lagi (itu masih gempa yang pertama?) Itu yang pertama mbak, suaranya kayak helikopter mbak suara gempa pertama kali. Terus udah dalam pikiran saya itu, ayo kita ke itu yang dilapangan atau dimana yang tempat terbuka, kalau ada gempa susulan takutnya kena rubuhan atau gimana gitu. Jadi kedepan itu saya

35 susah nyari jalan itu pada rumah rubuh itu, aduh saya juga jadi inget suami saya gimana dijalanan, terus adik saya masih ketinggalan didalam kamar tidur . Lah adikmu mana kata simbah gitu, masih dikamar tidur, terus dia keluar dari rumah, aduh alhamdulillah slamet mbak. Slamet ndak ada apa-apa, ya udahlah kemudian kita keluar semua terus adik sana lewat sono ada orang

40 kurukan, dia ini orang istrinya RT mbak, kurukan kan pas kurukan itu pas digalinya itu mbak salah gali mbak jadi langsung meninggal, jadi kan dia matinya disini digalinya disini dulu jadi bukan ditempat yang dia, kan ga ada suaranya jadi diakan ga tahu dimana tempatnya, digali aja terus akhirnya ketemu. Dan begitu diangkat ga ada. (Itu siapa tetangga?) Iya tetangga,

45 istrinya RT, pas sayakan mau kejalanan kan lewat rumahnya dia nyari-nyari jalan gitu, pas sampai situ kan udah ya mbak terus ada isu tsunami, terus pada lari semua, ayo kita ketempat yang lebih tinggi, pada lari semua ke masjid SMP aja. Apa ya muat mbak sekampung pada lari kemasjid. Udah disitu dah pasrah mbak udah lillahita’ala dah pasrah pada Allah dech bagaimana

50 kejadiannya ya emang kehendak dari Dia ya mbak ya. Ya udah dengan berdoa aja mbak, kemudian bangun tenda dipinggir jalan. Dan kebetulan ada temen- temennya mbak S (21 th anak tertua Ib.Su) kayaknya mbak Ira juga ada koq (Ach,..ga itu mbak D yang datang kesini pertama kali) Iya itu, kesini bawa obat-obatan minyak kayu putih kan namanya itu kan dingin sekali ya mbak

55 ya, obat-obatan itulah, ya ada supermi apa yach, inilah ya membantu ya bantuin kita, kitakan boro-boro melihat rumah ambruk, boro-boro mau makan 55 ya, obat-obatan itulah, ya ada supermi apa yach, inilah ya membantu ya bantuin kita, kitakan boro-boro melihat rumah ambruk, boro-boro mau makan

60 rumahnya kan ndak rubuh itu mbak, dan dirumahnya kan ada beras kemudian dimasak aja disitu terus kemudian itu ada apa ya lauknya itu, ada kerupuk, kan ada orang yang bawa mau jualan kepasar, karena berhubung gempa kemudian kerupuk itu dibagi-bagikan sama orang gempa buat makan itu, Ya Allah kalau inget itu, bener-bener ketakutan gitu kayak mau kiyamat mbak.

65 IE : Terus ini kalau dari keluarga ga ada korban yang ada kejatuhan kayak gitu mbak? IR

: Alhamdulillah semua keluarga saya slamet, bersyukur dech saya sama Allah bener slamet. bener kejadiannya ga terlupakan mbak, traumanya gitu sampai lama mbak sampai berapa ya mbak, satu bulan itu belum hilang itu mbak

70 traumanaya , takutnya itu mbak kalau ada gempa lagi, 1 bulan ga hilang la wong suami saya kerja ngga boleh sama saya, satu bulan baru boleh kerja udah disusul ama temennya ee,...Pak disuruh berangkat. Ntar dulu yach ni bini gue masih takut . Terus begitu satu bulan ya udah lupa ya sekarang alhamdulillah udah lupa, ngga begitu penakut lagi, dulu mau masuk desa sini

75 itu masih takut mbak dulu (abis gempa itu, abis, kan tinggal dilapangan itu ya, terus mau balik kesini itu masih?) takut, masih takut aja mbak bawaannya kalau mau kesini, saya aja dilapangan aja hampir 2 minggu lho mbak, kalau embah saya dibawa kakak saya ke Jakarta mbak, kan kejadian pertama itu kan pagi mbak, besoknya baru diambil kakak saya, kan telepon ya langsung

80 diambil kakak saya, kan ibu saya punya penyakit asma jadi kalau kejadian yang ini kaget mbak takutnya nanti malah sesek nafas kan repot, disini rumah sakit udah penuh dengan mayat (boro-boro malah ndak dilayanin) iya ga dilayanin, malah mayatnya bergelimpangan dimana-mana di jejerin gitu disepanjang jalan menuju rumah sakit , makanya saya alhamdulillah

85 bersyukur keluarga saya slamet semua, udah orang ndak punya kalau seandainya kenapa-kenapa gimana mbak ira. (Kalau harta mah bisa dicari kalau harta?) motor, motor kan dua, motor adik saya sama motor saya, kerubuhan alhamdulillah masih bisa dipakai kerja ndak rusak, TV mbak Ira ga pecah ngga apa gitu. Bener-bener bersyukur, tapi biarpun gempa tetep

90 bersyukur ya, karena udah kena kejadian yang luar biasa tapi tetep yang namanya manusia harus tetap bersyukur aja ya mbak ya biasanya sama Allah. Dikasih cobaan gini mampu apa engga mensyukuri ya mbak ya, mungkin orang bisa gila atau apa ya mbak ya kalau ndak kuat mental ya mbak ya.

95 IE : Kalau perekonomian setelah gempa itu gimana bu keadannya bu? Banyak berkurang atau gimana gitu? IR

: memang sich kalau segi ekonomi ya,..kalau sayakan suami kerja ya mbak Ira ya jadi ga begitu terganggu mbak Ira, biasa aja gitu mbak Ira, karena tempat kerjanya kan juga masih utuh jadi masih biasa aja gitu.

100 IE : Bu,waktu setelah gempa itu pernah ngerasa ini ga gejala kayak jadi susah untuk konsentrasi gitu. IR

: Oo,..pernah mbak Ira, sesak nafas mbak Ira, ga pernah sesak nafas itupun : Oo,..pernah mbak Ira, sesak nafas mbak Ira, ga pernah sesak nafas itupun

105 rasanya lungkrah gitu mbak Ira, badan itu biarpun bekerja apa aja bawaannya juga ga mau mbak Ira.

IE : itu sampai berapa Lama setelah ini maksudnya dari sejak hari gempanya. IR

: Kalau badannya sekitar 2 minggu udah balik lagi, tapi kalau traumanya mbak Ira 1 bulan masih ada sedikit trauma, kalau sakitnya dua minggu udah biasa 110

lagi lah mbak Ira, kan masih ada gempa susulan itu mbak Ira jadi masih sering kaget .

IE : Masih sering kaget dengan suara-suara yang keras gitu ga Bu?

IR : masih, sekarang pun masih mbak Ira, misalnya ada rumah yang rubuh gitu mbak Ira mak wur gitu masih koq mbak Ira. 115

IE : Bu kalau sehari-hari itu yang ngasuh anak-anak itu siapa aja?

IR : Yang ngasuh anak-anak itu saya terutamanya, terus embahnya kadang-kadang kalau saya sedang masak, atau kesawah atau kemana itu diasuh dengan simbah, kadang dia maen sendiri dengan temen-temen, gitu aja mbak Ira.

IE : Pernah ngerasa ini ga capek banget waktu ngasuh anak-anak gitu? 120

IR : Iya,capek ditenaga sich engga ya mbak Ira, tapi itu mbak Ira pegel dipikiran gitu lho mbak Ira, kan suka nakal gitu ya suka berantem berdua, rebutan apa gitu jadi suka pegel gitu dipikaran gitu, kesel aja bawaannya gitu, kalau kesel tenaga itu engga, bisa diinilah. Tapi kalau pegel dipikiran itu pada berantem itu yang bikin puyeng tuh, bikin stress, yang ini salah beli ini, terus beli ini

125 lagi terus yang satu minta ini lagi salah lagi, berantem lagi berdua itu aja mbak Ira yang bikin puyeng.

IE : Termasuk ini ga, ibu suka marah ga kalau lagi gitu? IR

: Ya kadang-kadang marah.ya kalau lagi mar ah yo ‖Kamu itu sama orangtua ga mau nurut, kalau sama orangtua ga mau nurut mau nurut siapa sana menurut 130

orang apa?‖ Gitu, kayak gitu. Keluar kata-kata gitu yang jengkel aja, keluar kata-kata yang ga bagus yang ga sopan kadang-kadang keluar dech.

IE : terus kalau setelah gempa itu komunikasi di keluarga gimana?

IR : Apa yach, kerasa berarti keberadaan keluarga itu,berartilah bagi kita jadi kekeluargaannya semakin deketlah . (Apalagi mengalami peristiwa begitu ya?) 135

Iya, udah digoncang begitu jadi rasanya kadang-kadang apalah artinya gitu ya kalau ngga saling dukung ama keluarga bagaimanapun kita tuch satu keluarga ya satu kesatuan gitu lho mbak jadinya kalau kita sakit satu ya sakit semua, jadinya tambah deket tambah berarti lah.

IE : Kalau bapaknya itu juga suka ikut ngasuh anak-anaknya ga?

140 IR : Ya, suka mbak kebetulan Bapaknya ini suka dengan anak-anak jadinya ngga terlalu inilah ga terlalu repot kalau ada bapaknya bisa dihendel ama dia. Anak-anak pada kemana? Tadi pergi sama mbak Ira. Kemana? Saya juga ngga tahu tadi katanya pergi ke pinggir kunir apa kuning ga tahu dech. Pokoke kamu nyari aja dech daerah sono-sono pinggir kali dech.Terus dia

145 nyari dech. Kalau pulang kerja itu yang ditanya itu anak-anak dulu mbak, kalau udah tahu anak-anak kemana dia baru diem terus baru makan.

IE : emang perhatian, emang ini kerjasama kalau ini misalnya ngasuh anak-anak kayak gitu.

IR : Ya kerjasamalah mbak kalau semua saya sendiri waduh, saya ini dech stress, 150

udah ngurusin rumah tangga, ngurusin anak, mumet begini mbak Ira. IE : Kalau An.A (4 th) sama An.E (9 th) pernah ini Bu setelah gempa itu pernah nafsu makannya ilang gitu? IR

: Waktu dulu itu waktu gempa itu sempat sich sempat ga pernah makan sich sempat tapi ga lama mbak, kan dilapangan kan terus banyak teman, banyak 155

bantuan, jadi kembali sedia kala lagi lari-lari lagi, makan bareng. IE : Jadi kalau anak-anak itu menghadapinya dengan main-main itu udah lupa ya Bu? IR

: Udah lupa, ga lama paling cuman sehari-dua kali itu dah lupa, apalagi terus banyak anak-anak KKN dulu . (terus ngajak maik gitu?) Iya, terus ada 160

relawan-relawan lain juga. Terus itu lupa udah terus main biasa seperti biasa. IE : Kalau nafsu makannya itu meningkat? IR

: Iya, terus meningkat waktu kejadian itu meningkat, temennya makan ikut makan. Justru ibu-ibu yang kadang mau makan malah bawaanya marah aja, pingin ini males bawaannya . Tapi jarang, biasanya orangtua itu pasti ga nafsu makan biasanya karena ga mau makan, dan ini juga kan suka dikasih nasi bungkus itu mbak Ira, kalau makan suka ga abis, ditempat sampah itu banyak

nasi karena suka dibuang itu mbak Ira. IE : Apa karena takut itu isu-isu ada yang ngracun gitu-gitu. IR

: Ga sih mbak Ira, tapi emang ga nafsu, banyak nasi yang terbuang itu dulu, paling makan cuman berapa suap gitu, terus udah selesai dan ga sampai selesai.

Ie : Terus anak-anak pernah pas abis gempa itu ngalamin diare ga?

IR : Alhamdulillah ga, cuman ya itu pilek, flu, influenza. (karena debu kali ya?) Iya mungkin karena debu yang kotor itu kali ya . IE : Anak-anak susah tidur nyenyak ada ga? IR

: Sering itu, susah tidur, karena kondisinya dalam pengungsian, tidur kadang dingin, sebentar bangun-sebentar bangun, ga pernah pules, suka nangis kalau malem entah dingin entah karena udaranya ga bagus sich ya mbak karena dilapangan terbuka, jadi sering pada itu bangun malem.

IE : terus waktu mulai pindah kesini setelah gempa itu kapan? IR

: sekitar 2 minggu. Terus bikin ini gubuk-gubuk reot. Yang penting ga kehujanan kalau nanti musim hujan mbak Ira. IE : Kalau pas bikin disini itu anak-anak masih suka susah tidur nyenyak ga? IR

: Ya,..kalau udah disini sich nyenyak tidur ya udah biasa kan udah tertutup ga terbuka banget, udah enak tidur ya udah hampir-hampir sedia kala. Udah seperti biasa. Tidur udah nyenyak, makan udah teratur, ga rewel lagi.

IE : Ibu pernah ngliat ini ga setelah gempa gitu, anak-anak nangis waktu tidur jadi nglindur gitu. IR

: Suka yang kecil ini suka nangis kalau malem-malem gitu, kalau yang besar itu

ga. IE : Anak-anak ini ngerasa takut gelap ga sich setelah gempa? IR

: takut, takut gelap mbak ,sampai sekarangpun anak-anak mau kencing sendiri pun takut, mau kekamar mandi sendiri pun takut, (Tapi emang beda, dulu sebelum itu?) Sebelum itu ga, berani aja, kemana-mana berani, kalau : takut, takut gelap mbak ,sampai sekarangpun anak-anak mau kencing sendiri pun takut, mau kekamar mandi sendiri pun takut, (Tapi emang beda, dulu sebelum itu?) Sebelum itu ga, berani aja, kemana-mana berani, kalau

: Kalau suara keras ya mbak ya anak-anak (kalau ibunya aja takut apalagi anaknya) Apa itu mak, ada apa mak. IE : terus kalau prestasinya disekolah sebelum gempa itu gimana?

IR : Sebelum gempa itu prestasinya bagus, sesudah gempa itu merosot. Sebelum gempa itu bahasa inggris itu bisa 8 tapi setelah gempa itu cuman 7, 7 atau 6 gitu. Turun dia, belajarnya susah. Kan penerangannya kan ga ada lampu, kalau malem kan penerangannya terbatas, habis itu keadaan rumah juga begini kacau balau gimana mau konsentrasi, terus diganggu adiknya juga. Ya, dia agak nurun mbak setelah gempa, ga kayak dulu, tapi ga terlalu drastis mbak cuman satu-dua gitu mbak. Bahasa inggris sama matematika yang kurang itu mbak, kurang karena kurang belajar mbak. Jadi begitunya saya sering ajari itu ya sering dapat 10 lagi, alhamdulillah sekarang udah ini udah seperti yang dulu lagi. Kemarin waktu dulu pas kejadian gempa itukan saya kurang memperhatikan anak mbak, nilai matematika itu 4, terus 6, 10itu belum pernah. Pas kesini-sini lagi terus saya liat buku baru konsentrasi anak, kalau dulu itu ga konsentrasi anak yang penting anak sekolah itu ya udah. Sekarang itu ya udah 10, sekarang udah naik seperti biasa, kalau guru-guru itukan sepertinya kan udah menerangkan, bagaimana penangkapan murid- muridnya ya terserah.

IE ; itukan dikelasnya An.E (9 th) itukan ada yang meninggal ya dua orang, itu

pernah ga An.E (9 th) nngomongin soal temennya ke ibu.

IR : pernah. (itu nanyanya nanya apa aja?) Mak ada temenku meninggal mak, gitu aja. Ooo,...meninggal karena gempa gitu. Iya, kasihan ya mak ya. Iya, masih muda baru anak-anak udah ini, ga sempat lagi. Iya kalau An.E (9 th) itu udah

slamet itu harusnya bersyukur sama Allah dikasih kesempatan hidup lagi, saya cuman ngomong gitu doank.

IE : Tapi emang dia itu juga ini ya sadar kalau misalnya kalau ada temannya yang udah ga ada lagi kayak gitu ya, soalnya memang waktu ngaji itu sering bertanya nanti kalau diakherat itu, nanya nya sudah kayak gitu menghubungin, kalau disurga itu boleh ga, kalau di surga kita sholat ga?

Ibu ini udah sebelumnya makasih banyak.

VERBATIM WAWANCARA WW.05.OT.05.P.B. 14 September 2006

Responden

: Ny.Sar

: 2 dua An.An (15 th) dan An.Ar(9 th)

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Alamat

: Dusun B Rt.04 Pj, Pundong Bantul

Lokasi Wawancara : Halaman rumah Ny.Sar Tanggal

Catatan Peneliti : Ny.Sar (35 tahun) adalah ibu dari dua orang anak An Ar (9 th) dan An.An (15 th), Suaminya saat ini bekerja di Pabrik rokok di daerah Bantul, sebelum terjadinya gempa 27 Mei 2006 Ny.Sar bekerja pula sebagai karyawan pabrik peci di Bantul. Pada saat ini Ny.Sar membuka usaha kecil-kecilan sebagai kios mengisi pulsa hand phone, usaha ini dilakukan didorong oleh kebutuhan hidup yang meningkat pasca gempa terutama yang berhubungan dengan kebutuhan anak. Ny Sar adalah warga asli di dusun Badan, saat terjadinya gempa yang menghancurkan hampir 90% rumah penduduk maka rumah Ny.Sar adalah 10 % yang selamat dari gempa, meski begitu Ny.Sar mengaku masih belum berani menempati rumahnya saat ini. Selain bersama kedua anaknya dirumahnya Ny.Sar ,memelihara anak dari saudaranya yang seusia dengan anak tertuanya An.An (15 th). Pekerjaan suaminya sebagai pegawai di pabrik rokok sering mengharuskannya mengambil tiga shift sehingga membuat Ny.Sar merasa takut dimalam hari terutama pasca terjadinya gempa. Sebelum menjadi pegawai , suami Ny,.Sar bekerja sebagai TKI di Korea. Dengan pendapatannya sebagai TKI inilah mereka membangun rumah yang cukup besar dan kuat fdi dusun Badan di tanah warisan ibunya Ny.Sar. Wawancara dilakukan dengan santai di siang hari diatas bale-bale (kursi yang terbuat dari bambu), gangguan suara mungkin terjadi akibat suara angin yang pada saat itu cukup keras.

Ket. Ir : Interviewer S : Interviewew

Baris Wawancara dengan Ny.Sar (35 th)

1 S : He’em.. di situ.. nasi kan di dalam.. kan An.Ar (9 th) mau sarapan pagi.. udah mandi.. mak mana nasinya.. Lha nasinya di dalam sana.. Oh.. untung belum

masuk ada itu.. bruk.. dik gempa.. saya ini kan .. saya bawa lari di bawah itu.. trus lihat ini to jendelane greng ogreng ogreng gitu .. saya lari panggil An.An (15 th) sama ponakan saya.. An.An (15 th).. An.An (15 th)

5 .. An.An (15 th) sempoyongan di pintu.. Ir

: Tapi.. bisa keluar? S

: Bisa… trus yang satu ponakan lari ke sana.. (tertawa) trus.. udah keluar semua saya bawa ke sana.. saya kan di itu.. di.. utara buk itu bisa berhenti.. kalo ndak

berhenti kaki saya dah mati.. kena temboknya Mbah Surat itu. . ha di situ..

10 berhenti di situ.. ha.. rumah-rumah baru bruss.. gitu.. An.Ar (9 th) juga tau itu.. makanya dia trauma, nggak mau masuk ruma h.. (tertawa)

Ir : Kalo bapaknya di mana waktu itu? S

: Bapak itu kerja.. ndak tau kalo keadaan rumah kayak gini itu ndak tau.. kan masuk malam, belum pulang, saya.. masuk siang, saya belum berangkat.

15 Ir

: Kalo penghasilan itu terpengaruh nggak bu? Karna gempa ini..

S : Enggak.. Enggak..

Ir : Karna ini ya.. gajinya tetap, gitu ya.. S

: He’em.. Ir

: Tapi kalo pengeluaran untuk keluarga gitu gimana?

20 S : Kalo pengeluaran sih.. besar daripada penghasilan.. Ir

: Iya? S

: Ya anak-anak tu kalo pulsa tu sepuluh ribu ndak sampai satu minggu dah habis, tiga hari habis, dua hari habis. dapur sama a. pokoknya tiap bulannya tu keluarnya tu banyak..

25 Ir : Trus habis gempa itu trus ibu lari kemana? Ngungsi sempet ke ini.. ke.. S

: Ya saya ke.. situ kan..nha saya.. Ir

: Ke sawah-sawah itu? S

: He’em.. ke sawah-sawah itu.. terus itu.. ada berita kalo tsunami.. air laut naik.. saya lari ke barat.. saya tu sampai di bale di situ.. saya kan duduk-duduk gelar

30 tikar sama Mbak Lanjar.. e. kedua anak itu nangis semua.. Mak.mak. (tidak jelas) saya nggak sempat bawa apa-apa to.. sendalan pun enggak.. pake celana segini, pake kaos itu.. (tertawa).. eh.. ya Allah.. sampe trus itu.. sampe jalan.. saya sampe ke tempat Bu Nani itu.. berhenti di situ.. anak-anak nangis semua.. gimana ini .. trus saya dibawa ke.. sana.. ke lapangan dwi windu itu.. he’em.. ke lapangan

35 dwi windu itu trus.. sepuluh hari saya di sana Ir

: Sepuluh hari di sana.. trus pulang ke sini? S

: Pulang ke sini.. saya kan bilang, pak ayo pulang.. kasihan anak-anak kalo mo sekolah.. tapi kalo ingat itu yo tadi tu ada itu bruk gitu tadi pagi.. em.. itu kan trus pak.. An.Ar (9 th) pak.. An.Ar (9 th) kae.. (tertawa) saya tu masuk di rumah

40 tu ya cuma.. kalo tidur malam tu belum berani Ir

: He’em.. tapi.. nafsu makannya gimana? S

: ndak ada nafsu makan.. males.. males rasanya tu.. kalo di lapangan cuma tidur.. males mo ngapa-ngapa tu.. mo jalan-jalan ya males..kan panas..

Ir : Anak-anak juga gitu?

45 S : He’em.. yang pulang itu hari sabtu pulang, trus minggu saya pulang, trus saya.. mendirikan tenda di sini.. trus dah di sini kan sana nakutkan ya saya tembok-

temboknya itu.. udah.. saya trus panggil relawan.. baru saya robohkan, trus dibersihin, ndirikan tenda di situ..

Ir : Sekarang malah betah disitu jangan-jangan..

50 S : Ho’o.. tapi kalo siang panasnya minta ampun.. S

: Ya sekarang sih.. seperti orang linglung gitu lho.. lupa pelupa..gitu.. kalo ada suara apa apa sekarang itu dah gimana ya.. seperti ada gempa itu..

Ir : Kalo ngerasa itu.. seperti ngelihat kilas baliknya waktu gempanya itu? S

: Ngerasa sedih.. ya kalo.. apa ada bunyi.. tadi pagi saya mau keluar itu.. air

55 mata .. (tertawa) apalagi ya dari sini jalan.. kemarin lho dari sini waktu belum ada rumah-rumah itu.. saya liwat.. itu.. dari sini sampai Bantul tu saya nangis terus kok.. sedih.. itu gimana rasanya punya rumah itu.. apalagi kalo rumah saya ini hancur pasti stres saya.. (tertawa)

Ir : Ya janganlah bu.. masak gitu..

60 S : Aduh.. saya bilang.. wah kalo rumah saya itu hancur.. udah anak dua.. ya nggak ada.. alhamdulillah anak-anak slamet semua. . saya bilang gitu..

Ir : Ho’o.. jadi lebih akrab nggak bu setelah gempa ini?

S : Memang lebih akrab Ir

: Lebih deket kan ya..

65 S : He’em.. Ir

: Trus anak-anak pernah ngomongin soal gempa nggak sih bu? S

: ya pernah.. tapi ya.. yang kecil itu yang nggak mau masuk sini Ir

: Tapi kalo yang itu.. yang gedean udah mau? S

: Nggak mau.. ya kalo siang pulang sekolah itu mau istirahat di dalem.. tapi ya

70 cuma sebentar di depan pintu sana.. tapi ke kamar tu ndak mau.. makanya pintunya tutup terus.. tutupan..

S : Kalo yang besar itu malah kalo malam.. mak kancani pipis wis gedhe.. (tidak jelas).. kalo diinget itu ya kadang ketawa.. kadang sedih.. ..

S : Ya tapi tu saya kalo saya kan udah bebas lupa gitu lho kejadian itu sudah

75 berlalu.. gitu lho.. tapi kalo ingat ada orang cerita-cerita itu jadi pusing.. Ir

: Kayak gini juga jadi pusing bu? S

: He’em.. Oo.. nggak kalo kayak gini nggak.. ada orang itu bilang apa apa kalo ndak saya masukkan ya ndak.. tapi kalo gitu denger orang crita gini gini saya

ndak mau.. saya.. yang meninggal gitu pun saya ndak tau.. nyatanya dikuburkan

80 di sini di bawah.. saya tau itu yang bawa kunci tadi bapaknya An.Nd (9 th) kan sini saya lihat itu saya tu kayak mo semaput kok

Ir : Oo.. bapaknya An.Nd(9th).. iya.. S

: He’em.. saya koyo ngene iki malah weruh wong dho.. lha aku malah kaku.. (tertawa).. untung aku lunga nek ra lunga malah mung semaput nandangi kowe

85 thok ( tertawa) Ir

: Bu anak-anak waktu sepuluh hari di lapangan itu pernah ngalamin sakit sakit nggak.. misalnya diare.. apa pusing pusing..

S : Enggak.. Cuma panas.. Ir

: Panas? Tapi karna cuaca ya..

90 S : He’em.. watuk pilek.. saya obatkan ke sana.. trus sembuh saya bawa pulang S

: He’em.. di sini aja e. dapat bantuan ya diterima, enggak ya udah, rumah nggak roboh, yang roboh cuma belakang.. saya bilang gitu … jadi saya tu seratus persen nggak mengharapkan bantuan.. kalo dikasih ya mau kalo nggak dikasih ya nggak papa

95 Ir : Tapi dapat bantuan nggak bu? Yang.. apa ya.. jatah hidup, buat nasi, gitu gitu? S

: Dapat Ir

: Dapet? S

: He’em.. yang sepuluh kilo itu to? dapet.. sepuluh kilo dapet, sembilan puluh dapet.. tapi entah ini besok kalo rumah itu ndak tau

100 Ir : Ho’o itu orang-orang cemas.. harap-harap cemas.. kalo waktu awal-awal gempa itu yang paling ibu cemaskan itu soal apa bu?

S : Anak-anak.. Ir

: Anak-anak.. S

: Ho’o.. anak-anak yang pertama itu.. 105

Ir : Tapi kan tau anak-anak selamat semua S

: Anak-anak selamat semua ya hati saya ya agak mendingan.. tapi kalo enggak.. (tertawa)

Ir : Kalo.. kondisinya sekarang ini.. ada sesuatu yang dicemaskan nggak bu?

S : Ya cuma kalo mo tidur di dalam takut ada gempa lebih besar lagi.. Nanti kalo 110

ada di tengah malam gimana kalo bapaknya ndak ada.. S

: kemarin bilang.. besok kalo dah ini saya kelas enam beliin motor..

S : An.Ar (9 th) tu dah bisa.. apalagi HP itu yang ngirim pulsa itu dah tau.. waktu kecil.. kan bapaknya pergi tu saya beli HP.. tapi dulu kan belum seperti sekarang ini HP masih mahal.. saya kan beli di Dongkelan sana.. satu juta enam ratus dua

115 puluh trus saya jual kenapa.. laku berapa.. enam.. enam ratus.. sekarang anak- anak minta.. dulu kan belum tahu.. ah.. punya HP buat apa.. bapaknya (tidak jelas) kan gitu..trus saya jual.. ee..sekarang kok anak-anak minta..

S : Modelnya cuma itu.. tapi sekarang udah.. lain.. Ini yang besar yang ajar itu.. komputer.. mak.. komputer mak..

120 Ir : Ya ampun.. S

: Aku kok saiki ki anakku ora kerja malah nuntut wae.. Ir

: Kalo kayak gitu pusing nggak bu? S

: Pusing.. ya.. Ir

: Tapi kalo bilang gitu trus kayaknya dituruti tu sama ibu.. gimana pun diusahain 125

S : Ya saya tu kan inget ya dulu kan di itu.. di Bantul.. kan ada anak kelas empat, ya seperti An.Ar (9 th) gitu.. minta sepeda gini.. nggak dibeliin sama orang tuanya lha dia kan nggantung.. saya takutnya gitu.. kalo anak-anak itu berbuat yang nggak nggak gitu saya takutnya..

Ir : Ya nggak lah kalo dikasih pengertian.. 130

S : Ya mbesok kalo ada rejeki saya belikan, tapi kalo.. nggak ada ya nanti.. sabar.. yang penting sabar.. nanti Tuhan kan ngasih itu rejeki..entah dari mana ndak tau.. saya bilang gitu.. ha ini yang besar minta sepeda motor.. tadi baru mbayar itu.. daftar ulang.. seratus lima puluh..

Ir : Bapak sama ibu ini ya.. kalo ngebesarin anak-anak itu kayak kerja sama ya.. ayo 135

kita berdua.. gimana ngusahain supaya ini.. S

: Iya..yang besar itu juga sakit-sakitan kok.. sakit asma.. alhamdulillah ini nggak kumat

Ir : Iya padahal banyak debu-debu S

: Kalo kumat itu saya takut 140

Ir : Iya.. kan biasanya langsung ujian ujian kan bu.. S

: Iya.. mamak tu gampang kalo cari uang.. tapi nanti.. belakangnya (tertawa).. tinggal tanda tangan turun… (tertawa) tapi An.An (15 th) itu kalo pake kendaran ndak mau.. hati-hati.. dia itu sering jatuh kok dari kendaraan saya tu motor itu dah ganti.. berapa kali.. wong beli tu yamaha itu lho tujuh puluh.. trus ganti

145 yamaha.. apa itu, yang item itu trus ganti vega.. vega juga ganti gajindo (tertawa) gajindo tu malah kondang di Bantul.. Gajindo malah kondang.. (tertawa).. wah.. iki ki ndhe’e wong kondang.. kan kalo di itu.. ditangkap polisi juga.. ki ndhe’e wong kondang (tertawa)..

Ir : Waktu dulu.. setelah-setelah gempa itu.. anak-anak sempet ini nggak bu? Susah 150

tidur.. kayak-kayak gitu.. S

: Ya.. susah tidur kan di lapangan mbak.. nggak tau.. ndak pernah tidur di lapangan kan.. trus ini malam pertamanya kan hujan.. dua malam apa tiga malam itu ndak bisa tidur.. kan kalo lihat langit.. kalo malam itu kan banyak bintang- bintang.. e nggak taunya ada itu mendung..trus turun hujan.. malam pertama itu..

155 nggak ada tena, nggak ada apa apa..trus cuma pake.. apa itu.. ngambil terpal di.. pabrik itu dipake cuma gawang itu.. eh hujan ndak bisa tidur ya cuma jongkok gitu aja.. itu.. kan ada tenda-tenda nah itu hari Senin.. hari Senin tu baru ada tenda, apa-apa datang.. hari Minggu tu ndak ada apa-apa.. gitu.. air air di Masjid Agung itu pun ndak keluar, rusak..

160 Ir : Masjid nggak kenapa-kenapa bu? S

: Ya kalo mesjidnya ndak apa-apa.. kan masih dibangun.. Cuma itu.. untuk wudhu itu lho yang rusak-rusak.. kamar mandi itu thok.. anak-anak juga susah di sana itu,, pengennya pulang.. terus.. sampai nangis-nangis..

Ir : Trus pulangnya sini langsung kayak biasa aja maen.. gitu? 165

S : He’em.. Ir

: Langsung maen.. S

: Tapi.. jangan di jalanan.. masih rame.. bilang gitu. kalo yang kecil itu masih takut.. kalo siang ya keluar.. tapi kalo malam itu dah nggak keluar.. sekarang ini malah keluar.. TPA..

170 Ir : Iya.. semalem malah sampe agak malem S

: Saya di rumah sendiri kok.. Ir

: Kalo ibu sendiri punya keluhan sakit-sakit fisik bu setelah gempa itu? S

: Enggak Ir

: Nggak ada? 175

S : Enggak.. Ir

: Bu anak-anak terutama An.Ar (9 th) itu ini nggak bu? Maksudnya pasca gempa.. bar gempa itu suka menangis tanpa sebab.. gitu.. gitu..

S : He’em.. mungkin dia ingat kejadian itu.. Ir

: Kalo sampai sekarang terkejut sama suara-suara yang keras juga iya? 180

S : He’em.. Ir

: Eh iya.. ibu juga sama.. S

: Kalo ada suara keras gitu.. aduh.. apalagi kalo tengah malam itu, nggak ada bapaknya.. An..An.. saya..panggil anak-anak.. (tertawa) Ya kalo ada suara keras tu.. saya.. bangun pagi.. ah di sana gelap ya, gunung ndak keliatan.. saya liatin..

185 gitu aja.. apa itu air.. kalo pagi itu.. saya kan.. lihatnya sana terus.. air..air .. Ir

: Ibu emang ngebayangin apa? Tsunami? S

: He’em.. Ir

: Ya ampun.. S

: Padahal kan.. kalo malem itu suara gelombang.. gelombang laut itu kan denger 190

dari sini.. itu kadang.. nggak tidur saya kali dengar itu.. Ir

: Ya ampun.. ibu.. ini kayaknya ibu deh yang mesti di ini.. terapi bunyi- bunyinya.. saya aja nggak denger bu suara laut jauh begitu..

S : Denger.. Ir

: Iya? S

: He’em.. kan keras.. kadang keras kadang enggak (tertawa) bapaknya kalo tidur di rumah juga.. pak pak.. suara laut..

S : Seperti nggak normal lagi lah.. Ir

: Jadi kagetan ya bu? Kagetan sama..sama ini.. lupaan .. S

: He’em.. pelupa.. Ir

: Itu lupa mungkin karena terlalu tegang bu..

S : Pokoknya kalo ada suara keras.. ada apa.. dulu tu nggak..itu waktu masak di situ kan.. Ir

: Ada di sini.. S

: Ho’o.. udah capek kan.. kesana kemarin lha iki opo..wong tak pangku kok digoleki (tidak jelas).. apalagi taruh uang kalo pagi anak-anak minta itu..sangu..

Ir : Lupa? S

: He’em.. tapi yang kecil marah-marah.. mamak.. sangu.. tu kalo sangu itu yang besar dua ribu yang kecil juga dua ribu.. tapi kalo.. yang kecil itu.. saya bilangin.. dik ojo anu ro mas An.An (15 th).. Mas An.An (15 th) ki wis ngalah.. kowe ki wis akeh..k owe jajan sepuluh ewu koyo ngono.. mas An.An (15 th) dua ribu.. kan tadi pagi dua ribu.. ini mau les ini dua ribu.. mas An.An (15 th) cuma empat ribu.. sepuluh ribu.. sepuluh ribu.. tadi pagi dua ribu.. dua belas ribu.. hayo.. (tertawa) trus kalo yang besar.. nek anu meneng wae.. nek wis tak iseni pulsa meneng wae.. ra sah ngomong ro adhine.. (tertawa) kalo nggak di gitu.. wo yang kecil itu.. nuntut.. saya kalo beli satu ya beli dua.. nggak bisa beli satu.. kalo beli ini kan ..

wah adek vega.. wis.. kurangane opo.. sepatu ki regane satus.. (tertawa).. tas seket.. saya bilangin gitu.. wis njaluk duit nggo tuku celana.. saya gitukan.. kalo ndak gitu. dia pasti.. kagok.. kduite dhewe duit kalung.. saiki wis dho gedhe ra sah meri-merinan.. sesuk bakale dho keturutan.. asal mamak ro bapak ki isih urip isih iso kerjo.. saya bilang gitu.. pokoke anggere kowe ki dho berdoa.. ora dho ribut wae.. yo kadang.. saya keras.. kadang bapaknya yang keras..

IR : Kekhawatirannya ini ya kalau anak sampai apa ya, ga dirututin terus jadi stress, anak jadi depressi atau kayak gitu? IE 2 : Lha iyo, nanti takutnya kalau dia itu putus sekolah. IR

: Jadi kesannya putus asa gitu ya,…(he em,…) IE 2 : Pokoknya ya itu, ya saya turuti tapi dia harus punya tanggungjawab sekolahnya

itu. Pokoknya saya ndak nuntut apa-apa kalau sama anak itu udah, cuman itu satu itu dia itu harus belajar yang rajin. Nyatanya juga gitu, saya juga bilang ―An, bapak sama

mamak itu ora,ndak ada tututan apa-apa yang diminta dari kedua orang tuamu itu ya cuma satu, Kamu itu rajin belajar.‖ IR

: He em,…malah ndak bisa nglanjut. IE 2 : he em,..saya gitu. Sakiki disekarep wae, lha iki wong cita-citane durung muncul

sesuk ki le duwe cita- cita ki nak wis SMA lha sakiki agek…. IR

: Bu udah ya, cukup dulu ya Bu Makasih banyak

VERBATIM WAWANCARA WW.06.OT.06.P.B. 15 September 2006

Responden

: Ny.Si

: Dusun BadanRT.01 Panjangreji, Pundong Bantul

Lokasi Wawancara : Rumah Ny.Si Tanggal

: 15 September 2006

Waktu

: 14.00-15.00

Catatan Peneliti : Ny.Si 56 tahun sehari-hari bekerja sebagai pedagang ikan keliling, sedang suaminya bekerja sebagai buruh lepas. Ny.Si mempunyai tiga orang anak, pada saat terjadinya gempa Ny.Si sudah berangkat ke pasar untuk membeli ikan. Suami beliau menjadi korban terkena reruntuhan di kepalanya. Rumah beliau roboh dan saat ini tinggal di rumah yang terbuat dari bambu. Selama 10 hari pasca gempa Ny.Si sekeluarga mengungsi di rumah keluarga yang berada di Godean.

Ny.Si merasa banyak perubahan terutama pada penghasilannya, hal ini disebabkan akibat naiknya harga-harga serta meningkatnya kebutuhan hidup terutama yang berhubungan dengan anak-anak, karena gempa ini pula ia membelikan ketiga anak-anaknya hand phone, hal ini disebabkan ia tidak ingin anak-anaknya menjadi stress karena gempa. Wawancara dilakukan diluar rumah dalam kondisi santai, gangguan disebabkan oleh faktor alam yaitu angin dan juga kendala bahasa, peneliti yang hanya sedikit memahami bahasa jawa dan Ny.Si yang tidak dapat berbahasa Indonesia. Pada beberapa bagian terjadi gangguan pada kualitas suara wawancara dan juga pada pertanyaan serta jawaban yang tidak saling berhubungan.

Ket. Ir

: Interviewer S

: Interviewew

Baris Wawancara dengan Ny.Si (56 tahun)

1 Ir : Itu.. anak-anak.. setelah gempa..

trauma nggak di rumah..

S : Anak-anak? woo. kadang ki tiga hari ra mangan barang.. tiga hari.. jan blas ra gelem mangan opo-opo.. dadine koyo trauma..

Ir : Anak-anak to yang malah kayak gitu..

5 S : Ngono kabeh.. mung dikon maem wae.. opo-opo emoh.. mung dhelag dheleg.. wedi.. corone ki koyo koplok kae.. nek aku kan ora koplok wong mergane ra weruh… ha nek dhe’e ki tak ke’i bangsa maem ki tak dulang-dulang tetep emoh.. yo njaluk opo le.. tak tuko’ke tetep emoh.. ndhe’ne.. yo waras.. ora loro.. ora mag.. ora..

10 Ir : Tapi nggak pa pa badannya? S

: Jan awake ki yo ora lemas.. ora opo ki yo biasa.. Ir

: Cuman nggak nafsu makan.. S

: Sing lanang ki malah susu yo ra gelem.. ming medang we mung wedang putih kendhi kae lho.. mung dhelag dheleg.. yo pokoke koyo trauma.. carane ki

15 trauma.. Ir

: Udah berani tinggal di rumah tembokan gitu bu? Enggak? Pas di rumah.. S

: Neng kono ki neng njobo terus.. ra gelem.. turu ning njero ki barang.. pokoke bali neng tendha.. ning sekolahan.. ngarep sekolahan.. ning njero ki gemang.. pokoke aku ra gelem bobo’ ning njero mengko ndak kerubuhan.. padahal nang

20 kono ra ono gubuke.. nganti seprene ki mbok ning ngomah ra gelem kok ning njero.. ning njobo terus.. dadine mbok.. nggawe tendha ning njobo.. wis nang njobo mengko tak junjung neng njero.. mbarang nglilir yo nangis ngejer-ngejer.. nagis trus mlayu metu.. dadine yo mentale ki saking kagete.. mlayu metu yo tak 20 kono ra ono gubuke.. nganti seprene ki mbok ning ngomah ra gelem kok ning njero.. ning njobo terus.. dadine mbok.. nggawe tendha ning njobo.. wis nang njobo mengko tak junjung neng njero.. mbarang nglilir yo nangis ngejer-ngejer.. nagis trus mlayu metu.. dadine yo mentale ki saking kagete.. mlayu metu yo tak

25 njunjung aku mlebu.. ning njobo ki adem karepku.. tak junjung ning nangis.. mlayu metu.. nglilir ki ngerti nang njero ngomah trus mlayu metu.. saking gilane ki.. le gumunku ki bocah sak gilo-gilone ki trus pikirane ora njomplang banget.. pikirane rus ono opo ono opo ning trus tak turuti jalukane opo.. dadine ben rodo lerem ngono lho..tak turuti jalukane opo ra ketang mbuh duite.. (tertawa).. ning

30 kok yo ndilalahe kok yo trus pulih.. pulih.. ning le maem dhisik dhewe sithik.. banget.. yo tur njuk koyo biasa.. biasa..

Ir : Kalo tidurnya di sana bisa tidur? Di tenda sana? S

: Yo iso turu ning nek ning njobo.. nek ning njero ra gelem.. ra gelem turu.. pokoke ning njero kono.. ndelok nganu ndelok tivi ngono let sedhilit wis mlayu..

35 wis mlayu mak.. gek metu wae mak.. wis pokoke..suwi-suwi ki ra gelem trus kepiye.. yo saking jenise.. yo saking gilane kuwi.. ning nek saiki tak kira yo anu.. ning seprene ki yo rung tau ning njero omah kok yo..

Ir : Iya.. di sekolah ya masih di luar sih.. S

: Ning sekolah yo ning tendane dhewe kuwi.. yo rung njero.. iki paling ora yo

40 ngene iki kok.. suk nek gawe omah ra sah boto mak.. lha suk nik nggo boto piye..

ah pokoke suk nek nggo boto yo sa’karepmu pokoke aku arep neng kene.. lha isih gawe wong kowe isih enom kok.. lha sesuk kowe ki gedhe.. ndilalahe kok..

Ir : Kalo sekarang ibu khawatirnya tu soal keluarga apa bu? Karena rumah atau karena mungkin musim hujan.. atau bahan makanan.. bagaimana bu? Yang bikin

45 gelo.. bikin gelo sekarang ini malah S

: Oo.. nganu.. upama nek udan mengko semelange opo po piye ngono? Oo.. semelang nek udan yo ra popo.. wong yo.. corone wis ono sik nggo ngeyup.. nek upomo mbiyen rung ono sik nggo ngeyup ngono yo susah.. dadi ngko nek udan deres njuk kepiye.. ning nek.. kan nek nggon tendha ngene iki yo mesthine kan

50 nek awan panas nek mbengi adhem.. mesthi susah.. ngene iki kan nak panas banget to mbak.. rasane ra penak ning awak.. ha ning nak yo.. kuwi yo wis kepeper yo arep piye meneh.. (tertawa).. wong arep yo piye lha wong nggone ra eneng.. jane karo bapakku.. eh karo mboke nggone bojoku kono ora entuk kon manggon kono wae.. ning anak-anak ora gelem.. ra gelem pindah kono..

55 sekolahe pindah kono ki ra gelem.. mongko wis tak daftarke barang lho mbak.. tak daftarke ning kono wis ditompo yo an.. ning cah-cah dho ra gelem.. yo wis.. wis nggon koyo ngopo-nhopo kae yo manggon kene..

Ir : Akhirnya balik lagi ya bu.. S

: Sing kono yo ora.. jane.. mesa’ake corone ki.. wong yo kono carane ki wong

60 omah yo turah.. wong simbokku ki omah loro ming dinggoni simbokku dhewe nak yo turah.. ning cah-cah sing ra krasan.. soale ket cilik ning kene.. nek upama ra ning kene yo tak kiro yo krasan..iku ra gelem ra gelem.. sekolah ning kono gemang aku mak.. mengko nang kono ra ono koncone.. padahal koncone yo okeh neng ra koyo kene.. kemraketane kan kurang ..

65 Ir : Ni ibu mulai jualan lagi sudah berapa lama sejak gempa? S

: Bar gempa.. paling.. dua puluh lima hari.. Ir

: Dua puluh lima hari setelah.. S

: Lete dua puluh lima hari.. le ra dodol sa’ploke gempa.. bar kuwi yo trus dodol yo ra ketang sithik-sithik.. ning ndilalah malah tarik mbak.. malah upama

70 nggowo piro yo tetep entek.. tur hargane mahal malah.. padhane malah sok ming rolas dadi nembelas.. limolas.. kan mahal.. soale uwong-uwong malah.. sik tuku kuwi malah dho ngomong.. ah mbangane nggo nggawe omah nggo mangan wae wong omahe rubuh we.. dadine kuwi.. ning nyatane yo malah tarik.. seprenene ki kok ndilalah ki nggolek hasil gampang.. wis Alhamdulillah.. corone wong golek

75 pangan ki lak nggo dalane dhewe-dhewe.. dadine yo.. wis sethithik sethithik sedina ki entuk… yo keno nggo njajake anake.. keno nggo.. pokoke nggo ngragadi anake.. yo ming ngono.. anake dho nakal kabeh.. loro ki dho nakal kabeh.. ora eneng sing ora nakal.. sansoyo sik cilik kuwi .. si’ An.Nd (9th).. An.Nd (9th) nakale.. ning yo arep kepiye meneh..

80 Ir : Tapi anak-anak itu begitu kembali ke sini lagi sama temen-temennya itu udah maen.. kembali seperti biasa?

S : Wis biasa.. trus sabane ning mbale mbak.. sabane ning mbale kan ono seko.. ngendi.. (tidak jelas) opo ngendi.. sik manggon ning kono.. seko luar negri lah pokoke.. ono sik manggon ning kono.. trus dhe’e ki sabane karo kuwi terus.. karo

85 sing kono terus... wis sedina-dinane ning kono terus.. engko mulih, sholat..awan ki barang trus engko ndhono meneh.. engko mangane wis kono sik ngenei.. dadine ki cahe.. corone dihibur ning lapangan kuwi.. ning kono ning lapangan.. dadi nang kono sa’ploke.. suwi ha mbok ngantek meh telung sasi.. yo.. loro setengah mungkin.. kuwi nang kono terus.. dhe’e ki wis ro kuwi.. terus..seprene

90 isiho’ mbak.. isih sok opo kuwi nelpan nelpon kuwi lho.. opo.. ra dhong aku.. Ir

: Oh.. masih.. apa mbak Febri.. S

: Mbak Fera.. lha kuwi.. sa’ ngantek.. borose ra ilok-ilok (tertawa).. nganti ngger anu mung nelpan nelpon.. dadi.. sing kono yo isih sayang, sing kene yo saking kemraketane le dho anu ki.. dadine rak bocah seneng.. koyo njenengan niku nak

95 saiki nak nyatane yo.. dho nginthili.. dho melu njenengan to.. nha.. ngono kuwi.. yo an.. terus wae ngono kuwi.. ning ndi ndi.. nik padhane ah esuk-esuk wis mruput ndhono.. angger bar subuhan trus dho adus trus ndhono.. saking anune.. kemraketane.. ning sik kono yo sayang tenan.. dadine ki yo bocah.. kan sayang ro bocah yo bocahe ki yo kemraket..

100 Ir : Cepet deket anak-anak itu.. sama siapa juga jadinya.. S

: Dadine ki njur seneng.. mulane saiki yo seprene ki isih sok ngebal-ngebel.. lha gek entas diise’ke kok yo andang entek.. (tertawa)

Ir : Padahal yang maen nanti mamanya S

: Saking anune iku.. saking sayange.. nek ra sayang ora bakalan.. ngebal-ngebel 105

ngebal-ngebel ngantek e. Ir

: Ibu.. bar gempa itu,, hubungan keluarga jadi lebih dekat? S

: Dekat.. sa’ nganu.. Ir

: Sekeluarga.. satu keluarga S

: Oo sa’ omah.. ya terus.. terus anu.. tetep sayang.. ora piye piye wong.. sing 110

koyo bapakne.. trus ngulon maleu ngulon.. ngetan melu ngetan.. wis podho podho.. ora.. ora.. piye piyene ora.. kabeh ki pokoke biasa.. soale njuk pikirane ki yo.. kepiye iso le pulih koyo mbiyen.. lha nek.. nek ora yo teneh ngko dho njomplang..pikirane.. ning yo pokoke yo wis tak tentrem tentremke.. malah ora.. ora nduwe pikiran bangsa.. kae omahku kok rubuh.. ora mikir.. wah piye omahku

115 rubuh pokoke aku susah tenan.. ora.. wis ben.. yo wis ben.. wong agek.. corone 115 rubuh pokoke aku susah tenan.. ora.. wis ben.. yo wis ben.. wong agek.. corone

120 Ir : Kalo untuk ibu sendiri hikmahnya itu apa bu? Ada bencana ini ada hikmahnya nggak sih? Kira-kira.. apa ya.. ada bencana ini.. bersyukur masih hidup.. ada hikmah atau pelajarannya.. dari bencana ini..

S : Oo.. ngantek dadi.. nek iso ki yo isih urip.. tekan suk.. ngono.. oh yo.. yo penuwune ngono kuwi.. nek iso ki yo ngantek sa’ kabeh sa’keluarga ki isih nek

125 iso ki.. penuwune isih arep slamet arep urip sa’ teruse.. nek iso kan nek golek sandhang pangan nek iso kan di lar ke..arep gawe cara koyo mbiyen meneh.. nek

pulih nak yo.. saking senenge to.. nduwe penjangka ngono kuwi.. ning yo mbuh perkorone ngene nak yo ra ngerti to.. nasib to mbak.. upama putuse eneng opo- opo nak yo ra ngerti.. nek ning upama rubuh meneh yo uwis.. wong soale ngono

130 kuwi yo ra ngerti tenan . Ir

: Ibu ini dapet bantuan nggak sih bu? Dari kelurahan.. atau dari dukuh gitu.. Bantuan ada?

S : Seko PMI ki anu.. yo ming gur alat- alat pertukangan kuwi lho.. ho’o alat pertukangan ..

135 Ir : Kalo untuk apa.. bahan makanan.. pangan gitu ada? S

: Lha kan maune anu.. duit sembilan puluh.. sa’ uwong.. sa’omah.. dadine anu sangangpuluh ping papat.. trus karo berase wong siji sepuluh kilo.. trus kabeh nek wong papat rak patang puluh.. ning kuwi mau ndilalahe sing kuwi mung sepisan kok an le oleh.. jarene nek mbiyen tiga bulan berturur-turut.. ha ning yo

140 ming sepisan iki je.. omonge disiarke nggon radio muni.. tiga bulan.. berturut- turut..

Ir : Tapi ternyata.. S

: Ternyata ming satu kali..ming gur entuk satu kalie..yo kuwi mung beras patang puluh kilo.. karo duit.. dadine sangang puluh ping papat yo.. telungatus

145 suwidhak.. kanggo pirang-pirang sasi.. nek wong ra golek po kanggo.. (tertawa ) Ir

: Ibu masih ngarepin bantuan pemerintah yang.. uang ini nggak? Untuk uang yang katanya bangunan.. itu.. segala macem masih.. mengharapkan itu nggak?

S : Nek aku yo isih kepengen dibantu..ning yo mbuh opo.. ngono lho.. kapan.. Ir

: Ho’o.. mundur terus katanya ya.. 150

S : Mundur terus ning nyatane yo endi.. seprene yo urung.. jane yo ngarep-arep.. soale engko nek nyatane keno nggo imbuh-imbuh kan.. mongko awake dhewe le golek sethithik.. entuk sethithik kan nek kuwi iso dinggo duit imbuh.. ning kok yo ora.. ora ono sing nge dhukke.. lha embuh kok yo ora metu-metu.. nyatane.. endi endi dho entuk opo opo.. tapi kene yo ra entuk je.. sing daerah kene.. soale yo

155 embuh corone sing golek kuwi po yo nek sik liyane kan corone wong sing gedhe- gedhe kuwi kan munggahke surat-surat kuwi.. mesthi ngono kuwi.. kono kan ra ngedumi.. nek sing ngene ki rak.. ra entuk opo-opo.. ning yo nek koyo cara aku ra entuk yo ra popo.. yo ra banget-banget le.. opo iku.. le arep njaluk bantuan ki ora banget-banget.. ha engko nek dipikr tenan malah..

160 Ir : Nanti kecewa.. nggak ada ternyata.. S

: Lha malah.. nyatane dipikir banget malah nyatane ra eneng.. malah mentale..

Ir : Nanti stres.. kalo terlalu berharap itu malah kayak gitu.. S

: Kudune ki sik penting ki yo e.. le usaha dhewe Ir

: Apa yang bisa diusahain 165

S : Ho’o.. usaha kepiye carane.. nek aku ngono mbak.. ora malah.. wah aku kok ra entuk bantuan.. nek ngono malah nyatane ora entuk entuk mengko malah stres dhewe.. nek aku mung ngono.. nek salong salong uwong dho nyalahi sing satu bulan entuk anu tiga ratus.. gek terus entuk iki.. beras.. satu bulan tiga kali.. lha aku ra entuk opo-opo mbak.. ning aku yo ra popo.. berarti aku yo nduwe aku..

170 sa’jane yo ra nduwe.. ning nyatane ra tau entuk nak berarti wis wong nduwe.. ning yo wis.. yo wis ben ra popo.. ra nduwe ra popo

Ir : Ni ibu sekeluarga nggak ada yang ngerasa.. misal.. pusing-pusing nggak setelah gempa.. sering pusing.. gitu..

S : Ora mbak nek aku.. biasa.. 175

Ir : Sakit perut gitu.. diare.. S

: Ora.. ra popo.. biasa nek aku.. soale terus anu kok mbak nek aku ki corone ki di.. dihibur karo.. sedulurku kabeh kono.. trus dadine dho dilerem dileremi.. wis ra sah susah.. perkoro omah nak suk yo iso gawe.. suk suwi-suwi wis nduwe barang yo dho iso nampa. . dadie kan aku ra banget.. le susah ki ora banget..

180 dadine trus di.. aku priksa tensi barang ki ora munggah.. nek biasane kudune munggah.. ngantek sek bu nani ki ngene.. ha kowe kok ampuh.. kok koncone dho munggah kok kowe ra munggah.. lha kula anu kok yo bu.. kula Islam kok..

Ir : Kalo anak-anak? Anak-anak.. S

: Nek bocah-bocah.. yo.. yo biasa.. bar nek wis rampung-rampungan bar dho iso 185

doyan mangan kuwi yo wis biasa.. ora.. Ir

: Nggak ada sakit-sakit.. S

: Ora lara yo ora.. ora trus mumet panas ki malah ra tau je .. sa’ ploke yo mangan.. nek mbiyen kan sok panas.. watuk.. yo ming iku mbak watuk.. kan umum to iki..

190 Ir : Iya bu.. banyak.. kena debu mungkin ya.. S

: Yo ming kuwi.. watuk pilek kan umum.. ming iki.. yo iki.. kena watuk pilek kuwi mung an.. ning nek nggon penyakit liya-liya ora opo.. yo Alhamdulillah dho iso kuwat corone ki.. ora pokoke ki ora trus koyo nek.. opo yo kuwi jenenge.. nek ora tahan kan njuk ngepir to.. pikrane ngepir ngono lho.. neng ora.. ora kabeh dho

195 an.. ndilalahe.. terus nek saiki wis koyo biasa.. koyo.. koyo wong nduwe omah jane.. jane ra nduwe ning pikirane wis biasa.. ora nduwe pikiran sing piye piye

Ir : Nggak ada dibawa susah ya bu ya.. S

: Ora susah.. neh ra lemu mbak aku.. (tertawa) Ir

: Rahasianya itu ya bu.. 200

S : Nek susah mesthi kuru mbak.. nek susah mesthi kuru awake Ir

: Ho’o.. udah keadaannya panas panas.. S

: He em.. ning malah gelis.. malah cepet lora lara lho nek wong susah Ir

: Ho’o.. sebentar-sebentar pusing tiap hari.. ada yang.. o iya.. ada beberapa ibu- ibu tu yang saya tanya.. katanya hampir setiap hari tu pusing.. baru anaknya apa

205 sedikit tu dah a. S

: Anu.. yo le mangkel karo nek mumet ki yo nek kuwi lho nek anake ki njaluk opo... sa’ sedhilit kudune iki njaluke opo.. ngono kuwi njut mangkel.. ning nek : Anu.. yo le mangkel karo nek mumet ki yo nek kuwi lho nek anake ki njaluk opo... sa’ sedhilit kudune iki njaluke opo.. ngono kuwi njut mangkel.. ning nek

: Jadi kalo mangkel ke anak-anak soal apa bu? Karna pake pulsa.. telpon.. gitu 210

gitu ya bu.. S

: Ho’o.. pulsa.. ha sek gedhe iki mbak tas tuku.. wis nduwe HP dhewe, ning hargane ming lima ratus.. kan ringan.. trus sing cilik kan lanang, sik An.Nd

(9 th)ne kan sik ono kamerane, sing kakangne mboten, trus sa’niki kakangne njaluk sing nopo niku wingi ki.. we setengah pakai sa’yuto.. telungatus suwidak

215 kuwi lho.. opo jenenge.. sik sa’kothakan kuwi lho.. ngene ki bentuke.. Ir

: Oo.. kamera digital.. S

: Anu kuwi lho sik sok dinggo yo nggo ngrekam nggo opo opo yo keno ning.. sing bentuke sa’mene kiyi.. koyo sa’ ngono kae.. agek tas tuku agek nopo sepuluh bulan mbak.. karepe maune mung golek pirang ndino pokoke tanggal semene

220 mak tuku.. nek wis tekan tanggal sa’mene kok yo rung nduwe duit aku yo mumet ning.. jane nak mikirke iku.. ora mikirke le ra nduwe omah kuwi blas ora.. mikirke le nggon anake le dho rewel njaluk opo-opo kuwi (tertawa)

Ir : Tapi emang ya sebisa-bisanya ya itu anak-anak dituruti gitu ya bu.. S

: Yo.. nek iso.. nek iso ki yo tak turuti.. suk nek mbok menawa suk nek gedhe ki 225

yo.. engko nek ora aku semelang lho mbak.. soale iki kahanan koyo ngene.. pikire ki nek mengko nek corone pikire kuwi sing tak semelangi ming kuwi.. kahanane lagek koyo ngene ki kan lagek dho corone pikirane rung mapan

Ir : Ho’o.. kalo orang dewasa ma akhirnya kan ya udah..misalnya jadinya.. ya tawakal aja kalo misalnya kalo udah dewasa kayak gitu kan ya.. kalo anak-anak

230 kan belum ngerti ya S

: Trus tak ngene ki.. golek kene yo golek dhewe agek kapan.. dadine malah nduwe telu.. sik siji tak kon ngedol gemang.. sik le tuku sik mbiyen nika lho.. sik mbiyen sik dhek sik anu.. sik mbiyen kan yo setengah pakai mung an.. saiki takon ngedol rekane malah.. nggo kowe mak.. alah ngantek koyo bos nggowo koyo

235 ngono.. (tertawa).. yo wis dho nyekel dhewe-dhewe meksa mbak.. maune gek urung anu.. padu.. wae.. cah loro kok.. ngger sik ciliki digawa sing gedhe, sing culuk nesu nangis.. sing marai mergane.. sing apik sing cilik kuwi mau.. nek upama apik sing gedhe ngana.. jane mbiyen sing gedhe disilih adhine ra oleh.. ning sa adhine sing nduwe, wo.. ngrebut.. ngrebut wae.. njaluk.. ning yo

240 alhamdulillah iso nuko’ke.. ra ketung mbuh sesuk meneh.. (tertawa) kabeh anak nek iso ha iyo to mbak.. nek iso yo.. karang yo bocah yo..

Ir : Ha ini kira-kira berapa lama ni ibu mau tinggal di ini ni. belum ngebangun.. sebelum ngebangun..

S : Le piye.. 245

Ir : Ya.. berapa lama S

: Le tak tinggal lungo le sa’durunge gawe kuwi? Ir

: Iya S

: Paling.. dua puluh lima.. hari Ir

: Dua puluh lima hari.. 250

S : Ho’o lete.. wong aku soale wis seko kono piri ngono trus gawe iki manggon agek pirang ndina njur let seminggu lagi gawe iki.. paling seprene.. nek le gawe iki thok.. satu hari..

Ir : O satu hari?

S : Jadi.. jam delapan tekan kene, terus leren-leren.. leren-leren trus lekas gawe.. 255

tekan jam limo ki wis rampung wis dho adus wis dho anu pokoke rampung.. ning wong pat belas.. ning yo kuwi wong seko kono kabeh.. ning yo wis anu wis siap.. teka-teka wis ono gedhek, ono seng, wis ono paku-paku.. wis siap.. wis ora ndadak mlayu golek kae.. kayu kan mung kari njikuk bekase kuwi.. sedina rampung.. nek ngono kuwi malah iki nggawe iki malah nem dina (tertawa) yo

260 nek.. gawe kandhang kayu ki yo nek ra nduwe yo tobate.. sesuk nek udan.. ketoke wingi nak pun mendhang mendhung to.. neng keri-keri ra sido.

Ir : Ibu tu anaknya tiga ya bu ya? S

: Anakku? Telu.. Ir

: Tiga.. yang pertama itu umurnya berapa ya bu S

: Yang pertama.. An.Wa Ir

: An.Wa.. itu.. umurnya berapa? S

: Sanga siji mbak.. sanga siji ki taun sanga siji.. Ir

: Berarti sekarang enam belas.. enam belas tahun ya? S

: Iki.. iki pira iki mbak? Ir

: Sembilan eh.. dua ribu enam.. Trus yang kedua itu.. tahun.. S

: Sanga pitu Ir

: Sembilan tujuh.. Trus yang terakhir? An.Nd (9th)? S

: O yang.. kan sing terakhir iki.. yang kedua tidak ada.. Ir

: Oh.. maaf.. S

: Anu crah.. sik kedua.. sik ketiga ki sik An.Nd (9th).. ketiga.. iki sembilan tujuh.. nek sing pas adhine.. adhine Wawan maune ki embuh.. neng ra eneng ra gelem di mong.. dadine telu.. Telu isih dibagei loro ki yo wis alhamdulillah wis iso ngragadi.. wis seneng.. jamane saiki lanang wedhok podho wae njaluk ragad.. podho wae.. podho wae njaluk montor.. dho njaluk opo-opo kuwi to mbak nek saiki.. ora koyo mbiyen..mbiyen anggere wis k e’i sego tuko’ke sandhangan wis.. (tertawa)..

Ir : Harapannya ibu ke depannya gimana? Harapa untuk kehidupan ke depannya nanti setelah gempa ini.. maunya gimana.. Harapannya ibu..

S : Harapane.. Kepiye to kok aku koyo ngene njur carane kepiye.. Oo.. yo.. aku yo mung carane yo pikirane yo ming maune ngono lho.. ki gek entase.. nek anu ki njuk kepiye yo sesuk po yo urip .. wah.. yo kok yo piye carane kan pikirane isih.. angger ono blang blung kuwi lho mbak.. kuwi nak corone isih wedi.. wedine yo.. jarene kono sik gedhene neh.. lha yo kapan to nek gedhene neh kuwi yah opo yah opo.. engko gek pikirane ki nek aku ki yo mung gur anu kok yo mbak.. ming nek.. mbok menawa sesuk ki mbok yo wis.. le ndonga ki mbok yo wis gek terus.. gek nek iso ki penjangkane ki iso keturutan.. yo arep kepiye carane.. nek iso ki yo ming kuwi iso neruske anak.. nyekolahke anak kuwi.. nek nduwe turahan nek iso suk nggo gawe gubuk ming ngono kuwi nek iso.. ha wong nek penjangka ki mesthi eneng to mbak.. perkara ra isp yo wis embuh..nek diparingi sehat ro waras isihan.. nek pancen wis tekan semono garise yo wis men (tertawa).. yo wis ngono kuwi wis ra sah.. (tertawa)

Ir : Tipsnya.. jangan terlalu dipikir yang susah susah.. S

: Wa.. ora susah.. wis nek iso ki wis isih urip.. wis arep tak teruske.. iso lho ningo.. nek penjangka ki nek anu ora terus nglokro ki ora.. nek nglokro ki wis : Wa.. ora susah.. wis nek iso ki wis isih urip.. wis arep tak teruske.. iso lho ningo.. nek penjangka ki nek anu ora terus nglokro ki ora.. nek nglokro ki wis

Ir : Ibu ini ada ini.. saya minta izin.. saya kan malem-malem itu di tempat situ ngaji itu.. itu sedang melakukan dongeng.. dongeng ke anak-anak.. dongeng itu bagian dari skripsi saya.. ini jadi persetujuan ibu untuk.. ke saya.. pakai An.Nd (9th).. An.Nd (9th) untuk ini.. salah satu penelitian saya.. Nggak An.Nd (9th) aja.. ada..

S : Ya.. teman-teman.. Ir

: Semuanya.. S

: Boleh.. Ir

: Iya ini sama minta tanda tangan ibu.. caranya begini mesti pake izin orang tuanya.. gitu.. Ibu.. ee ini saya juga mo minta biodata ibu.. data-data gitu nama.. lengkap ibu siapa ya bu?

S : Oo.. Sy mbak Sy Ir

: Ibu umurnya sekarang berapa bu? S

: Empat puluh.. dua Ir

: Aslinya asli sini apa asli di mana? S

: Asli.. Godean.. Sleman.. Ir

: Ibu jadi wawancaranya udah selesai, cuma tinggal ini aja.. sama ini tanda tangan di sini, surat pernyataan persetujuan orang tua..

Ir : Trus kalo di sekolah prestasinya gimana.. kalo di sekolahnya.. S

: Saya yo ming sedhengan.. pinter banget yo ora.. yo ming gur biasa.. secara biku ning.. nggonku nek seko nggonku ning.. nomer nomer barang nika kok iso apal.. kok iso terus kuwi lho nomer HP.. langsung iso le nyateti kuwi lho.. mongko ono rolas.. ping rolas.. kuwi langsung iso..

Ir : Iya.. padahal dua belas nomer S

: Ketoke rolas yo sok an.. langsung iso ora ndadak piye piye langsung.. ki gumunku.. lha kok nomermu piro nok.. dituko’ke anu mak.. tuko’ke pulsa.. mak dituko’ke pulsa.. lha aku ki ra ngerti nomermu.. angger gur nggolek nulis ngono

kuwi kok trus langsung apal.. na aku ra iso mbak.. nak aku trus lali.. kok ngono- ngono ra iso mak, kebangeten.. diunek-unekke

S : Trus langsung ngombe obat mbak.. dadine kan nek ning sekolah rak panas to.. ra gelem sik.. tak kon ngombe wedang kendhi kurang anyep.. trus tuku es.. nek tuku saiki yo engko ra ngombe obat lha kepiye teneh engko tarung..ko lagi lara.. trus ra ngombe obat.. aku trima ra ngombe obat ngombe es wae.. isih kae lho mbak obate ra gelem.. mergane le ra gelem kuwi ra kuat le ngombe es kuwi.. mengko nek ngombe obat rak ora ngombe es.. lha kuwi ming jan ming diombe sepisan.. wis aku arep ngombe es wae sesuk rak mari ning kok malah mari tenan.. ngombe es.. terus yo mari tenan.. sedina-dinane ki ngombe es mbok sekali ki ping pindho ki paling ora sik nyewu nyewunan kae.. dhong ko yo karo lilin.. dhong nek sik anu es batu kuwi.. dhe’e ki wis ben dina dadine yo malah kebal..

ora.. nek sing salong dho watuk rak ora mangan es, kuwi malah terus.. watuk pilek mangan es terus kuwi malah mari je.. aku we malah ora mari mari sing ra tau mangan es.. le watuk isih.. isih watuk.. ha ning nek kuwi mangani es.. wis opo opo dipangan ning yo malah ra popo.. malah mari.. trus kowe mangan es wae yo mak malah mari.. wah ora ah mengko ndak malah watuk wae.. gene aku yo ora.. nek sing salong dho watuk rak ora mangan es, kuwi malah terus.. watuk pilek mangan es terus kuwi malah mari je.. aku we malah ora mari mari sing ra tau mangan es.. le watuk isih.. isih watuk.. ha ning nek kuwi mangani es.. wis opo opo dipangan ning yo malah ra popo.. malah mari.. trus kowe mangan es wae yo mak malah mari.. wah ora ah mengko ndak malah watuk wae.. gene aku yo

mesthio’ mbak.. mesthi konnuko’ke es.. nekora kon nuko’ke yo tuku dhewe.. soale ra pengen le ngampet mesthi.. ra betah.. ning nek mbiyen ki yo ora je sa’ploke ora ning tendha ki yo ra es ki yo ming dhelok dhelok ki lho mbak.. mbarang ki mbendina terus.. terus.. soale yo saking le panase.. sumpek ngono lho.. gek mongko terus.. le ning tendha

Ir : Iya, malemnya dingin banget.. siangnya panas banget.. sama debu ya.. pilek juga.. pilek ya nggak selesai selesai

S : Watuk.. pilek.. n ing ning ndi ngendi ketoke dho musim… ning nek nek kene yo wis arep dho mari yo.. ning yo jan nek pas iso anu kae watuke yo jan.. gulune le nyogok.. nek ora yo biasa.. ning ngger esuk sok nyatane sok ono opo iku.. pedhut ki peteng ki mbak.. aku angger arep ning pasar ki.. pirang-pirang dina ketoke ki kok.. jan mung anu ki ambune koyo piye kok.. koyo sengak sengak.. koyo awu po opo ambune ki.. agger soyo medhun soyo peteng soyo medhun soyo peteng..ambune ki koyo..yo opo awu po ming ngrasa ambune ki ra enak.

VERBATIM WAWANCARA WW.07.AA.01.P.B. 16 September 2006

Responden S2

:An.My (10 tahun)putri Bp.S (ww.02)

S3

:An.N (10 tahun)putri Ny.Sp (ww.01)

S1

:An.Ta (9 tahun) putri Ny.Ng (ww.03)

Suku

: Jawa

Alamat

: Dusun Badan

Lokasi Wawancara : tenda yang ditempati peneliti di RT.01 dusun Badan Tanggal

: 16 September 2006

Catatan Peneliti : Anak-anak yang diwawancarai adalah sebagian dari enam orang anak yang telah diberikan dongeng secara kontinu. Pada saat wawancara dilakukan tidak semua anak bisa datang disebabkan sedang berada bersama keluarganya.wawancara ini dilakukan bersama-sama agar anak merasa lebih nyaman terhadap keadaan dan agar anak bisa menjawab dengan terbuka, namun tidak dapat dipungkiri kemungkinan adanya jawaban yang serupa.

Ket. Ir : Interviewer S1

: An.Ta (9 th) S2

: An.My (10 th) S3

: An.N (11 th)

Baris Wawancara dengan anak

Ir : Tu kenapa malam-malam? Tapi bisa tidur nggak? Kira-kira?

1 S1&S2 : Ya bisa.. bisa.. S1

: Saya ya.. kadang-kadang bisa.. kadang-kadang tidak.. Ir

: He’em.. kalo nggak bisa kenapa? S1

: Soalnya..

5 S2 : Takut ada tsunami S1

: Enggak.. Soalnya kan itu..ada rumah, ada orang nangis.. kayaknya di pojokan.. kayaknya Rinda (cat.peneliti : anak yang meninggal dan seusia, tinggal bertetangga dengan An.Ta).. trus ada kucing.. dok.. dok.. kayak kayak.. ikut.. ikut.. bali.. bali.. nangis.. kan.. Pakde Ponijan kan tidur.. tidur nggak tau..

10 kayak kayak ada orang ada orang nglemparin batu atau nggak tau apa.. ditileki.. ditengok tidak ada.. trus pulang.. kayak gitu.. kadang-kadang ..kadang-kadang tidak..

Ir : Kalo An.My (10 th).. kalo disuruh sebutin.. siapa teman An.My (10 th) yang paling.. teman terbaiknya An.My (10 th) siapa?

15 S2 : Semuanya.. Ir

: Semuanya? Aaa.. S2

: Mbaknya.. mbak Ira juga baik.. teman-teman juga baik kok.. tapi kalo.. Ir

: Paling dekat kalo nggak ada mbak Ira siapa? Yang paling deket sama An.My (10 th)

20 S1 : Ya mbak An.N (10 th).. S2

: Ya mbak An.N (10 th).. An.N (10 th) dan An.Ta (9 th) Ir

: Kalo An.N (10 th) siapa? S3

: Semua temen saya.. Ir

: He’e.. semuanya? Ada nggak yang paling? Paling.. kayaknya lebih deket..

25 Kalo An.N (10 th) di rumah deketnya sama ibu atau sama bapak? Masak nggak tau.. apa sama mbak S (21 th)? Apa mas P (17 th)? An.My (10 th) deketnya 25 Kalo An.N (10 th) di rumah deketnya sama ibu atau sama bapak? Masak nggak tau.. apa sama mbak S (21 th)? Apa mas P (17 th)? An.My (10 th) deketnya

: Semuanya.. Ir

: Masak sih semuanya? Iya? Semuanya?

30 S2 : An.M (5 th) dan mama.. Ir

: Kalo An.Ta (9 th) deketnya sama siapa di rumah? S1

: Kalo saya deketnya sama An.G (2 th) Ir

: Oh sama An.G (2 th)? Kalo sama yang pertama enggak? Sama kakak yang pertama namanya siapa?

35 S1 : Mb F (15 th). iya.. Ir

: Itu nggak deket tu? S1

: Ya.. kadang-kadang ke sini kadang-kadang.. tidak.. ke rumah bapak Ir

: Oo.. di rumah bapak.. Lha An.N (10 th) siapa yang paling deket di rumah? S3

: Kalo mbak An.N (10 th) deketnya sama.. An.My (10 th).. kadang-kadang

40 sama Nd (10 th).. kadang-kadang sendiri.. kadang-kadang sama mbak Perti.. kadang-kadang sama An.Ta (9 th).. kadang-kadang sama mas Pendi.. (tidak jelas)

Ir : Kalo menurut An.Ta (9 th).. mbak An.N (10 th) itu pendiam atau enggak? S1

: Kadang-kadang pendiam.. kadang-kadang ya.. begitu..

45 Ir : Kalo menurut An.N (10 th), An.Ta (9 th) gimana? S3

: Biasanya suka menari.. kadang pendiam.. Ir

: Iya po? An.Ta (9 th) suka nari po? Jangan-jangan ikut di sekolah ya An.Ta (9 th)nya? Dulu ikut di sekolah? Sebelum gempa?

S1 : Enggak.. saya kan.. ya ikut.. tapi tidak ikut itu.. tidak ikut lomba..

50 Ir : Tapi ikut kegiatan menari ya di sekolah? Dulu di sekolah sebelum gempa katanya banyak kegiatan ya

S1 : Iya.. Ir

: Trus apa lagi? S1

: Nari.. pramuka..drum band..

55 S2 : TPA Ir

: Kalo di antara kegiatan-kegiatan itu An.My (10 th) paling suka yang mana? S2

: TPA Ir

: Iya? An.My (10 th) ikut TPA di sekolah ya dulu ya? S2

: Iya

60 Ir : Trus An.Ta (9 th) gimana? S1

: Saya ya suka.. Ir

: Ikut apa aja? S1

: Ikut..TPA.. sama.. ikut.. Ir

: Nari? Enggak ikut nari po di sekolah?

65 S1 : Ikut.. nari tapi sekarang tidak.. Ir

: Iya.. dulu pas sebelum gempa S1

: Iya.. Ir

: An.Ta (9 th) ikut pramuka? An.N (10 th) ikut? S3

: Saya ikut pramuka, MIPA, TPA, dan kerawitan

70 Ir : mbak Ira pengen diceritain.. waktu itu.. waktu hari Sabtu itu.. ganti-gantian ya ceritanya.. itu An.My (10 th) lagi ada di mana waktu gempa itu..

S2 : Saya.. mau pake baju mau berangkat sekolah tapi belum makan.. kemudian S2 : Saya.. mau pake baju mau berangkat sekolah tapi belum makan.. kemudian

75 Ir : Trus suasananya kayak gimana? S2

: Gelap.. gelap terkena labut dan semen Ir

: Trus lari ke mana disuruh dibawa sama.. S2

: Saya lari di bawah pohon kelapa Ir

: Oo.. jadi keluar rumah aja..

80 S2 : Iya.. Ir

: Trus.. An.My (10 th) lihat rumah rumah di sebelah kayak gimana waktu itu lihat itu seperti apa.. sekeliling rumah An.My (10 th).. maksudnya tetangga..rumah tetangga..

S2 : Roboh..

85 Ir : Iya? S2

: Iya.. S1

: Kalo saya masih cari min..mlinjau.. dan saya ada getaran kayaknya kaya mobil.. kirain kaya mobil tapi sudah sudah berapa.. sudah..sudah berapa lama itu saya.. adik saya.. eh.,. ada apa.. iki..opo.. saya lari.. saya ke masjid saya..

90 doa.. saya pikir-pikir kalo saya ke sini engko nek wit krambile jatuh.. nanti aku engko mati.. engko nek wite mlinjo ambruk engko aku yo mati.. lha kep.. bagaimana..lho..terus.. saya lihat rumah-rumah roboh dan saya melihat.. opo.. boto.. itu nganu.. menculat dan ya.. gini-gini (cat Peneliti ; sambil menggoyangkan jemarinya kekiri dan kanan).. terus roboh.. robohnya sama-

95 sama.. terus ada.. ada.. kebulnya terus saya..apa.. lulunya kan sudah tidak ada.. terus saya lari ke ke rumah.. terus adik saya menculat.. menculat kan di atas.. di atas kan kayak di kurungan dara.. trus saya kan saya mau njunjung nggak nggak kuat trus saya nyoklek itu.. apa rel.. trus adik saya tak duduk.. tak gendong..trus simbah saya masih kurugan dan saya menolong mama saya..

terus papa saya.. nggak apa-apa.. cuma sininya yang parah.. adik saya kepalanya.. terus simbah saya jempolnya.. kalo mbah kakung ketiban rumahnya.. nganu..dik Umi.. dan dia.. tulung-tulung ya ada yang nulungi.. dia minta tolong.. ada yang nolongin terus.. itu.. ditolong sama bapaknya Rizal.. terus Pakde Ponijan dari sawah nulungi mama saya.. ter.. apa.. itu.. naik.. anu..

nileki mbah kakung.. mbah kakung nggak tau bicara apa.. Pakde Ponijan ngapusi.. mengko ndak nek mbah putri mengko le nangis.. dadi’e.. ngapusi.. trus ra popo kae thenguk nang the’e anu.. opo ki.. Umi..yo wis kok ra ndene ndene.. kae ra popo.. trus pakde saya yang satu ya kurugan kayaknya nggak bisa nglihat.. tapi ya bisa alhamdulillah sekarang sudah sembuh.. gitu aja kok..

Ir : Kalo.. An.N (10 th) lagi ngapain waktu itu? S3

: Saya lagi makan.. Ir

: (tertawa) Lagi makan.. di dapur dong.. kan dapurnya roboh.. S3

: Tidak.. di ruang keluarga Ir

: Oh.. di ruang keluarga.. Trus waktu itu.. An.N (10 th) lagi makan di ruang

keluarga.. trus.. apa yang terjadi.. S3

: Lalu saya.. kirain ada truk lewat yang sangat cepat.. kirain truk tapi gempa..yang sangat besar.. lalu saya keluar.. ke.. depan rumah.. juga pinggir jalan..

Ir

: Itu yang ada di rumah siapa aja waktu itu di rumah An.N (10 th)

S3 : Bapak.. ibu.. mas P (17 th).. saya dan nenek saya.. Ir

: Trus semuanya bisa keluar waktu itu? S3

: Bisa.. tapi yang tidak nenek.. terkena batu bata dan kepalanya terkena batu itu dan keluar darah

Ir : Tapi sempet dikeluarin? Sempet saat itu bareng-bareng? Bisa keluar? Dari

rumah.. nenek juga? S3

: Tidak.. nenek disusul Ir

: Oh.. nenek ketimpaan itu? S3

: Iya.. Ir

: Trus di luar An.N (10 th) lihat gimana situasi.. kondisi.. di luar tetangga..

lingkungan di jalan tu apa yang An.N (10 th) lihat? S3

: Ketika gempa.. banyak orang yang sakit tergeletak di pinggir jalan Ir

: Em.. termasuk di depan rumah? S3

: Iya.. tapi bukan depan rumah saya Ir

: Oh.. trus lalu habis itu kemana An.N (10 th)? Sama semuanya?

S3 : Di sawah.. dan bapak dan ibu saya.. juga pakde saya di rumah sakit.. Ir

: Ke rumah sakit.. anterin nenek.. trus An.N (10 th) di sini.. dirungguin sama siapa?

S3 : Ya sama An.Ar(9 th)mamaknya An.Ar (9 th) mbak Bi.. Ha An.Nd (10 th) dan lain-lain

Ir : Waktu itu perasaannya kayak gimana? Ngerasain gempa? S3

: Takut Ir

: Takut? Takutnya itu karna.. karna apa ya.. karna goyang-goyangannya itu atau karna ngeliat orang-orang bergeletakan atau karna apa?

S3 : Karna goyang-goyangan..

Ir

: Kalo An.My (10 th) gimana perasaannya waktu ngalami gitu?

S2 : Takut.. Ir

: Apa lagi? Ee.. apa.. nangis nggak? S2

: Enggak Ir

: Enggak nangis?

S2 : Enggak cuma.. saya.. Ir

: Apa rasanya seperti kayak gimana? S2

: Rasanya.. sedih soalnya simbah Pundong belum ditemukan.. Ir

: Oh.. Simbah emangnya tinggal di mana? S2

; Di Pundong.. ada yang di sini..

Ir : Oh.. itu yang nggak belum ditemuin.. Trus jadi mamak ke mana? Mamak ke sana? Enggak?

S2 : Ke sana.. sama aku dan Memes.. tapi setelah nengok.. di sana.. dikatain sudah dibawa ke rumah sakit kemudian sama bapak pake motornya pakde saya.. lalu mau ditengokin di Sempalan situ.. rumah sakit situ ada isu tsunami.. takut..

balik pulang jadi nggak.. cuma saya masuk ke rumah lagi takut bawa baju-baju kemudian nggak boleh nggak boleh sama mamak lalu nggak jadi

Ir : An.N (10 th) pas ada isu tsunami itu gimana An.N (10 th)? S3

: Takut sekali dan saya menangis.. Ir

: Tapi nggak ini.. bapak dan ibu tu nggak ada inisiatif buat lari? Ke arah utara

katanya seperti itu? Nggak? Sempet lari ke jalan gitu apa nggak? Bapak ibu bawa-bawa An.N (10 th) gitu sama Mas P (17 th)

S3 : Tidak Ir

: Oh iya.. kan bapak sama ibu tadi ke rumah sakit ya? S3

: Iya..

S3 : Saya sering berdoa sambil menangis sama Dy di depan puskesmas Ir

: Kalo sekarang? An.N (10 th) rasanya kayak gimana? Kalo saat ini? S3

: Udah..An.N (10 th) bahagia tapi masih trauma Ir

: Kalo disuruh tinggal di dalam rumah mau nggak? S3

: Ya nggak tau.. tapi saya.. (tidak jelas)

Ir : Tapi kan nanti kan mesti masuk ke rumah to? Iya nggak? Hehe.. Kalo An.Ta (9 th) kira-kira waktu itu perasaannya bagaimana?

S1 : Sepertinya takut..terus.. saya menangis..karena simbah saya tidak ada.. trus pas ada gempa to saya lari ke sawah trus dikabarkan ada tsunami..trus.. saya tidak pergi karena simbah saya di situ.. trus.. ya udah.. trus anu.. siapa itu..

laki-laki..ndhikik tak tilikane..mengko ha nak meng isu barang.. ha tapi ora.. ora.. trus alhamdulillah ra sido trus orang-orang matinya dikuburkan ke makam ya di.. dimandiin.. disholatkan..

Ir : An.Ta (9 th) lihat itu? Waktu disholatin..orang-orang yang meninggal itu? S1

: Enggak.. yang tau itu..pakde saya.. bapaknya Ida.. ada waktu..

Ir : Kalo An.N (10 th) waktu itu tau nggak yang di sekitar sini yang meninggal kena (tidak jelas) An.N (10 th) sempat lihat nggak atau gimana?

S3 : Saya cuma tau mbah M di.. digeletakkan di pinggir jalan.. Mbah Mdisurung sama anaknya pake gerobak. Dia sakit tangannya.. mo nunut mobil ndak bisa.. terus.. nok nang ratan wae nek ono bis.. trus ada mobil kayaknya trus dibawa

ke rumah sakit terus ininya dipatahin.. ya tangannya.. ini.. dipatahin terus nggak tau tangannya kemana yang satu.. terus saya lihat istrinya Mbah T kakinya.. patah.. kelihatan dagingnya.. kelihatan itu lho apa.. t ulangnya.. gari’ kecil-kecil itu.. iya..

Ir : Habis itu An.Ta (9 th) dibawa ke mana? Masih tetap di situ?

S1 : Saya di dekat rumah saya kan pakde saya kan sakit tidak bisa jalan terus boyoknya sakit.. gek kono dho nang ratan.. dho nang ratan.. awas ojo lewat kene iki.. engko (tidak jelas).. terus simbah.. aku kan digendong sama pakde.. terus saya.. ke.. itu ratan.. terus mbak Sitri menangis.. terus kone mbok Yub .. kono Ri..ki ja’o mbak Sitri.. nggih ayo mbak..ayo ndono terus tak jak.. bar kuwi

saya ke ke bu na.. nah itu apa.. mama saya dan adik saya dipriksa sama mamanya Epi trus dibersihkan..

Ir : Yang kena di kepalanya itu ya.. S1

: Iya.. terus sampai malam keletan tiga minggu.. ya kira-kira tiga minggu nggak tau berapa nganu ... mata mama.. saya nggak.. kaya nggak kelihatan itu terus

dipriksa’ke.. iya dipriksa.. terus mbak ini harusnya dijahit kalo tidak nanti bisa matanya bisa nggak lihat lagi satu.. trus dijahit.. apa.. kan ada saluran mata kan..

yang sini arep pedhot terus..dijahit.. gitu..adik saya nangis terus malam-malam pas Sabtu itu nangis kehujanan dan maunya mau pulang terus.. saya kehujanan.. terus adik saya kehujanan.. ya ada mbawa payung.. mak’e mantuk..mak’e

mantuk.. diapusi.. ket awan.. ket awan meneh to kowe ki ra turu-turu.. melek mantuk.. diapusi.. ket awan.. ket awan meneh to kowe ki ra turu-turu.. melek

: Kalo An.Ta (9 th) gimana waktu itu makanannya? S1

: Kalo saya.. makanannya..ambil di rumah nasi.. terus yang..lawuhnya lauk krupuk.. terus saya kan pindah di lapangan..di lapangan..trus ada yang.. ada

yang itu..ngeteri.. ngeteri.. sego.. sego yang itu ngepit.. terus..terus saya makan..trus.. udah kan.. terus.. dah makan kan saya bermain sama Pipit.. terus ada yang mbuatkan tenda lagi...terus saya ke tenda sana..

Ir : Di mana? S1

: Di lapangan..

Ir : Lapangan situ? Depan desa itu? S1

: Iya... Ir

: Tadinya kan mama nggak mau ke situ ya? S1

: Iya.. terus sama pakde.. kono dho nang lapangan..okeh kok mbah.. wis digaweke tenda.. gha lho arep digaweke tendha okeh.. terus digowo nang kono

simbah diboncengke.. terus teka kono. . Ir

: Gimana rasanya An.N (10 th) tinggal di tenda? S3

: Ya.. sudah lumayan tapi masih panas.. Ir

: (tertawa) Siang panas..malam dingin.. S3

: Malamnya dingin..sekali..

Ir : Kalo An.Ta (9 th) sekarang siangnya di tenda yang di depan rumah itu atau di dalam yang dibangunin itu?

S1 : Saya..kalo saya di tenda kematian.. Ir

: Oh.. itu tenda kematian ya? S1

: Iya

Ir : Yang putih itu? S1

: Iya Ir

: Kalo malam tidur situ? S1

: Iya Ir

: Kan udah bisa masuk ke dalam ada itu apa.. S1

: Teras.. Ir

: Ho’o.. S1

: Iya bisa.. tapi saya takut..kalo ada itu lho (tidak jelas) Itu kan saya nonton tivi di rumah sama (tidak jelas) Kae Rinda ki senengane nangis ono pojokan.. padane ki Rinda ki nangis.. nangis ki (tidak jelas).. ha kae opo kan..(tidak jelas) Rinda tu itu to.. mamaknya Rinda tu.. kan ada gempa itu nggendong Rinda.. eh nggendong Nabila..terus apa.. itu.. si Nabila tidak tahu kalo Rinda meninggal terus.. pulang kan.. hah.. Rinda.. Rinda nang ngendi? Ha terus mungkin stres njuk stres (tidak jelas) ha terus aku ngene ki.. Ri.. ndene..yo.. (tidak jelas).. terus.. (tidak jelas).. Ri.. Rinda nang ngendi? Ha kuwi karo bapakne.. Ha kuwi

bapakne.. palingo yo nganuo’ kuwi ki karo uwong dhikik paling kok..Ho’o gek terus mbahne Ria.. ho’o wong lagek dipreksake karo Rizal.. sesuk nak Rizal wis

mari.. anu.. opo ki.. Rinda yo wis mari..terus.. oh saiki kowe arep ngejak anakmu sing cilik dhikik..kuwi to.. ha terus aku, mbahku, s ama..(tidak jelas) terus saya tidur.. tidur sama pipis.. cedhak kalen..gitu kan saya tidak (tidak jelas) ha itu.. itu.. saya jatuh di kali..gitu..

S1 : Ha nek aku to.. Setu Setu pas Setu Setu aku ngimpi aku sesuk nak mbahku..

mbah kakungku mati sesuk aku arep nangis koyo mbak Sitri gek Mbak Sitri yo arep nangis.. eh dudu deng koyo mbak Siti.. opo mbak sopo..gek aku engko arep turu ko cedhak tivi, nah aku ra kelingan (tidak jelas) Njuk anu.. ha iki gur lunga tiba-tiba yang terjadi.. gitu..mbah meninggal..

Ir : Kalo An.N (10 th).. e. takutnya itu kalo malem.. karna takut terjadi gempa atau su.. pengen merasa agak sulit tidur nggak? Seperti kalo tidur jadi nggak nyenyak.. Teringat.. teringat gempa..

S3 : Iya kadang saya juga begitu tapi sekarang ya tidak.. cuman masih trauma.. Ir

: Kalo tidur sama siapa An.N (10 th)? S3

: Ya sama ibu, bapak, mas P(17 th), mbak P (21 th) Ir

: (tertawa) Sekarang itu kalo tidur ngumpul semua ya? S3

: Iya.. kadang bapak tidur di sini..mbak Ira ada di sini.. Ir

: Aduh kasihan.. siklusnya jadi berubah..Kalo An.Ta (9 th) tidurnya sama siapa di sana?

S1 : Kalo saya.. kadang-kadang sama simbah saya, kadang-kadang sama mama saya, adik saya..gitu..

Ir : Kalo Guntur.. ini nggak.. ngerasa takut nggak sama gempa? S1

: Ya..kalo.. Ir

: Ngerti nggak kira-kira An.G (2 th) sama gempa.. S1

: Ya tau.. kalo ada gempa itu.. mak.. mak.. lindu.. mak.. mak..lindu.. lindu..piye.. piye.. lindu..gitu ..

VERBATIM WAWANCARA WW.08.GS.01.P.B. 15 September 2006

Responden

: Bp.Wr

: Dua orang (keduanya sudah berkeluarga)

Pekerjaan

: Kepala Sekolah SD.Panjang

Alamat

: Piring, Srihardono, Pundong, Bantul

Lokasi Wawancara : Ruang kepala Sekolah SD Panjang Tanggal

Catatan Peneliti : Bp.Wr 56 tahun adalah kepala sekolah di SD Panjang, di SD inilah keenam orang anak korban Catatan Peneliti : Bp.Wr 56 tahun adalah kepala sekolah di SD Panjang, di SD inilah keenam orang anak korban

Ket : Ir

: Pewawancara S

: Bp.Wr

Baris Wawancara dengan Kepala sekolah SD Panjang

1 Ir : Ee.. yang pertama itu berkenaan sama gempa yang 27 Mei itu.. saat itu bapak berada di mana pak?

S : Saya waktu itu sedang.. sholat shubuh itu.. amalan sholat shubuh sudah selesai, trus mau.. berdiri, membuka baju.. tiba-tiba ada getaran yang sangat kuat..

Ir : Tapi ini.. gempanya kan dua kali ya pak ya? Yang pertama.. mungkin agak

5 kecil dulu itu.. S

: Iya.. jadi begitu ada terasa ada gempa. Semakin besar trus kecil lagi.. Ir

: Ho’o S

: Iya, dalam waktu yang sangat singkat itu.. Ir

: Waktu itu.. bangunan yang bapak diami itu..ee.. tembokan gitu pak?

10 S : Tembok..alhamdulillah masih kuat temboknya itu.. (terpotong —ada orang datang) Nha itu saya keluar.. anak saya yang.. bungsu itu juga lari.. keluar.. ibunya masih masak di dapur, saya sampai di luar rumah itu.. saya tu nggak bisa lari.. karna.. iya.. tanahnya itu kan sudah miring-miring itu.. dah jatuh.. trus sambil merangkak.. saya mendekati anak saya yang itu..terus itu saya lari keluar

15 rumah itu sampai di depan rumah semua keluarga saya berkumpul di situ.. adik, ponakan, lalu anak saya.. cuman satu yang saya tunggu itu.. ibunya.. ibunya itu belum keluar dari dapur.. setelah agak reda itu ibunya keluar itu dan ternyata dia itu apa.. peganggan tiang dari cor itu.. jadi kuat.. dia merangkul tiang itu dan sampai menunggu redanya..

20 Ir : Oo.. jadi di dalam rumah? S

: Iya.. di dalem dapur itu.. ha untung itu bangunannya agak kuat jadi nggak roboh ya sampai selesai gempa baru keluar menemui saya.. semua sudah sepertinya nggak ingat lagi ada apa istri.. anak itu. cuma menyelamatkan : Iya.. di dalem dapur itu.. ha untung itu bangunannya agak kuat jadi nggak roboh ya sampai selesai gempa baru keluar menemui saya.. semua sudah sepertinya nggak ingat lagi ada apa istri.. anak itu. cuma menyelamatkan

25 sendiri .. setelah reda itu baru sadar.. mana anak-anak.. mana istri saya.. gimana anak saya termasuk keponakan saya itu.. cucu.. cucu keponakan.. itu baru mandi.. kena kejatuhan itu.. bata.. itu.. kejatuhan batu merah itu..sampai mulutnya itu mengeluarkan darah.. dan terus saya siapkan orang tetangga saya yang pada luka-luka itu.. itu ada enam orang itu.. sekitar rumah saya, trus

30 saya.. saya punya mobil saya keluarkan, saya minta tolong anak muda yang pintar nyopir itu.. segera dimasukkan ke mobil itu ada enam orang yang parah.. yang punggungnya sakit iya..trus kakinya patah ada satu, kepalanya bocor satu, trus keponakan saya sendiri tadi.. sampai..akhirnya itu. muat berapa itu sebelas orang saya tu nunggu.. termasuk yang mendampingi.. sampai di rumah sakit ini

35 yang pertigaan Pundong itu.. di Jalan Parangtritis itu.. itu sudah penuh pasien itu banyak sekali..

S : Iya.. belum dilayani.. dan kata yang.. tau tu banyak yang mati di situ.. iya.. nggak ada pertolongan.. trus kami.. secara.. spontan tu mencari tempat yang paling aman tu di halaman SD dekat rumah saya itu berkumpul satu RT tu..

40 warga satu RT tu berkumpul di situ mencari tempat yang paling aman. satu hari kami nggak makan karna belum ada logistik hanya apa yang bisa kami bawa itu masuk rumah belum berani, bantuan belum ada, ya kami seadanya.. ada yang untung istri saya sudah punya nasi itu yang menanak nasi walaupun belum ada lauknya ni trus diambil secara hati-hati sekali.. dibawa ke itu halaman mesjid itu

45 untuk makan anak-anak yang kecil-kecil itu.. kalo kami sampai sore hari itu belum makan apa-apa kecuali minum aja terbatas

Ir : Itu karna memang karna yang terbatas atau karna memang kondisi saat itu sepertinya tidak.. tidak..

S : Karna memang terbatas.. mau masuk.. ada sebenarnya makanan tu di dalam

50 rumah. ada tapi nggak berani masuk.. sebentar-sebentar ada getaran.. mau masuk ada getaran itu.. takut

Ir : Jadi di hari H itu karna saya nggak di sini pak waktu itu.. ee memang setelah gempa besar itu ada gempa-gempa kecil

S : Susulan terus

55 Ir : Susulan terus? S

: Iya sampai nggak ada berhentinya waktu itu.. lima belas menit ada, lima menit ada, sepuluh menit ada.. terus.. aja.. sampai tiga hari itu.. tiga hari seperti itu.. sampai kami.. terus tidurnya kan di tenda-tenda itu.. belum ada tenda waktu itu..

Ir : Lalu di mana pak tidurnya waktu itu?

60 S : Di halaman.. halaman SD, trus kami.. me.. mencari tikar itu untuk alas tidur itu..ya di situ.. belum ada.. tendanya belum.. baru.. kami berusaha dua hari kemudian itu baru ada.. meja-meja untuk belajar anak itu dikeluarkan untuk alas tidur.. seperti itu..

Ir

: Iya.. kalo nggak salah hari awal-awal itu malah sempat hujan ya pak ya..

65 S : Iya.. hujannya tiga malam Ir

: Iya malah.. hujannya agak besar.. S

: Iya..hujan, lalu.. Ir

: Dan masih gempa kalo nggak salah malem-malem S

: Iya.. terus.. masih terus.. bahkan ada isu tsunami yang cukup menggegerkan

70 juga Ir

: Apa yang terjadi pak? Maksudnya.. ketika terdengar soal isu itu.. masyarakat ikutan panik..

S : Iya itu panik dan lari ke arah utara semua.. ada yang pake kendaraan.. ada yang pake..ada yang jalan kaki..

75 Ir : Kalo bapak sendiri? S

: Kalo saya waktu itu tidak takut dengan tsunami karena sudah lebih dari satu jam lebih itu ndak ada apa-apa.. itu kami kira tu tsunami nggak mungkin terjadi.. sa ya tinggal di tenda sementara itu di halaman SD.. dan yang paling menakutkan itu malam harinya.. malam Minggu itu ada berita katanya dari

80 Australia, bahwa akan ada gempa yang lebih besar lagi.. kira-kira pukul sebelas malam.. gitu..

S : Iya.. untung bangunan saya cukup kuat.. dan.. sejak satu minggu ada gempa itu saya sudah berani menempati teras.. saya tidur di situ..

Ir

: (tertawa) Jadi nggak seperti yang lain ya pak ya.. masih di luar..

85 S : Iya di luar.. karna kan atapnya seng itu jadi ringan.. kami kan.. ya.. memprediksi apabila roboh kan cuma seng tidak terlalu berat.. itu yang kami pakai sekeluarga.. sampai sekarang kami masih.. masih di seng itu sebagian.. kemudian kami juga memperbaiki dapur yang retak itu sekarang kita pakai untuk tidur..

90 Ir : (tertawa) Jadi walaupun rumahnya utuh masih..ini.. belum ditempati sepenuhnya pak..

S : Iya iya.. kalo siang sudah berani.. Ir

: Oh iya.. S

: Kadang-kadang masih trauma..

95 Ir : Ee.. soal ini kondisi perekonomian apakah ada perubahan nggak pak pasca gempa ini?

S : O iya jelas.. ada.. Ir

: Seperti apa pak? S

: Kalo..pada waktu gempa ini ya.. alhamdulillah bantuan-bantuan itu ada.. baik 100

logistik, melalui selimut, pakaian, dan sebagainya itu.. ya.. cukuplah untuk.. hidup cukup..

Ir : Ya itu membantu.. S

: Membantu sekali.. kebetulan juga sedang musim panennya juga datang, jadi lumayan juga.. cuman satu yang menjadi pemikiran itu masalah rumah, tempat

105 tinggal itu.. Ir

: Itu kenapa? S

: Kan semua.. hampir sembilan puluh persen kan roboh mbak.. ha ini.. kami keluarga kami itu mementingkan untuk membuat rumah pertolongan itu dari (tidak jelas).. sehingga kondisi apa pun yang keuangan itu ditujukan untuk

110 membuat rumah.. Ir

: Ini rumah buat tinggal siapa pak? S

: Ya.. keluarga.. seperti kakak, adik, saudara..yang sangat sederhana.. tidak menunggu bantuan dari pemerintah

S : Iya.. ha ini ya semampunya..mampunya beli seng sepuluh ya beli sepuluh..trus 115

kita buat.. beli-beli seng.. beli apa.. semen seadanya..

Ir : Ee.. ini berkenaan dengan beberapa gejala yang biasanya dialami pasca bencana.. e. mau tanya ee bapak.. e. ini akan ada beberapa pak.. e. jawabannya itu bisa tidak pernah, kadang-kadang, atau sering.. Ada empat kategori ni pak.. Oo.. tidak pernah, hampir tidak pernah, kadang-kadang, sama

120 sering.. jadi sering semakin tinggi, kadang-kadang tu kurang, hampir tidak pernah itu berarti ada satu kali dua kali, tidak pernah berarti tidak ada sama sekali.. e. pasca gempa ini menurut bapak.. bapak merasakan semacam adanya gangguan dalam berkonsentrasi ? Gimana pak? Dalam bekerja..

S : Iya.. ada.. iya.. 125

Ir : Itu.. kalo ada berarti..ee.. kadang atau sering pak? S

: Kadang.. Ir

: Trus yang keduanya itu.. merasa melihat kilas balik atau.. e. tentang peristiwa gempa.. jadi membayangkan atau tiba-tiba teringat gitu..

S : Kadang-kadang.. 130

Ir : Kadang-kadang juga? S

: Iya.. Ir

: Ee.. trus yang ketiga itu kecenderungan untuk merasa lebih tertekan dibanding sebelum gempa?

S : Ya.. kadang-kadang.. iya.. 135

Ir : Ee.. merasa terganggu oleh suara-suara yang keras? S

: Sering..iya.. suara.. misalnya tikus yang lewat, itu sudah.. mengganggu sekali, rasanya seperti ada gempa.. gitu.. ada kucing yang lewat..itu rasanya seperti gempa.. takut itu.. trauma..

Ir : Ee.. merasa lebih emosional? Emosional ini bukan dalam arti marah-marah 140

tapi.. merasa lebih.. apa ya.. sensitif perasaannya.. S

: Oh iya.. ya.. lebih.. dekat pada Tuhan.. iya.. rasanya.. Ir

: Pasca gempa ini pak.. menurut bapak ada perubahan dalam pola komunikasi keluarga nggak pak? Misalnya menjadi lebih sering akhirnya.. atau..

S : Iya lebih dekat.. Kami dengan anak-anak, istri..keluarga itu menjadi lebih 145

dekat.. sama-sama senasib.. Ir

: Saat hari-hari di awal pasca gempa itu.. kecemasan apa aja yang bapak rasakan?

S : Pada waktu itu ya kecemasan kalo terulang lagi peristiwa gempa itu..menjadi sangat cemas.. terus.. ya.. kami kami yang ada di dalam rumah itu kita cemas

150 apakah nanti.. kan tiap hari ada gempa susulan..kalo rumah kami roboh kan menjadi hancur berantakan.. habis semua.. itu yang menjadi kecemasan kami..

Ir : Kalau.. kondisi sekarang pak? Masih ada sesuatu yang dicemaskan? S

: Alhamdulillah itu.. sepertinya itu tidak ada.. kerugian yang sangat besar.. jadi alhamdulillah kami bersyukur, rumah kami tidak roboh sekaligus.. jadi ada

155 kesempatan untuk menyelamatkan apa yang kami miliki itu masih selamat .. Ir

: Kalo kekhawatiran bapak tentang keluarga bapak sendiri kalo saat ini itu masih ada tidak?

S : Kalo saat ini.. rasanya sudah tentram ya.. nggak ada masalah..sudah bisa teratasi semua.. tinggal satu ya itu untuk.. apa namanya.. jangan terulang lagi..

160 mudah-mudahan.. terus isu-isu itu yang katanya Pulau Jawa mau.. putus jadi dua dan sebagainya itu kadang-kadang juga mengganggu konsentrasi.. itu ya 160 mudah-mudahan.. terus isu-isu itu yang katanya Pulau Jawa mau.. putus jadi dua dan sebagainya itu kadang-kadang juga mengganggu konsentrasi.. itu ya

: Kalo isu seperti itu bapak mengatasinya dengan seperti apa pak? Maksudnya.. menurut bapak isu seperti itu tidak benar?

165 S : Iya.. nggak benar.. iya kecuali kalo Tuhan menghendaki.. tapi kalo menurut teori kan nggak mungkin ya.. teori untuk.. sepanjang sejarah yang pernah saya baca kan belum pernah ada pulau yang pecah menjadi dua.. karna gempa itu kan belum pernah. . tapi ya.. kami kan.. pasrah pada kekuasaan Allah Ta’ala.. ya..

170 Ir : Ee.. pengalaman bencana ini menurut bapak e. ada hikmahnya dalam hidup bapak?

S : Iya.. ada.. hikmahnya.. kami lalu merasa.. sangat.. bersyukur pada Allah atas limpahan keselamatan yang diberikan kepada kami sekeluarga.. kan kami menjadi lebih dekat kepada Allah .. banyak kegiatan-kegiatan sholat, doa, yang

175 pada waktu tentram kan kadang-kadang kita berdoa saja sok kurang tekun .. kurang apa namanya.. mangabaikan.. setelah kejadian gempa ini kami.. selalu kalo jama’ah sholat.. kami.. pimpin doa untuk doa-doa yang bahasa Jawa atau bahasa Indonesia kan lebih mudah dipahami dan dimasukkan dalam hati. . kita lalu menjadi sering seperti itu..

180 Ir : Jadi ada kebiasaan-kebiasaan malah tumbuh.. keyakinan.. S

: Iya.. jama’ah sholat maghrib isya’ itu kan setelah ada gempa itu kan menjadi lebih permanen, menjadi lebih sering kan ..

Ir : Di lingkungan juga seperti itu? S

: Iya.. saya lihat itu juga seperti itu.. di keluarga adik saya juga.. jamaahnya dulu 185

pada waktu di tenda kan tertib setiap..sholat trus berdoa.. sampai sekarang itu masih dilaksanakan di rumah-rumah sendiri..

Ir

: Sekarang mengenai kegiatan belajar-mengajar di sekolah pak..

S : Di sini? Ir

: He’e.. di sini.. 190

S : Kalo di.. sekolah, itu anak-anak kan masih ada rasa trauma, kadang-kadang ada suara yang agak keras, tu anak-anak mau lari.. trus kami beri penjelasan, bahwa kita sudah berada di tenda.. aman.. tidak mungkin tenda akan roboh.. mungkin kalo roboh toh tidak terlalu membahayakan.. sehingga anak-anak sekarang sudah sadar. . (terpotong-ada orang yang datang).. trus kalo sudah..

195 demikian kan lalu kita.. anak-anak itu sudah mulai tenang, belajar, sambil bermain.. untung kami diberi bantuan dari (Kardi Found.) tu.. permainan yang lengkap sekali.. ha ini dapat menggugah anak-anak untuk senang bermain dan melupakan peristiwa gempa

Ir : Kalo kembalinya kegiatan belajar-mengajar itu dari sejak awal hari gempanya 200

itu di sekolah ini seperti gimana pak? S

: Pada waktu awal, awal masuk itu kita belum belajar seperti biasanya Ir

: Itu hari ke berapa ya pak ya? S

: Itu.. hari ke..lima Ir

: Kan tanggal dua tujuh itu Sabtunya.. 205

S : Sabtu.. ya itu.. trus Seninnya belum.. ya ndak diliburkan tapi otomatis ndak ada.. iya.. saya kira lima hari itu.. lima hari tu baru ada yang masuk, trus paginya juga baru masuk semua.. kecuali yang laporan-laporan yang sakit, yang S : Sabtu.. ya itu.. trus Seninnya belum.. ya ndak diliburkan tapi otomatis ndak ada.. iya.. saya kira lima hari itu.. lima hari tu baru ada yang masuk, trus paginya juga baru masuk semua.. kecuali yang laporan-laporan yang sakit, yang

: Tiga orang? Itu dari kelas berapa ya pak? 210

S : Kelas dua.. kelas dua dua orang, kelas satu satu orang.. ha itu kami.. belajarnya belum pada materi pelajaran.. masih pada penyadaran tentang gempa itu, tentang kita nyanyi..nyanyi.. melupakan hal yang sedih-sedih itu..

Ir : Diadakannya itu di dalam kelas atau sudah ada tenda? S

: Masih di halaman.. di bawah pohon.. terus kami usaha tenda.. baru ada tenda 215

itu trus kami menempati tenda.. ada kelas yang masih bisa dipakai ada sebagian yang di elas itu.. tapi dulu masih di luar.. masih.. di bawah pohon yang.. trus kami juga tidak bisa belajar sampai siang, karna jam sepuluh jam sembilan tu sudah pulang.. karna kondisinya masih takut.. masih.. belum stabil..

Ir : Kalo guru-gurunya waktu itu.. sudah masuk semua? 220

S : Guru-gurunya sudah.. tapi ya.. kondisinya masih seadanya.. ada yang pakaiannya belum berani mengambil.. ada yang sepatunya belum ketemu.. hari pertama kedua ketiga itu belum.. normal.. untung guru-guru kami juga.. rumahnya itu banyak yang masih bisa dipakai..

Ir : Nha kalo keluarga guru-guru sendiri ada yang terkena menjadi korban bencana 225

nggak? S

: Alhamdulillah tidak ada.. cuman.. murid ni.. kalo wali murid tu di sini juga ada.. yang menjadi keprihatinan kami.. trus kami.. e. namanya apa ya.. home visit mendatangi anak keluarga anak kami yang meninggal..kami karuhke gitu.. trus wali murid yang meninggal.. kita juga memberikan bantuan.

230 Ir : Kalo wali murid ada berapa orang pak? S

: Itu ada empat orang..ada kelas satu.. ada kelas enam.. ada yang kelas tiga.. yang kelas lima.. dianya juga terkena.. tertimpa btu merah dan tembok dan genteng biasanya.. biasanya temboknya itu tembok yang menimpa.. crita- critanya itu sangat menyedihkan..

235 Ir : Tapi anak-anak sempat cerita juga? S

: Iya.. sempat cerita.. kalo anak yang betul-betul terkena.. misalnya kakinya terkena atau..kepalanya itu mereka itu.. kondisi pikirnya lalu menjadi sangat takut.. pucat.. nggak.. kalo mendengar istilah gempa itu sudah.. perubahan.. kelihatan sekali.. sampai sekarang itu masih ada yang takut kalo ada gempa

240 susulan tu kelihatan pucat.. Ir

: Iya.. walaupun cuma mungkin cuma tiga.. skala tiga.. S

: Iya.. iya mungkin yang sulit di.. ha.. untung kami punya itu alat-alat permainan yang seperti..

Ir : Yang di samping.. 245

S : Iya.. tu sangat membantu sekali Ir

: Menghibur anak-anak juga S

: Anak-anak itu terhibur sekali.. siang.. nanti sore kembali lagi ke sini.. bermain.. saya senang sekali.. anak-anak cepat untuk melupakan..

Ir : Ee.. bisa bapak berikan gambaran sekolah ini sebelum gempa itu.. seperti prestasi sekolah.. murid.. kegiatan-kegiatan sekolahnya itu seperti gimana pak? Sebelum gempa

S : Sebelum ini kan ada kegiatan drum band. ada kegiatan karawitan.. ada kegiatan tari .. ada pramuka.. ada TPA.. nah sekarang setelah gempa ini belum S : Sebelum ini kan ada kegiatan drum band. ada kegiatan karawitan.. ada kegiatan tari .. ada pramuka.. ada TPA.. nah sekarang setelah gempa ini belum

Ir : Eem.. bapak pernah melihat sendiri.. murid yang ini nggak pak.. yang bener- bener tampak terguncang.. yang jiwanya seperti itu

S :Ada e.. saya pernah lihat itu anak yang terkena.. itu.. terkena runtuhan bangunan tu.. kelihatan sekali anak itu.. kalo ada suara.. ada guncangan-

guncangan itu sangat.. takut.. ya.. dia cerita tapi dengan muka yang pucat itu.. ya kami untuk berusaha menghibur ya ndak ada apa.. kalo ada gempa ya kamu keluar.. berteduh di bawah meja.. atau di bawah almari.. gitu aja..

Ir : Kalo konsentrasi belajar murid-murid itu bagaimana pak selama pasca gempa ini?

S : Menurut saya ya.. ada perbedaan.. tidak seperti dulu sebelum ada gempa.. tu rasa trauma itu mempengaruhi kejiwaan.. ya lambat laun dengan ini.. dengan bermain.. dengan alat-alat yang lain tu bisa pulih sedikit demi sedikit..

Ir : Itu yang diharapkan bapak untuk sekolah ini? S

: Iya.. iya..syukur nanti kalo ditingkat itu kan.. tapi kan nanti siswanya kan menjadi.. A B A B.. dua belas kelas.. karna adanya gempa.. tidak semua SD dibangun.. SD yang berdekatan itu diregroup.. digabung..

Ir : Kalo bapak lihat sosialisasi anak-anak dengan teman-temannya itu pasca gempa ini apakah ada perubahan?

S : Untuk sosialisasi baik.. sudah nggak nggak ada masalah.. mereka saling bermain.. saling kejar-kejaran.. itu kelihatannya sudah..sudah pulih..

Ir : Ini yang berkenaan dengan perilaku anak-anak pak.. yang bapak amati saja.. karna saya nanti juga mau tanya ke beberapa guru juga.. tapi yang bapak amati.. e. pernahkah bapak melihat e. anak-anak menjadi lebih mudah tersinggung.. jawabannya itu pilihannya tiga, tidak kadang-kadang, sama sering

S : Ya kadang-kadang.. kadang-kadang.. ada yang tersinggung.. kadang-kadang Ir

: Yang itu kira-kira jadi tersinggungnya dipengaruhi karna suasana pasca gempa atau..

S : Iya.. terutama yang terkena akibat langsung seperti kejatuhan benda dan sebagainya.. e. sepertinya minta perhatian khusus gitu..

Ir : Ee.. anak-anak menjadi lebih sering melamun? S

: Iya.. bagi yang langsung terkena itu seperti itu.. Ir

: Bisa disimpulkan sering? atau.. kadang-kadang.. S

: Kadang -kadang.. Ir

: Kecemasan yang tiba-tiba muncul.. S

: Iya.. yang kehilangan keluarga.. dan sebagainya itu.. kelihatan sekali..

Ir : Ee.. kehilangan minat terhadap pelajaran S

: Berkurang iya.. kehilangan minat.. Ir

: Kadang-kadang atau sering pak masuknya? S

: Kadang-kadang.. iya.. kadang-kadang.. Ir

: Ee.. anak-anak menjadi tidak berminat terhadap bermain? S

: Iya berkurang minat bermainnya berkurang.. kadang-kadang Ir

: Ee..merasa menyalahkan diri sendiri atau kekhawatiran.. adanya kekhawatiran.. S

: Adanya kekhawatiran.. kadang-kadang.. Ir

: Keluhan-keluhan seperti sakit kepala..

S : Itu tidak.. tidak.. Ir

: Sakit perut? S

: Tidak.. tidak.. Ir

: Menjadi lebih sering buang air kecil? S

: Tidak itu.. Ir

: Anak di luar usianya menjadi kembali mengompol? S

: Tidak.. tidak.. Ir

: Demikian aja wawancaranya.. sepertinya data yang saya ini.. apa.. sudah cukup kalo kurang insya Allah minta bantuan bapak lagi..

VERBATIM WAWANCARA WW.09.GS.02.P.B. 13 September 2006

Responden

: Ny.Sj

: Dua, 15 th dan 5 tahun

Pekerjaan

: guru sekolah

Alamat

: Kretek, Pundong Bantul

Lokasi Wawancara : Halaman sekolah Tanggal

Catatan Peneliti : Ny.Sj, 42 tahun telah menjadi guru sejak tahun1980, pada saat ini tinggal di Kretek. Ny.Sj sendiri Catatan Peneliti : Ny.Sj, 42 tahun telah menjadi guru sejak tahun1980, pada saat ini tinggal di Kretek. Ny.Sj sendiri

Ket. Ir

: Pewawancara S

: Ny.Sj

Baris Wawancara dengan guru kelas 6 SD Panjang , Badan

1 Ir : Oo.. baru TK.. Ini sekarang penekanannya lebih ke arah personal ibu.. nanti kedua itu tentang bagian mengajar di sini.. ini berhubungan dengan gempa yang lalu bu.. dua tujuh mei itu ibu berada di mana saat..

S : Saya tu saat gempa tu berada di dapur.. memasak.. trus suami saya baru mbangunkan anaknya.. nggak tau saya baru menanak nasi dan air untuk

5 minum.. trus langsung terasa saya kok ada seperti suara (tidak jelas) trus langsung bergerak ini bergerak trus saya lari tapi nggak menyadari kalo anak saya yang gedhe tu dah masuk di kamar mandi.. trus saya yang.. astaghfirullahal’adzim.. keluar keluar..bapaknya bisa keluar, saya bisa keluar rumah.. tapi pintu masih (tertutup) tau tau anak saya teriak.. ibu..

10 gitu..nha saya mbaleni anak saya.. ternyata anak saya terkancing pintu kamar mandi itu.. tertimpa dua motor.. kebrukan motor ndak bisa keluar.. langsung saya dobrak pake kaki wong pintunya juga bukan pintu pake kayu yang begitu kuat enggak..pintunya hanya dari.. apa.. masih dari seng yang dijapit itu.. trus bisa keluar.. saya ajak keluar tapi gempanya dah berhenti..

15 bisa keluar.. nggak lama kemudian suami saya dipanggil tetangga.. (tidak jelas).. tetangga yang tertimpa reruntuhan bangunan.. dan tertimpa genteng.. keadaannya parah sekali. Suami saya sementara waktu njawab ini keadaan panik.. kuncinya diberikan..tolong cari sopir.. mobilnya boleh dibawa.. itu diterima.. ternyata trus nggak lama lagi trus ke rumah saya lagi sambil

20 nangis.. pak pokoknya saya minta tolong bapak ngantar istri saya keluarga saya ke rumah sakit.. itu.. yang sudah mendesak harus dibawa ke rumah sakit ada dua orang.. tapi.. ndak mau dibawa bersama-sama..trus akhirnya mbawa satu orang..itu dari rumah.. tu sampai Patalan sampai Bantulan tu distop apa.. orang sakit yang ada di jalan itu.. udah banyak mayat.. ada.. e.

25 ndak ditutup ndak apa.. pokoknya orang sakit tu dah ada di jalan. . akhirnya 25 ndak ditutup ndak apa.. pokoknya orang sakit tu dah ada di jalan. . akhirnya

30 udah tua.. juga pegangan terus ya udah.. Ir

: Ibu waktu itu berteduh di mana ibu? S

: Di depan rumah saja di anu.. di pekarangan kosong itu.. dah di pinggir jalan.. dah di pinggir jalan itu apa.. tetangga-tetangga itu dah teriak-teriak.. Pak Bardi..Pak Bardi tu suami saya.. Pak Bardi baru keluar.. ngangkut orang-

35 orang ini ke sekitar kecamatan.. tapi orang-orang nggak tau kalo bapak saya sudah ke rumah sakit.. trus saya ada motor ada rumah terbuka dah.. saya maunya ikut orang-orang ke jalan raya.. ke.. infonya suruh kumpul di kecamatan.. gitu.. ha itu orang-orang di desa saya dah diangkut pake mobil sapi.. dah suasananya (tidak jelas).. trus saya udah jalan sampai di.sebelah

40 timur desa Bedog itu.. mertua saya.. motormu itu nanti gimana? Pun mboten nopo-nopo mbah .. yang penting selamat.. saiki dipasrahke wae.. dipasrahke sopo.. awake dhewe kon ngeterke gitu .. kunci saya pasrahke tetangga.. tapi tolong saya antarkan ke depan kecamatan..sampai di kecamatan. di sana dah seperti.. gerabah diinter itu.. pasca terjadi gempa.. tengjlerit.. tengjleritnya itu

45 yang.. panik.. tingjlerit itu.. sama teriak anak-anak kan udah siang.. udah lapar.. haus .. ha kebetulan dekat saya itu tetangga saya itu bawa nasi.. nasi itu maunya untuk jualan di sekolah.. trus sama apa.. air putih satu jerigen tu juga buat jualan di sekolah.. ha itu trus dibagi-bagikan pada anak kecil itu.. alhamdulillah anak kecil karna udah kelaparan.. suka jajam sepuluh sebelas

50 itu.. tapi isu tsunami itu masih bikin panik.. orang-orang udah pada lari ke utara sana yang punya mobil, sepeda motor..

Ir : Kalo kondisi keluarga ibu.. anak ibu gimana? S

: Alhamdulillah sehat..ssehat suami saya, adik saya, mertua saya, sehat semua..sempat ngungsi selama sebelas hari ..sebelas hari sebelum.. sebelum

55 ada bantuan apa-apa..belum berani ke sini.. trus kalo ke sini ya sekedar itu.. ke sekolah kan.. pagi harus ke sekolah.. siangnya ke Magelang lagi.. jadi nglaju saya .. trus di samping itu.. kejadian itu kan hari Sabtu.. trus mulai hari Minggu tu saya dah berpikir.. gimana tetangga-tetangga saya karena nggak ada tempat buat berteduh, rumah rata.. trus tetangga itu saya nengok hari

60 Minggu tu saya sempat sampai masuk desa itu bisa nangis.. karna tetangga saya hanya berteduh di itu.. di kresek..untuk njemur gabah.. bekas untuk wadah rabuk .. pupuk urea itu.. ada yang dijahit delapan, sepuluh, sebelas itu kan dilipet.. atapnya itu.. untuk tinggal.. itu bagi yang rumahnya dah roboh.. bagi yang belum roboh pun nggak berani untuk.. yang atapnya itu untuk

65 dhesel-dheselan orang banyak.. trus saya pulang ke Magelang saya berembug sama adik saya.. dik tolong saya mau nengok keluarga, tetangga, tolong dicarikan oleh-oleh.. Oo.. nggih.. trus itu ndak usah mandang siapa-siapa ya mbak.. walaupun mbak orang Islam, tapi jujug aja di pos bantuan Merapi.. pos bantuan Merapi itu, asalnya juga bukan dari orang Katholik.. hanya pos

70 bantuan Merapi itu ngeposnya di dekat gereja.. di Paroki Sumbing .. trus kalo bantuannya nanti ya dari pedukuhan pedukuhan pedukuhan.. kan tentu saja 70 bantuan Merapi itu ngeposnya di dekat gereja.. di Paroki Sumbing .. trus kalo bantuannya nanti ya dari pedukuhan pedukuhan pedukuhan.. kan tentu saja

75 langsung dari relawan sana menyatakan kalo nasi bungkus mau? Mau.. kalo mau nasi bungkus itu ada tersedia tujuh ratus nasi bungkus, ambil di pedukuhan Bener.. saya ambil ke sana.. trus dari pos bantuan itu ditambah berupa sarimi.. dua kerdus.. sama dipinjami terpal satu .. adanya cuma satu..trus relawan dari sana saya bawa.. saya bawa ke sini.. sampai di rumah

80 tu saya kan langsung njujug pak dukuh.. pak tolong itu ada bantuan segitu diratakan.. trus saya tinggal ke sekolah.. suasananya yang mbantu itu.. lega tu lho mbak.. trus.. orang-orang banyak berdatangan.. di situ juga itu sama selonjor duduk.. sambil makan nasi bungkus.. trus saya minta untuk wawancara sama relawan itu sendiri..kan saya mbawa relawan tiga orang,

85 yang mau survey ke daerah-daerah itu .. trus penduduk situ survey.. wawancara sama relawan, bilang kalo repot mbantu nasi bungkus, repot masaknya.. saya masih siap untuk masak sendiri.. mohon dibantu bahan makanan yang tidak mahal.. yang penting ada garam mbak..saya yo.. bilang gitu to.. terutama saat itu ka warung-warung ya belum ada yang buka.. tu

90 pasar sepi, trus sorenya saya pulang ke.. yang malemnya saya diajak rapat oleh yang mau mbantu lagi.. ha datang lagi dari kelurahan mana ya itu.. pokoknya dah di lereng Merapi sana.. itu.. berupa bahan makanan, ada beras, ada sayuran, ada itu macem-macem.. bahkan pak lurahnya sendiri turun ke situ masrahke sama pak dukuh di desa saya.. tujunya.. yang di sana mbawa

95 truk trus satu mobil.. mobil saya tapi ya hanya mobil.. mobil baru itu.. itu juga dah alhamdulillah.. ha itu berjalan selama empat hari.. empat hari kalo nggak lima hari.. gantian mbak.. pedukuhan sini.. pedukuhan sini.. pedukuhan sini.. (terdengar bunyi bel masuk)

Ir : Ibu kalo saat ini sudah kembali ke Kretek? 100

S : Oh udah.. saya kan trus selama sebelas hari saya mikir.. bensin saya.. ekonomi saya kan ya terbatas.. gimana ya .. kan saya juga nggak mbawa baju.. masih tersisa untuk jalan selama sebelas hari itu udah alhamdulillah.. tapi saya dapat bantuan dari.. adik saya itu ada yang mbantu.. mbak, ini untuk beli bensin.. ada yang mberi lima ratus, ada yang mberi tiga ratus..

105 mbak ini untuk beli bensin.. nha saya.. saya itu.. nha bantuannya itu dari bensin.. trus selama sebelas hari kan saya juga merasa.. anu.. agak payah.. payah yang satu tenaganya. . yang kedua ya bensin itu..trus saya bikin itu.. itu lho cari tenda diberikan tenda adik saya dua.. terpal itu.. warna biru..diberikan adik saya dua.. bapak saya sama adik saya ke ikut di sini..

110 mbuatkan anu itu.. terpal itu.. AlhamdulillahIr : Kalo ini.. kondisi ekonomi atau finansial ibu sendiri keluarga.. setelah gempa ini.. terkena.. S

: Ya.. tentu saja.. karena yang seharusnya gaji itu.. sebagian besar untuk memikirkan bagaimana saya bisa berteduh itu..

Ir : Memperbaiki rumah ya bu? 115

S : Belum memperbaiki rumah.. paling nggak kan ya biaya saya buat rumah dari bambu .. tapi ya alhamdulillah.. kan di.. itu rumah mertua masih sempet bisa diselamatkan.. masih bisa untuk makan..

Ir : Ee.. ini ada beberapa gejala-gejala fisik.. saya mau tanya ke ibu kira-kira anak-anak.. jawabannya itu bisa tidak pernah, hampir tidak pernah, kadang-

120 kadang, atau sering.. berhubungan.. sehubungan dengan pasca gempa apakah ibu pernah mengalami gangguan dalam berkonsentrasi sewaktu bekerja

S : Contohnya kalo misalnya ngajar, ada anak-anak mukul-mukul pintu apa.. bisa saya itu.. sering.. pernah terjadi.. lari saya.. anak-anak sini ada.. kelas lima disuruh masuk.. ini yang anak-anak kelas ini aja.. ada yeg sedikit itu

125 langsung lari.. sulit untuk dibawa duduk kembali Ir

: Yang kedua itu.. mengalami kecenderungan untuk merasa lebih tertekan.. menjadi tertekan itu.. apa ya.. bebannya itu menjadi lebih.. berat.. seperti itu..

S : Ya lebih beratnya gini.. kalo sehubungan dengan tugas saya mengajar, lebih beratnya.. buku-buku untuk.. murid, itu kan kemarin dipinjamkan untuk

130 anak, berhubung rumahnya pada roboh, dah kehujanan dan sebagainya, itu kan bukunya dah nggak bisa kembali.. lha ini kan berarti kosong, nggak ada buku pedoman.. berarti kan anak belajar itu kan sumbernya pada.. iya.. padahal suasananya seperti ini.. kalo saya bersuara keras belum tentu bisa mendengar semua

135 Ir : Ee.. ibu pernah merasa melihat kilas balik waktu gempa nggak bu? Nggak hanya dalam tugas mengajar, tapi juga dalam kehidupan sehari-hari.. teringat..

S : Ya kalo saya.. terutama, pas lewat di depan kecamatan, itu kan anak saya langsung ingat.. ibu.. dulu lari-lari di sini.. ibu saya lari.. sepertinya..

140 gimana ya.. ya kalo suasana itu.. alhamdulillah.. tapi ya sambil itu ingin meneteskan air mata.. alhamdulillah saya masih diberi keselamatan..

Ir : Sekarang menjadi lebih emosional? S

: Cepet.. cepet marah tapi ya.. gimana ya.. pokoknya semua saya syukuri mbak.. lebih emosional tapi kalo habis bersuara sampai nggetak-nggetak

145 trus lho kenapa saya.. toh anak-anak sudah mengalami musibah kok saya tambah dengan getakan seperti itu.. saya masih.. gimana yo diberi..peringatan seolah-olah.. seolah-olah.. saya harus nahan gitu

Ir

: Kalo di sini itu yang menjadi korban meninggal berapa ya bu?

S :Yang korban meninggal satu, tapi yang sakit di rumah sakit banyak.. 150

Ir : Ee.. apa ibu merasa terganggu dengan suara-suara? S

: O iya, jelas.. itu sampai sekarang masih ada bunyi, gitu.. keras sekali.. bahkan sekarang kan masih..bermunculan gempa-gempa..

Ir : Ee.. pasca gempa ini di keluarga ibu sendiri apa terjadi perubahan pola komunikasi? Terhadap anak-anak ataupun pasangan? Apakah akhirnya

menjadi lebih sering bicara..atau lebih akrab.. atau biasa saja?

S : Yo.. gimana yo... ya saya kira.. itu lebih anu.. lebih.. hubungannya lebih.. lebih erat gitu.. soalnya.. yang tadinya kan saya dan mertua saya nggak jadi satu, sekarang jadi satu tenda.. ya terus terang kalo masalah.. terganggu itu ya terganggu.. tapi kalo jadi satu kan tidak mungkin. . mungkin karna..

160 mungkin karna itu juga bisa, tapi ya itu gimana ya.. pikir punya pikir ya harus.. harus disadari

Ir : Kalo keadaan awal.. hari-hari awal pasca gempa itu apa saja yang menjadi kecemasan ibu yang terbesar?

S : Awal.. awal gempa itu kan masih.. masih..sekali.. itu kerap sekali terjadi 165

gempa, saya itu kecemasan itu ya, sampai kapan gempa itu akan terjadi..trus kan ada isu kalo di daerah sini itu mau..gimana ya.. mau pecah gitu .. trus kan ada isu suruh ngungsi ke mana, gitu.. kan dalam.. dalam pikiran itu mungkin.. apakah saya harus keluar.. apakah saya harus ikut keluar dari sana.. adakah tanah di sana.. ha itu dah.. dah mulai..tapi ya.. kalo saya ya

170 masih sabar.. gimana ya..sebenarnya kalo dibandingkan dengan tetangga- tetangga yang lain.. kalo tetangga-tetangga yang lain itu suami istri satu desa, ya mau nggak mau kan di situ dah rusak kan dah habis.. kalo saya kan lain daerah tu di Magelang.. kalo yang sini rusak, yang situ aman, gitu..masih ada tempat berlari

175 Ir : Kalo sekarang-sekarang ini malah kecemasan ibu apa saja? Ada yang dirasakan sebagai sumber kecemasan atau tidak? Yang sehubungan dengan keluarga kalo saat sekarang ini?

S : Kalo.. saya itu.. cemas itu ya ada saja mbak.. bisakah saya memperbaiki rumah itu jelas ada.. trus.. kan saya kalo.. dah saya program.. punya anak

180 satu bisa bikin rumah.. trus apa kalo.. punya rejeki ya ditabung untuk misalnya saja kesehatan atau mbayar sekolah anak saya.. gitu mbak.. sekarang kalo dah gini kan.. gimana saya bisa memperbaiki rumah saya sampai bisa ditempati.. itu kecemasan saya.. kalo ada gempa lagi.. apa ini ya bisa kuat.. gitu.. itu ya masih.. masih jadi pikiran.

185 Ir : Gempa ini.. e. mempengaruhi kinerja ibu selama tugas di sini? Kinerja itu.. mulai dari.. semangat.. semangat bekerja.. seperti itu..

S : Ya kalo semangat bekerja.. ini mengajar itu kan udah tugas saya.. yang jelas ya saya merasa..lebih agak.. agak berat pasca gempa ini dibanding yang sebelum.. sebelum gempa .. Ir : Ee.. apakah menurut ibu pengalaman

190 gempa ini ee. ada pengaruh atau ada hikmah yang ibu ambil? Untuk ibu sendiri dalam hidup ibu?

S : Ya terus terang.. semakin anu.. semakin.. saya merasa kepercayaan terhadap Allah itu semakin.. semakin tebal mbak.. kalo sekarang ini kan harta itu ndak.. ndak.. ndak seberapa gitu.. walaupun punya harta nyatanya

195 bisa.. dihancurkan dalam waktu kurang dari satu menit (Terdengar suara proses belajar-mengajar dengan bahasa Jawa) Ir

: Dilanjutin ya bu ya.. secara umum.. kondisi sekolah di sini itu setelah pasca bencana itu digambarkan oleh ibu itu seperti apa bu? Dari hari-hari pertama.. hari-hari awal..

200 S : Hari-hari awal.. ya.. gimana ya.. bapak ibu guru tu.. kebanyakan ya.. kalo bicara sama anak-anak itu.. lebih-lebih sama anak-anak yang cacat, yang masih merasa sakit, yang masih datang itu dituntun orang tuanya..apa masih bawa kruk dan sebagainya… itu kan rasanya gimana ya..ya ingin nangis gitu lho..pengin nangisnya itu ya alhamdulillah saya masih diberi kesehatan .. itu

205 kan masuk pertama kali ujian.. ujian.. ujian ini yang dari Kabupaten Bantul..itu ada anak yang lari.. ndak mau ngerjakan.. bahkan..ujiannya kan ditata meja di sini, ternyata ndak mau duduk di emperan.. trus.. ini kan belum ada tendanya, itu ditata di.. bawah itu pohon mangga..ya di halaman .. kalo dah jam lapan jam sembilan jadi panas.. itu aja ada anak yang.. yang

210 mau ngerjakan tapi.. ada anak yang.. pokoknya lari..tidak dituntun-tuntun ya tetep nggak mau ngerjakan.. trus ada anak juga yang.. tangannya itu ndak bisa pegang bolpoin..itu ndak bisa pegang pensil, yang bisa yang kiri.. kakinya juga sakit.. bahkan di.. datang di sekolah itu karena.. keluarga.. diantar kakaknya, dijunjung, dibopong dari sepeda itu.. itu ya terpaksa..

215 kakaknya yang.. ikut juga yang ngorek-orek itu.. ya itu.. kalo itu ndak diperbolehkan kan kasihan (tidak jelas-riuh)

Ir : Pasca gempa itu anak-anak prestasinya gimana bu? Prestasi belajarnya.. kegiatan-kegiatan sekolahnya..

S : Kalo sebelum gempa, itu kegiatannya kan full, gitu.. hari apa. sorenya 220

TPA.., hari apa sorenya Pramuka.. hari apa sorenya tari..hari apa sorenya drum band ..gitu.. tapi setelah gempa ini ya kegiatan itunya ya (tidak jelas).. trus kalo pulang sekolah sore harinya kan diisi dari.. (tidak jelas)

Ir : Kalo.. jumlah.. e. murid-murid.. khususnya kelas enam ya.. paling nggak walinya atau gurunya menjadi korban.. maksudnya.. baik e. fisiknya,

225 terkena itu ada bu? S

: Kalo yang kelas enam itu yang kemarin kan udah.. udah lulus.. kalo yang sekarang ya..

Ir : Yang kemarin itu malah sudah lulus ya.. S

: Itu yang kelas enam itu dah lulus.. itu yang paling itu yang cacat ada dua.. 230

Ir : Itu wali-wali mereka terpisah nggak bu? S

: Ee.. maksudnya ada yang jadi..yatim.. ada yang menjadi piatu.. tapi kalo yang yatim piatu saya kira ndak ada..yang kehilangan bapak, yang kehilangan ibu, itu ada.. bahkan yang sekarang itu sudah..kalo kelas kita alhamdulillah nggak ada.. itu yang kelas lima itu yang di.. itu..

235 Ir : Ibu pernah melihat.. secara langsung? Ee.. ada anak yang sangat terpengaruh, khususnya yang kelas enam.. terpengaruh itu ee..sepertinya sangat terguncang..

S : Kelas enam yang sekarang? Sekarang saya kira.. ini alhamdulillah, kelihatannya anaknya juga ceria ..tapi ya dulu itu saya usahakan tidak mengingatkan kembali peristiwa gempa itu ..

Ir : Memang bener-bener menjaga perasaan.. S

: Iya.. iya.. soalnya kan kalo diingatkan kan itu..ada yang.. bagaimana lari.. rumahnya roboh..mana sampai di rumah sakit.. kan kasihan

Ir : He’e.. apalagi tambah pikiran ya.. tambah.. gimana.. gitu.. Ee.. menurut ibu sendiri.. gimana keadaan psikis dari guru-guru yang mengajar dan murid- muridnya? Jadi mulai awal sampai sekarang itu..seperti apa..

S : Guru-guru yang trauma itu.. kalo ada suara sedikit, itu ada yang sempat lari.. atau gimana.. masih.. masih belum bisa melupakan peristiwa.. dua puluh tujuh mei..ada blung.. padahal itu hanya anak itu pintu atau apa tu.. mungkin ya guru-guru ya ndak tau..ya paling ndak beranjak dari tempat duduknya..

Ir : Kalo konsentrasi belajar anak anak sendiri itu gimana bu? S

: Kalo sekarang ya diperbanyak anu.. diperbanyak hiburan..kalo.. ya gimana kalo nggak seperti itu..kalo ditekan dengan kurikulum yang ada..

Ir : Nggak kena ya bu akhirnya..

S : Nggak bisa.. Ir

: Jadi ibu mengatasinya.. mengantisipasinya itu ya memang..sekarang ini tidak terlalu ketat sama kurikulum..

S : Enggak..ya materi sedikit.. nanti diajak gimana.. (tidak jelas) Ir

: Itu salah satu cara ngatasinya ya bu ya? S

: Ya kalo misalnya ini di.. sampai jam sembilan tadi, sampai istirahat, itu belajar matematika..suruh nggarap.. terus.. kan kasihan..walaupun belajar matematika ya diselingi cerita sedikit.. atau ditanya yang agak.. gitulah.. sering untuk hiburan itu..biar nggak begitu sekali.. tapi kalo ada anak yang rame. . ada anak yang.. saya gertak saya.. (tidak jelas)

Ir : Dari murid ibu sendiri.. ibu pernah mendengar anak.. atau datang ke ibu dengan keluhan-keluhan sakit seperti.. sakit kepala.. atau sakit perut.. sakit...

S : Enggak.. enggak.. hanya.. sementara waktu kan ada yang sering itu.. muntah-muntah..terus sering panas.. itu ya langsung dibawa ke Puskesmas..disuruh ndak.. ndak melanjutkan belajar..

Ir : Kalau harapan ibu sekarang, bagaimana? S

: Harapan saya itu bisa.. semua bisa belajar dengan tenang..ya gimana ya.. (tidak jelas-riuh).. kalo ada bantuan ya fasilitas untuk belajar anak..kemarin ya.. ya hasil ujiannya itu kan nggak begitu.. ya walaupun (tidak jelas) selama ini mungkin yang didapat anak-anak itu biar ndak. ndak terlalu..gimana ya.. ya jangan hanya untuk..gimana ya.. anak-anak kan dengan bermain aja kan yang anunya nggak masuk..terus kurikulumnya juga ndak bisa.. ndak bisa tercapai.. supaya kurikulumnya bisa tercapai (tidak jelas-riuh)

Ir : Dalam pengamatan ibu bagaimana pola interaksi anak-anak.. mereka bermain dengan teman-temannya..sudah seperti normal biasa.. atau..

S : Anak-anak sudah sepertinya sudah..(tidak jelas-riuh).. Itu karna tadi saya melihat mbak..(tidak jelas)

Ir : Bermain tu kelihatannya ini..membantu.. S

: Membantu menghilangkan stres.. membantu menghilangkan depresi jangan sampai ingat yang kemarin.. trus nanti ya karna.. gimana ya.. semua itu ada manfaatnya dan keuntungannya ada.. selama itu ya.. ada permainan.. anak-

anak diajak bermain, itu bisa menghilangkan stres, trauma yang kemarin .. anak-anak itu mau.. kalo ditinggal sedikit aja tidak terlalu anu ya..katanya juga ya gimana ya.. harus.. harus ada..

Ir : Harus pandai ngatur S

: Soalnya meleng dikit aja.. lari ke rumahnya.. Ir

: Ini ada beberapa gejala-gejala yang saya ingin.. jawabannya itu bisa tidak ada sama sekali, kadang-kadang, atau sering. Ini berkaitan dengan yang dialami anak-anak.. khususnya anak-anak yang ibu asuh.. yang sekarang maupun yang lalu juga tidak apa-apa bu.. e. anak-anak menjadi lebih mudah tersinggung

S : Iya S

: Iya kadang-kadang Ir

: Ee yang kedua.. kecemasan yang muncul secara tiba-tiba S

: Kadang-kadang muncul Ir

: Anak menjadi sering melamun

S : Sering juga.. Ir

: Ada juga ya.. Kehilangan minat terhadap pelajaran S

: Ya trus kadang-kadang.. berkurange mbak.. berkurang Ir

: Itu kadang-kadang ya bu S

: Iya kadang-kadang Ir

: Ee.. tidak mampu berkonsentrasi terhadap pelajaran atau tugas-tugas S

: Ya kadang-kadang Ir

: Ee sering.. anak-anak menjadi kurang berminat terhadap bermain

S : Kalo bermainnya.. tidak Ir

: Anak-anak menyalahkan dirinya sendiri atau merasa kekhawatiran

S : Tidak.. bahkan malah menyalahkan orang lain Ir

: Oh iya..Ee.. mengeluhkan kekesalan S

: Kadang-kadang ada.. Ir

: Ada juga..Ee.. (tidak jelas) S

: Kadang-kadang juga.. Ir

: Ee.. menjadi sering.. lebih sering buang air kecil S

: Ee.. kelihatannya biasa-biasa aja.. Ir

: Ini sudah bu.. itu aja..makasih banyak ibu atas bantuannya..kalo mungkin ada salah saya mohon maaf bu..kalo saya butuh bantuan mohon dibantu lagi

S : Insya Allah kalo saya bisa bantu saya bantu..

VERBATIM WAWANCARA WW.10.TM.01.P.B. 29 Agustus 2006

Responden

: Bp.Dukuh

: Buruh tani, dukuh dusun Badan

Alamat

: Dusun Badan RT.04 Panjangrejo, Pundong, Bantul

Lokasi Wawancara : bekas reruntuhan rumah Tanggal

Catatan Peneliti : Bp.Dukuh 46 tahun, telah menjabat sebagai kepala dukuh selama 16 tahun (sejak tahun 1990). Pada saat ini masih tinggal bersama keluarga besarnya yang terdiri dari bapak, inu, istri anak dan adik kandung. Selain sebagai kepala dukuh sehari-hari mengerjakan sawah. Gempa yang terjadi

27 mei 2006 banyak membawa perubahan pada keluarganya. Selain karena robohnya rumah yang didiami, pak dukuk juga merasa berat karena kekeringan melanda sawah sehiongga pendapatan sangat berkurang, selain itu tugas sebagia kepala dukuh dituntut untuk aktif mengusahakan 27 mei 2006 banyak membawa perubahan pada keluarganya. Selain karena robohnya rumah yang didiami, pak dukuk juga merasa berat karena kekeringan melanda sawah sehiongga pendapatan sangat berkurang, selain itu tugas sebagia kepala dukuh dituntut untuk aktif mengusahakan

Ket. IE : pewawancara IR

: Bp.Dukuh

Baris Wawancara dengan Pak Dukuh Badan (46 th)

IE : Kalau ini, di Badan ini Pak sebelum gempa itu sebagian besar penduduk itu

1 mata pencahariannya apa ya Pak? IR

: Petani sama Buruh IE : tapi lebih banyak mana dibanding petani dengan Buruh?

IR : banyak yang Buruh.

5 IE : Banyak yang buruh (iya) buruh itu ngapain aja pak? IR

: Buruh itu ada yang buruh laden tukang, buruh sawah, ya itu terkandung dimana dia bekerja, namun sebagian besar buruh. IE : Buruhnya itu disininya sendiri atau kekota.

IR : Ya macem-macem, ada yang kekota, yang buruh laden tukang sama tukang itu

10 kekota terus yang usianya sudah agak tua dan tidak bisa naik sepeda itu buruh buruh tani. IE : Kalau setelah gempa itu pekerjaannya itu kurang lebih masih tetap sama atau bagaimana Pak, atau banyak perubahan?

IR : ya banyak perubahan, yo mungkin setelah gempa sampai sekarang itu ya, kan

15 mbak tahu sediri, inikan masih ngurusin rumahnya sendiri sebagian besar gitu terus bagi yang mempunyai ketrampilan tukang atau apa itu, itu bisa rumahnya sendiri sebagai tempat untuk berteduh terus ya buruh mengerjakan tetangga- tetangganya gitu. IE : apa tidak jadi ini terlantar kalau tadinya kerja diladang terus ladangnya

20 ditinggal dulu atau gimana? IR

: ya sampai sekarang terlantar, ya sawah-sawah itu banyak yang tidak ditanami. (Karena memang fokusnya itu ke…) kerumah, fokusnya itu ya kerumah sementara itu untuk berlindung, sampai sekarang sampai masih itu. IE : Apa justru tidak kesulitan itu Pak, karena penghasilan kan jadi mandeg juga ya.

25 IR : Ya juga sulit, jadi mungkin hari-hari gini itu udah, masyarakat itu udah banyak yang kekurangan. IE : kalau masyarakat sendiri tanggapan soal bantuan-bantuan itu bagaimana Pak, bantuan-bantuan itu lebih banyak meresahkan atau gimana Pak, atau malah gimana Pak?

30 IR : Ya itu untuk untuk Jadupnya sendiri itu membuat resah, karena apa, sampai sekarang itu yang belum menerima itu sampai sekarang itu ya belum menerima 30 IR : Ya itu untuk untuk Jadupnya sendiri itu membuat resah, karena apa, sampai sekarang itu yang belum menerima itu sampai sekarang itu ya belum menerima

IR : Untuk wilayah ini 184.

35 IE : itu untuk? IR

: Jiwa, yang belum menerima Jadup untuk-untuk lauk pauknya, kalau untuk berasnya kemarin sudah saya kirim. Walaupun jadupnya itu yang mendapat uang, tapi secara saya matur sama Pak Lurah karena kebijaksanaan sudah tidak mendapat uang kemudian tidak mendapatkan beras kan juga kasihan. Berasnya

40 aja juga saya kasih . IE : Selama ini yang bantuan dari pemerintah itu hanya itu aja? yang bener-bener nyata.

IR : iya yang nyata yang diterima itu baru itu sama bantuan per RT-satu juta untuk beli paku.

45 IE : Per RT ya pak ya, dihitungnya ya. IR

: Iya, per Rumah itu kemarin itu mendapat 25 ribu kalau diuangkan IE : Itu untuk yang pakunya itu ya?

IR : Iya. Yang menjadi kesulitan itu dengan adanya anu ga merata, anu LSM

50 bantuan itu mbak, bantuan rumah, bantuan ini itu kan ga merata. Sana dapat apa sini ga. Ya ini, untuk membuatkan ini yang rumah itu sini baru dapat 3. IE : Itu dalam bentuk apa Pak? dibangunkan atau apa?

IR : Dibangunkan rumah IE : itu kenapa Pak koq bisa, maksudnya….

55 IR : Itukan bantuan itu datang sendiri dari anu kan datang, misalnya sana datang kesini, terus sini si anu rumahnya berapa terus saya buatkan tiang mau apa ga? Nah, akhirnya dari segi sosial kan ada itu diam-diam sudah dibuatkan sini ga dibuatkan, dari sana itu ya kriterianya wong saya sendiri-pun tahu-tahu sudah ada rumah, yang jelas itu.

60 IE : Ooo,….kadang-kadang malah ga (ga tahu) terdengar sama sekali (ga terdengar) eh,…koq ga terdengar, Ga terlaporkan.

IR : Iya, itu seperti dari Jawa Timur dari Jombang (oiya,…itu seperti Rumah Walubi atau semacamnya itu ya Pak?) Iya itu, saya cuman lihat ini bantuan dari anu, gitu

cuman cuman dengar gitu. Tahu-tahu sudah ada rumah.

65 IE : kalau bapak perasaannya kalau ada seperti itu gimana Pak? IR

: Ya,..rasanya gimana yo. Ya senang senang gimana gitu, memang kalau ndak rata yo akhirnya iri sosialkan ada. IE : Ada warga yang protes ga sampai saat ini. Maksudnya ada yang mangkel, atau gimana.

70 IR : Ya itu karena yang ditetangga itukan banyak sekali ya, di tetangga pedusunan itukan ada bantuan ada beberapa bantuan koq sini koq ada gitu,cuman itu . Karena bantuan itu ga dikoordinir akhirnya cemlong-cemlong akhirnya yang tidak mendapatkan mungkin ya membuat resah yang jelas. Itu fokusnya kan kepala dusun lagi,iya tho,padahal itu bantuan itu orangnya itu dari sananya

75 itukan mencari sendiri, tempatnya itu mencari bukan dicari dan dari sananya itu mencari yang cocok mana, mungkin pas dipedukuhan lain berhenti untuk membantu. Lha tadinya itu ndak ada yang masuk .

IR : Akhirnya ini yang ga mendapatkan itu iri, nah itu akhirnya ke tokoh IR : Akhirnya ini yang ga mendapatkan itu iri, nah itu akhirnya ke tokoh

80 untuk, sebetulnya dikoordinator sama pemerintah kemudian diratakan itu enak , bagi yang bawah. Mungkin karena lama-kelamaan karena kelaparan mungkin menjadikan konflik mungkin, kalau kesadaran masyarakat itu kurang mungkin bisa konflik. IE : Kalau acara-acara sosial disini itu sudah mulai aktif lagi apa belum Pak ?

85 IR : Belum IE : belum juga, dulu itu kalau menjelang – menjelang ini ya, sekarang ini Ramadhan ya. Menjelang ramadhan gitu- gitu biasanya ada,….

IR : Ada pengajian, kalau sudah Ramadhannya, kalau sudah puasanya misalnya. Yang jelas sekarang ini semua kegiatan yang menyangkut apapun baru lumpuh

90 ga bisa jalan, ya baik PKK, pokokke semua kegiatan. IE : Lumpuhnya itu semata-semata memang karena rombak atau.. IR

: Ya memang fasilitasnya juga ga ada, iya tho. Apa-apa juga sudah hancur, ya sekarang masyarakat itu baru mengurusi dirinya sendiri untuk keluarganya sendiri, keamanan keluarganya sendiri .

95 IE : Kira-kira kalau seperti ini malah bikin penduduk jadi semakin individualis atau

ga Pak? maksudnya keterlibatannya itu akhirnya semakin akrab atau bagaimana Pak. Karena fokusnya ya,… IR

: ya disisi lain sementara itu ya membuat akrab tapi lama kelamaan ya sekarang menjadi individualisme, kan orang-orangnya cuek sing penting ngurus saya

sendiri karena mau ngurus oranglain , dirinya sendiri aja belum terurus. Sewaktu pembersihan puing-puing itu per RT ya juga lain-lain ada yang dibuat secara kelompok bergantian, ada yang dibersihkan sendiri, terus ada yang dari relawan, tapi untuk RT-2 kemarin itu secara keseluruhan dikerjakan secara kelompok per RT.

IE : itu malah lebih bagus ya kalau dikerjakan seperti itu. IR

: Ya, tapi untuk RT lain ya nggak, karena sifat masyarakat itukan lain-lain. IR

: untuk rumah permanent itu cuma berapa persen aja yang sudah, ga lebih dari 10%, tapi semua cuma rumah kecil karena kebanyakan masyarakat sini itu petani dan mungkin yang bisa itu malah dari apa, dari buruh pegawai, pekerja

pabrik, atau dari mana terus dari pegawai negri itu punya tabungan kalau petani itu pas-pasan baik itu yang sangat banyak maupun yang kecil, yang jelas kalau petani itu terbatas dan ga punya tabungan, sekarang panen untuk makan sampai panen lagi sudah habis lagi. IE : apalagi kalau secara terus-terusan ga di, ladangnya ga di ini, akan lebih parah

lagi. IR

: wong saya sendiri juga merasakan lumpuh, inikan saya juga belum bisa buat yang permanen karena belum ada uang IE : Kalau dulu itu lebih ini, maksudnya ini Pak sebelum gempa itu lebih lancar apa Pak penghasilannya, apa?

IR : Yang jelas sekarang ini ga ada penghasilan, pengeluaran banyak terus bagi masyarakat petani itu kalau mau buat rumah harus direncanakan berapa tahun. Itu dicicil nabung, mungkin masyarakat petani itu yang baku itu bahan- bahannya dulu beli, misale sekarang itu panen dan diperkirakan kalau punya sisa untuk beli gawang, untuk beli gawang satu atau dua,atau tiga, dan besok

kalau panen lagi beli lagi kebutuhannya apa, terus genting, terus bata. Nanti kalau sudah siap semuanya baru dipasang, bukan sekaligus buat . Terus masangnya sendiri petani itu,buatnya kecil padane satu atau dua kamar atau gimana, terus besok punya nabung lagi, terus besoknya berapa tahun lagi buat lagi. Makanya banyak sekali rumah yang baru, agak baru itu ga sama. Ya

sistemnya itu ya hanya nambah-nambah gitu. Nah kalau waktu sekarang itu harus buat semuanya, lha dari mana uangnya. IE : Iya, karena memang hancur sekali, bangunnya itu yang lama.

IR : Bangunnya yang lama. Dari pemerintah sendiri itu untuk bantuannya itu sampai sekarang juga belum menerima, dari sejak sosialisasi kemarin untuk bantuan

itukan diberikan secara bertahap (maksudnya bertahap itu bagaimana Pak?) bertahap itu dibuat kelompok terus tahap 1 misalnya bisa membuat,1 kelompok itu 15. Limabelas itu tahap pertama misalnya untuk bisa membuat buat uang yang turun itu satu kelompok itu untuk membuat rumah 3, nah nanti kalau itu selesai itu baru turun lagi. (Ooo, …bener-bener metode evaluasinya terkesan

ya?). Ya, iya tapi bagi yang paling bawah seperti saya, karena jadup sendiri kemarin ya katanya diusulkan besok kalau anu diberikan tapi ya ternyata ndak turun katanya penggelembungan data yang tidak menerima sudah habis, tidak tidak dapat diusahakan akhirnya ga menerima saya. Padahal yang paling bawah itu orang masyarakat pedusunan itu paling jujur itu jika tidak mendapatkan jadup

itu, tidak mendapatkan uang. IR

: Iya,nah…itu dari sosialisasi Pak Bupati itu kan yang pertama itu harus jadi dulu jadi rumah, kalau ga jadi rumah, yang kedua ga dikasih, yang ke dua dan ke tiga juga ga dikasi h. Nah,begitu akhirnya ya begitu, itu sendiri kesalahan dari mana saya ndak tahu, mungkin dari atasan sana kalau yang jadup itu sudah

menerima semua mungkin untuk program selanjutnya mungkin bisa berjalan lancar, karena masyarakat itu sudah dibohongi beberapa kali (soal ini bantuan ini?). Soal gempa ini waktu pertama kali itu pidato Yusuf Kalla itu, 30, 20, 10 akhirnya nihil akhirnya Cuma 15 juta itu pun pakai berencana, pakai perincian 1,2,3 itupun pakai sanksi kalau yang pertama itu ga jadi mungkin baru pondasi

yang kedua ga dikasih. Itukan system, system apa ya, itukan sistemnya untuk jegal ,memperpanjang atau gimana mungkin kalau ndak ada uang itu pertama itu masyarakat itu pinginnya banyak sekali ya, umpama yang pertama bagikan secara merata 3 juta , itupun besok kalau dibuatkan calon dapur atau gimana yang penting untuk berteduh sambil untuk menunggu pondasi untuk tahap kedua,

tahap kedua baru pager terus nunggu lagi baru tahap ke tiga. Kalau diberikan secara bertahap ga papa asalkan menerima semua. IE : ini bertahap tapi perkelompok ya Pak? Dan harus jadi rumah dulu ya Pak.

IR : Iya perkelompok dan harus jadi. IE : sementara penduduk yang lain menunggu dengan harap-harap cemas ya Pak

IR : Iya. Ya itu masyarakat takut kalau secara kelompok itu semua diminta dulu (He em,..dibagi rata) karena sifatnya semua seperti ini mungkin dari mbak sendiri juga tahu, seperti ini semuanya juga belum buat rumah, itu baru yang bisa cuman beberapa gelintir orang, dan semuanya kalau hujan itu sudah berkeinginan rumahnya itu sudah aman dan terlindungi dari hujan.

IE : Bahkan untuk bikin dari balok-balok gini belum semuanya bisa, mungkin dari IE : Bahkan untuk bikin dari balok-balok gini belum semuanya bisa, mungkin dari

: Belum semua, misalnya saya sendiri pun juga belum bisa ini, ini masih ada yang ditenda. IE : Kalau untuk keluarga yang ada korban itu apa bantuan menjadi lebih mudah

bagi mereka atau gimana? IR

: Sama saja, cuman kemarin itu dikasih tenda putih bagi keluarga yang meninggal, tapi sekarangkan tenda seperti itu cuman untuk transit. Nah, cuman itu kemudahan dari itu, lainnya engga sama saja. IE : Dari pemerintah juga sama saja?

IR : Sama saja ga da bedanya. Lha ini baru kalau itu berjalan secara kelompok itu bagaimana dari keluarga yang sakit, yang jompo, itu criteria dari sana yang kira- kira tidak bisa membuat sendiri, terus dari keluarga sakit, dari keluarga KK nya itu bapaknya itu ada yang meninggal itu diajak, itu kalau masyarakat mau menerima tapi sekarang untuk pengetrapan itu sendiri sangat sukar, dari sejarah

perumahan sampai sekarang, masalah jadupnya itu katanya diusulkan lagi, diusahakan tapi usaha itu mental, sudah ga menerima, nah untuk yang lainnya itukan mempengaruhi kebelakangnya jelas itu berpengaruh, wah ini yang jelas sekarang masyarakat itu menunggu politik e, gek mengko mung koyo jadup, seperti jadup dulu, nah ini akibatnya seperti ini. IE : Kalau hidup-hidup ditenda itu ya selain panas dan dinginnya pak, itu yang paling membuat resahnya itu apa Pak?

IR : Kalau siangnya itu ga bisa tidur, ga bisa istirahat, dianu karena panas, kalau malam ya kedinginan, ya ga enaknya karena terpaksa adanya itu hidup ditenda, itu karena keadaan , lha kalau ga punya rumah, ga punya apa, punyanya cuman tenda ya mau ga mau ya harus hidup ditenda. Seperti ini tapi bukan wilayah saya, itu orang cacat , ini masih hidup ditenda, orangtua cacat, itu bisa lihat sendiri, ini mungkin ga perhatian itu, tenda biru itu, itu ga bisa jalan, kalau jalan itu harus pakai Kreg itu, sendiri orang tua, lha itu nanti kalau hujan ya tetap disitu, kalau mandi disini, disebelah utara ini, itu jalan kemudian bawa air sak ember kecil itu kalau ga ada yang membantu itu ya bawa sendiri, terus itu ditaruhkan dimuka itu terus jalan terus diambil lagi, kasihan sekali . Tetapi misalnya bagi dukuh, bagi tokoh sendiri ga bisa nolong ya cuman bisa melihat cuman bicara keadilan. IE : Meninggal kemarin itu yang 14 orang itu (15) 15 itu apa aja, maksudnya kebanyakan itu usia berapa Pak?

IR : Ya, itu macem-macem, ya ada yang masih muda, ada yang tua, ada yang anak kecil , itu tergantung pada waktu itu berada dimana, untuk penyelamatan diri misalnya dirumah saya walaupun anak muda kalau didalam sini, keluar ga sempat. Lha ini adik saya ini, terkenanya ga terlalu parah ya masih hidup, itu

mau lari jawaknya ndak ada 6 meter jadi ga sempat keluar. Walaupun muda kalau didalam rumah ya juga kena, wong itu rumah dari gempa terus jarak roboh antara gempa itu ga ada puluhan menit (cepet banget) iya,ya itu sebagai perbandingan itu adik saya, itu lari dari WC ke pintu dapur keluar itu ga ada 6 meter, eh ya sekitar 6meteran itu udah ga sempat lari. Sini itu sekeliling kena

semua, setiap rumah itu ada yang terkena untuk lingkungan sini, sebelah barat itu ada yang kena, terus sini itu ada yang mati 2, terus depan itu satu. IE : Kalau untuk diri sendiri setelah gempa itu ada kecemasannya ga Pak? Sulit semua, setiap rumah itu ada yang terkena untuk lingkungan sini, sebelah barat itu ada yang kena, terus sini itu ada yang mati 2, terus depan itu satu. IE : Kalau untuk diri sendiri setelah gempa itu ada kecemasannya ga Pak? Sulit

: Ya, sampai sekarang itu juga masih ada, dan saya kira itu keseluruhan itu cemas, karena kebutuhan, pemikirannya, kebutuhannya ga terpenuhi dan yang paling berat itu kan untuk memulihkan rumah kembali itu. Mengembalikan posisi rumah itu masyarakat belum bisa, sebagian besar itu tukang sama buruh dan penghasilan per hari itu 20ribu itu untuk kebutuhan makan keluarganya abis, itu kalau ga pinter-pinter nabung menyisakan paling ndak ya sehari itu 5 ribu, untuk sisanya. Itu sudah makannya sudah tidak memenuhi criteria, lha nak

20 ribu itu untuk makan misalnya dimakan 4 orang sehari 5 ribu ya sisanya yang lain untuk buat rumahkan ndak ada kesempatan, dan sini itu orang-orang bisa buat rumah kan dulunya kalau siang bekerja, terus kalau malam itu buat batu bata, istilahnya kan tabung, kalau petani itu tabung, nabung terus batanya itu ada

dirumah itu mbuh 10 tahun, mbuh 15 tahun, lha kuwi dari nabung, nak wis komplit baru bisa bangun . Lha kalau sekarang mau buat apa yang mau dibuat.

Wong kalau kemarin itu ada sisa panennya itu untuk hidup dari gempa sampai sekarang 3 bulan itu sudah habis. (apalagi biaya hidup yang melambung tinggi) iya. (Ndak ada atap) ya ndak ada atap. IE : Kira-kira kalau bapak sendiri, melihat harapan-harapan dari penduduknya sendiri itu apa Pak? Harapan-harapan jangka pendeknya.

IR : Yang jangka pendeknya karena ini mau hujan, itu minta sama pemerintah bantuan rekonstruksi itu untuk segera diturunkan, sampai mbuh 1juta itu yang

penting dibagi rata . Yang saya dengar itu bantuan yang kedua yang terdekat itu sudah keluar, yang penting sekarang itu menerima uang semuanya untuk membangun tempat berteduh bagi yang belum punya . sudah terkena gempa mungkin nanti wabah penyakit mungkin datang lagi, lha kedinginan yo nantinya itu permasalahan semakin besar, yang jelas itu. IE : Jadi ini berpacu sama waktu juga ya Pak? (Iya). Dan mungkin cuman tinggal 2 bulan lagi sudah musim hujan.

IR : Itu sekarang masyarakat itu yang belum bisa membuat rumah yang sementara, resahnya kalau hujan besok, jadi dari awal sampai sekarang itu adanya cuman resah tapi mau anu kepada siapa. IE : Pemerintah juga susah diharapkan.

IR : Pemerintah ya cuman itu. Saya itukan, saya juga merasakan, masyarakat juga sama . Mungkin saya sendiri resah, masyarakat sana juga sama seperti saya yang belum bisa membuat apa-apa seperti saya ini dan ndak bisa buat rumah, seperti saya ini karena masih punya tanggungan orangtua dua itu jompo, untuk buat rumah yang berteduh untuk orangtua saya saja belum bisa.

RECODING WAWANCARA WW.01.OT.01.P.B. 17 September 2006

Responden

: Ny.Sp

: S (21 th), P (17 th), dan N (11 th)

Pekerjaan

: Guru sekolah dasar (SD)

Alamat

: Dusun B Pundong, Bantul

Baris

Pernyataan

Analisis Tema

3-5

Ooo,…sedang anu makan bubur, makan bubur pengalaman Pengalaman didepan TV. Habis beli bubur diwarung itu, sampai bencana

gempa dirumah baru mau makan terus ada getaran itu, ada cerita

tentang bunyi ”jlung” terus ada getaran, terus beserta dua gempa anak keluar rumah.

8-11

Sampai dihalaman itu, aku jatuh, terus malah itu Dalam keadaan Pengalaman ditumpangi sama An.N, sama An.P itu jadi ndak bisa panik kedua anak gempa bangun (maksudnya di itu gini.. gini.. itu) Iya malah menabrak ibu Sp ditindehi, lha bapaknya keluar, setelah keluar itu mau hingga jatuh membangunkan aku itu ndak bisa malah jatuh juga, Bapak

hendak jadi semuanya jatuh

menolong

ibu akan tetapi malah jatuh juga

13-14 semuanya cuma bisa mengucapkan itu subhanallah Ingat kepada Kepasrahan subhanallah terus hanya gitu saja. Akhirnya bisa Tuhan YME bangun kemudian keluar lari

14-19 sebelum sampai dijalan itu teringat simbok Teringat anggota Bencana (nenek/ibunya ibu), Weh,..simbok simbok. Nah keluarga

yang sebagai simbok simbok gitu terus

masih berada di pengalaman setelah simbok dibawa keluar sama bapaknya, aku dalam rumah

traumatis ingat Bapak (kakek /orang tua laki-lakinya ibu atau ayah),..Wo Bapak…Nah kemudian aku masuk mencari Bapak

16, 20 Bapaknya An.S tadi masuk kerumah mengambil Bapak Menolong simbok

menyelamatkan anggota Nah kemudian aku masuk mencari Bapak, Bapak simbok

keluarga saya tarik keluar, 20-22 simbok itu dibopong sama bapaknya An.S karena Simbok terkena Bencana ndak ndak bisa jalan tho tertimpa tu dinding, dinding,

sebagai dindingnya kan roboh terus mengenai itu mengenai mengenai kepala pengalaman kepala

traumatis 25-29 saya bawa ke Rumah Sakit. Sampai rumah sakit Fasilitas umum Dampak ternyata ndak bisa di (Layani) tolong, iya karena tidak

bisa gempa pasiennya banyak sekali hanya di, hanya di halaman- melayani = tidak halaman di jalan-jalan itu pasien-pasien atau korban- beroperasi dengan korban itu akhirnya bapaknya itu masuk ke rumah baik Sakit hanya diberi itu, diberi air untuk membersihkan

33-34 Anak-anak itu dirumah, dirumah sama sama mbakyu Anak-anak Fungsi sama, sama saudara-saudara yang ada dirumah ketika ditinggal

oleh keluarga oleh keluarga

sedang

mencari pengobatan

35 Terus ada berita tsunami bingung , bingung ini Berita tsunami Dampak mencari ibu..ibu.., padahal ibunya ndak ada,

Anak-anak

psikologis menjadi bingung : bencana mencari orang tua

37-39 akhirnya satu keluarga kumpul, meskipun ada berita Koping: Fungsi tsunami biar yang mau pergi silahkan pergi Sikap

keluarga, pokoknya mari kita bersatu disini memohon kepada menghadapi

cara Allah tsunami apapun mengurangi yang

terjadi dampak asalkan bersama bencana keluarga

tidak

apa-apa

42-44 aku percaya itu pokoknya pasrah kepada Allah Penegasan Kepasrahan seandainya nanti ada tsunami mudah-mudah Tuhan kepasrahan

akan akan menolong kami dengan memegang pohon kepada

Tuhan pertolongan

pisang, Nah itu kepercayaan kami, (pasrah

dan Tuhan

mencari perlindungan

45 nah terus itu hari sabtu sampai malam minggu itu ada Mengungsi ke Dampak di tengah sawah

tengah sawah bencana 46-49 terus nyetitis sampai pagi itu kehujanan dan tidak Kondisi

awal- Dampak tidur satu malam, padahal balitanya juga banyak, awal mengungsi bencana balita-balita dan yang sakitpun banyak. di tengah sawah ; kehujanan, tidak bisa

tidur, balitanya sakit 51-53 ya termasuk saya sak keluarga. Dua keponakan, dua Mengungsi

Fungsí keponakan itu yach sudah berkeluarga semua, terus bersama

empat keluarga : aku sendiri juga sekeluarga tambah nenek dan kakek keluarga lainnya kebersamaa terus tambah lagi satu keluarga tetangga itu juga =dukungan sosial, n

sakit ga bisa bergerak itu. fungsi

rasa memiliki dan rasa aman

54-55 jadi bingung itu, malam minggu itu ya istilahnya Hanya Kepasrahan hanya mendekatkan diri pada Allah, kita hanya mendekatkan diri kepada

Tuhan 61-64 hari Sabtu semuanya berkumpul di jalan itu Keadaan

memohon berdoa terus semalam ndak tidur pada Tuhan

Dampak sepanjang jalan balai desa itu terus ada juga yang ada masyarakat

psikologis di lapangan, jadi ya,..dalam keadaan yang semuanya Berkumpul,

bencana bingung, semuanya panic, dingin, ya ada yang ingin dalam

keadaan pergi ke tempat keluarga. bingung, panik, dingin

dan dan

tempat keluarga lain 69-75 masih disitu terus, lha,..mungkin dua, dua minggu Lama mengungsi Dampak apa yach atau 1 bulan baru baru bikin itu.. terus ditengah sawah= bencana dibikin itu rumah, dulunya itu pakai Liri,…pakai opo sebulan kuwi , kuwi sik dipakai jemur, jemur padi

74-75 sampai ya kurang lebih ada 20 hari kalau ndak

20 hari

salah, 20 hari disitu 72-81 semuanya ndak berani masuk rumah, ngga ada yang

20 hari=3 minggu Dampak berani, mau ambil pakaian gimana pakaiannya terus tidak berani ambil psikologis yang berani ya bawa, tapi kan ya kehujanan tho pakaian dirumah

bencana malam minggunya itu Pakaian ya basah Basah

terkena semua,semuanya ya basah kuyup anak kecil, lansia, hujan di malam itu hari malam minggu itu .

minggu

83-84 Yo, Alhamdulillah, Alhamdulillah yo wis saking Pasrah kepada Cara bingung e , dan kita hanya pasrah tho mohon pada Tuhan

akan mengurangi pada Allah, percaya pada Allah untuk mendapatkan kesehatan diri dan dampak perlindungan, ternyata Alhamdulillah ndak ada yang keluarga

bencana sakit Tidak ada yang sakit

92-95 yang meninggal itu masih saudara sepupu opo yo Anggota keluarga Dampak tunggal mbah ki, nak tunggal mbah ki sepupu terus yang

menjadi bencana ini rumah ini anak kecil yang meninggal, ini juga korban masih-masih saudara jadi ini cucunya paklek kalau Yakni

sepupu yang disana itu anaknya Budhe

(meninggal) Anaknya budhe juga

menjadi

korban (meninggal)

103- setelah direbus dimakan ya tidak hanya untuk Tidak hanya Membantu

keluarga tapi siapa yang minta kalau tetangga ada dikonsumsi orang lain yang datang silahkan itu dimakan, itulah pertolongan keluarga sendiri Tuhan untuk hari pertama akan tetapi juga oleh tetangga

106- Padahal anak kecil sudah kelaparan, An.Ang aja Anak balita lebih Dampak

bilang aku ngelih e, aku ngelih mak, padahal ndak rentan terhadap psikologis ada makanan, ndak ada minuman, susah itu bagi kekurangan

bencana yang kecil-kecil kalau yang lansia saja biarin

makanan =rujukan untuk pertolongan pertama

pasca

bencana

110- Hari minggu itu alhamdulillah temannya An.S itu Satu hari Cara

yang datang mengirim , ada sarimi, ada sabun-sabun kemudian bantuan mengurangi termasuk ada pakaian,

sudah datang dari dampak sudah datang dari dampak

anaknya bencana yang kuliah = akses

112- terus saya bagikan ke warga tidak hanya untuk kami Bisa menolong Membantu

sekeluarga warga lain = ada orang lain rasa bangga

116- bantuan terus langsung diberikan itu hari ya hari Bantuan datang Pertolongan

minggu, hari senin, terus setiap hari itu bergantian setiap hari Tuhan : datang. Yo, Alhamdulillah itulah pertolongan juga Pertolongan

datangnya lewat temannya An.S tapi yang menolong adalah Tuhan

bantuan Tuhan 121- simbok yang dulunya sering marah-marah sekarang Perubahan sikap: Dampak

ndak pernah. Itu perbedaannya lain kalau dulu berkurang psikologis sedikit-sedikit marah kalau sekarang itu ndak

Pemarahnya bencana 124- Aku sendiri merasakan, sebelum gempa itu untuk

melaksanakan ibadahnya itu kurang rajin nah itu, merasa berubah ternyata aku sekarang sudah ada perubahan besar.

ibadah

merasa

lebih rajin

lha wong gimana lagi. Menghadapi anak mau masuk Kebutuhan anak Dampak 128- SMA, yang kuliah mau semesteran minta uang, yang untuk memakai bencana

matanya min minta kacamata. Padahal ndak ada kaca mata sepi keuangan sumbernya hanya dari gaji aja sudah saya Meminjam uang ambil dulu

ditempat bekerja 170- pokoknya siapa yang lewat didepan itu silahkan Bisa membantu Menolong

mampir untuk makan untuk minum sudah disediakan yang lain orang lain dari keluarga kami. 181- untuk tidur ya hanya ditanah itu padahal banyak Selama

Dampak

binatangnya itu, binatang yang melata itu ada mengungsi: tidur bencana luwing, ada ular, ada semut. Yang bahaya itu ya ditanah dengan luwingnya itu nanti kalau masuk telinga, masuk kemungkinan hidung gimana. Yo bisa tidur, ya dalam keadaan adanya binatang seperti itu gimana lagi lha dalam keadaan ngantuk, (rujukan bantuan, capek, terus tidur yo biasa tidur terus tempatnya saja obat anti serangga ya jeblok, becek, wis pokokke wis koyo nang lendutan dan garam) mbak koyo nang Lumpur, gek kotor tho, gek sampah- Hari

pertama sampah tumpukkan sampah, belum sempat hanya

duduk membersihkan tho hari itu

termenung

Dalam keadaan

Nah yang perempuan itu seperti ibu-ibu tadi ya ada bingung dan yang merebus telur, merebus air, ya terus kerja susah karena memikirkan yang balita-balita anak yang kecil Harus sampai bapaknya An.S itu hampir semaput itu memikirkan anak- dikuburan lha ngelak, lha ga ada air, ya tidak hanya anak

(harus (harus

jadi kami masuk itu ya seminggu,seminggu setelah Mulai kembali Kembali gempa itu

bekerja Seminggu bekerja setelah gempa

202- ,..ya jelas, yang untuk mengajar anak itu yang jelas Masih Dampak

terganggu tho kurang konsentrasi soalnya ya gimana memikirkan psikologis ya pikiran kita itu gempa itu selalu masih ada tho gempa dan karena bencana susulan susulan itu dan anak-anak itu juga masih adanya

gempa banyak yang takut,

susulan Anak-anak sekolah

masih

takut

227- saya itu ndak merasakan tertekan . Oh hidupku Tidak merasa Dampak

tertekan karena adanya musibah ini, ndak sama tertekan psikologis sekali. Tidak. Betul saya tidak merasa tertekan Merasa semua ini bencana semua ini kan kehendak Illahi kan jadi saya ndak adalah kehendak merasa

Tuhan

233- Oya,..sering. kalau misalnya ada gempa susulan itu Kilas balik Dampak

saya terus teringat waktu 27 mei itu apalagi waktu psikologis hari sabtu sore itu yang getarannya hampir sama. Sering,

ketika bencana Saya langsung weh iki meng podo sing wingi lho,..

236- kalau yang gempa susulan susulan itu hanya Selama ada bumi, Cara

mengingatkan oo,..teringat. tapi ndak takut, lha takut pasti ada gempa mengurangi ki yo ngopo . Selama ada bumi pasti ada gempa.

dampak bencana

242- anak-anak kami mengatakan ko ibu kuwi sakiki sok Emosi Dampak

nesu tho? Nah si An.S itu ibu kuwi senengane nesu Menurut

anak- psikologis anak ibu sekarang bencana sering marah tapi ibu tidak merasa

257- kalau ada suara mobil misale truk yang suaranya Kendaraan yang Dampak

ruunngg. Nah itu terus mengingatkan lagi tanggal 27. besar lewat psikologis waktu itukan ada bunyi seprti itu terus ada getaran, membuat

takut bencana itu itu yang masih masih merasa suara yang masih karena bunyinya membuat aku ingat

lebih akrab. Sebelum gempa itu saya juga sudah Keluarga menjadi Dampak

akrab koq aku lebih akrab

psikologis bencana

264- mau tidur sama suami karena anak-anaknya kan Tidak ada Perubahan

ada . Nah,..dulu itu kalau tidur itu memang jadi satu kesempatan untuk perilaku berhubungan suami istri

272- cemasku itu ya soal simbok itu, itu aku jan merasa Kesehatan simbok Dampak

khawatir nanti kalau kehabisan darah gimana (anggota

psikologis psikologis

keluarga)

kabar Sikap

aku tetap disini koq, soalnya gimana aku itu mau tsunami : mau menghadapi pergi, punya dua orang yang sudah lansia, terus mau tetap

tinggal issu tsunami bawa gimana, terus anak-anak kecil, kalau aku mau ditempat karena pergi sendiri aku kan ndak tega mau meninggalkan sulit

dengan keponakan-keponakan, aku itu yang saya pikirkan

tanggungan

2 orang lansia dan anak yang masih kecil

282- Lho kita itukan tinggal pasrah dengan Tuhan tho Bu, Kepasrahan pada Kepasrahan

semuanya itukan kehendak Tuhan, kalau Tuhan itu Tuhan akan menghendaki aku sekeluarga mati ya sudah aku

kehendak serahkan, hanya itu saja, keyakinan pokokke. Tuhan

sing ngasuh yo aku , lha sopo? Anak itukan yang Anak-anak diasuh Fungsi mengasuh itukan ibunya

seluruh keluarga 293- inikan satu keluarga, jadi nanti ya ada ponakan, ada keluarga : pola 295 budhe ya semuanya itu saling kerjasama untuk keluarga (better

oleh

mengasuh anak-anak yang ada disini, ya pokoknya ya factor) Kerjasama ada ponakan-ponakan ada nenek, ada kakek. antar keluarga 298- selama gempa ini belum pernah rekreasi yo. Malah Belum

pernah Cara

ndak sempat rekreasi karena sudah ada menyempatkan mengurangi kesibukannya masing-masing kan ada relawan, LSM, rekreasi dengan dampak ada KKN yang ada di balai desa atau diposko-posko anak

bencana kan ngadain kegeiatan jadi anak itu malah Karena ada : kesibukannya kesana .

relawan, KKN, sekolah 303- ya hampir 2 bulan opo yo? Wong sampai sekrang iki, Relawan s/d 2 Cara

LSM,

gonamu isih ono tho Rul, KKN ne yang…Ooo….wis bulan mengurangi ra ono . Ya hampir 2 bulan.

dampak bencana

322- memang waktu pasca gempa itu untuk makannya itu Pola makan anak : Dampak

memang menurun, mungkin kebanyak sibuk atau hilang karena psikologis ndak ada selera tapi kalau yang satu itu tetap biasa kesibukan

bencana ndak ada perubahan ,malah sekarang itu malah (kegiatan

oleh gemuk-gemuk karena makannya rasanya apa ya relawan) makannya itu rasanya terjamin pasca gempa itu.

terjamin pasca gempa

333- tidur itu do nyenyak e. tidur itu nyenyak ho o. ning Gangguan tidur Dampak

tapi kalau misalnya ada gempa yang sekiranya karena was-was psikologis susulannya itu agak besar ya terasa tapi sudah ndak gempa susulan

bencana takut kalau soalnya sudah didalam tenda tho? Jadi ndak harus takut lari keluar itu ndak.

348- ma Kehilangan rumah tapi ada hikmahnya banyak Hikmah kejadian Hikmah 349 bantuan daaing, itulah yang jelas hikmahnya itu :

datangnya adanya datangnya adanya

gempa meningkatkan keimanan

, keyakinan pada Tuhan

Dulunayang dulunya ndak pernah tahajud sekarang ini itu 350- Ritual ibadah Perubahan 353 sering ikut tahajud. Waktu itu pas hari-hari, kalau bertambah

dan perilaku : ndak punya uang malah tahajud, kalau perutnya lapar diikuti

seluruh hikmah tentu melek-melek gajah kalau kenyang malah tidur anggota keluarga gempa nyenyak, karena makannya apa wortel, itu jeleknya orang di Indonesia

RECODING WAWANCARA WW.02.OT.02.P.B. 17 September 2006 Responden

: Bp.S

Alamat : Dusun Badan RT.04, Kel. Panjangrejo, Pundong Bantul Lokasi Wawancara : Rumah Bp.S

Tema 7-9

IE : Sulit (Sulit. Sulitnya itu pas karena gempa Pekerjaan saat ini Dampak atau ….) karena yo juga karena gempa, yo pokoke sulit salah satunya bencana : sulitlah

(memang karena gempa perubahan kenapa…???) (dijawab oleh orang lain, “ga ada Tidak

ada pola lapangan kerja, banyak pengangguran”)

lapangan

kerja kehidupan,

banyak pengangguran 19-22 Di kamar tidur (dikamar tidur) tapi sudah bangun Kejadian gempa Pengalaman (bisa diceritain) sudah bangun terus lari keluar terus

dan

bencana mbetho niku , An.B (7th). An.B (7th) yo sing tak Sudah

27 mei 2006

bangun, sebagai gowo kae . An.B (7th), terus Niken sudah diluar masih di kamar

pengalaman semua dibelakang rumah. Saya dengan An.B (7th) Sempat membawa traumatis

isih neng njero di kamar anaknya

yang

terkecil An.B Semua anggota keluarga

sudah sudah

25 Sak, sak kali disini. Sakiki sudah sembuh. Bp.SZ terkena bencana Iya….kena genteng.

genteng dari atap sebagai dapur yang roboh pengalaman

traumatis 28-31 ke lapangan situ (kelapangan) 8 hari (8 hari). Mengungsi

Dampak (istrinya “ya haus, ya lapar, ya kedinginan). 8 hari Di

lapangan bencana ya 8 hari. (istrinya ―mo ada hujan pas malam selama 8 hari

pada pertama itu). Malam pertama ki adem wae, ada Keadaan ; haus, keluarga

hujan (istrinya ―ada hujan, ga ada panas ha ha). Yo lapar, kedinginan ra ono, pas kae ki. (istrinya “kelaparan mbak pas Kehujanan

hari pertama”) 35-37 malam-malam pertama itu bisa tidur atau ga?

Kondisi

awal Dampak gempa: tidak bisa psikologis

Ga. (istrinya ”Ga bisa la wong ada lindu, iyeg iyeg

(gempa bencana ampek 11 kali koq ). Pokoknya gempa pertama terus

tidur

terjadi s/d 11 kali) malam e hujan, 2 malam. Gempa susulan itu terus.

kehujanan

Semalam itu 17 kali kae yo ? 53-55 “gempa pertama itu masih ketakutan dan panik, Rasa sakit tak Dampak gempa pertama itu masih dalam keadaan takut dan terasa pada awal- psikologis panik nanti kalau ada susulan lagi yang lebih besar. awal mas gempa

bencana Jadi belum merasakan badan sakit , itu ga. Pokoke masih takut, dalam keadaan takut

59-61 “Lari,..iya sampai tekan semarang pundong. ikut lari bersama Bencana Banyak ”). Bingung. (istrinya,“se kecamatan mau orang-orang lain sebagai mengungsi, jalan semua, ada yang bawa minggul sampai

pengalaman kasur, ada bantal, ada pepakkan. Semua perempatan

traumatis mengungsi .

pundong lari

membawa kasur, bantal 71-74 takut, An.M (10th) itu yang takut. (istrinya, “An.M Keadaan

anak- Dampak (10th) itu masih trauma belum mau masuk rumah, anak

psikologis sampai sekarang pun ga mau tidur dirumah, belum An.M masih takut bencana hilangtraumanya itu. Maunya tidur ditenda, ga mau untuk

masuk pada anak

tidur didalam rumah. Takut kalau ada lagi, kerumah

(anak

tertua)

An.M tidak mau tidur dirumah (setelah

3 bulan gempa) 77-81 Lalu sempat nolong tetangga yang itu, yang Menolong

Menolong kurugan itu, meninggal sini, kuwi lak tetangga tetangga

yang orang lain sebelah lak meninggal. (istrinya , “Lha, menolong meninggal cuman pakai tangan, ga punya alat jadinya ya ga tertimpa bisa…). Heem,….lha kelamaan le nolong kuwi mau bangunan tho . (istrinya, ―kekuatan tangan kan ga seberapa

Tidak

ada

peralatan

yang

85-88 yang bikin kuatir itu kalau ada lagi yang lebih Kecemasan Dampak besar , gek roboh rumah saya. Kuatirnya kan gitu. utama:

adanya psikologis Jangan-jangan ada lagi susulan terus, itu kan gempa yang lebih bencana marai ketakutan . Yang saya kuatirkan ya itu, besar lagi susulan ga leren-leren terus saja susulan itu, Sumber walaupun kecil kan nakutin

kekuatiran: Gempa susulan yang terus terjadi

88-90 Jare wong ngendi ngono arep ono gempa sing lebih Adanya mistis : Informasi

besar, langit ada apanya itu lho mbak, clorot gitu pertanda gempa yang lho mbak. Jare ono gempa lebih besar). Sinar dulu, yang dilihat dari berkembang

garis lurus putih kae lho langit

di

Sinar

putih masyarakat berupa garis lurus di langit

95-98 Pada malem garis lengkung, garis lurus itu, putih. Cemas: Dampak Pokoke pantai sampai pleret itu. Itu juga Tidak bisa tidur

psikologis menakutkan itu, isune sing werno-werno itu isune, Isu : bumi akan bencana isune katanya bumi mau terbelah jadi dua jadi terbelah menjadi pada anak danau

106- Iya. (istrinya , “ malah ndak bisa ditanami, Tanah pertanian Dampak

kekeringan”). Ini biasanya dah hampir panen ini, tidak ditanami, bencana ndak ditanami

air. tidak ada air (istrinya ,”kemarau”). Ni sebelah sini Padi. Di

lha

ndak ada

Palawijo ndak ada anu cocok.

110- Ndek e orang tua tak tanami. Ada yang ga bisa Tidak ada Dampak

ditanami apa-apa. Jadinya ya nganggur, kosong ga penghasilan bencana ada penghasila n

susah. (jadi susah makan) ho o jadi susah makan. Perubahan pola Dampak Dadi tidure diluar,

makan pada anak psikologis dilapangan semua kae Sulit makannya, bencana tidur masih diluar pada anak

123- Terus ada opo kae,sing do dolani wae kae. Ngasih adanya relawan Cara-cara

permainan ya itu, ngasih permainan tapi mung yang mengajak mengurangi dipinjemin terus diumpetkan lagi, terus sesok main main

dampak lagi ngono tiap, tiap sore. Jadi gitu, pakai mainan.

Relawan

yang psikologis

mengajak main ya,…membantu anak-anak biar ga trauma biar ga bencana

turut membantu pada anak takut, takutnya men lupa gitu. 1 bulan kayaknya ya agar anak-anak ada.

tidak takut

136- Dapet, (apa aja itu Pak?). Sarimi, beras, pakian, Bantuan dari Bantuan

susu, obat-obatan, peralatan. Udah, wis kesini . pemerintah: yang Bantuan dari posko itu lho mbak, bagikan sarimi makanan,

diterima

7,7 bungkus, beras 2 kilo, 1 kilo. Sarimi, pokokke pakaian, susu, beras, sarimi, beras-sarimi. Pakaian, malah masih obat-obatan, di lapangan sana masih dalam pengungsian kae, peralatan pakaian itu.

Jumlah bantuan :

7 bks mie,beras 2 kg.

145- ”semoga tidak ada gempa lagi‖) ya mudah Harapan : semoga Harapan

mudahan ga ada gempa lagi . Terus bantuan dari tidak ada gempa pasca Rolese moga-moga cepat datang, cepat ndang lagi,

gempa : dibagi .

Supaya bantuan bantuan uang cepat cair

yang turun 148- harapan saya untuk itu, memperbaiki lagi, untuk Uang

bantuan Rencana

membangun rumah lagi. La dapur saya itu rencananya untuk dengan belakang itu hancur semua. Ya, rekunstruksinya memperbaiki

adanya

bantuan Iya, bangun dulu. Memperbaiki dapur saya itu, Bangunan yang yang, sebelah ini saya bersihin semua, berantakan, ditempati belum

untuk itu. dapur

wong roboh semua rata. ada setahun dan sudah roboh

167- Hargane wis naik semua e mbak, telur sudah naik Harga-harga naik Dampak

Rp 8000, biasanya Rp 7000 yo pak yo Rp 7300. bencana sekarang sudah Rp 8000 mbak. Mienya juga udah naik. Lho,..masyarakat nek ra janjine pemerintah ra netes yo ga bisa gawe rumah lagi pokoknen

Pusing (pusing) iya, yang paling dirasakan pusing, Gejala-gejala Dampak masuk angin, ya pusing. sakit fisik dan psikologis psikis

bencana

Pernah

hanya pusing dan masuk angin

176- Eee, …selama gempa 2 mingguan mbak. Gejala sakit Dampak

Ya,..selama gempa 2 minggu. (istrinya ,”anak-anak hanya dirasakan 2 psikologis itu lho mbak yang sering masuk angin, kan didalam minggu

pasca bencana tenda kedinginan, kepanasen. Jadinya sering masuk gempa

pada anak angin, 1bulan itu sampai 4 kali masuk angin, Anak-anak: sampai pusing saya. Ini juga sakit radang masuk

angin, tenggorokan, waktu dipengungsian.

kedinginan, pusing,

radang tenggorokan

cuman waktu didalam rumah, traumanya belum Anak-anak Cara

hilang. Kalau main gitu ya lupa takutnya

jadi mengurangi

hilang

bila dampak

bermain

bencana pada anak

187- Turun (turun) sejak ada gempa itu turun nilainya, Perubahan nilai di Dampak

banyak iya, turun. Ga bisa belajar, masih dalam sekolah psikologis keadaan takut, ga konsentrasikan jadinya. Ga bencana

belajar. Turun, nilainya turun pokokke . Turun Nilai menjadi pada anak banyak. Ga ada belajar, mo belajar diluar, ga ada turun lampu petengan, masih dalam keadaan takut. Yo ga Tidak ada lampu mikir pelajaran .

di tenda

190- Rasanya tidur didalam rumah isih anu rasanya was- Takut tidur Dampak

was , jangan-jangan ada lindu melih, lindu, gempa didalam rumah, psikologis besar. Nak keadaan tidur kan repot, nek isih melik takut

terjadi bencana we mlayu luar ,

gempa

198- cuman waktu masih didalam pengungsian, ga Di pengungsian : Dampak

tenang pokoknya. Sampai sekarang aja masih takut tidak tenang, psikologis koq mbak kalau mau ada gempa yang lebih besar

bencana 199- Mau jadi danau itu lho mbak,..itu menakutkan. Issu yang lebih Dampak

takut

Justru itu lho mbak ada isu-isu itu, ga punya bikin panik psikologis semangat hidup. (Bapaknya) ramalane kuwi, tentang daratan bencana

akan pada anak (ramalan apa?) dari Maria wong endi, orang mana terbelah menjadi itu maria itu ning SCTV koq, wong Belanda po dua wong ngendi kuwi . Laurent, Maria Laurent (Ooo,…Laurent) itu di TV ditayangkan ditunjukkan

ramalane maria kae lho mbak. Denger ga mbak? yang

sketsa ne dunia, benua petane Indonesi a

(oo,..Mama Laurent) Na,..itu. (istrinya, ”Dadi danau ya itu ya”) Ho o. padahal isih gempa sebulan Informasi yang kae yo,…? Panik masalahe masyarakatte. (istrinya, salah ;

yang ―Ga tentrem, kalau ada isu-isu seperti itu, Ga bisa bersumber pada

tenang. Ketakutan gitu lho mbak, mo kerja atau berita di televisi mau apa-apa ga tenang

208- Wong tidur saya ndak senyenyak dulu sakploke ono Jadi tidak Dampak

gempa ini. Iyo,..tidure isih was-was . Belum ada tentram, tidak psikologis gempa, tidur yo les sampai pagi. Kalau sekarang tenang, takut

bencana kisak-kisik saya 212- di tenda (di tenda, jadi ini kalau siang aja disini?) Orang tua masih Dampak

Iya, kalau siang aja (Kenapa Pak, kan udah biasa tidur di tenda psikologis juga Bapak tapi..). takut trauma, takut kalau ada hanya siang hari bencana lagi. Kan ga,..sakwayah-wayah kan ga tahu kalau kerumah besar kan ujung-ujungnya kaget, panik, takut

240- Piye yo,…..(istrinya,”sebagai peringatan, supaya Gempa sebagai Hikmah

orangnya itu sadar untuk berbuat baik dan inget pelajaran : agar gempa kepada yang kuasa. Ini kan cobaan dari yang kita sadar untuk kuasa,

berbuat baik dan ingat

kepada sadar ‖(istrinya,)‖pokoknya biar sadar, biar insyaf, Yang

Maha

bersyukur apa adanya, tak terduga Kuasa Agar jadi sadar, insyaf

242- iya,..cobaan, cobaan, kita wajib bersyukur itu sik bersyukur rumah Hikmah

diparingi selamat dari gempa, rumah-rumah ga tidak roboh gempa roboh. Itu saya sudah bisa berterimakasih pada- NYA

RECODING WAWANCARA WW.03.OT.03.P.B. 16 September 2006 Responden

: Ny.Ng

Anak : An.F (15 th-tinggal bersama bapak di lain lokasi), An.Ta (10 th), An.H (8 th) dan An.G (2 th) Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Alamat

: Dusun B, Pundong, Bantul

Baris Pernyataan

ibu bekerja atau tidak sekarang? Tidak bekerja Dampak IE : Tidak

bencana IR

(status sosial

: Tidak..Kalo sebelumnya?

terhadap IE : Sebelumnya ya kerja

Sebelumnya

bekerja (memasak keluarga IR

: Kerja? Di mana bu? di warung makan) IE : Ya cuma di warung makan 25-31 saya kan masih di (tidak jelas) sama anak Pada saat gempa

Bencana saya..tadi anak saya yang kedua sudah terjadi ; anak kedua sebagai keluar..cari itu lho cari.. anu.. mlinjo.. nha waktu sedang tidak

pengalaman itu kan anu.. ndak.. ndak belum..krasa ada dirumah

traumatis itu..’IZIGG’ itu.. dua kali aku belum terasa.. yang Pengalaman gempa

terakhir kali aku baru terasa.. izig gitu aku :gempa kedua yang langsung subhanallah..aku ngambil itu dua kali terasa,Menyebut nggak sampai.. nggak bisa..tiga kali baru..bisa.. nama baru itu saya lari..tiba-tiba kok rumah sudah.. di Tuhan,berusaha belakang saya sudah bleg..bleg dah rubuh.. gitu.. menyelamatkan nha saya kan sudah nggak ingat lagi kejadian itu anak, menjadi

korban

31-35 bangun tidur langsung lari di depan saya..baru itu Ny.Ng berusaha Bencana

sebagai itu..langsung

kedaduk ( cat peneliti.tersandung) batu menyelamatkan

bisa diri lalu terjatuh pengalaman lari..kejadian itu saya langsung begitu dan pingsan

traumatis peteng ..(cat.peneliti : pusing) saya nggak teringat traumatis peteng ..(cat.peneliti : pusing) saya nggak teringat

Bencana saya bawahe..kakak saya di bawah di.. kena batu dirinya terkena

sebagai bata itu.. saya di atasnya..lha begitu nganu itu bangunan yang

pengalaman kan.. saya sadar.. saya nggak bisa keluar..saya roboh, mencari

traumatis minta tolong tolong.. nggak ada orang.. sama pertolongan tapi sekali nggak ada orang.. tidak ada orang yang menolong

38-40 .. saya kan lihat rumah di depan itu kan masih Melihat rumah Dampak utuh.. kok rumah saya rubuh.. anu kok cuma tetangga utuh

bencana rumah saya sendiri.. sedang rumahnya roboh

40-42 terus sing ditolong anak saya An.Ta iki terus An.Ta menolong Bencana dikeluarkan terus saya ya minta tolong terus bisa IE terperangkap di sebagai keluar..Cuma itu yang teringa t

reruntuhan

pengalaman traumatis

44-46 Iya tembok.. iya..jadine (tidak jelas) cuma Traumatic Bencana sedikit.. jadine pas kejadian itu saya nggak bisa memory:

sebagai lari ke mana-mana. Saya sudah trauma nggak Melihat tembok

pengalaman ingat apa-apa lihat tembok bergoyang-goyang yang bergoyang-

traumatis begitu cepat itu..

goyang (bergetar) 53-54 Cepet memang.. Saya kena.. itu sini..jahit tiga.. Dijahit dikepala

Dampak tapi saya nggak terasa

tiga jahitan

bencana Tidak merasa sakit

51 Iya rubuh semua Rumah rubuh Dampak

bencana 67-73 semalam itu kan hujan, saya cuman ngalor- Keadaan :

semua

Dampak ngidul ngalor-ngidul begitu, saya ga punya apa, kehujanan

psikologis

ga punya payung ga punya apa-apa cuman kroso IE berjalan bolak- bencana itu soale anak saya itu nangis ngajak pulang balik, anak

terhadap terus, (siapa Bu? An.G (2 th)) An.G (2 th) itu iya, menangis minta

keluarga nangis ngajak pulang terus karena masih takut pulang, merasa sama begitu itu (cat. Peneliti. Masih takut akan tidak punya apa- adanya gempa susulan),

apa lagi (despair) 77-82 Iya, ha a,…waktu itukan bapak saya masih pagi Anggota keluarga

Dampak itukan berangkat kesawah, nganu jadi belum yang menjadi

bencana sampai kesawah, masih dijalan itu kan kembali korban lagi pulang akan ngasih uang aku untuk Bapaknya IE nyumbang itu, lha belum sampai, cuman sampai rumah kakak saya itu sudah ngerasane gempa Cerita tentang itu, mau lari itu ga bisa Cuma jatuh-jatuh begitu bapak yang terkena anu, gunung-gunung kan langsung, rumahnya robohan tembok langsung roboh bapak saya kena

86-89 Itu masih belum punya apa-apa (ini keluarganya Masih berharap Dampak yang mencari nafkah siapa Bu?) ya yang mencari bisa bekerja

bencana nafkah ya kakak saya, saya cuman nanti kalau kembali

terhadap terhadap

ditanggung Kakak IE Support family

92-93 berubah. Katanya sekarang ini panas dan sering Kondisi fisik Dampak ini pusing. Ya sebagian kenapa ga tahu dan merasa berubah:

psikologis

sedikit-dikit pusing sering pusing,

bencana

panas

terhadap keluarga

108- waktu itu yo tertekan no, lha wong bapak saya Merasa tertekan Dampak

ndak ada tho, dan begitu saya ingat, kan anak Bapak sudah tidak psikologis sayakan kalok anak, saya kerjakan bapak yang ada (meninggal),

bencana ngajak, begitu saya ingat itu jadi tertekan biasa dibantu bapak terhadap teringat, sekarang saya mau kerja kan ndak bisa, dalam mengasuh

keluarga soale anak saya ndak ada yang ngajak. Waktu itu anak saya ingat bapak saya itu pikiran saya jadi tertekan

115- waktu itu masih teringat soale trauma itu lho,

Kilas balik

Dampak

waktu itu waktu nanti malam tidur begitu anu Masih mengingat psikologis terasa saya ngimpi gitu lho begitu anu kaya lindu, terutama malam

bencana ngimpi gempa kejadian lagi baru saya bangun

hari, seperti mimpi, terhadap saya terasa wer-wer pusing, terkadang pusing.

bangun terasa

keluarga

pusing

135- ya cuman anak-anak, waktu anu itu anak-anak Kecemasan utama : Cara

saya, baru anak saya kan sudah kelihatan anak mengenai keadaan mengurangi saya ndak ada apa-apa ki ya saya sudah anak-anak

dampak bersyukur alhamdulillah ngga mikir apa-apa , Walaupun rumah

bencana walaupun rumah sudah roboh dan apa-apa ndak roboh tidak apa-apa punya yo wis sudah sing penting yo do slamet

yang penting selamat

145- kalau tidur itu cuman mak jegik kaget gitu, ya Anak masih sering Dampak

cuman itu. Angger An.Ta (9 th) tidur itu kaget

psikologis mak jegagik, saya bilang ‖Ri, ngopo?― saya

kaget saat tidur

bencana pada cuman ngaten. (Ooo,..ini jadi mudah bangun ya

Pengasuhan anak anak gini dikit) Iya,ho o kaget, kan masih kaget.

oleh ibu

Merasa lelah

Ya,lelah ya lelah ning ya bagaimana wong ya

cuman saya sendiri 177- Sulit ya kalau sekarang, soalnya kalau siang itu,

Anak-anak belajar Dampak

dulukan masih punya rumah jadikan bisa, kalau

psikologis sekarangkan ditenda jadinya panas. Jadi

dirumah jadi

terganggu karena bencana pada senangnya main sama An.N (10 th), ketempat

penerangan, cuaca anak mbak An.N (10 th) itu terus kalau belajar itu juga seringnya ketempat mbak An.N (10 th) itu kalau penerangan, cuaca anak mbak An.N (10 th) itu terus kalau belajar itu juga seringnya ketempat mbak An.N (10 th) itu kalau

RECODING WAWANCARA WW.04.OT.04.P.B. 15 September 2006 Responden

: An.Eg (9 tahun) dan An.A (4 tahun)

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat

: Dusun B, Pundong, Bantul

Baris Pernyataan

Tema 11-16 habis nimba baru ditaruh gitu mbak baru mau Seperti

Analisis

Pengalaman ambil piring satu, ga beberapa selang lama dari mendengar suara bencana sebagai sebelah sana terdengar kayak semacam suara helikopter

dari pengalaman helikopter

traumatis Astaghfirullahaladzim ada suara apa itu ya, Menyebut nama dalam hati saya wah kayaknya ada bahaya ni Tuhan saya. Saya dari sini lari kedepa n kesana mbak ini tembok dibelakang saya itu rubuh semua itu Merasa

dari

dalam

tanah. dalam tanah

ada yang ada dibelakang saya

bahaya Tembok

menyelamat kan diri

18-21 begitu saya sampai kedepan anak-anak sama An.A ditolong Pengalaman mbah saya udah ditolongin anak An.A (4 th) oleh

bencana sebagai udah dibawah sama embah ampek jatuh kan Simbah

pengalaman goyangannya ampek gini, tiarap kayak jalannya Simbah terjatuh

traumatis polisi-polisi itu. Sampai tangan embah saya itu Tangan simbah nahan cucunya itu sampai sakit itu tangannya itu sakit

menahan

An.A

22-23 An.E (9 th) disitu di kamar tamu kan ada ada An.E keluar Pengalaman kursinya, begitu dia lihat rumah goyang-goyang rumah

setelah bencana sebagai itu dia untung dia keluar mbak, ngerti gitu wah melihat

rumah pengalaman rumah pengalaman

kayaknya rumahnya mau rubuh

bergetar

Pengalaman bisa jadi wong tanahnya aja muter aja gini, Melihat rumah- bencana sebagai Lailahailallah muhammadurrasullah, begitu rumah yang roboh pengalaman saya melihat kebelakang rumah udah brus-brus lalu gelap, orang- traumatis gitu, gelap habis itu bener-bener gelap dan orang menjerit

habis itu orang-orang pada njerit tolong-tolong

39-44 . terus adik sana lewat sono ada orang kurukan, Melihat orang Pengalaman dia ini orang istrinya RT mbak, kurukan kan pas yang

tertimbun bencana sebagai kurukan itu pas digalinya itu mbak salah gali bangunan

dan pengalaman

mbak jadi langsung meninggal, jadi kan dia meninggal karena traumatis matinya disini digalinya disini dulu jadi bukan kesalahan ditempat yang dia, kan ga ada suaranya jadi menggali diakan ga tahu dimana tempatnya, digali aja terus akhirnya ketemu. Dan begitu diangkat ga ada

57-59 Itukan udah hari kedua, hari pertama ga makan Hari pertama Dampak ndak ada apa-apa wong itukan kejadiannya pagi tidak makan

bencana sampai malem kan mbak kemudian pagi-paginya Hari kedua pasca

baru ada sedikit-sedikit gempa

70-72 bener takutnya itu mbak kalau ada gempa lagi, 1 Traumanya Dampak

bulan ga hilang la wong suami saya kerja ngga sampai satu bulan psikologis boleh sama saya, satu bulan baru boleh kerja Melarang suami bencana udah disusul ama temennya

pergi kerja karena masih takut

77-78 saya aja dilapangan aja hampir 2 minggu lho Mengungsi di Dampak mbak, kalau embah saya dibawa kakak saya ke tenda

lapanan bencana Jakarta

selama hampir 2 minggu Simbah langsung diungsikan

ke rumah kakak di jakarta

84-86 makanya saya alhamdulillah bersyukur keluarga Merasa bersyukur Cara saya slamet semua, udah orang ndak punya keluarga selamat, mengurangi kalau seandainya kenapa-kenapa gimana sudah tidak punya dampak bencana harta bagaimana bila keluarga?

89-93 Bener-bener bersyukur, tapi biarpun gempa tetep Cara-cara bersyukur ya, karena udah kena kejadian yang Kejadian

yang mengurangi luar biasa tapi tetep yang namanya manusia luar biasa harus dampak bencana harus tetap bersyukur aja ya mbak ya biasanya bisa

tetap sama Allah. Dikasih cobaan gini mampu apa bersyukur

agar engga mensyukuri ya mbak ya, mungkin orang bisa kuat bisa gila atau apa ya mbak ya kalau ndak kuat mental

97-99 segi ekonomi ya,..kalau sayakan suami kerja ya Kondisi ekonomi Ekonomim mbak Ira ya jadi ga begitu terganggu mbak Ira, keluarga

keluarga tidak

biasa aja gitu mbak Ira, karena tempat kerjanya Secara ekonomi terganggu kan juga masih utuh jadi masih biasa aja gitu.

tidak

terlalu terganggu karena suami

sudah

bekerja kembali

102- sesak nafas mbak Ira, ga pernah sesak nafas Gangguan fisik : Dampak

itupun jadi sesak nafas, ya itu traumanya itu Merasa sesak psikologis mbak Ira ga ilang ilang, sesak nafas terus nafas

bencana rasanya badan ga ada tulangnya gitu mbak, Sebelumnya lemes, ga ada semangat, rasanya lungkrah gitu belum

pernah mbak Ira, badan itu biarpun bekerja apa aja terjadi

Badan

tidak bertulang (lemas) 108- badannya sekitar 2 minggu udah balik lagi, tapi Terjadi

bawaannya juga ga mau terasa

sampai Dampak

kalau traumanya mbak Ira 1 bulan masih ada dengan 2 minggu psikologis sedikit trauma, kalau sakitnya dua minggu udah pasca

gempa bencana biasa lagi lah mbak Ira, kan masih ada gempa Sering

kaget

susulan itu mbak Ira jadi masih sering kaget karena

danya

gempa susulan

133- kerasa berarti keberadaan keluarga itu,berartilah Komunikasi Fungsi keluarga

bagi kita jadi kekeluargaannya semakin deketlah keluarga semakin

dekat

karena merasa keluarga sangat berarti

135- rasanya kadang-kadang apalah artinya gitu ya Pentingnya Fungsi keluarga

kalau ngga saling dukung ama keluarga keluarga : nilai bagaimanapun kita tuch satu keluarga ya satu Jawa kesatuan gitu lho mbak jadinya kalau kita sakit satu ya sakit semua, jadinya tambah deket tambah berarti

153- Waktu dulu itu waktu gempa itu sempat sich Perubahan pola Dampak

sempat ga pernah makan sich sempat tapi ga makan anak pasca psikologis lama mbak, kan dilapangan kan terus banyak gempa

bencana teman, banyak bantuan, jadi kembali sedia kala Begitu

banyak lagi lari-lari lagi, makan bareng

teman kembali ke seperti semula

158- Udah lupa, ga lama paling cuman sehari-dua Anak-anak cepat Cara-cara

kali itu dah lupa, apalagi terus banyak anak- lupa karena mengurangi anak KKN dulu terus ada relawan-relawan lain adanya relawan dampak bencana juga. Terus itu lupa udah terus main biasa seperti yang

mengajak pada anak biasa.

main

162- Iya, terus meningkat waktu kejadian itu Anak-anak naik Dampak

meningkat, temennya makan ikut makan. Justru nafsu makannya psikologis ibu-ibu yang kadang mau makan malah sedangkan ibu-ibu bencana bawaanya marah aja, pingin ini males sebaliknya bawaannya .

Tidak ada nafsu makan atau untuk melakukan sesuatu

173- cuman ya itu pilek, flu, influenza. (karena debu Sakit yang Dampak

kali ya?) Iya mungkin karena debu yang kotor dialami anak-anak bencana itu kali ya .

: flu, batuk-batuk 176- Sering itu, susah tidur, karena kondisinya dalam Sering terganggu Dampak

pengungsian, tidur kadang dingin, sebentar tidurnya: karena psikologis bangun-sebentar bangun, ga pernah pules, suka dingin

bencana pada nangis kalau malem entah dingin entah karena Mudah terbangun anak udaranya ga bagus sich ya mbak karena dilapangan terbuka, jadi sering pada itu bangun malem

189- Suka yang kecil ini suka nangis kalau malem- Anak yang paling Dampak

malem gitu, kalau yang besar itu ga.

kecil,

masih psikologis

sering

menagis bencana pada

anak 192- takut gelap mbak ,sampai sekarangpun anak- Anak-anak masih Dampak

dalam tidurnya

anak mau kencing sendiri pun takut, mau takut gelap psikologis kekamar mandi sendiri pun takut

sampai saat ini bencana pada sebelum gempa anak tidak

194- Sebelum itu ga, berani aja, kemana-mana Anak-anak masih Dampak

berani, kalau sekarang itu sering takut, mau takut gelap psikologis kedepan situ aja takut, semenjak kejadian itu

sampai saat ini bencana pada sebelum gempa anak tidak

Kalau suara keras ya mbak ya anak-anak Apa anak masih takut Dampak itu mak, ada apa mak.

kalau mendengar psikologis suara

yang bencana pada

anak 200- Sebelum gempa itu prestasinya bagus, sesudah Pendidikan anak Dampak

mengagetkan

gempa itu merosot mengalami

psikologis perubahan, nilai- bencana

pada

anak 203- Turun

nilai menurun

Kan Karena

Dampak

penerangannya kan ga ada lampu, kalau malem penerangan psikologis kan penerangannya terbatas, habis itu keadaan kurang,

kurang bencana pada rumah juga begini kacau balau gimana mau konsentrasi

anak konsentrasi, terus diganggu adiknya juga.

Terganggu oleh adiknya

Iya kalau An.E (9 th) itu udah slamet itu Ibu menasihati Cara orang tua

harusnya bersyukur sama Allah dikasih anak agar mengurangi kesempatan hidup lagi, saya cuman ngomong mensyukuri

dampak bencana gitu

kehidupan

pada anak

RECODING WAWANCARA WW.05.OT.05.P.B. 14 September 2006 Responden

: Ny.Sar

: 2 dua An.An (15 th) dan An.Ar(9 th)

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Alamat

: Dusun Badan Rt.04 Panjangrejo, Pundong Bantul

Tema 1-5

Baris Pernyataan

Analisis

kan An.Ar (9 th) mau sarapan pagi.. udah Cerita saat Pengalaman mandi.. mak mana nasinya.. Lha nasinya di kejadian gempa

gempa dalam sana.. Oh.. untung belum masuk ada itu.. bruk.. dik gempa.. saya ini kan .. saya bawa lari Ny.Sar

sedang di bawah itu.. trus lihat ini to jendelane greng menyiapkan ogreng ogreng gitu .. saya lari panggil An.An (15 sarapan

anak th) sama ponakan saya.. An.An (15 th).. An.An sehingga

bisa (15 th)

menyelamatkan .. An.An (15 th) sempoyongan di pintu.. diri

.. udah keluar semua saya bawa ke sana.. saya Lari, hampir Bencana sebagai kan di itu.. di.. utara buk itu bisa berhenti.. kalo terkena

pengalaman ndak berhenti kaki saya dah mati.. kena reruntuhan

traumatis temboknya Mbah Surat itu. . ha di situ.. berhenti tembok tetangga di situ.. ha.. rumah-rumah baru bruss.. gitu.. Anak takut masuk An.Ar (9 th) juga tau itu.. makanya dia trauma, ke rumah nggak mau masuk ruma h kemarin tu.. dik, mamak kerja lagi lho.. emoh..

Anak tidak ingin Dampak ibu beke rja

bencana 23-24 Padahal ini.. pulsanya anak-anak gedhe juga

Dampak Ya anak-anak tu kalo pulsa tu sepuluh ribu ndak meningkat

Kebutuhan

bencana sampai satu minggu dah habis, tiga hari habis, Perubahan gaya dua hari habis. dapur sama a. pokoknya tiap hidup pasca bulannya tu keluarnya tu banyak..

28-32 He’em.. ke sawah-sawah itu.. terus itu.. ada Lari ke sawah lalu Bencana sebagai berita kalo tsunami.. air laut naik. . saya lari ke menghadapi issu pengalaman barat.. saya tu sampai di bale di situ.. saya kan tsunami

lari traumatis duduk-duduk gelar tikar sama Mbak Lanjar.. e. kearah barat lari traumatis duduk-duduk gelar tikar sama Mbak Lanjar.. e. kearah barat

37-40 Pulang ke sini.. saya kan bilang, pak ayo Sepuluh hari Dampak

pulang.. kasihan anak-anak kalo mo sekolah.. mengungsi lalu psikologis tapi kalo ingat itu yo tadi tu ada itu bruk gitu kembali karena bencana tadi pagi.. em.. itu kan trus pak.. An.Ar (9 th) anak-anak pak.. An.Ar (9 th) kae.. (tertawa) saya tu masuk Belum

berani di rumah tu ya cuma.. kalo tidur malam tu belum tidur di rumah berani

42-43 ndak ada nafsu makan.. males.. males rasanya Tidak nafsu Dampak tu.. kalo di lapangan cuma tidur.. males mo makan

selama psikologis ngapa-ngapa tu.. mo jalan-jalan ya males..kan mengungsi

bencana panas.. 52-53 Ya sekarang sih.. seperti orang linglung gitu Sering

merasa Dampak lho.. lupa pelupa..gitu.. kalo ada suara apa apa bingung , pelupa

psikologis sekarang itu dah gimana ya.. seperti ada gempa bencana

itu.. 54-63 Ngerasa sedih.. ya kalo.. apa ada bunyi.. tadi Merasa sedih saat Dampak

pagi saya mau keluar itu.. air mata .. (tertawa) melewati rumah psikologis apalagi ya dari sini jalan.. kemarin lho dari sini yang

terkena bencana waktu belum ada rumah-rumah itu.. saya liwat.. gempa itu.. dari sini sampai Bantul tu saya nangis terus kok.. sedih.. itu gimana rasanya punya rumah itu.. apalagi kalo rumah saya ini hancur pasti stres saya

60-61 Aduh.. saya bilang.. wah kalo rumah saya itu Bersyukur anak- Bersyukur anak- hancur.. udah anak dua.. ya nggak ada.. anak selamat

anak selamat alhamdulillah anak-anak slamet semua. . saya bilang gitu..

63 Memang lebih akrab

Lebih

dekat Perubahan

dengan keluarga

keluarga : jadi lebih akrab

69-71 Nggak mau.. ya kalo siang pulang sekolah itu Anak takut masuk Dampak mau istirahat di dalem.. tapi ya cuma sebentar di ke rumah

psikologis depan pintu sana.. tapi ke kamar tu ndak mau.. Bapak

bencana makanya pintunya tutup terus.. tutupan.. 73-74 Kalo yang besar itu malah kalo malam.. mak Perubahan sikap

Dampak

kancani pipis wis gedhe.. (tidak jelas).. kalo Belum berani ke psikologis

diinget itu ya kadang ketawa.. kadang sedih kamar

mandi bencana

sendiri

74-75 kalo saya kan udah bebas lupa gitu lho kejadian Mendengar cerita Dampak

itu sudah berlalu.. gitu lho.. tapi kalo ingat ada gempa : jadi psikologis orang cerita-cerita itu jadi pusing..

pusing

bencana

77-81 kalo gitu denger orang crita gini gini saya ndak Seperti mau Dampak

mau.. saya.. yang meninggal gitu pun saya ndak pingsan kalau ada psikologis tau.. nyatanya dikuburkan di sini di bawah.. saya yang cerita atau bencana tau itu yang bawa kunci tadi bapaknya An.Nd (9 korban gempa th) kan sini saya lihat itu saya tu kayak mo semaput kok

88-90 Enggak.. Cuma panas..

Dampak watuk pilek .. saya obatkan ke sana.. trus sembuh mengungsi

Selama

psikologis saya bawa pulang.. Ya saya ke tempat temen bencana

pada temen juga.. gitu

Merasa kepanasan anak Sakit batuk

108- Ya cuma kalo mo tidur di dalam takut ada gempa Kecemasan saat Dampak

lebih besar lagi.. Nanti kalo ada di tengah malam ini : adanya psikologis gimana kalo bapaknya ndak ada..

gempa yang lebih bencana besar

151- Ya.. susah tidur kan di lapangan mbak.. nggak Sulit tidur di Masa awal

tau.. ndak pernah tidur di lapangan kan.. trus ini pengungsian mengungsi : malam pertamanya kan hujan.. dua malam apa susah tidur tiga malam itu ndak bisa tidur.. 162- .. anak-anak juga susah di sana itu,, pengennya Anak ingin

Masa

pulang.. terus.. sampai nangis-nangis.. pulang selama

mengungsi

mengungsi

164- : Trus pulangnya sini langsung kayak biasa aja Anak-anak Cara

mengurangi S

maen.. gitu?

langsung main

: He’em.. dampak bencana Ir

: Langsung maen.. S

: Tapi.. jangan di jalanan.. masih rame..

.. tapi kalo malam itu dah nggak keluar.. Anak sudah Cara sekarang ini malah keluar.. TPA.. keluar untuk TPA mengurangi dampak bencana 176- Ir

: Bu anak-anak terutama An.Ar (9 th) itu Anak menangis Dampak

ini nggak bu? Maksudnya pasca gempa.. bar ingat gempa psikologis gempa itu suka menangis tanpa sebab.. gitu..

bencana gitu.. S

: He’em.. mungkin dia ingat kejadian itu.. 179- Ir

: Kalo sampai sekarang terkejut sama Takut saat Dampak

suara-suara yang keras juga iya? mendengar suara- psikologis S

bencana Ir

: He’em..

suara keras

: Eh iya.. ibu juga sama..

Tidak bisa tidur

S : Kalo ada suara keras gitu.. aduh.. karena mendengar apalagi kalo tengah malam itu, nggak ada suara laut bapaknya.. An..An.. saya..panggil anak-anak.. Ny.Sar jadi (tertawa) Ya kalo ada suara keras tu.. saya.. mudah kaget bangun pagi.. ah di sana gelap ya, gunung ndak keliatan.. saya liatin.. gitu aja.. apa itu air.. kalo S : Kalo ada suara keras gitu.. aduh.. karena mendengar apalagi kalo tengah malam itu, nggak ada suara laut bapaknya.. An..An.. saya..panggil anak-anak.. Ny.Sar jadi (tertawa) Ya kalo ada suara keras tu.. saya.. mudah kaget bangun pagi.. ah di sana gelap ya, gunung ndak keliatan.. saya liatin.. gitu aja.. apa itu air.. kalo

226- Pokoknya ya itu, ya saya turuti tapi dia harus Pola asuh Cara

punya tanggungjawab sekolahnya itu. Pokoknya keluarga mengurangi saya ndak nuntut apa-apa kalau sama anak itu dampak bencana

udah, cuman itu satu itu dia itu harus belajar yang rajin. Nyatanya juga gitu, saya juga bilang ―An, bapak sama mamak itu ora,ndak ada tututan

apa-apa yang diminta dari kedua orang tuamu itu ya cuma satu, Kamu itu rajin belajar.‖

VERBATIM WAWANCARA WW.06.OT.06.P.B. 15 September 2006 Responden

: Ny.Si

: Dusun BadanRT.01 Panjangrejo, Pundong Bantul

Lokasi Wawancara : Rumah Ny.Si

Baris Pernyataan

Analisis

Tema

3-4 Anak-anak? woo. kadang ki tiga hari ra Pasca terjadinya Dampak mangan barang.. tiga hari.. jan blas ra

psikologis gelem mangan opo-opo.. dadine koyo

gempa :

Anak sampai

bencana

trauma.. tidak mau makan (seperti trauma)

17-19 Neng kono ki neng njobo terus.. ra gelem..

Dampak turu ning njero ki barang.. pokoke bali

Tidak berani

psikologis neng tendha.. ning sekolahan.. ngarep

masuk,tidur

bencana sekolahan.. ning njero ki gemang.. pokoke

diluar, takut

kerubuhan

aku ra gelem bobo’ ning njero mengko

ndak kerubuhan.. 21-23 wis nang njobo mengko tak junjung neng

Dampak njero.. mbarang nglilir yo nangis ngejer-

Menangis jika

psikologis ngejer.. nangis trus mlayu metu.. dadine yo kerumah

dimasukkan

bencana mentale ki saking kagete..

Anak kaget: ibu hanya bisa menuruti

24-26 .. ngopo to le kok mlayu metu ki.. wedi aku

Dampak mak.. sopo sing njunjung aku mlebu.. ning

Anak : takut

psikologis psikologis

Perubahan pola gilo-gilone ki trus pikirane ora njomplang

asuh banget.. pikirane rus ono opo ono opo ning agar mengurangi trus tak turuti jalukane opo.. dadine ben

keinginan anak

ketakutan anak

rodo lerem ngono lho..tak turuti jalukane opo ra ketang mbuh duite..

33-35 Yo iso turu ning nek ning njobo.. nek ning Bisa tidur diluar Perubahan njero ra gelem.. ra gelem turu.. pokoke ning tenda, didalam

perilaku anak njero kono.. ndelok nganu ndelok tivi ngono tidak mau let sedhilit wis mlayu.. wis mlayu mak..

Lari keluar , anak tidak mau lama- lama dalam tenda

50-52 kan nek nggon tendha ngene iki yo mesthine Keadaan ditenda Keadaan awal kan nek awan panas nek mbengi adhem..

pasca gempa mesthi susah.. ngene iki kan nak panas

; siang panas,

malam dingin,

banget to mbak.. rasane ra penak ning

darurat

awak.. ha ning nak yo.. kuwi yo wis kepeper Pernyataan yo arep piye meneh..

ketakutan anak

82-86 : Wis biasa.. trus sabane ning mbale mbak.. Adanya relawan Cara-cara sabane ning mbale kan ono seko.. ngendi.. dan bantuan

mengurangi (tidak jelas) opo ngendi.. sik manggon ning mainan

dampak bencana kono.. seko luar negri lah pokoke.. ono sik

pada anak manggon ning kono.. trus dhe’e ki sabane

karo kuwi terus.. karo sing kono terus... wis sedina-dinane ning kono terus.. engko mulih, sholat..awan ki barang trus engko ndhono meneh.. engko mangane wis kono sik ngenei..

87-90 corone dihibur ning lapangan kuwi.. ning Cara-cara kono ning lapangan.. dadi nang kono Anak-anak main mengurangi sa’ploke.. suwi ha mbok ngantek meh telung dengan gembira

dampak bencana sasi.. yo.. loro setengah mungkin.. kuwi dan dihibur

pada anak nang kono terus.. dhe’e ki wis ro kuwi.. dengan adanya terus..seprene isiho’ mbak.. isih sok opo bantuan

kuwi nelpan nelpon kuwi lho.. opo.. ra 2,5-3 bulan anak

dhong aku.. main bersama relawan

106- Ibu.. bar gempa itu,, hubungan keluarga jadi Hubungan Perubahan 112

lebih dekat? keluarga :dekat, perilaku dalam S

keluarga Ir

: Dekat.. sa’ nganu..

bapak : pergi

: Sekeluarga.. satu keluarga

kemanapun

S : Oo sa’ omah.. ya terus.. terus anu.. diikuti tetep sayang.. ora piye piye wong.. sing koyo bapakne.. trus ngulon S : Oo sa’ omah.. ya terus.. terus anu.. diikuti tetep sayang.. ora piye piye wong.. sing koyo bapakne.. trus ngulon

123- Oo.. ngantek dadi.. nek iso ki yo isih urip.. Optimis Harapan 127

tekan suk.. ngono.. oh yo.. yo penuwune masyarakat keluarga ngono kuwi.. nek iso ki yo ngantek sa’ Harapan : sampai

kabeh sa’keluarga ki isih nek iso ki.. rumah jadi, penuwune isih arep slamet arep urip sa’ masih hidup teruse.. nek iso kan nek golek sandhang sampai masa pangan nek iso kan di lar ke..arep gawe depan, keluarga cara koyo mbiyen meneh.. nek pulih nak tetap utuh, yo.. saking senenge to..

selamat, aman

143- Ternyata ming satu kali..ming gur entuk Bantuan hanya Menyoal 145

satu kalie..yo kuwi mung beras patang satu kali, bantuan puluh kilo.. karo duit.. dadine sangang puluh ping papat yo.. telungatus suwidhak.. kanggo pirang-pirang sasi.. nek wong ra golek po kanggo.

150- Mundur terus ning nyatane yo endi.. Masih Menyoal 159

seprene yo urung.. jane yo ngarep-arep.. mengharapkan bantuan soale engko nek nyatane keno nggo imbuh- bantuan, bingung imbuh kan.. mongko awake dhewe le golek kapan bantuan ? sethithik.. entuk sethithik kan nek kuwi iso Bantuan tidak dinggo duit imbuh.. ning kok yo ora.. ora turun-turun ono sing nge dhukke.. lha embuh kok yo ora Badan tidak / metu-metu.. nyatane.. endi endi dho entuk belum dapat opo opo.. tapi kene yo ra entuk je.. sing bantuan daerah kene.. soale yo embuh corone sing Sosialisasi golek kuwi po yo nek sik liyane kan corone bantuan yang wong sing gedhe-gedhe kuwi kan kurang munggahke surat-surat kuwi.. mesthi ngono kuwi.. kono kan ra ngedumi.. nek sing ngene ki rak.. ra entuk opo-opo.. ning yo nek koyo cara aku ra entuk yo ra popo.. yo ra : banget-banget le.. opo iku.. le arep njaluk bantuan ki ora banget-banget.. ha

engko nek dipikr tenan malah.. 176- Ora.. ra popo.. biasa nek aku.. soale terus Saat ini sudah

Kondisi saat ini 179

anu kok mbak nek aku ki corone ki di.. seperti biasa dihibur karo.. sedulurku kabeh kono.. trus Kalau susah dadine dho dilerem dileremi.. wis ra sah =tidak akan

Sikap hidup susah.. perkoro omah nak suk yo iso gawe.. gemuk

Ny.Si suk suwi-suwi wis nduwe barang yo dho iso nampa. . dadie kan aku ra banget.. le susah Ny.Si suk suwi-suwi wis nduwe barang yo dho iso nampa. . dadie kan aku ra banget.. le susah

Gangguan fisik 189

malah ra tau je.. sa’ ploke yo mangan.. nek panas mbiyen kan sok panas.. watuk.. yo ming iku

mbak watuk.. kan umum to iki.. 191- Yo ming kuwi.. watuk pilek kan umum.. Anak-anak :

Ganguan fisik 196

ming iki.. yo iki.. kena watuk pilek kuwi batuk awal di masa awal mung an.. ning nek nggon penyakit liya-liya tenda

gempa ora opo.. yo Alhamdulillah dho iso kuwat Saat ini sudah corone ki.. ora pokoke ki ora trus koyo nek.. biasa opo yo kuwi jenenge.. nek ora tahan kan njuk ngepir to.. pikrane ngepir ngono lho.. neng ora.. ora kabeh dho an.. ndilalahe.. terus nek saiki wis koyo biasa.. koyo.. koyo wong nduwe omah jane.. jane ra nduwe ning pikirane wis biasa.. ora nduwe pikiran sing piye piye

284- Harapane.. Kepiye to kok aku koyo ngene Harapan : Harapan untuk 296

njur carane kepiye.. Oo.. yo.. aku yo mung Kekhawatiran tetap hidup di carane yo pikirane yo ming maune ngono karena adanya

masa depan lho.. ki gek entase.. nek anu ki njuk kepiye suara suara yo sesuk po yo urip .. wah.. yo kok yo piye Harapan : bisa carane kan pikirane isih.. angger ono blang menyekolahkan blung kuwi lho mbak.. kuwi nak corone isih anak, wedi.. wedine yo.. jarene kono sik gedhene membangun neh.. lha yo kapan to nek gedhene neh kuwi rumah, yah opo yah opo.. engko gek pikirane ki nek Kepasrahan aku ki yo mung gur anu kok yo mbak.. ming Bersyukur : nek.. mbok menawa sesuk ki mbok yo wis.. masih bisa hidup le ndonga ki mbok yo wis gek terus.. gek masih mau nek iso ki penjangkane ki iso keturutan.. yo berusaha untuk arep kepiye carane.. nek iso ki yo ming hidup kuwi iso neruske anak.. nyekolahke anak kuwi.. nek nduwe turahan nek iso suk nggo gawe gubuk ming ngono kuwi nek iso.. ha wong nek penjangka ki mesthi eneng to mbak.. perkara ra isp yo wis embuh..nek diparingi sehat ro waras isihan.. nek pancen wis tekan semono garise yo wis men (tertawa).. yo wis ngono kuwi wis ra sah.. (tertawa)

298- Wa.. ora susah.. wis nek iso ki wis isih Cara mengatasi Hikmah gempa 302

urip.. wis arep tak teruske.. iso lho ningo.. masalah nek penjangka ki nek anu ora terus nglokro ki ora.. nek nglokro ki wis mumet.. teneh nek dho corone wis wegah ngopo-ngopo urip.. wis arep tak teruske.. iso lho ningo.. masalah nek penjangka ki nek anu ora terus nglokro ki ora.. nek nglokro ki wis mumet.. teneh nek dho corone wis wegah ngopo-ngopo

VERBATIM WAWANCARA WW.07.AA.01.P.B. 16 September 2006 Responden S2

:An.My (10 tahun)putri Bp.S (ww.02)

S3

:An.N (10 tahun)putri Ny.Sp (ww.01)

S1

:An.Ta (9 tahun) putri Ny.Ng (ww.03)

: Dusun Badan

Tema 1-5

Baris Pernyataan

Analisis

Tapi bisa tidur nggak? Kira-kira? Gangguan tidur Dampak S1&S2 : Ya bisa.. bisa..

Psikologis S1

: Saya ya.. kadang-kadang bisa.. kadang- bencana kadang tidak.. Ir

: He’em.. kalo nggak bisa kenapa? S1

: Soalnya.. S2

: Takut ada tsunami

6-12

Soalnya kan itu..ada rumah, ada orang nangis.. Gangguan suara Dampak kayaknya di pojokan.. kayaknya Rinda (cat.peneliti : dan gangguan psikologis anak yang meninggal dan seusia, tinggal bertetangga tidur

gempa dengan An.Ta).. trus ada kucing.. dok.. dok.. kayak kayak.. ikut.. ikut.. bali.. bali.. nangis.. kan.. Pakde Ponijan kan tidur.. tidur nggak tau.. kayak kayak ada orang ada orang nglemparin batu atau nggak tau apa.. ditileki.. ditengok tidak ada.. trus pulang.. kayak gitu.. kadang-kadang ..kadang-kadang tidak..

50-63 Ir : Tapi ikut kegiatan menari ya di sekolah? Dulu sebelum gempa Dampak di sekolah sebelum gempa katanya banyak kegiatan ya mengikuti

Gempa S1

: Iya.. kegiatan tari di

Ir : Trus apa lagi?

sekolah

S1 : Nari.. pramuka..drum band..

ikut S2

An.Ta

: TPA menari dan TPA Ir

: Kalo di antara kegiatan-kegiatan itu An.My (sebelum (10 th) paling suka yang mana?

gempa)

ikut Ir

S2 : TPA

An.N

: Iya? An.My (10 th) ikut TPA di sekolah ya karawitan, TPA dulu ya?

dan komputer S2

: Iya juga pramuka Ir

: Trus An.Ta (9 th) gimana? S1

: Saya ya suka.. Ir

: Ikut apa aja? S1

: Ikut..TPA.. sama.. ikut..

72-80 S2 : Saya.. mau pake baju mau berangkat sekolah Cerita anak- Pengalaman tapi belum makan.. kemudian ada gempa.. terus saya anak

akan gempa diajak mama saya keluar sama adek.. bapak.. dan gempa

yang adekku bahkan masih di dalam..

dialaminya : Ir

: Trus suasananya kayak gimana? An.My sedang S2

: Gelap.. gelap terkena labut dan semen melakukan Ir

: Trus lari ke mana disuruh dibawa sama..

aktivitas

S2 : Saya lari di bawah pohon kelapa sebelum pergi Ir

: Oo.. jadi keluar rumah aja.. ke sekolah S2

: Iya..

Adik

An.My masih di dalam. Suasana gelap Lari ke bawah pohon kelapa melihat rumah tetangga roboh

S1 : Kalo saya masih cari min..mlinjau.. dan saya cerita An.Ta Pengalaman

ada getaran kayaknya kaya mobil.. kirain kaya mobil Bencana tapi sudah sudah berapa.. sudah..sudah berapa lama sedang

cari itu saya.. adik saya.. eh.,. ada apa.. iki..opo.. saya bahan makanan lari.. saya ke masjid saya.. doa.. saya pikir-pikir kalo (daun mlinjo) saya ke sini engko nek wit krambile jatuh.. nanti aku seperti engko mati.. engko nek wite mlinjo ambruk engko aku mendengar yo mati.. lha kep.. bagaimana..lho..terus.. saya lihat mobil, lalu lari rumah-rumah roboh dan saya melihat.. opo.. boto.. itu ke masjid nganu.. menculat dan ya.. gini-gini (cat Peneliti ; sambil menggoyangkan jemarinya kekiri dan kanan).. pikiran An.Ta terus roboh.. robohnya sama-sama.. terus ada.. ada.. saat di masjid kebulnya terus saya..apa.. lulunya kan sudah tidak Menggambil ada.. terus saya lari ke ke rumah.. terus adik saya adiknya

yang yang

ibunya adik saya tak duduk.. tak gendong..trus simbah saya (Ib.Ng) tertimpa masih kurugan dan saya menolong mama saya.. terus bangunan papa saya.. nggak apa-apa.. cuma sininya yang Simbah parah.. adik saya kepalanya.. terus simbah saya kakungnya jempolnya.. kalo mbah kakung ketiban rumahnya.. tertimpa kuda- nganu..dik Umi.. dan dia.. tulung-tulung ya ada yang kuda rumah nulungi.. dia minta tolong.. ada yang nolongin terus.. Melihat simbah itu.. ditolong sama bapaknya Rizal.. terus Pakde kakung

minta Ponijan dari sawah nulungi mama saya.. ter.. apa.. tolong tapi tak itu.. naik.. anu.. nileki mbah kakung.. mbah kakung ada

yang nggak tau bicara apa.. Pakde Ponijan ngapusi.. menolong mengko ndak nek mbah putri mengko le nangis.. dadi’e.. ngapusi.. trus ra popo kae thenguk nang the’e anu.. opo ki.. Umi..yo wis kok ra ndene ndene.. kae ra popo.. trus pakde saya yang satu ya kurugan kayaknya nggak bisa nglihat.. tapi ya bisa alhamdulillah sekarang sudah sembuh.. gitu aja kok..

116- Lalu saya.. kirain ada truk lewat yang sangat cepat.. Cerita An.N Pengalaman

kirain truk tapi gempa..yang sangat besar.. lalu saya :sedang sarapan bencana keluar.. ke.. depan rumah.. juga pinggir jalan

sebelum

ke

sekolah Mengira

ada truk yang lewat, lalu

keluar

rumah

121- Ir : Trus semuanya bisa keluar waktu itu?

S3 : Bisa.. tapi yang tidak nenek.. terkena batu neneknya sebagai bata dan kepalanya terkena batu itu dan keluar darah

terkena tembok pengalaman dan

berdarah traumatis kepalanya

135- S3 : Di sawah.. dan bapak dan ibu saya.. juga Pada saat awal Dampak

pakde saya di rumah sakit.. pascagempa psikologis Ir

: Ke rumah sakit.. anterin nenek.. trus An.N (10 An.N ditinggal bencana th) di sini.. dirungguin sama siapa?

orang tua yang S3

: Ya sama An.Ar(9 th)mamaknya An.Ar (9 th) pergi ke rumah mbak Bi.. Ha An.Nd (10 th) dan lain-lain

sakit

Ir : Waktu itu perasaannya kayak gimana? Ngerasain gempa? S3

: Takut Ir

: Takut? Takutnya itu karna.. karna apa ya.. karna goyang-goyangannya itu atau karna ngeliat orang-orang bergeletakan atau karna apa? S3

: Karna goyang-goyangan..

Ir : Kalo An.My (10 th) gimana perasaannya An.My merasa Dampak waktu ngalami gitu?

takut dan sedih psikologis S2

: Takut.. karena neneknya gempa Ir

: Apa lagi? Ee.. apa.. nangis nggak?

belum

S2 : Enggak ditemukan Ir

: Enggak nangis? S2

: Enggak cuma.. saya.. Ir

: Apa rasanya seperti kayak gimana? S2

: Rasanya.. sedih soalnya simbah Pundong belum ditemukan 157- S2

: Ke sana.. sama aku dan Memes.. tapi setelah Ketika mencari Pengalaman

nengok.. di sana.. dikatain sudah dibawa ke rumah nenek ada isu bencana sakit kemudian sama bapak pake motornya pakde tsunami,

lalu saya.. lalu mau ditengokin di Sempalan situ.. rumah tidak jadi sakit situ ada isu tsunami.. takut.. balik pulang jadi nggak.. cuma saya masuk ke rumah lagi takut bawa baju-baju kemudian nggak boleh nggak boleh sama mamak lalu nggak jadi

162- Ir : An.N (10 th) pas ada isu tsunami itu gimana An.N menanggis Dapak

An.N (10 th)? saat ada berita psikologis S3

bencana 177- S1

: Takut sekali dan saya menangis

tsunami

Sepertinya

takut..terus..

saya An.Ta

Dampak

menangis..karena simbah saya tidak ada.. trus pas ada menanggis saat psikologis gempa to saya lari ke sawah trus dikabarkan ada ada

berita bencana tsunami..trus.. saya tidak pergi karena simbah saya di tsunami situ.. trus.. ya udah.. trus anu.. siapa itu.. laki- laki..ndhikik tak tilikane..mengko ha nak meng isu barang.. ha tapi ora.. ora.. trus alhamdulillah ra sido trus orang-orang matinya dikuburkan ke makam ya di.. dimandiin.. disholatkan..

187- S3 : Saya cuma tau mbah M di.. digeletakkan di An.N melihat Bencana

pinggir jalan.. Mbah Mdisurung sama anaknya pake korban gempa sebagai gerobak. Dia sakit tangannya.. mo nunut mobil ndak

pengalaman bisa.. terus.. nok nang ratan wae nek ono bis.. trus ada

traumatis mobil kayaknya trus dibawa ke rumah sakit terus ininya dipatahin.. ya tangannya.. ini.. dipatahin terus

nggak tau tangannya kemana yang satu.. terus saya lihat istrinya Mbah T kakinya.. patah.. kelihatan dagingnya.. kelihatan itu lho apa.. tulangnya.. gari’ kecil-kecil itu.. iya..

203- S1 : Iya.. terus sampai malam keletan tiga An.Ta Bencana

minggu.. ya kira-kira tiga minggu nggak tau berapa menceritakan sebagai nganu ... mata mama.. saya nggak.. kaya nggak pengalaman saat pengalaman kelihatan itu terus dipriksa’ke.. iya dipriksa.. terus mengungsi

di traumatis mbak ini harusnya dijahit kalo tidak nanti bisa lapangan matanya bisa nggak lihat lagi satu.. trus dijahit.. apa..

kan ada saluran mata kan.. yang sini arep pedhot terus..dijahit.. gitu..adik saya nangis terus malam- malam pas Sabtu itu nangis kehujanan dan maunya mau pulang terus.. saya kehujanan.. terus adik saya kehujanan.. ya ada mbawa payung.. mak’e mantuk..mak’e mantuk.. diapusi.. ket awan.. ket awan meneh to kowe ki ra turu-turu.. melek terus.. sewengi ora turu.. melek..

226- Ir : Gimana rasanya An.N (10 th) tinggal di An.Ta masih Dampak

tenda? takut terus dan bencana S3

: Ya.. sudah lumayan tapi masih panas..

menangis

Ir : (tertawa) Siang panas..malam dingin.. Melihat korban S3

: Malamnya dingin..sekali.. yang terluka Ir

: Kalo An.Ta (9 th) sekarang siangnya di tenda Meninggal yang di depan rumah itu atau di dalam yang (mungkin dibangunin itu?

karena tiadanya S1

: Saya..kalo saya di tenda kematian.. pertolongan) Ir

tetap S1

: Oh.. itu tenda kematian ya?

Masih

: Iya berada dirumah Ir

: Yang putih itu? karena pakdenya S1

: Iya

sakit

Ir : Kalo malam tidur situ? Pergi kerumah S1

: Iya Ib.Na (bidan) Ir

: Kan udah bisa masuk ke dalam ada itu apa.. Matanya ibu Ng S1

: Teras..

(terluka)

Ir : Ho’o.. Adiknya An.G minta

pulang

terus

242- S1 : Iya bisa.. tapi saya takut..kalo ada itu lho Cerita tentang Bencana

(tidak jelas) Itu kan saya nonton tivi di rumah sama anak yang sebagai (tidak jelas) Kae Rinda ki senengane nangis ono meninggal

pengalaman pojokan.. padane ki Rinda ki nangis.. nangis ki (tidak

traumatis jelas).. ha kae opo kan..(tidak jelas) Rinda tu itu to.. mamaknya Rinda tu.. kan ada gempa itu nggendong Rinda.. eh nggendong Nabila..terus apa.. itu.. si Nabila tidak tahu kalo Rinda meninggal terus.. pulang kan.. hah.. Rinda.. Rinda nang ngendi? Ha terus mungkin stres njuk stres (tidak jelas) ha terus aku ngene ki.. Ri.. ndene..yo.. (tidak jelas).. terus.. (tidak jelas).. Ri.. Rinda nang ngendi? Ha kuwi karo bapakne.. Ha kuwi bapakne.. palingo yo nganuo’ kuwi ki karo uwong dhikik paling kok..Ho’o gek terus mbahne Ria.. ho’o wong lagek dipreksake karo Rizal.. sesuk nak Rizal wis mari.. anu.. opo ki.. Rinda yo wis mari..terus.. oh saiki kowe arep ngejak anakmu sing cilik dhikik..kuwi to..

ha terus aku, mbahku, s ama..(tidak jelas) terus saya ha terus aku, mbahku, s ama..(tidak jelas) terus saya

256- S1 : Ha nek aku to.. Setu Setu pas Setu Setu aku Masih takut Dampak

ngimpi aku sesuk nak mbahku.. mbah kakungku mati karena psikologis sesuk aku arep nangis koyo mbak Sitri gek Mbak Sitri mendengar anak gempa yo arep nangis.. eh dudu deng koyo mbak Siti.. opo yang meninggal mbak sopo..gek aku engko arep turu ko cedhak tivi, seperti menangis nah aku ra kelingan (tidak jelas) Njuk anu.. ha iki gur An.Ta

lunga tiba-tiba yang terjadi.. gitu..mbah meninggal Mimpi tentang gempa

261- Ir : Kalo An.N (10 th).. e. takutnya itu kalo Menggungsi Bencana

malem .. karna takut terjadi gempa atau su.. pengen ditenda sebagai merasa agak sulit tidur nggak? Seperti kalo tidur jadi lapangan

pengalaman nggak nyenyak.. Teringat.. teringat gempa..

An.ta tidur di traumatis S3

: Iya kadang saya juga begitu tapi sekarang ya tenda kematian tidak.. cuman masih trauma..

Ir : Kalo tidur sama siapa An.N (10 th)?

semua Dampak S3

tidur

: Ya sama ibu, bapak, mas P(17 th), mbak P berkumpul psikologis (21 th)

gempa Ir

: (tertawa) Sekarang itu kalo tidur ngumpul semua ya? S3

: Iya. 276- S1

: Ya tau.. kalo ada gempa itu.. mak.. mak.. Reaksi saat Dampak

lindu.. mak.. mak..lindu.. lindu..piye.. piye.. terjadi gempa psikologis lindu..gitu ..

susulan

gempa

RECODING WAWANCARA WW.08.GS.01.P.B. 15 September 2006 Responden

: Bp.Wr

: Dua orang (keduanya sudah berkeluarga)

Pekerjaan

: Kepala Sekolah SD.Panjang

Alamat

: Srihardono, Pundong, Bantul

Baris Pernyataan

Analisis

Tema

14-17 terus itu saya lari keluar rumah itu sampai di Anak bisa Pengalaman 14-17 terus itu saya lari keluar rumah itu sampai di Anak bisa Pengalaman

pengalaman keluar dari dapur..

menyeelamatkan diri traumatis

da terperangkap didalam rumah

25-29 tetangga saya itu..ada rumah-rumah yang roboh, Rumah rumah Pengalaman yang tertimpa bangunan, termasuk keponakan tetangga

roboh, Bencana saya itu.. cucu.. cucu keponakan.. itu baru keponakan

terkena sebagai mandi.. kena kejatuhan itu.. bata.. itu.. kejatuhan runtuhan bangunan

pengalaman batu

merah itu..sampai

mulutnya

itu Melihat

anggota traumatis

(cucu orang tetangga saya yang pada luka-luka itu.. keponakan)

mengeluarkan darah.. dan terus saya siapkan keluarga

terkena

itu ada enam orang itu.. sekitar rumah saya, bangunan

di

kepalanya )

29-34 trus saya.. saya punya mobil saya keluarkan, Enam orang yang Menolong saya minta tolong anak muda yang pintar nyopir terluka dibawa dengan orang lain itu.. segera dimasukkan ke mobil itu ada enam mobil Bp.Pw orang yang parah.. yang punggungnya sakit iya..trus kakinya patah ada satu, kepalanya Keadaan enam orang bocor satu, trus keponakan saya sendiri tadi.. yang terluka : sakit sampai..akhirnya itu. muat berapa itu sebelas punggung,

kepala orang saya tu nunggu.. termasuk yang terluka, mendampingi..

Sebelas orang yang menyertai

dalam

mobil Rumah sakit dipenuhi oleh korban gempa

40-41 satu hari kami nggak makan karna belum ada Satu hari tidak makan Dampak logistik hanya apa yang bisa kami bawa itu

bencana 41-42 masuk rumah belum berani, bantuan belum ada, Belum berani masuk Dampak ya kami seadanya

bencana 49-51 mau masuk.. ada sebenarnya makanan tu di Tidak berani masuk Dampak dalam rumah. ada tapi nggak berani masuk.. kerumah karena masih psikologis sebentar-sebentar ada getaran.. mau masuk ada takut akan adanya bencana getaran itu.. takut

ke rumah

76-78 Kalo saya waktu itu tidak takut dengan tsunami Bp.Pw dan keluarga Cara karena sudah lebih dari satu jam lebih itu ndak tidak ikut pergi kearah mengurangi ada apa-apa.. itu kami kira tu tsunami nggak utara,

dengan dampak mungkin terjadi

pertimbangan

bencana kemusykilan terjadi tsunami

78-81 .. dan yang paling menakutkan itu malam Stressor yang Pengalaman harinya.. malam Minggu itu ada berita katanya menakutkan

Bencana Bencana

yang lebih besar traumatis

Kalo..pada waktu gempa ini ya.. alhamdulillah Mengakui adanya Car-cara

bantuan-bantuan itu ada.. baik logistik, melalui perubahan ekonomi mengurangi selimut, pakaian, dan sebagainya itu.. ya.. keluarga ; ekonomi dampak cukuplah untuk.. hidup cukup..

keluarga

membaik bencana

103- Membantu sekali.. kebetulan juga sedang musim Mendapatkan Dampak

panennya juga datang, jadi lumayan juga.. keuntungan dengan bencana cuman satu yang menjadi pemikiran itu masalah adanya musim panen rumah, tempat tinggal itu..

112- Ya.. keluarga..

seperti

kakak,

adik, Membangun rumah Cara

saudara..yang

sangat

sederhana.. tidak keluarga

yang mengurangi

menunggu bantuan dari pemerintah sederhana

tanpa dampak

menunggu

bantuan bencana

dari pemerintah

122- pasca gempa ini menurut bapak.. bapak Gangguan-gangguan Dampak

merasakan semacam adanya gangguan dalam fisik pasca gempa : psikologis berkonsentrasi ? Gimana pak? Dalam bekerja..

dalam bencana S

Gangguan

: Iya.. ada.. iya.. konsentrasi : kadang- Ir

: Itu.. kalo ada berarti..ee.. kadang atau kadang sering pak? S

: Kadang.. 128- merasa melihat kilas balik atau.. e. tentang melihat kilas balik : Dampak

peristiwa gempa.. jadi membayangkan atau tiba- kadang-kadang, psikologis tiba teringat gitu..

bencana S

: Kadang-kadang.. 132- kecenderungan untuk merasa lebih tertekan kecenderungan merasa Dampak

dibanding sebelum gempa?

tertekan : psikologis S

lebih

: Ya.. kadang-kadang.. iya.. Sering..iya.. kadang-kadang, bencana suara.. misalnya tikus yang lewat, itu sudah.. terganggu oleh suara- mengganggu sekali, rasanya seperti ada gempa.. suara : sering gitu.. ada kucing yang lewat..itu rasanya seperti gempa.. takut itu.. trauma..

140- merasa lebih.. apa ya.. sensitif perasaannya.. Merasa lebih dekat Cara-cara

S : Oh iya.. ya.. lebih.. dekat pada Tuhan.. dengan Tuhan mengurangi iya.. rasanya

dampak bencana

144- Iya lebih dekat.. Kami dengan anak-anak, Hubungan keluarga Dampak

istri..keluarga itu menjadi lebih dekat.. sama- menjadi lebih dekat, psikologis istri..keluarga itu menjadi lebih dekat.. sama- menjadi lebih dekat, psikologis

merasa senasib

bencana

148- kecemasan kalo terulang lagi peristiwa gempa Kecemasan yang Dampak

itu..menjadi sangat cemas.. terus.. ya.. kami dirasakan adalah akan psikologis kami yang ada di dalam rumah itu kita cemas adanya

gempa bencana apakah nanti.. kan tiap hari ada gempa susulan,

khawatir susulan..kalo rumah kami roboh kan menjadi rumah roboh apabila hancur berantakan.. habis semua.. itu yang gempa susulan terus menjadi kecemasan kami..

terjadi

153- Alhamdulillah itu.. sepertinya itu tidak ada.. Saat

ini

merasa Cara

kerugian yang sangat besar.. jadi alhamdulillah bersyukur Bp.Pw mengurangi kami bersyukur, rumah kami tidak roboh tidak

mengalami dampak sekaligus.. jadi ada kesempatan untuk kerugian yang besar, bencana menyelamatkan apa yang kami miliki itu masih rumah tidak roboh selamat ..

158- saat ini.. rasanya sudah tentram ya.. nggak ada Tidak lagi merasa Dampak

masalah..sudah bisa teratasi semua.. tinggal satu khawatir, saat ini psikologis ya itu untuk.. apa namanya.. jangan terulang berharap supaya tidak bencana lagi.. mudah-mudahan.. terus isu-isu itu yang terulang lagi Issu katanya Pulau Jawa mau.. putus jadi dua dan yang

menganggu sebagainya

juga konsentrasi : pulau mengganggu konsentrasi.. itu ya saya kira ndak.. jawa akan terbelah itu kan kehendak Allah sendiri..

itu

kadang-kadang

menjadi dua

172- Iya.. ada.. hikmahnya.. kami lalu merasa.. Hikmah gempa ; Cara-cara

sangat.. bersyukur pada Allah atas limpahan bersyukur keluarga mengurangi keselamatan yang diberikan kepada kami selamat

dampak sekeluarga.. kan kami menjadi lebih dekat

bencana kepada Allah .. 174- banyak kegiatan-kegiatan sholat , doa, yang pada Perubahan perilaku : Cara-cara

waktu tentram kan kadang-kadang kita berdoa menjadi lebih dekat mengurangi saja sok kurang tekun .. kurang apa namanya.. pada Tuhan, lebih dampak mangabaikan.. setelah kejadian gempa ini kami.. tekun

beribadah, bencana selalu kalo jama’ah sholat.. kami.. pimpin doa adanya

kegiatan pada anak untuk doa-doa yang bahasa Jawa atau bahasa ibadah bersama-sama Indonesia kan lebih mudah dipahami dan Memperbanyak doa dimasukkan dalam hati. . kita lalu menjadi sering Perubahan aktivitas

181- seperti itu.. ibadah juga terjadi di

.. jama’ah sholat maghrib isya’ itu kan setelah keluarga lain ada gempa itu kan menjadi lebih permanen,

184- menjadi lebih sering

saya lihat itu juga seperti itu.. di keluarga adik saya juga.. jamaahnya dulu pada waktu di tenda kan tertib setiap..sholat trus berdoa.. sampai sekarang itu masih dilaksanakan di rumah-rumah sendiri..

190- di.. sekolah, itu anak-anak kan masih ada rasa Anak-anak di sekolah Dampak

trauma, kadang-kadang ada suara yang agak masih trauma : suara Bencana keras, tu anak-anak mau lari

keras membuat anak- terhadap anak lari,

anak 191- trus kami beri penjelasan, bahwa kita sudah Guru

memberikan Cara-cara

berada di tenda.. aman.. tidak mungkin tenda penjelasan mengurangi akan roboh.. mungkin kalo roboh toh tidak Saat ini siswa siswi dampak terlalu membahayakan.. sehingga anak-anak sudah tenang dalam bencana sekarang sudah sadar

belajar

sambil pada anak

bermain,

196- untung kami diberi bantuan dari (Kardi Found.) ada bantuan mainan Cara-cara

tu.. permainan yang lengkap sekali.. ha ini dapat dari organisasi mengurangi menggugah anak-anak untuk senang bermain swadaya Masyarakat: dampak dan melupakan peristiwa gempa

mainan membuat anak bencana .. anak-anak itu sudah mulai tenang, belajar, senang dan melupakan pada anak sambil bermain..

gempa

211- belajarnya belum pada materi pelajaran.. masih Awal kegiatan Cara-cara

pada penyadaran tentang gempa itu, tentang kita disekolah : belum mengurangi nyanyi..nyanyi .. melupakan hal yang sedih-sedih materi pelajaran tapi dampak itu ..

diisi dengan hiburan bencana dan penjelasan dari pada anak sekolah

214- Masih di halaman.. di bawah pohon.. terus kami Aktivitas sekolah Dampak

usaha tenda.. baru ada tenda itu trus kami masih di halaman bencana menempati tenda.. ada kelas yang masih bisa Mendapatkan tenda dipakai ada sebagian yang di elas itu.. tapi dulu Jam sekolah hanya masih di luar.. masih.. di bawah pohon yang.. sampai jam 9 atau jam trus kami juga tidak bisa belajar sampai siang, sepuluh karena masih karna jam sepuluh jam sembilan tu sudah takut pulang.. karna kondisinya masih takut.. masih.. belum stabil..

226- wali murid tu di sini juga ada.. yang menjadi Ada wali murid yang Cara-cara

keprihatinan kami.. trus kami.. e. namanya apa menjadi korban mengurangi ya.. home visit mendatangi anak keluarga anak dampak

kami yang meninggal..kami karuhke gitu.. trus Guru mengunjungi bencana wali murid yang meninggal.. kita juga murid

yang pada anak memberikan bantuan.

kelurganya menjadi korban

242- .. untung kami punya itu alat-alat permainan Adanya bantuan Cara-cara

yang seperti.. Iya.. tu sangat membantu sekali

berupa

alat-alat mengurangi

permainan

anak dampak

sangat

membantu bencana memulihkan ketakutan pada anak anak

247- Anak-anak itu terhibur sekali.. siang.. nanti sore Anak-anak bermain Cara-cara

kembali lagi ke sini.. bermain.. saya senang juga di sekolah di luar mengurangi

sekali.. anak-anak cepat untuk melupakan.. jam sekolah

dampak bencana pada anak

252- Sebelum ini kan ada kegiatan drum band. ada Gambaran kegiatan Dampak

kegiatan karawitan. . ada kegiatan tari.. ada sekolah sebelum bencana pramuka.. ada TPA .. nah sekarang setelah gempa ; kegiatan gempa ini belum semuanya pulih.. baru ini.. drum

tari, drum band itu sudah kembali.. sama.. komputer pramuka, TPA baru dimulai kembali..

band,

Kegiatan belum pulih semua

258- saya pernah lihat itu anak yang terkena.. itu.. Bp.Pw pernah melihat Dampak

terkena runtuhan bangunan tu.. kelihatan sekali anak yang terkena Bencana anak itu.. kalo ada suara.. ada guncangan- runtuhan

bangunan terhadap guncangan itu sangat.. takut.. ya.. dia cerita bercerita

tentang anak tapi dengan muka yang pucat itu.. ya kami untuk gempa dengan rasa berusaha menghibur ya ndak ada apa.. kalo ada takut dan wajah pucat gempa ya kamu keluar.. berteduh di bawah meja.. atau di bawah almari.. gitu aja..

265- ya lambat laun dengan ini.. dengan bermain.. Perbedaan konsentrasi Cara-cara

dengan alat-alat yang lain tu bisa pulih sedikit murid-murid pasca mengurangi demi sedikit..

gempa

dampak Rasa takut anak pulih bencana dengan

adanya pada anak

permainan

.. kadang-kadang.. ada yang tersinggung Kondisi anak-anak Dampak terutama yang terkena akibat langsung seperti Anak yang terluka Bencana 283- kejatuhan benda dan sebagainya.. e. sepertinya terkadang jadi mudah terhadap

minta perhatian khusus gitu..

tersinggung

seolah anak

285- Ir : Ee.. anak-anak menjadi lebih sering Anak-anak sering Dampak

kadang- Bencana S

melamun ?

melamun:

: Iya.. bagi yang langsung terkena itu kadang terhadap seperti itu..

Kecemasan : kadang- anak kadang untuk yang kehilangan keluarga Kurang

konsentrasi

:kadang-kadang

289- Ir : Kecemasan yang tiba-tiba muncul.. Anak yang kehilangan Dampak

S : Iya.. yang kehilangan keluarga.. dan keluarga :cemas Bencana sebagainya itu.. kelihatan sekali terhadap anak

291- Ir : Ee.. kehilangan minat terhadap Anak kehilangan Dampak

pelajaran

terhadap Bencana S

minat

: Berkurang iya.. kehilangan minat

pelajaran

terhadap anak

295- Ir : Ee.. anak-anak menjadi tidak berminat Minat

kadang- Bencana S

terhadap bermain? berkurang

: Iya berkurang minat bermainnya kadang terhadap berkurang.. kadang-kadang anak

RECODING WAWANCARA WW.09.GS.02.P.B. 13 September 2006 Responden

: Ny.Sj

: Dua, 15 th dan 5 tahun

Pekerjaan

: guru sekolah

Alamat : Kretek, Pundon

Baris Pernyataan

Tema 4-6

Analisis

Saya tu saat gempa tu berada di dapur.. memasak.. Kejadian saat Kejadian/

trus suami saya baru mbangunkan anaknya.. nggak terjadinya gempa : pengalaman tau saya baru menanak nasi dan air untuk minum.. Ib.Sj sedang berada gempa

trus langsung terasa saya kok ada seperti suara di dapur memasak

(tidak jelas) trus langsung bergerak ini bergerak ketika

terasa

trus saya lari getaran, langsung lari,

6-11

tapi nggak menyadari kalo anak saya yang gedhe tu anak yang pertama Bencana dah masuk di kamar mandi.. trus saya yang.. terperangkap dalam sebagai astaghfirullahal’adzim.. keluar keluar..bapaknya kamar mandi,

pengalaman bisa keluar, saya bisa keluar rumah.. tapi pintu

traumatis masih (tertutup) tau tau anak saya teriak.. ibu.. gitu..nha saya mbaleni anak saya.. ternyata anak saya terkancing pintu kamar mandi itu..

11-15 tertimpa dua motor.. kebrukan motor ndak bisa ibu kembali Bencana keluar.. langsung saya dobrak pake kaki wong kerumah

sebagai pintunya juga bukan pintu pake kayu yang begitu menyelamatkan

pengalaman kuat enggak..pintunya hanya dari.. apa.. masih dari anak

traumatis seng yang dijapit itu.. trus bisa keluar.. saya ajak keluar tapi gempanya dah berhenti.. bisa keluar..

15-22 nggak lama kemudian suami saya dipanggil Suami menolong Menolong tetangga.. (tidak jelas).. tetangga yang tertimpa tetangga

yang orang lain

reruntuhan bangunan.. dan tertimpa genteng.. terkena reruntuhan dalam keadaannya parah sekali. Suami saya sementara bangunan

situasi waktu njawab ini keadaan panik.. kuncinya

bencana diberikan..tolong cari sopir.. mobilnya boleh dibawa.. itu diterima.. ternyata trus nggak lama

lagi trus ke rumah saya lagi sambil nangis.. pak pokoknya saya minta tolong bapak ngantar istri saya keluarga saya ke rumah sakit.. itu.. yang sudah mendesak harus dibawa ke rumah sakit ada dua orang.

27-30 ada isu tsunami.. langsung.. trus saya yang di Isu tsunami : panik, Bencana rumah tu juga panik.. karna anak saya dua yang anak yang terkecil sebagai kecil dah nggak mau turun, minta gendong.. yang tidak mau turun pengalaman gedhe juga ini.. pegangan terus.. trus mertua saya (maunya

traumatis udah tua.. juga pegangan terus ya udah..

digendong) anak yang tertua juga ketakutan, begitupula mertua

50-51 tapi isu tsunami itu masih bikin panik.. orang-orang Isu tsunami masih Bencana udah pada lari ke utara sana yang punya mobil, membuat panik:

sebagai sepeda motor.. pengalaman traumatis

58-65 gimana tetangga-tetangga saya karena nggak ada Sudah mulai ke Dampak tempat buat berteduh, rumah rata.. trus tetangga itu Bantul

untuk Psikologis saya nengok hari Minggu tu saya sempat sampai mengajar

di Bencana: masuk desa itu bisa nangis.. karna tetangga saya sekolah

sedih hanya berteduh di itu.. di kresek..untuk njemur Berpikir bagaimana gabah.. bekas untuk wadah rabuk.. pupuk urea itu.. membantu

para ada yang dijahit delapan, sepuluh, sebelas itu kan tetangga

yang dilipet.. atapnya itu.. untuk tinggal.. itu bagi yang rumahnya roboh rumahnya dah roboh.. bagi yang belum roboh pun nggak berani untuk.. yang atapnya itu untuk dhesel- dheselan orang banyak..

65-67 saya pulang ke Magelang saya berembug sama adik Berembuk dengan Menolong saya.. dik tolong saya mau nengok keluarga, keluarga

untuk orang lain tetangga, tolong dicarikan oleh-oleh.. Oo.. nggih..

mencari bantuan 74-81 saya jujug di pos bantuan Merapi.. itu langsung Menyalurkan

Menolong dari relawan sana menyatakan kalo nasi bungkus bantuan

melalui orang lain melalui orang lain

pada Bener.. saya ambil ke sana.. trus dari pos bantuan warga

secara itu ditambah berupa sarimi.. dua kerdus.. sama merata dipinjami terpal satu .. adanya cuma satu..trus relawan dari sana saya bawa.. saya bawa ke sini.. sampai di rumah tu saya kan langsung njujug pak dukuh.. pak tolong itu ada bantuan segitu diratakan..

81-88 trus saya tinggal ke sekolah.. suasananya yang Merasa lega setelah Menolong mbantu itu.. lega tu lho mbak.. trus.. orang-orang bisa

membantu orang lain banyak berdatangan.. di situ juga itu sama selonjor warga lain duduk.. sambil makan nasi bungkus.. trus saya Mendapatkan minta untuk wawancara sama relawan itu bantuan lagi : sendiri..kan saya mbawa relawan tiga orang, yang beras,

sayuran, mau survey ke daerah-daerah itu .. trus penduduk makanan situ survey.. wawancara sama relawan, bilang kalo repot mbantu nasi bungkus, repot masaknya.. saya masih siap untuk masak sendiri.. mohon dibantu bahan makanan yang tidak mahal.. yang penting ada garam mbak..

100- saya kan trus selama sebelas hari saya mikir.. Setelah 11 hari Pentingnya

bensin saya.. ekonomi saya kan ya terbatas.. pasca gempa fungsi gimana ya .. kan saya juga nggak mbawa baju.. memikirkan

keluarga masih tersisa untuk jalan selama sebelas hari itu pengeluaran bensin udah alhamdulillah.. tapi saya dapat bantuan dari.. yang besar bila adik saya itu ada yang mbantu.. mbak, ini untuk tetap tinggal di beli bensin.. ada yang mberi lima ratus, ada yang magelang mberi tiga ratus.. mbak ini untuk beli bensin.. nha saya.. saya itu.. nha bantuannya itu dari bensin.. trus selama sebelas hari kan saya juga merasa.. anu.. agak payah.. payah yang satu tenaganya

128- lebih beratnya gini.. kalo sehubungan dengan tugas Ada gempa kecil : Dampak

saya mengajar, lebih beratnya.. buku-buku untuk.. anak-anak lari psikologis murid, itu kan kemarin dipinjamkan untuk anak, keluar dan sulit bencana berhubung rumahnya pada roboh, dah kehujanan dibawa masuk lagi dan sebagainya, itu kan bukunya dah nggak bisa Merasa lebih berat kembali.. lha ini kan berarti kosong, nggak ada dalam mengajar ; buku pedoman.. berarti kan anak belajar itu kan suasana kelas yang sumbernya pada.. iya.. padahal suasananya seperti belum kondusif ini.. kalo saya bersuara keras belum tentu bisa mendengar semua

138- saya.. terutama, pas lewat di depan kecamatan, itu Ketika lewat Dampak

kan anak saya langsung ingat.. ibu.. dulu lari-lari kecamatan , psikologis di sini.. ibu saya lari.. sepertinya.. gimana ya.. ya teringat saat gempa bencana : kan anak saya langsung ingat.. ibu.. dulu lari-lari kecamatan , psikologis di sini.. ibu saya lari.. sepertinya.. gimana ya.. ya teringat saat gempa bencana :

diberi keselamatan

143- Cepet.. cepet marah tapi ya.. gimana ya.. pokoknya Merasa jadi cepat Dampak

semua saya syukuri mbak.. lebih emosional tapi marah, setelah psikologis kalo habis bersuara sampai nggetak-nggetak trus marah

merasa bencana lho kenapa saya.. toh anak-anak sudah mengalami menyesal mengapa musibah kok saya tambah dengan getakan seperti anak sudah menjadi itu.. saya masih.. gimana yo diberi..peringatan korban

masih seolah-olah.. seolah-olah.. saya harus nahan gitu

dimarahi Akhirnya menahan diri

156- saya kira.. itu lebih anu.. lebih.. hubungannya Komunikasi dalam Dampak

lebih.. lebih erat gitu keluarga : menjadi psikologis lebih dekat

bencana 157- yang tadinya kan saya dan mertua saya nggak jadi Mertua kini jadi Dampak

satu, sekarang jadi satu tenda.. ya terus terang kalo satu Merasa psikologis masalah.. terganggu itu ya terganggu.. tapi kalo terganggu tapi juga bencana jadi satu kan tidak mungkin. . mungkin karna.. harus menyadari mungkin karna itu juga bisa, tapi ya itu gimana ya.. pikir punya pikir ya harus.. harus disadari

164- .. awal gempa itu kan masih.. masih..sekali.. itu Kecemasan Dampak

kerap sekali terjadi gempa, saya itu kecemasan itu terbesar adalah ; psikologis ya, sampai kapan gempa itu akan terjadi..trus kan sampai

kapan bencana: ada isu kalo di daerah sini itu mau..gimana ya.. gempa akan terus cemas mau pecah gitu .. trus kan ada isu suruh ngungsi ke terjadi mana, gitu..

178- cemas itu ya ada saja mbak.. bisakah saya Kecemasan saat ini Dampak

memperbaiki rumah itu jelas ada.. trus.. kan saya adalah kemampuan psikologis kalo.. dah saya program.. punya anak satu bisa untuk memperbaiki bencana bikin rumah.. trus apa kalo.. punya rejeki ya rumah,

rencana ditabung untuk misalnya saja kesehatan atau keuangan

yang mbayar sekolah anak saya.. gitu mbak.. sekarang tidak sesuai kalo dah gini kan.. gimana saya bisa memperbaiki rumah saya sampai bisa ditempati.. itu kecemasan saya.. kalo ada gempa lagi.. apa ini ya bisa kuat..

187- mengajar itu kan udah tugas saya.. yang jelas ya Dampak

saya merasa..lebih agak.. agak berat pasca gempa psikologis ini dibanding yang sebelum.. sebelum gempa bencana

192- Ya terus terang.. semakin anu.. semakin.. saya Adanya perubahan Hikmah

merasa kepercayaan terhadap Allah itu semakin.. : merasa lebih tebal gempa

semakin tebal mbak.. kalo sekarang ini imannya

200- bapak ibu guru tu.. kebanyakan ya.. kalo bicara Kondisi awal di Dampak

sama anak-anak itu.. lebih-lebih sama anak-anak sekolah : anak-anak Psikologis yang cacat, yang masih merasa sakit, yang masih datang kesekolah Bencana sama anak-anak itu.. lebih-lebih sama anak-anak sekolah : anak-anak Psikologis yang cacat, yang masih merasa sakit, yang masih datang kesekolah Bencana

kondisi ya alhamdulillah saya masih diberi kesehatan .. itu dengan luka-luka kan masuk pertama kali ujian.. ujian.. ujian ini yang Merasa bersyukur dari Kabupaten Bantul..itu ada anak yang lari.. masih selamat ndak mau ngerjakan.. bahkan..ujiannya kan ditata meja di sini, ternyata ndak mau duduk di emperan.. Saat ujian sekolah ; trus.. ini kan belum ada tendanya, itu ditata di.. anak lari tidak mau bawah itu pohon mangga.. ya di halaman .. kalo dah mengerjakan jam lapan jam sembilan jadi panas.. itu aja ada anak yang.. yang mau ngerjakan tapi.. ada anak yang.. Suasana panas di pokoknya lari..tidak dituntun-tuntun ya tetep nggak tenda sekolah mau ngerjakan.. trus ada anak juga yang.. Cerita

tentang tangannya itu ndak bisa pegang bolpoin..itu ndak kondisi anak-anak bisa pegang pensil, yang bisa yang kiri.. kakinya awal pasca gempa juga sakit.. bahkan di.. datang di sekolah itu karena.. keluarga.. diantar kakaknya, dijunjung, dibopong dari sepeda itu.. itu ya terpaksa.. kakaknya yang.. ikut juga yang ngorek-orek itu.. ya itu.. kalo itu ndak diperbolehkan kan kasihan

219- Kalo sebelum gempa, itu kegiatannya kan full, gitu.. Kegiatan anak- Perubahan

hari apa. sorenya TPA.., hari apa sorenya anak sebelum akibat Pramuka.. hari apa sorenya tari..hari apa sorenya gempa ; kegiatan bencana drum band ..gitu.. tapi setelah gempa ini ya kegiatan sekolah

penuh, itunya ya

238- alhamdulillah,

kelihatannya

anaknya juga Anak-anak sudah Cara-cara

ceria ..tapi ya dulu itu saya usahakan tidak kembali ceria, mengurangi mengingatkan kembali peristiwa gempa itu ..

dampak bencana

242- soalnya kan kalo diingatkan kan itu..ada yang.. guru berusaha tidak Dampak

bagaimana lari.. rumahnya roboh..mana sampai di mengingatkan akan psikologis rumah sakit.. kan kasihan

bencana 247- Guru-guru yang trauma itu.. kalo ada suara sedikit, guru-guru

peristiwa

lari Dampak

itu ada yang sempat lari.. atau gimana.. masih.. ketika mendengar psikologis masih belum bisa melupakan peristiwa.. dua puluh suara-suara

bencana tujuh mei..ada blung.. padahal itu hanya anak itu pintu atau apa tu.. mungkin ya guru-guru ya ndak tau..ya paling ndak beranjak dari tempat duduknya..

253- sekarang ya diperbanyak anu.. diperbanyak Saat ini mengajar Cara-cara

hiburan..kalo.. ya gimana kalo nggak seperti harus disertai mengurangi itu..kalo ditekan dengan kurikulum yang ada..

hiburan tidak bisa dampak hanya mengikuti bencana kurikulum

261- misalnya ini di.. sampai jam sembilan tadi, sampai Materinya Cara-cara

istirahat, itu belajar matematika..suruh nggarap.. dikurangi mengurangi terus.. kan kasihan..walaupun belajar matematika Cara mengurangi dampak ya diselingi cerita sedikit..

ketakutan nak : bencana pelajaran diselingi dengan cerita

272- Harapan saya itu bisa.. semua bisa belajar dengan Harapan untuk Harapan

tenang..ya gimana ya.. (tidak jelas-riuh).. kalo ada anak ; adabya guru bantuan ya fasilitas untuk belajar anak

bantuan

fasilitas (buku) agar hasil ujian

anak-anak

baik

284- Membantu menghilangkan stres.. membantu Bermain membantu Cara-cara

menghilangkan depresi jangan sampai ingat yang anak mengurangi kemarin.. trus nanti ya karna.. gimana ya.. semua menghilangkan

dampak itu ada manfaatnya dan keuntungannya ada.. ketakutan anak

bencana selama itu ya.. ada permainan.. anak-anak diajak bermain, itu bisa menghilangkan stres, trauma yang kemarin

Soalnya meleng dikit aja.. lari ke rumahnya.. Jika guru tidak Dampak perhatian,

anak psikologis

akanlari

ke bencana

rumahnya

295- anak-anak menjadi lebih mudah tersinggung

Anak

mudah Dampak

S : Iya tersingggung psikologis bencana

301- Ir : Anak menjadi sering melamun Seriong melamun Dampak

S : Sering juga psikologis bencana

303- Kehilangan minat terhadap pelajaran Berkurangnya Dampak

S : Ya trus kadang-kadang.. berkurange minat terhadap psikologis mbak.. berkurang

bencana 307- .. tidak mampu berkonsentrasi terhadap pelajaran Sulit konsentrasi : Dampak

pelajaran

atau tugas-tugas kadang-kadang psikologis S

: Ya kadang-kadang bencana 309- kurang berminat terhadap bermain

Minat bermain baik Dampak

S : Kalo bermainnya.. tidak psikologis bencana

RECODING WAWANCARA WW.10.TM.01.P.B. 29 Agustus 2006 Responden

: Bp.Dukuh

Usia

: 46 tahun

: Buruh tani, dukuh dusun Badan

Alamat

: Dusun B, Panjangrejo, Pundong, Bantul

Baris Pernyataan

Tema 44,

Analisis

Petani sama Buruh, Buruh itu ada yang Mata pencaharian Keadaan 52-54 buruh laden tukang, buruh sawah, ya itu penduduk

sebelum sosial 57-62 terkandung dimana dia bekerja, ada yang gempa ; sebagian Ekonomi kekota, yang buruh laden tukang sama besar

tani Masyarakat tukang itu kekota terus yang usianya sudah maupun buruh lepas agak tua dan tidak bisa naik sepeda itu Buruh : ke kota, atau buruh buruh tani.namun sebagian besar di sawah buruh.

buruh

67-76 banyak perubahan, yo mungkin setelah Pasca

: Life Changes gempa sampai sekarang itu ya, kan mbak perubahan

gempa

pada : Stressor tahu sediri, inikan masih ngurusin penghasilan

, perubahan rumahnya sendiri sebagian besar gitu terus sebagaian

besar kehidupan, bagi yang mempunyai ketrampilan tukang mengurus rumahnya penghasilan atau apa itu, itu bisa rumahnya sendiri sendiri dan membantu sebagai tempat untuk berteduh terus ya mengerjakan rumah Sosial buruh mengerjakan tetangga-tetangganya tetangga

support gitu. 81-87 sekarang terlantar, ya sawah-sawah itu Sawah dan ladang Stressor

: banyak yang tidak ditanami. (Karena menjadi

terlantar Kerusakan memang fokusnya itu ke…) kerumah, karena

penduduk pada sektor fokusnya itu ya kerumah sementara itu untuk masih

fokus penghasilan, berlindung, sampai sekarang sampai masih membereskan

pekerjaan itu.

rumahnya

91-93 Ya juga sulit, jadi mungkin hari-hari gini itu Masyarakat sudah Stressor : udah, masyarakat itu udah banyak yang mulai kekurangan

akibat gempa kekurangan

untuk Jadupnya sendiri itu membuat resah, Bantuan pasca gempa Stressor :

karena apa, sampai sekarang itu yang belum Pembagian jadup Masalah

menerima itu sampai sekarang itu ya belum (jatah hidup) membuat dalam menerima

malah

keterangan

dari resah, masih ada yang Bantuan

Kabupaten itu malah sudah tidak menerima. belum menerima

107- Untuk wilayah ini 184. Terdapat 184 jiwa Stressor :

IE : itu untuk? yang belum menerima tidak IR

: Jiwa, yang belum menerima Jadup jadup di dusun Badan meratanya untuk-untuk lauk pauknya, kalau untuk bantuan berasnya kemarin sudah saya kirim.

pemerintah Walaupun jadupnya itu yang mendapat

uang, tapi secara saya matur sama Pak Lurah karena kebijaksanaan sudah tidak mendapat

mendapatkan beras kan juga kasihan. Berasnya aja juga saya kasih .

122- iya yang nyata yang diterima itu baru itu Bantuan yang diterima Stressor :

sama bantuan per RT-satu juta untuk beli : satu juta per RT Bantuan paku untuk membeli paku, rekonstruksi atau 25 ribu rupiah per yang diterima rumah

baru 25 ribu 129- Yang menjadi kesulitan itu dengan adanya Hal yang membuat Stressor

anu ga merata, anu LSM bantuan itu mbak, sulit : adanya bantuan tidak bantuan rumah, bantuan ini itu kan ga rumah yang tidak meratanya

merata. Sana dapat apa sini ga merata dari LSM

bantuan dari LSM

141- Itukan bantuan itu datang sendiri dari anu Bantuan tidak melalui Stressor :

kan datang, misalnya sana datang kesini, tokoh masyarakat resiko adanya terus sini si anu rumahnya berapa terus akan tetapi langsung iri

sosial saya buatkan tiang mau apa ga? Nah, turun ke warga

akibat tidak akhirnya dari segi sosial kan ada itu diam-

meratanya diam sudah dibuatkan sini ga dibuatkan,

bantuan dari sana itu ya kriterianya wong saya sendiri-pun tahu-tahu sudah ada rumah,

154- kadang-kadang malah ga (ga tahu) terdengar Pak

dukuh

tidak Stressor :

sama sekali (ga terdengar) eh,…koq ga diberitahu, tidak tidak terdengar, Ga terlaporkan. saya cuman lihat melapor

terdatanya ini bantuan dari anu, gitu cuman cuman

bantuan oleh dengar gitu. Tahu-tahu sudah ada rumah.

tokoh masyarakat

165- rasanya gimana yo. Ya senang senang Kemungkinan Stressor :

gimana gitu, memang kalau ndak rata yo munculnya iri sosial resiko akhirnya iri sosialkan ada.

terjadinya iri social

173- di tetangga pedusunan itukan ada bantuan Perbedaan bantuan Stressor :

ada beberapa bantuan koq sini koq ada tiap dusun sehingga masalah gitu,cuman itu . Karena bantuan itu ga membuat

resah bantuan dikoordinir akhirnya cemlong-cemlong terutama

penduduk akhirnya yang tidak mendapatkan mungkin yang bertanya pada Kepala dukuh ya membuat resah yang jelas. Itu fokusnya pak dukuh

: mengalami kan kepala dusun lagi,iya tho,padahal itu Harapan : diberikan beban ganda bantuan itu orangnya itu dari sananya bantuan secara sama itukan mencari sendiri, tempatnya itu rata dan sdikoordinir mencari bukan dicari dan dari sananya itu pemerintah mencari yang cocok mana, mungkin pas dipedukuhan lain berhenti untuk membantu.

198- Akhirnya ini yang ga mendapatkan itu iri, Beban ganda

nah itu akhirnya ke tokoh masyarakatnya ke Masyarakat mengadu kepala dukuh nganu, iya ga sama itukan. Entah kemana ke kepala dukuh

akibat tidak itu saya kemarin itu untuk, sebetulnya meratanya

dikoordinator sama pemerintah kemudian bantuan diratakan itu enak

205- lama -kelamaan karena kelaparan mungkin Kemungkinan konflik Tidak

menjadikan

kalau : lamanya bantuan dan meratanya kesadaran masyarakat itu kurang mungkin kelaparan

konflik mungkin,

bantuan : bisa konflik.

resiko terjadinya konflik

220- Ada pengajian, kalau sudah Ramadhannya, Kegiatan sosial Dampak

kalau sudah puasanya misalnya. Yang jelas masyarakat belum sosial sekarang ini semua kegiatan yang mulai

masyarakat : menyangkut apapun baru lumpuh ga bisa Kegiatan

sosial lumpuhnya jalan, ya baik PKK, pokokke semua masyarakat sebelum kegiatan kegiatan.

Pengajian, masyarakat PKK sekarang lumpuh 229- Ya memang fasilitasnya juga ga ada, iya Penyebab lumpuhnya Dampak

gempa:

tho. Apa-apa juga sudah hancur, ya kegiatan masyarakat : gempa sekarang masyarakat itu baru mengurusi fasilitasnya

yang :Kerusakan dirinya sendiri untuk keluarganya sendiri, hancur,

penduduk struktur keamanan keluarganya sendiri .

fokus dalammengurusi social keluarganya sendiri

Perubahan sikap masyarakat

242- disisi lain sementara itu ya membuat akrab Sementara masyarakat Life changes

tapi lama kelamaan ya sekarang menjadi semakin dekat lama- ;individualis individualisme, kan orang-orangnya cuek kelamaan

bersifat (opportunist? sing penting ngurus saya sendiri karena individual : yang ) mau ngurus oranglain , dirinya sendiri aja penting mengurusi diri belum terurus

sendiri

248- Sewaktu pembersihan puing-puing itu per Contoh : kerja bakti Social

RT ya juga lain-lain ada yang dibuat secara kelompok per RT support

kelompok bergantian, ada yang dibersihkan Tidak semua RT kerja

bakti

sendiri, terus ada yang dari relawan, tapi membersihkan puing pasca untuk RT-2 kemarin itu secara keseluruhan dengan berkelompok

bencana, dikerjakan secara kelompok per RT.

kebersamaan 267- : untuk rumah permanent itu cuma berapa Hanya sekitar 10% Pengaruh

persen aja yang sudah, ga lebih dari 10%, warga yang mampu jenis tapi semua cuma rumah kecil karena membangun

rumah pekerjaan : kebanyakan masyarakat sini itu petani dan permanen

terhadap mungkin yang bisa itu malah dari apa, dari

kemampuan buruh pegawai, pekerja pabrik, atau dari

untuk mana terus dari pegawai negri itu punya

membangun tabungan kalau petani itu pas-pasan baik itu

rumah yang sangat banyak maupun yang kecil, yang jelas kalau petani itu terbatas dan ga punya tabungan, sekarang panen untuk makan sampai panen lagi sudah habis lagi

320- pemerintah sendiri itu untuk bantuannya itu Bantuan dari Dampak

sampai sekarang juga belum menerima, dari pemerintah untuk sekuder : sejak sosialisasi kemarin untuk bantuan membangun : belum masalah itukan diberikan secara bertahap

bertahap itu dibuat kelompok terus tahap 1 Sosialisasi dari Dampak

misalnya bisa membuat,1 kelompok itu 15. pemerintah : bantun sekunder : Limabelas itu tahap pertama misalnya untuk diberikan

secara sistematika bisa membuat buat uang yang turun itu satu bertahap

bantuan kelompok itu untuk membuat rumah 3, nah

nanti kalau itu selesai itu baru turun lagi 337- bagi yang paling bawah seperti saya, karena Masalah

dalam Dampak

jadup sendiri kemarin ya katanya diusulkan bantuan : masih ada sekunder : besok kalau anu diberikan tapi ya ternyata yang

tidak masalah ndak turun katanya penggelembungan data mendapatkan jadup

bantuan yang tidak menerima sudah habis, tidak tidak dapat diusahakan akhirnya ga menerima saya. Padahal yang paling bawah itu orang masyarakat pedusunan itu paling jujur itu jika tidak mendapatkan jadup itu, tidak mendapatkan uang

351- datanya

kan

tertulis

mungkin Karena masalah dalam Dampak

kesalapahaman dari sosialisasi dari pemberian jadup sekunder : kabupaten, mungkin kecamatan terus ke sehingga

terdapat masalah desa nah akhirnya sampai bawah mungkin kekhawatiran

tidak bantuan yang dari desa ke, dari kecamatan ke desa itu apa mendapatkan bantuan tidak tepat

ga sama mungkin cara menerimanya, orangkan ga daya terimanya kan ga sama nah akhirnya sampai bawah itu melencong atau apa .

365- nah disini akibatnya yang tidak satu Adanya kesalah dalam Masalah

keluarga yang tidak punya rumah itu, itu pendataan ssekunder : sudah terdaftar disana tapi tidak Menerima bantuan : masalah mendapatkan uang jadup, nah itu banyak per

banyak bantuan ― sekali, yang usia muda-muda itu kan keluarga

KK,

belum ketiadaan KK biasanya sudah beristri sudah beranak tapi memiliki KK masih tinggal dengan orangtu a

385- Mungkin biar mendapat itukan dibuat KK Diberikan bantuan Masalah

sendiri, nah akibatnya malah yang, akhirnya pengganti berupa bantuan apa tidak mendapatkan jadup terus ga yang pakaian dan peralatan anu lagi itunya ndak keluar, untuk ganti rumah

: pakaian dan alat-alat dapur. Seluruhnya masyarakat

tangga

kurang malah ndak dapat apa-apa, tujuannya baik setuju tapi.

Akhirnya malah tidak mendapatkan apa-apa

414- Iya,184 jiwa. Lha untuk pengetrapan yang Aplikasi di Dampak

baru ini kan sukar sekali bagi bawahan masyarakat sulit untuk sekunder : pengetahuan untuk membuat kelompok membuat kelompok

khawatir khawatir

mendapatkan mendapatkan lagi

bantuan 421- dimasyarakat itu mintanya besok yang ke-2 Masyarakat

ingin Soal bantuan

424

tu turun atau ga, yang penting itu yang ada bantuan turun dibagi , harapan itu dibagi rata

sama rata

untuk dibagi rata

428- khawatir bagi yang belum yang belakang itu Trauma terhadap Trauma akan

430

bantuan 598- adik saya, itu lari dari WC ke pintu dapur Cerita

khawatir kalau ndak dapat.

bantuan jadup

tentang Traumatic

606

keluar itu ga ada 6 meter, eh ya sekitar 6 bagaimana adiknya experiences meteran itu udah ga sempat lari. Sini itu pak

dukuh sekeliling kena semua, setiap rumah itu ada menyelamatkan yang terkena untuk lingkungan sini, sebelah dirinya barat itu ada yang kena, terus sini itu ada yang mati 2, terus depan itu satu

611- sampai sekarang itu juga masih ada, dan Cemas

karena Sumberkece

617

saya kira itu keseluruhan itu cemas, karena kebutuhan hidup yang masan kebutuhan, pemikirannya, kebutuhannya ga tidak

terpenuhi, masyarakat : terpenuhi dan yang paling berat itu kan memperbaiki rumah

kebutuhan untuk memulihkan rumah kembali hidup

676- sudah terkena gempa mungkin nanti wabah Khawatir musim Kecemasan :

679

penyakit mungkin datang lagi, lha dingin dan masalah akan adanya kedinginan yo nantinya itu permasalahan

penyakit

wabah penyakit

685- Itu sekarang masyarakat itu yang belum Masyarakat resah Kekhawatira

690

bisa membuat rumah yang sementara, belum ada rumah, n masyarakat resahnya kalau hujan besok, jadi dari awal tidak

harus sampai sekarang itu adanya cuman resah mengadu pada siapa

tahu

tapi mau anu kepada siapa.