Faktor Pendukung

2. Faktor Pendukung

Keberhasilan yang dicapai oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Kota Surakarta dalam menggali potensi pajak hotel ditentukan oleh beberapa faktor antara lain faktor sumber daya manusia yang dimiliki, faktor ketegasan kebijakan (aturan) Perda dan faktor kepatuhan wajib pajak serta faktor sosial ekonomi daerah.

a. Sumber Daya Manusia Keberhasilan sebuah sebuah organisasi akan sangat ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusia yang melaksanakan kegiatan tersebut. Sumber daya yang dimaksud adalah menyangkut jumlah maupun kualitasnya. Jika hanya dengan jumlah yang banyak, namun tidak a. Sumber Daya Manusia Keberhasilan sebuah sebuah organisasi akan sangat ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusia yang melaksanakan kegiatan tersebut. Sumber daya yang dimaksud adalah menyangkut jumlah maupun kualitasnya. Jika hanya dengan jumlah yang banyak, namun tidak

Kualitas sumber daya manusia ini menyangkut aspek pendidikan yang sesuai dengan bidang tugas dan keahlian yang dimiliki. Jika dilihat pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Kota Surakarta jumlah aparatur yang dimiliki cukup memadai yaitu berjumlah 139 orang. Para aparatur yang bertugas di DPPKA ini memiliki pendidikan yang cukup baik dan bidang ilmu mereka umumnya juga berkaitan erat dengan bidang tugas mereka di DPPKA. Para aparatur di DPPKA ini umumnya memiliki latar belakang pendidikan bidang ekonomi baik sarjana, Akademi maupun SMEA.

Meskipun aparatur di DPPKA ini memiliki latar belakang pendidikan ekonomi namun masih perlu peningkatan kualitas SDM terutama untuk khusus perpajakan baik itu melalui kursus dan Diklat. Demikian juga dengan PNS yang masih memiliki pendidikan SLTA/ SMEA perlu untuk mendorong mereka untuk melanjutkan pendidikan sehingga kemampuan mereka benar-benar dapat mendukung pelaksaan tugas DPPKA secara efektif. Kualitas dan keahlian aparatur ini sangat Meskipun aparatur di DPPKA ini memiliki latar belakang pendidikan ekonomi namun masih perlu peningkatan kualitas SDM terutama untuk khusus perpajakan baik itu melalui kursus dan Diklat. Demikian juga dengan PNS yang masih memiliki pendidikan SLTA/ SMEA perlu untuk mendorong mereka untuk melanjutkan pendidikan sehingga kemampuan mereka benar-benar dapat mendukung pelaksaan tugas DPPKA secara efektif. Kualitas dan keahlian aparatur ini sangat

b. Kepatuhan Wajib Pajak Kepatuhan dari wajib pajak merupakan salah satu faktor yang sangat penting mempengaruhi pencapaian pelaksaan kebijakan perpajakan. Kepatuhan dan kerjasama dari wajib pajak akan mempermudah penggalian potensi pendapatan daerah. Walaupun wajib pajak ada yang melakukan penyimpangan namun sebagian besar wajib pajak hotel di Kota Surakarta adalah wajib pajak yang patuh terhadap Perda, hal ini dapat dibuktikan dengan tercapainya target pajak ditiap tahunnya bahkan pencapaian selalui melampuai dari target tang telah ditetapkan oleh DPPKA. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Drs. AG Agung Hendratno M.Si selaku Kepala Bidang Dafda dan Dokumentasi yang menyatakan bahwa :

“Ya untuk keseluruhan wajib pajak hotel di Surakarta ini cenderung patuh dalam penyampaian pajaknya, artinya ya belum pernah diadakan tindakan-tindaka n hukum.”(wawancara 18 April 2012)

Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu Sinto Retno Wandyastuti. SE. MM selaku Kasi Dokumentasi dan pengolahan data :

“Wajib pajak hotel termasuk wajib pajak yang patuh pada peraturan ya, pajak hotel sudah terlaksana dengan baik, kalau pun

ada yang menunggak ya hanya sebagian kecil.” (wawancara 18 April 2012)

Dari pernyataan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa wajib pajak hotel di Surakarta adalah wajib pajak yang patuh pada peraturan yang mengatur tentang pajak hotel, kalau pun ada yang menunggak masih Dari pernyataan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa wajib pajak hotel di Surakarta adalah wajib pajak yang patuh pada peraturan yang mengatur tentang pajak hotel, kalau pun ada yang menunggak masih

c. Faktor Ketegasan Kebijakan (Aturan) Masalah yang muncul dalam pelaksanan Perda Nomor 4 Tahun 2011 lebih sering terjadi karena faktor kurangnya kepatuhan wajib pajak. Permasalahan ini akan dapat diatasi jika aturan yang mengatur memiliki ketegasan yang jelas dan aparat konsisten dalam melaksanakan aturan tersebut. Mekanisme penghitungan, pembayaran dan sanksi terhadap pelanggaran harus tegas.

Jika kita lihat isi dari Perda 4 Tahun 2011 tentang pajak daerah yang disitu juga mengatur pajak hotel sebenarnya mekanisme pajak baik dari perhitungan, pembayaran hingga sanksi sudah diatur. Dalam perda ini penghitungan dan penetapan pajak berdasarkan kepada SPTPD yang diisi oleh wajib pajak. Dalam perda diatur ketentuan pidana apabila wajib pajak hotel tersebut melakukan kesalahan dalam menyampaikan atau dalam pengisian SPTPD pajak hotel, ketentuan tersebut diatur dalam pasal 78 ayat 1 dan ayat 2. Yang berisi mengatur tentang wajib pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan negara dapat dipidana dengan pidana penjara 2 tahun atau denda paling banyak paling banyak 4 kali jumlah pajak yang terhutang. Aturan sanksi terhadap pelanggaran ini dapat dikatakan sudah Jika kita lihat isi dari Perda 4 Tahun 2011 tentang pajak daerah yang disitu juga mengatur pajak hotel sebenarnya mekanisme pajak baik dari perhitungan, pembayaran hingga sanksi sudah diatur. Dalam perda ini penghitungan dan penetapan pajak berdasarkan kepada SPTPD yang diisi oleh wajib pajak. Dalam perda diatur ketentuan pidana apabila wajib pajak hotel tersebut melakukan kesalahan dalam menyampaikan atau dalam pengisian SPTPD pajak hotel, ketentuan tersebut diatur dalam pasal 78 ayat 1 dan ayat 2. Yang berisi mengatur tentang wajib pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan negara dapat dipidana dengan pidana penjara 2 tahun atau denda paling banyak paling banyak 4 kali jumlah pajak yang terhutang. Aturan sanksi terhadap pelanggaran ini dapat dikatakan sudah

d. Kondisi Sosial Ekonomi Daerah Pengaruh kondisi perekonomian akan sangat berpengaruh terhadap sektor perdagangan dan jasa. Kondisi ekonomi daerah akan mempengaruhi omset dari suatu usaha baik itu barang maupun jasa. Karena omset menunjukkan kemampuan suatu perusahan dalam melakukan penjualan barang atau jasa yang diproduksinya. Omset ini akan dipengaruhi daya beli konsumen sementara daya beli konsumen dipengaruhi oleh perkembangan perekonomian. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Drs. AG Agung Hendratno M.Si selaku Kepala Bidang Dafda dan Dokumentasi yang menyatakan bahwa :

“Kenaikan penerimaan pajak hotel disebabkan karena perkembangan hotel itu sendiri, banyaknya hotel-hotel serta tingkat huniannya yang juga memang tinggi. Terlebih saat ini Kota Surakarta menjadi ikon nya kota buday a.” (wawancara 18 April 2012)

Sektor perhotelan merupakan usaha jasa yang menyediakan pelayanan dalam bentuk penginapan, kamar maupun hiburan dan pelayanan jasa makanan dan minuman. Jelas bahwa sektor ini akan sangat ditentukan oleh daya beli konsumennya. Karena itu dalam penetapan tarif pajak baik pajak hotel perlu memperhatikan kondisi ekonomi masyarakat.

Kondisi perekonomian Kota Surakarta berpengaruh terhadap sektor perhotelan, terbukti jumlah 20 hotel berbintang dan 109 hotel melati. Untuk Mengatasi masalah apakah ada hotel baru atau kah hotel yang tutup DPPKA Kondisi perekonomian Kota Surakarta berpengaruh terhadap sektor perhotelan, terbukti jumlah 20 hotel berbintang dan 109 hotel melati. Untuk Mengatasi masalah apakah ada hotel baru atau kah hotel yang tutup DPPKA