Deskripsi Lokasi Kota Surakarta

A. Deskripsi Lokasi Kota Surakarta

1. Letak Geografi

Kota Surakarta sering disebut Kota Solo, secara astronomis terletak antara 110°45’15”-110°45’35” Bujur Timur dan 7°36’00”-7°56’00”

Lintang Selatan, dengan luas daerah ± 4.404,0593 Ha. Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah yang menunjang kota- kota lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta. Secara geografis wilayah Kota Solo terletak diantara Gunung Lawu disebelah timur dan Merapi sebelah barat dengan ketinggian ± 92 m di atas permukaan laut dan berada pada pertemuan Sungai Pepe, Jenes dan Bengawan Solo. Posisi Kota Solo sangat strategis di jalur lalu lintas ekonomi perdagangan maupun kepariwisataan diantara Yogyakarta – Solo – Semarang, Surabaya – Bali.

Batas wilayah administratif Kota Surakarta meliputi sebelah utara Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Karanganyar, timur Kabupaten Karangnyar, selatan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar. Luas wilayah administratif kota Surakarta mencapai 4.404,06 ha sebagian besar telah menjadi lahan permukiman seluas 2.672,21 ha dan sisanya berturut-turut untuk jasa 428,06 ha, Batas wilayah administratif Kota Surakarta meliputi sebelah utara Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Karanganyar, timur Kabupaten Karangnyar, selatan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar. Luas wilayah administratif kota Surakarta mencapai 4.404,06 ha sebagian besar telah menjadi lahan permukiman seluas 2.672,21 ha dan sisanya berturut-turut untuk jasa 428,06 ha,

2. Kependudukan

Berdasarkan sensus penduduk Tahun 2010 jumlah penduduk Kota Surakarta 500.642 jiwa, dimana jumlah perempuan lebih banyak dari pada laki-laki, yaitu 257.279 perempuan dan 243.363 laki-laki. Kecamatan Banjarsari merupakan kecamatan yang paling banyak jumlah penduduknya, yaitu sebanyak 157.438 jiwa (31,45%). Kemudian disusul Kecamatan Jebres sebanyak 27,9 persen dari total penduduk atau 138.624 jiwa. Jumlah penduduk Kecamatan laweyan dan Pasar Kliwon berturut- turut yaitu 86.315 dan 74.145 jiwa. Sedangkan Kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu Serengan sejumlah 44.120 jiwa dengan persentase 8,81 persen dari jumlah keseluruhan penduduk.

Dengan luas wilayah hanya sebesar 44,03 km 2 membuat tingkat kepadatan penduduk sangat tinggi, bahkan tertinggi di Jawa tengah yaitu 11.370 jiwa/km 2 . Hal tersebut menuntut pemerintah dalam penyediaan sarana dan prasarana yang memadai bagi penduduk Kota Surakarta, belum Dengan luas wilayah hanya sebesar 44,03 km 2 membuat tingkat kepadatan penduduk sangat tinggi, bahkan tertinggi di Jawa tengah yaitu 11.370 jiwa/km 2 . Hal tersebut menuntut pemerintah dalam penyediaan sarana dan prasarana yang memadai bagi penduduk Kota Surakarta, belum

3. Potensi Wilayah

Kota Surakarta merupakan kota budaya di Jawa Tengah dengan mengusung slogan “Solo The Spirit Of Java“ yang menjadi trend setter kota / kabupaten lain terutama di bidang ekonomi dan budaya. Meskipun luas wilayahnya tidak begitu besar dan Sumber Daya Alamnya (SDM) tidak melimpah namun Kota Solo mempunyai potensi yang luar biasa. Dengan memanfaatkan semua kelebihan yang ada di dalamnya, Surakarta mampu menyerap perhatian daerah lain bahkan mancanegara.

Keraton, batik dan Pasar Klewer adalah tiga hal yang menjadi simbol identitas Kota Surakarta. Eksistensi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Pura Mangkunegaran menjadikan Solo sebagai poros, sejarah, seni dan budaya yang memiliki nilai jual. Seni dan pembatikan Solo menjadi pusat batik di Indonesia. Apalagi setelah resmi dibuka Kampung Batik Laweyan menjadi ikon area penuh dengan wisata batik dari proses pembuatanya sampai penjualannya. Pariwisata dan perdagangan tidak bisa dipisahkan, keduanya saling mendukung meningkatkan sektor ekonomi.

Berbeda dengan kegiatan perdagangan, sektor pertanian kurang bisa diandalkan, kebutuhan pokok seperti beras, sayur - sayuran dan bahan

Secara kumulatif, sektor tersier yang terdiri dari usaha perdagangan, hotel, dan restoran, angkutan, dan komunikasi serta jasa. Terdapat beberapa industri pengolahan yang didominasi oleh industri rumah tangga, kebanyakan industri bergerak dalam bidang pembuatan batik dan pakaian jadi yang hasilnya mencapai pasar internasional.