Strategi Komunikasi Humasda PT KA Daop I Jakarta

B. Strategi Komunikasi Humasda PT KA Daop I Jakarta

Sebagai unit yang bertugas menjembatani hubungan antara perusahaan dengan publik atau stakeholder, humasda mempunyai strategi komunikasi kepada publik/stakeholdernya. Komunikasi penting tidak hanya ketika sebuah perusahaan mengalami krisis, tetapi juga penting sebelum, selama dan setelah krisis. Bahkan tanpa adanya krisis, komunikasi harus menjadi bagain penting dalam kehidupan perusahaan. Oleh karena itu komunikasi merupakan bagian penting dari kegiatan humas. Maka peran humas akan sangat penting dalam merespon opini publik serta melakukan tindakan yang cepat dan antisipatif untuk menjaga citra perusahaan di mata publiknya.

Humasda memiliki strategi komunikasi yang dijalankan dalam melaksanakan peranannya. Strategi komunikasi tersebut menekankan pada terwujudnya komunikasi dua arah dalam rangka menumbuhkan pemahaman dan pengertian antara perusahaan dengan publiknya, baik publik internal maupun eksternal.

“Humasda menjalankan strategi komunikasi, yaitu sebagai fasilitator yang memberikan dan menerima informasi dari dan kepada publik baik internal maupun eksternal yang bersifat dinamis agar tercipta suasana kondusif, yaitu adanya pengertian dan pemahaman dari masyarakat. Selain itu, humasda juga berfungsi dalam menjembatani berbagai kepentingan yang memerlukan suatu titik temu, dialog, atau audiensi.” (Sugeng Priyono, wawancara 17 Februari 2010/10.30)

Strategi komunikasi yang dijalankan oleh humasda PT KA Daop I Jakarta jika dianalisa dengan seksama mengacu kepada 4 tahap proses kegiatan PR menurut Cutlip, Center dan Broom, yaitu:

a. Defining Public Relations Problem Langkah pertama ini merupakan tahap penelitian yang berkaitan dengan opini, sikap dan reaksi dari stakeholder perusahaan dan mereka yang berkepentingan dengan aksi dan kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan. Tujuan dari tahap research ini adalah untuk memperoleh data atau informasi-informasi sebelum humasda menyusun program-program dan kegiatan-kegiatan komunikasi dalam perusahaan.

Data atau informasi tersebut masih mentah dan harus diolah terlebih dahulu. Di sini humasda mengadakan perbandingan, pertimbangan dan penilaian, sehingga akhirnya dapat diperoleh kesimpulan sampai di mana derajat ketelitian dan derajat kebenaran dari data yang diperoleh itu. Data yang sudah matang itu lalu dipisah-pisahkan, diklasifikasikan, dikelompok-kelompokkan dan sebagainya. Data tersebut disusun sedemikian rupa, sehingga memudahkan nanti dalam penggunaannya.

Humasda sebagai unit kerja yang menyandang peran sebagai alat koordinasi dan komunikasi lebih banyak berperan dalam menjalankan fungsi technician communication. Karena humasda tidak berada di kedudukan paling puncak, maka peran humasda tidak begitu strategis dalam proses penentuan kebijakan perusahaan. Namun dalam menangani krisis kecelakaan Kereta Pakuan dan Kereta Ekonomi tersebut, humasda mempunyai peran yang signifikan dalam Humasda sebagai unit kerja yang menyandang peran sebagai alat koordinasi dan komunikasi lebih banyak berperan dalam menjalankan fungsi technician communication. Karena humasda tidak berada di kedudukan paling puncak, maka peran humasda tidak begitu strategis dalam proses penentuan kebijakan perusahaan. Namun dalam menangani krisis kecelakaan Kereta Pakuan dan Kereta Ekonomi tersebut, humasda mempunyai peran yang signifikan dalam

“Strategi komunikasi yang diambil dalam tahap reseach ini adalah melakukan fact finding tentang persepsi dari berbagai media mengenai kasus kecelakaan tersebut. Hal ini dilakukan karena sejak kecelakaan tersebut terjadi, media tidak henti-hentinya memuat pemberitaan, bahkan ada juga yang menjadikan masalah ini menjadi headline. Dengan gencarnya pemberitaan di media massa, baik media cetak maupun media elektronik, secara otomatis akan terbentuk opini publik.” (Sugeng Priyono, wawancara 17 Februari 2010/10.30)

Untuk itulah pihak manajemen perlu untuk mengetahui berbagai opini publik mengenai kasus kecelakaan tersebut, sehingga pihak manajemen dapat mengambil tindakan yang cepat dan tepat. Hal tersebut dilakukan untuk mempertahankan, mengembalikan ataupun meningkatkan citra positif perusahaan di mata publik.

Research opini publik tersebut dilakukan oleh humasda secara langsung dan cermat. Bahkan untuk pemberitaan di media cetak, humasda mengemasnya dalam suatu program yang diberi nama Media Monitoring. Media Monitoring merupakan sebuah program yang dijalankan humasda di seluruh daerah operasi untuk menampung semua pemberitaan media cetak tentang PT KA yang ditempatkan dalam sebuah wadah, yaitu website dengan alamat www.mediamon.humaska.com atau link pada http://202.59.201.82/web.

“Humasda melakukan research opini publik dengan memonitoring semua pemberitaan media, baik cetak maupun elektronik. Khusus untuk media cetak, semua berita yang ada kami uploud ke dalam sebuah website kami, yang diberi nama Media Monitoring. Website ini bisa diakses seluruh jajaran karyawan perusahaan.”

(Asmat Saputra, wawancara 12 Februari 2010/09.00)

Media Monitoring tersebut berisi tentang informasi lengkap pemberitaan PT KA, meliputi judul, ringkasan, narasumber, jurnalis yang menulis berita, media, kategori/jenis beita, nada artikel (bernada positif, netral atau negatif), tanggal berita, gambar kliping berita tersebut serta nilai nominal yang didapat jika pemberitaan tersebut diuangkan.

Namun untuk nominal uang tersebut, hanya bisa diakses oleh pihak internal PT KA. Nilai nominal tersebut diperoleh dari harga space iklan warna di surat kabar yang memuat. Cara menghitungya yaitu dengan mengalikan harga iklan warna dengan lebar kolom yang dihitung (dalam satuan milimeter). Adapun contoh lembar Media Monitoring peneliti sertakan pada halaman lampiran.

b. Planning and Programming Setelah dilakukan langkah pertama, yaitu identifikasi masalah, tahap berikutnya merupakan tahap pembuatan rencana. Dalam tahap ini, humasda melakukan pengolahan ataupun pengerjaan dari hasil temuan research. Hal ini dilakukan untuk menyeleksi data dan informasi yang cukup penting sebagai landasan dan arah program komunikasi yang akan dijalankan.

Setelah proses pengolahan data, kemudian humasda membuat rancangan perencanaan strategi komunikasi yang akan dijalankan. Perencanaan tersebut tentunya harus disepakati oleh pihak manajemen. Oleh karenanya humas menyampaikannya kepada pihak manajemen terlebih dahulu, kemudian jika disetujui maka rancangan perencanaan tersebut baru dapat dilaksanakan. Pada tahap ini, humasda membuat perencanaan untuk melakukan program konferensi Setelah proses pengolahan data, kemudian humasda membuat rancangan perencanaan strategi komunikasi yang akan dijalankan. Perencanaan tersebut tentunya harus disepakati oleh pihak manajemen. Oleh karenanya humas menyampaikannya kepada pihak manajemen terlebih dahulu, kemudian jika disetujui maka rancangan perencanaan tersebut baru dapat dilaksanakan. Pada tahap ini, humasda membuat perencanaan untuk melakukan program konferensi

c. Taking Action and Communicating Pada tahap ini, perencanaan yang telah disusun oleh humas dan juga disetujui oleh pihak manajemen mulai dilaksanakan. Humasda melaksanakan program publikasi media, yaitu dengan konferensi pers dan talkshow.

“Kami melaksanakan program publikasi melalui media, karena media merupakan sarana yang paling handal dan efektif. Kami menyatakan bahwa pelayanan kereta api mengarah kepada 4 Pilar Angkutan, yaitu Keselamatan, Ketepatan waktu, Pelayanan dan Kenyamanan. Kami mengupayakan agar publik/stakeholder tahu bahwa komitmen tersebut memang diutamakan. Selain konferensi pers dan talkshow, mengajak mereka (media) ke Balai Yasa, stasiun, ke depo sebelum kereta berangkat. Menjelaskan bahwa pekerjaan seperti inilah yang dilakukan dalam rangka upaya keselamatan. Pencitraan itu penting, agar ketika terjadi krisis public tidak mengalami trauma, karena itu merupakan accident dan sifatnya tentatif saja. Sekali lagi kita yakinkan kepada masyarakat bahwa keselamatan itu merupakan komitmen dari kita.” (Sugeng Priyono, wawancara 17 Februari 2010/10.30)

d. Evaluating the Program Langkah terakhir dalam proses ini adalah evaluasi. Hasil pengolahan data dari evaluasi diharapkan dapat dipergunakan oleh semua pihak. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kelemahan, kekurangan, kendala dan tingkat keberhasilan. Sedangkan hasil dari evaluasi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan penyususunan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan, serta menjadi dasar tindakan antisipasi dan solusi untuk kendala-kendala yang akan datang. Sehingga dengan adanya evaluasi, gagasan atau program dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien. Selain itu, evaluasi digunakan d. Evaluating the Program Langkah terakhir dalam proses ini adalah evaluasi. Hasil pengolahan data dari evaluasi diharapkan dapat dipergunakan oleh semua pihak. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kelemahan, kekurangan, kendala dan tingkat keberhasilan. Sedangkan hasil dari evaluasi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan penyususunan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan, serta menjadi dasar tindakan antisipasi dan solusi untuk kendala-kendala yang akan datang. Sehingga dengan adanya evaluasi, gagasan atau program dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien. Selain itu, evaluasi digunakan

Setelah korban ditangani dan kerusakan gerbong-gerbong kereta ditangani oleh para teknisi dan upaya pencitraan telah dilakukan. Kemudian humasda mengadakan evaluasi terkait krisis yang terjadi. Evaluasi tersebut melibatkan seluruh jajaran unit di PT KA Daop I Jakarta. Selain membahas tentang krisis kecelakaan kereta yang terjadi di Bogor tersebut, forum ini juga membahs segala macam permasalahan yang ada di PT KA Daop I Jakarta. Kegiatan evaluasi ini diadakan rutin tiap satu bulan sekali.

“Tentu saja ada evaluasi, bahkan evalusi ini secara menyeluruh. Setiap bulan diadakan evaluasi dari segala permasalahan yang ada di PT KA (Persero) Daop I Jakarta, baik mengenai pemberitaan di media, kecelakaan, keterlambatan kereta dan segala pengaduan dan masukan dari masyarakat. Evalusi tersebut dihadiri oleh seluruh jajaran manajer di Daop I Jakarta.” (Sugeng Priyono, wawancara 17 Februari 2010/10.30)