Tinjauan Pustaka

2. Penelitian Lain yang Relevan

Judul penelitian dan

Hasil penelitian nama peneliti

Lokasi dan

tahun penelitian

Strategi Public PT KAI Mengupayakan pemberantasan praktik percaloan Relations PT KAI Daop

VI menggunakan berbagai media : 1)brosur/leaflet Daop VI Yogyakarta Yogyakarta membuat brosur/leaflet yang berisi program- dalam Menanggulangi Tahun 2005 program PT KAI dan larangan percaloan yang Percaloan Tiket Kereta

diletakan di bagian informasi stasiun agar Api

(Deskriptif

masyarakat mengetahui.

Kualitatif)

2)media massa

Meylia Rachmawati setiap kegiatan PT KAI diupayakan adanya peliputan oleh media massa agar semua informasi tersebut diketahui masyarakat luas. 3)menggunakan kebudayaan masyarakat PT KAI harus menyesuaikan diri agar bisa menyatu dengan kultur budaya setempat agar menunjang keberadaan perusahaan. 4)kegiatan-kegiatan lainnya misalnya dengan memberi pengarahan kepada masyarakat sekitar, peryaan hari besra dna lainnya.

Strategi PR dalam menanggulangi percaloan tiket :

1) internal PR dengan pelatihan dan penyuluhan karyawan, tindakan disiplin dan penerbitan media internal. 2) eksternal PR dengan publikasi larangan percaloan, promosi penjualan, pameran dan interaktif PT KAI dengan masyarakat.

Manajemen Krisis PT Radio Upaya

dalam rangka (Studi

menangani

krisis

Radio ABC. 1) kualitatif

Deskriptif Angkasa

mengembalikan

citra

tentang Bahana Mengidentifikasi krisis (fact finding), manajemen manajemen

krisis Citra (Radio Radio ABC mengumpulkan fakta yang menjadi dalam menegmbalikan ABC)

Jl. penyebab timbulnya krisis, 2) Perencanaan program Citra Radio ABC Kapt.

penanggulangan krisis

pasca krisis pada bulan Mulyadi Radio ABC melakukan beberapa progranm Maret-Oktober 2007)

No.117

penanggulangan, yaitu

Nur Rochmawati

Surakarta

bekerjasama dengan Yayasan Al Irsyad Surakarta

dan pencarian dana mandirir/iklan, pembenahan Tahun 2009 peralatan siar, perekrutan SDM baru, penggantian tagline serta program acara baru, merencanakan jumpa monitor ABC. 3) pelaksanaan program- program yang direncanakan. 4)evaluasi program dari beberapa langkah yang dilakukan manajemen ABC, akhirnya Radio ABC kembali mengudara pada 1 November 2007. adanya program jumpa dan pencarian dana mandirir/iklan, pembenahan Tahun 2009 peralatan siar, perekrutan SDM baru, penggantian tagline serta program acara baru, merencanakan jumpa monitor ABC. 3) pelaksanaan program- program yang direncanakan. 4)evaluasi program dari beberapa langkah yang dilakukan manajemen ABC, akhirnya Radio ABC kembali mengudara pada 1 November 2007. adanya program jumpa

Fungsi Humas dalam Pertamina Perencanaan manajemen krisis Hupmas Pertamina Manajemen

Krisis Unit

UP IV Cilacap :

(Studi deskriptif Pengolahan 1)program Early Warning Prediction (EWP) yang manajemen krisis pada

IV Cilacap, berusaha untuk mendeteksi segala hal yang terjadi kasus King Fisher Jl. MT.

di masyarakat, termasuk di dalamnya reaksi, Tahun 2000 yang Haryono 77 karakterisitik, dan kondisi masyarakat maupun dialkuakan

Hupmas Cilacap.

opini public yang berkembang

Pertamina Unit Tahun 2002 2)pelaksanaan Action Plan yang dilaksanakan Pengolahan IV Cilacap

berdasarkan analisa dan pertimbangan atas hasil terhadap Masyarakat

EWP. Hal tersebut akan menjadi masukan yang Nelayan)

penting saat pengambilan keputusan. Rina Wulandari

3)pemulihan citra dilakukan dengan terus melakukan monitoring dan juga pendekatan serta pembinaan hubngan baik dengan public.

Langkah-langkah yang diambil Hupmas dalam penanggulangan masalah tersebut : 1)menururnkan kapasitas pengolahan kilang dari 100% menjadi 80%

2)pembersihan pantai dengan melibatkan nelayan 3)mengaktifkan tim penanggulangan keadaan darurat 4)membentuk tim hokum

g. Kerangka Pemikiran Kronologis Krisis

Anatomi tahapan-tahapan krisis : -Tahap Podromal -Tahap Akut -Tahap Kronis -Tahap Resolusi

Strategi Komunikasi

-Research -Planning -Action -Evaluation

Manajemen Krisis Implement a plan

-Scenario Development -Penanggulangan dan -Preparation

penanganan kerusakan -Monitoring

-Manajemen yang proaktif -Networking

-Pemulihan citra -Focusing -Implement a plan -Pemulihan citra -Focusing -Implement a plan

1. Jenis Penelitian

Menurut Pawito, metodologi meliputi cara pandang dan prinsip berpikir mengenai gejala yang diteliti, pendekatan yang digunakan, prosedur ilmiah (metode) yang ditempuh, termasuk dalam mengumpulkan data, analisis data dan

penarikan kesimpulan. 46 Pada penelitian ini penulis menggambarkan suatu realitas yang terjadi

tanpa memberikan penjelasan-penjelasan, mengontrol gejala komunikasi, mengemukakan prediksi-prediksi, atau menguji teori apapun, maka pendekatan yang paling tepat adalah jenis kualitatif.

Seperti yang diungkapan Pawito mengenai deskdripsi penelitian kualitatif : “Penelitian komunikasi kualitatif biasanya tidak dimaksudkan untuk

memberikan penjelasan-penjelasan (explanations), mengontrol gejala- gejala komunikasi, mengemukakan prediksi-prediksi, atau untuk menguji teori apapun, tetapi lebih dimaksudkan untuk mengemukakan gambaran dan atau pemahaman (undertanding) mengenai bagaimana dan mengapa

suatu gejala atau realitas komunikasi terjadi.” 47

Sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Karena peneliti hanya akan mengambarkan gejala sosial atau hanya menyingkapkan fakta. Seperti yang dinyatakan Susanto, penelitian deskriptif yang berusaha menggambarkan secara terperinci terhadap gejala sosial yang dimaksudkan dalam

permasalahan yang diteliti, sehingga hanya merupakan penyingkapan fakta. 48 Bogdan dan Taylor secara singkat menyatakan bahwa metodologi dalam

penelitian kualitatif pada dasarnya adalah prosedur-prosedur penelitian yang

46 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, 2007. hlm 83 47 Ibid. hlm 35 48 Susanto, Metode Penelitian Sosial, 2006. hlm 16 46 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, 2007. hlm 83 47 Ibid. hlm 35 48 Susanto, Metode Penelitian Sosial, 2006. hlm 16

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di PT Kereta Api (Persero) Daop I Jakarta dengan pusat kajian manajemen krisis di bagian humasda.

3. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Pengertian sengaja (purposive) di sini adalah bahwa peneliti telah menentukan responden dengan anggapan atau pendapatnya (judgement) sendirir dalam sampel penelitiannya, peneliti tahu persis siapa yang akan dipilih

sebagai sampel. 50 Untuk memperoleh informasi yang lengkap dan dalam, maka peneliti

memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya, yaitu :

a) Pihak Internal

1) Sugeng Priyono selaku Kepala Humasda PT KA Daop I Jakarta.

2) Asmat Saputra selaku Staf Humasda PT KA Daop I Jakarta.

b) Mitra, yaitu pihak yang diajak bekerjasama oleh Humasda PT KAI Daop I Jakarta

50 Robert Bogdan dan Steven J. Taylor, Intrudiction To Qualitative Research Methods dalam Pawito, Loc Cit.

Susanto, Op Cit. hlm 121

1) Endra Gunawan selaku Staf Asisten Manajer Hiperkes PT KA Daop I Jakarta

c) Korban kecelakaan KRL Pakuan 221 dengan KRL Ekonomi 549

1) Ujas

2) Dudi Kurniadi

3) Erna Suryani

4) Mariani Br Ginting

4. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Pawito, Teknik pengumpulan data dalam penulisan dapat dilakukan dalam beberapa cara, yaitu :

1. Data yang diperoleh dari interview.

2. Data yang diperoleh dari observasi.

3. Data yang berupa dokumen, teks atau karya seni yang kemudian dinarasikan (dikonversi ke dalam bentuk narasi). 51

Dari ketiga teknik pengumpulan data tersebut, peneliti hanya melaksanakan dua jenis teknik yang ada, yaitu nterview dan dokumen. Berikut prosedur dari masing-masing teknik pengumpulan data yang telah dilakukan oleh peneliti :

1. Interview

a) Interview Kepala Humasda, Sugeng Priyono, SH

51 Pawito, Op Cit. hlm 96

- Tempat : Interview ini dilaksanakan di kantor Humasda PT KA Daop I Jakarta, tepatnya di ruang kerja Kepala Humasda. - Waktu : Rabu, 17 Februari 2010 Pukul 10.30 - 12-30 - Pertanyaan pokok :

a. Mengenai Humasda PT KA Daop I Jakarta, meliputi bagaimana sejarah, tujuan, peranan, fungsi, tugas, struktur organisasi, publik humasda dan kegiatan yang dijalankan.

b. Mengenai humasda dalam kaitannya dengan krisis, meliputi bagaimana kronologis, apa penyebab krisis, dan bagaimana dampaknya.

c. Mengenai strategi manajemen krisis, meliputi bagaimana humasda menanggapi krisis, langkah awal apa yang dilaksanakan, dan bagaimana upaya pengembalian citra positif.

b) Interview Staf Humasda, Asmat Saputra - Tempat : kantor Humasda PT KA Daop I Jakarta, tepatnya di ruang tamu. - Waktu : Jumat, 12 Februari 2010 Pukul 09.00 – 11.00 - Pertanyaan pokok :

a. Mengenai Humasda PT KA Daop I, meliputi tugas humasda, publik humasda, dan bagaimana upaya menjalin hubungan baik dengan publik humasda.

b. Mengenai Humasda dalam kaitannya dengan krisis, meliputi bagaimana kronologis krisis, apa penyebabnya dan apa dampaknya.

c. Mengenai manajemen krisis, meliputi bagaimana upaya penanganan, piha mana saja yang ikut menangani krisis (baik pihak internal maupun eksternal humasda), bagaimana strategi komunikas, dan bagaimana upaya pencitraan.

c) Interview Endra Gunawan, Amd - Tempat : Gedung PT KA Daop I Jakarta, tepanya di ruangan kerja Sie Hiperkes PT KA Daop I Jakarta. - Waktu : Senin, 8 Februari 2010 Pukul 13.00 – 14.30 - Pertanyaan pokok :

a. bagaimana kronologis krisis

b. bagaimana penanganan yang dilakukan Sie Hiperkes

c. berapa jumlah korban dan siapa saja (data korban)

d) Interview Ujas - Tempat : melalui telepon. - Waktu : Kamis, 8 April 2010 Pukul 12.18 – 12.45 - Pertanyaan pokok :

a. Bagaimana kronologis kejadian

b. Bagaimana penanganan

c. Bagaimana penggantian rugi

e) Interview Dudi Kurniadi

- Tempat : melalui telepon. - Waktu : Kamis, 8 April 2010 Pukul 09.20 – 10.03 - Pertanyaan pokok :

a. Bagaiamana kronologis kejadian

b. Bagaimana penanganan

c. Bagaimana penggantian ruginya

f) Interview Erna Suryani - Tempat : melalui telepon. - Waktu : Jumat, 9 April 2010 Pukul 18.29 – 18.47 - Pertanyaan pokok :

a. Bagamana kronologis kejadian

b. Bagaimana penanganan

c. Bagaimana penggantian ruginya

g) Interview Mariani Br Ginting - Tempat : kantor Humasda PT KA Daop I Jakarta - Waktu : Kamis, 8 April 2010 Pukul 16.09 – 16.40 - Pertanyaan pokok :

a. Bagaimana kronologis kejadian

b. Bagaiamana penangan

c. Bagaimana penggantian ruginya

2. Dokumen Dalam upaya pengumpulan data yang berupa dokumen, peneliti mendapatkan 3 macam dokumen, yaitu :

a) Dokumen berupa data korban kecelakaan. Dokumen tersebut diperoleh dari Asisten Manajer Hiperkes, Endra Gunawan. Setelah peneliti melaksanakan wawancara, kemudian peneliti meminta data lengkap seluruh korban kecelakaan KRL Pakuan dengan KRL Ekonomi. Meskipun pada data tersebut tidak tertulis seluruh alamat lengkap dari para korban.

b) Dokumen berupa foto-foto kecelakaan KRL Pakuan dan KRL ekonomi. Dokumen foto tersebut diperoleh peneliti ketika melaksanakan wawancara kepada staf humasda, Asmat Saputra. Foto yang didapat meliputi, foto KRL Pakuan dan KRL Ekonomi yang rusak parah, foto para teknisi melakukan perbaikan kereta dan rel, foto para korban di rumah sakit, foto ketika diadakan press conference dengan media massa, dan foto kunjungan para pejabat PT KA untuk memberi simpati para korban dan keluarga.

c) Dokumen berupa kliping berita media cetak tentang pemberitaan kecelakaan KRL pakuan dan KRL Ekonomi. Dokumen tersebut didapat ketika peneliti melakukan wawancara kepada staf humasda, Asmat Saputra di kantor humasda.

d) Dokumen berupa lembar Media Monitoring Humasda terkait kecelakaan KRL Pakuan dan KRL Ekonomi.

Lembar Media Monitoring Humasda tersebut didapat peneliti dari internet, dengan alamat www.mediamon.humaska.com atau bisa juga dengan link website : http://202.59.201.82/web. Link tersebut diperoleh dari staf internal humasda, Arlina Zaman.

5. Jenis Data

Beragam sumber data dapat dikelompokkan jenis dan posisinya, mulai dari yang paling terlibat hingga yang paling sekunder :

a) Narasumber (informan) Dalam memilih informan, peneliti wajib memahami posisi dengan beragam peran dan keterlibatannya dengan kemungkinan akses informasi yang dimilikinya sesuai kebutuhan penelitian.

b) Peristiwa atau aktivitas Data atau informasi juga dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas, atau perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitian. Namun banyak peristiwa yang terjadi hanya satu kali atau hanya berjalan dalam jangka waktu tertentu. Dalam hal ini, kajian lewat peristiwanya secara langsung tidak bisa dilakukan, kecuali lewat cerita narasumber, atau dokumen rekaman dan gambar bila ada.

c) Tempat atau lokasi Dari pemahaman lokasi dan lingkungannya, peneliti bisa secara cermat mencoba mengkaji dan secara kritis menarik kemungkinan simpulan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

d) Benda, beragam gambar dan rekaman Beragam benda yang terlibat dalam suatu peristiwa atau kegiatan yang berupa benda sederhana sampai peralatan yang paling rumit bisa menjadi sumber data yang penting dalam penelitian.

e) Dokumen dan arsip Dalam mengkaji dokumen maupun arsip, peneliti perlu menguji keaslian dokumen tersebut, bisa melalui kesaksian orang yang tahu atau dengan

mengkaji beragam aspek formalnya. 52

6. Validitas Data

Setelah pengumpulan data dilakukan, peneliti harus dapat membuktikan kebenaran atau keabsahan data yang diperoleh. Validitas (validity) data dalam penelitian komunikasi kualitatif lebih menunjuk pada tingkat sejauh mana data yang diperoleh telah secara akurat mewakili realitas atau gejala yang diteliti. Dalam upaya membuktikan validitas data, maka dapat digunakan teknik

triangulasi. 53 Teknik triangulasi dalam penelitian kualitatif bukan terletak pada upaya

menguji data mana yang lebih benar di antara data yang diperoleh ketika data yang didapat ternyata berbeda atau bahkan mungkin bertolak belakang, melainkan teknik triangulasi merupakan upaya untuk menunjukkan bukti empirik untuk

meningkatkan pemahaman terhadap realitas atau gejala yang diteliti. 54

53 Heribertus. Sutopo, Metode Penelitian Kualitatif, 2002. hlm 50 54 Pawito, Op Cit. hlm 97 Ibid

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi data atau biasa disebut triangulasi sumber, yaitu penggunaan beragam sumber data dalam suatu

kajian 55 .

7. Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis interaktif Miles dan Huberman atau biasa disebut dengan interactive model. Teknik analisis ini pada dasarnya terdiri dari tiga komponen, yaitu :

1. Reduksi Data Merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatn-catatan tertulis di lapangan.

2. Penyajian Data Merupakan proses penyususan atau merancang seluruh data secara teratur agar mudah dianalisis. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses penarikan kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Penarikan kesimpulan dari data yang telah disusun dalam penyajian data. 56

Ketiga komponen tersebut merupakan serangkaian proses yang saling berinteraksi dengan pengumpulan data sebagai pegangan utama. Apabila data yang dihasilkan belum mencukupi dalam ketiga bagian tersebut, peneliti akan

56 N.K. Denzin dalam Michael Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif. 2006. hlm 99 Miles dan Huberman dalam Heribertus Sutopo, Op Cit. hlm 34 56 N.K. Denzin dalam Michael Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif. 2006. hlm 99 Miles dan Huberman dalam Heribertus Sutopo, Op Cit. hlm 34

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Penyajian Data

Penarikan Kesimpulan

Gb.2 Skema Model Analisis Data Interaktif