Kelancaran Komunikasi dalam Organisasi
2. Kelancaran Komunikasi dalam Organisasi
Kelancaran komunikasi disini dalam menggunakan media komunikasi dari perusahaan untuk berhubingan antar bagian kerja atau divisi satu dengan yang lainnya, mengingat bagian kerja atau divisi yang satu dengan yang lainya memiliki kesibukan sendiri-sendiri dan memiliki tempat bagian kerja sendiri-sendiri. Untuk itu peneliti menanyakan kepada responden mengenai kelancaran dalam komunikasi terhadap bagian kerja atau divisi lain melalui media yang tersedia melalui pernyataan nomer 15 dan 16.
2.1 Mendapat kelancaran dalam komunikasi melalui media yang tersedia di perusahaan terhadap bagian kerja atau divisi lain.
Tabel 19
Tingkat Kelancaran dalam Media Komunikasi
n= 80
Kategori
Sangat Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Sumber: Data diolah dari pernyataan nomer 15
Sumber: Diolah dari Tabel 19
Gambar 7 Kelancaran Media Komunikasi
Dari hasil pengolahan data diatas, 46responden (57,50%) menjawab “setuju” bahwa mereka mendapatkan kelancaran komunikasi. Berdasarkan data tersebut, diperkuat dengan hasil wawancara penulis kepada Bapak Soeharmanto selaku Humas PT. PLN (Persero) Area Surakarta mengenai pernyataan tersebut menyatakan setuju, karena dalam menyampaikan komunikasi sangat lancar dan dibantu dengan media yang tersedia di perusahaan seperti telephone, email, memo, surat dan lainnya. Media yang ada tersebut sangat membantu untuk kelancaran berkomunikasi dan menunjang pekerjaan kami. Sangat membantu
Tingkat Kelancaran dalam Media Komunikasi
SS S N TS STS
· SS : Sangat Setuju · S : Setuju · N : Netral · TD : Tidak Setuju · STS: Sangat Tidak Setuju
mengatasi jarak dalam menunjang kecepatan dan kemudahaan pekerjaan kami. Setiap karyawan berhak menggunan media komunikasi di perusahaan selagi masih dalam penggunaan yang berhubungan dengan masalah kantor dan pekerjaan.
Sebagai perbandingan, hasil penelitian ini sebanding dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wibisono Gunawan yang berjudul “Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja (Studi Korelasi Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan di PT. Kusumahadi Santoso Divisi Logistik)”, penelitiannya menyatakan bahwa 73,3% responden merasakan kelancaran dalam media komunikasi, 20% responden menyatakan kadang-kadang dan 6,7% responden menyatakn tidak mendapatkan kelancaran komunikasi.
Dari hasil pengamatan peneliti, informasi yang terjalin di PT. PLN (Persero) Area Surakarta berjalan lancar, media yang ada di perusahaan membentu karyawan untuk berkomunikasi menyebarkan informasi. Media komunikasi sangat diperlukan dalam perusahaan agar pekerjaan bisa berjalan dengan lancar, sehingga media komunikasi sangat penting keberadaannya.
“Media saluran komunikasi yang digunakan sangat berpengaruh dalam penerimaan ideatau pesan. Media saluran komunikasi berupa alat indra yang ada pada receiver sangat menentukan apakah pesan dapat diterima atau tidak untuknya. Jika alat indra receiver terganggu, maka pesan yang diberikan oleh sender dapat menjadi kurang jelas bagi receiver” (Prabu Mangkunegara, 2011: 150).
2.2. Kelancaran komunikasi antar bagian kerja atau divisi satu dengan yang lainnya dalam organisasi.
Tabel 20
Tingkat Kelancaran Komunikasi antar Bagian atau Divisi
n= 80
Kategori
Sangat Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Sumber: Data diolah dari pernyataan nomer 16
Sumber: Diolah dari Tabel 20
Tingkat Kelancaran Komunikasi antar Bagian atau Divisi
SS S N TS STS
· SS : Sangat Setuju · S : Setuju · N : Netral · TD : Tidak Setuju · STS: Sangat Tidak Setuju
Gambar 8
Kelancaran Komunikasi antar Bagian atau Divisi satu dengan Divisi
lainnya
Dari hasil data pengolahan diatas diketahui 33 responden (41,25%) menjawab “setuju” dari pernyataan karyawan mendapatkan kelancaran komunikasi antar bagian kerja atau divisi satu dengan yang lainnya dalam organisasi. Hasildiperkuat dengan hasil wawancara penulis kepada Bapak Ahmad bagian Staff Transanksi Energy, menyatakan setuju, beliau mendapatkan kelancaran komunikasi antar bagian kerja atau divisi satu dengan yang lainnya dalam organisasi. Setiap individu tidak bisa berjalan sendiri atau individualis dan perusahaan membantu kelancaran komunikasi tersebut seperti adanya rapat, evaluasi dan juga kegiatan-kegiatan tertentu, hingga senam pagi bersama setiap jum’at pagi. Dari itulah kelancaran komunikasi juga di dapat antar bagian kerja atau divisi satu dengan yang lainnya, sehingga kegiatan tersebut sangat penting dan bermanfaat.
Sebagai perbandingan, hasil ini sebanding dengan penelitian Wibisono Gunawan “Iklim Komunikasi Organisasi dan
Kinerja Karyawan di PT. Kusumahadi Santoso Divisi Logistik)”, hasilnya 80% mendapat kelancaran komunikasi, 13,3% kadang- kadang dan 6,7% tidak mendapatkan kelancaran komunikasi.
Dari pengamatan peneliti,karyawan saling berinteraksi dan kelancaran komunikasi antar divisi satu dengan yang lain merupakan suatu penghubung di dalam organisasi. Kelancaran komunikasi dalam kinerja dapat dilihat dalam ketrampilan karyawan berinteraksi dan berkomunikasi. Menurut Bennis (1966) ketrampilan berinteraksi dan berkomunikasi sangat berharga, karena sebagian dari tugas-tugas utama akan berkenaan dengan bagaimana meneruskan informasi dan menjembatani pengertian serta perbedaan antara kelompok-kelompok. Bennis juga menambahkan “orang-orang harus belajar mengembangkan hubungan yang cepat, intens dalam pekerjaan, dan belajar menanggung kehilangan hubungan kerja yang lebih kekal” (R.Wayne Pace & Don F. Faules, 2010: 68).
3. Penyajian Data Variabel Dependen Kinerja Karyawan di PT.
PLN (Persero) Area Surakarta.
Untuk mengetahui keseluruan variabel dependen kinerja karyawan di PT. PLN (Persero) Area Surakarta dari jawaban pertanyaan nomer 13 sampai dengan 16 diklasifikasikan dalam kategori Sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Hasil jawaban sudah diketahui sejak awal, maka langkah selanjutnya kita temukan jarak interval kelas dari Untuk mengetahui keseluruan variabel dependen kinerja karyawan di PT. PLN (Persero) Area Surakarta dari jawaban pertanyaan nomer 13 sampai dengan 16 diklasifikasikan dalam kategori Sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Hasil jawaban sudah diketahui sejak awal, maka langkah selanjutnya kita temukan jarak interval kelas dari
= Nilai tertinggi – Nilai terendang
Jumlah kelas = 20 – 7
Tabel 21
Variabel Dependen Kinerja Karyawan di PT. PLN (Persero) Area
Surakarta n= 80
Kategori
Sangat Tinggi (19-20)
Tinggi (16-18)
Sedang (13-15)
Rendah (10-12)
Sangat Rendah (7-9)
Sumber: Data primer pernyataan nomer 13 – 16
Sumber: Diolah dari Tabel 21
Variabel Dependen Kinerja Karyawan di PT. PLN
(Persero) Area Surakarta
ST T S R SR
· ST : Sangat Tinggi · T : Tinggi · S : Sedang · R : Rendah · SR : Sangat Rendah
Hasil pengolahan data diatas untuk variabel dependen kinerja karyawan di PT. PLN (Persero) Area Surakarta menunjukkan “tinggi” yaitu bernilai 16-18 (58,75%). Dari hasil
perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa, kinerja karyawan PT. PLN (Persero) Area Surakarta baik.
Sebagai perbandingan, hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitianWibisono Gunawan “Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja (Studi Korelasi Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan di PT. Kusumahadi Santoso Divisi Logistik)”,
penelitian, memperlihatkan hasil tinggi 86,67%. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa, terdapat kelengkapan sarana dan prasarana guna menunjang keberhasilan karyawan dalam melakukan pekerjaannya, sehingga sangat membatu dalam pekerjaan karyawan. Keseluruhan karyawan memiliki masa kerja yang lama, yaitu 5 tahun keatas dan memiliki pengalaman kerja yang tinggi di bidangnya.
Ada dua jenis prilaku atau tugas pekerjaan yang mencangkup unsur kinerja, yaitu tugas fungsional dan tugas prilaku. Tugas fungsional berkaitan dengan seberapa baik seorang karyawan menyelesaikan pekerjaan, termasuk menyelesaikan aspek teknis pekerjaan tersebut. Tugas prilaku berkaitan dengan seberapa baik karyawan mengenai kegiatan antarpersona dengan Ada dua jenis prilaku atau tugas pekerjaan yang mencangkup unsur kinerja, yaitu tugas fungsional dan tugas prilaku. Tugas fungsional berkaitan dengan seberapa baik seorang karyawan menyelesaikan pekerjaan, termasuk menyelesaikan aspek teknis pekerjaan tersebut. Tugas prilaku berkaitan dengan seberapa baik karyawan mengenai kegiatan antarpersona dengan
Dari hasil pengamatan penulis,secara keseluruhan kinerja karyawan di PT. PLN (Persero) Area Surakarta tinggi, karyawan selalu berupaya meningkatkan kinerja,dan selalu memberikan layanan yang mudah, terpadu, dan tuntas dalam berbagai masalah kelistrikan kepada seluruh pelanggan.