HUBUNGAN ANTAR VARIABEL IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI, REWARD DAN KINERJA KARYAWAN
HUBUNGAN ANTAR VARIABEL IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI, REWARD DAN KINERJA KARYAWAN
1. Jenjang Nilai Variabel Iklim Komunikasi Organisasi dan Variabel Kinerja Karyawan
Sebagaimana telah dijabarkan dalam pendahuluan, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana dan bagaimana hubungan iklim komunikasi organisasi dengan kinerja karyawan dan reward dengan kinerja karyawan di PT. PLN (Persero) Area Surakarta.
Kemudian, untuk mencapai tujuan tersebut, maka dijabarkan data- data dan dilakukan analisis atas data-data tersebut. Dalam penelitian ini, data diperoleh dan dianalisa dengan menggunakan rumus statistic korelasi jenjang Spearman (rs). Mengenai rumus tersebut, telah dijabarkan dalam bab sebelumnya. Hasil penghitungan (rs) dikorelasikan dengan harga kritik (t), oleh karena itu harus dipakai rumus kritik “t student” dalam menentukan signifikannya. Mengenai rumus tersebut, telah dijabarkan dalam bab sebelumnya. Untuk mengetahui t hitung signifikan atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan t tabel , untuk tarif kesalahan tertentu dengan dk= n-2. Selengkapnya, untuk menghitung jenjang nilai variabel iklim komunikasi organisasi dan kinerja, dapat dilihat dari tabel 22 dan tabel 23 berikut:
Tabel 22
Jenjang nilai Variabel Iklim Komunikasi Organisasi yang telah disesuaikan
dan jumlah nilai kembar (t)
Jenjang Nilai
Iklim Komunikasi Organisasi
Jumlah
Nilai Kembar
Cara Mencari Rank
Rank Iklim Komunikasi
Organisasi
Tabel 23
Jenjang nilai Variabel Kinerja yang telah disesuaikan dan jumlah nilai
kembar (t)
Jenjang
Nilai Kinerja
Jumlah
Nilai Kembar
Cara Mencari Rank
Rank Kinerja
Sumber: Data yang diolah
2. Hubungan antara Variabel Iklim Komunikasi Organisasi dengan Kinerja Karyawan
Berdasarkan data-data yang telah disajikan dalam tabel, diperolah nilai-nilai dari jenjang yang disesuaikan dari variabel iklim komunikasi organisasi dan kinerja karyawan, maka selanjutnya mencari beda antar Berdasarkan data-data yang telah disajikan dalam tabel, diperolah nilai-nilai dari jenjang yang disesuaikan dari variabel iklim komunikasi organisasi dan kinerja karyawan, maka selanjutnya mencari beda antar
organisasi dikurangi rank kinerja, sedangkan nilai (b i 2 ) diperoleh dari nilai (b i ) dikuadratkan. Dan hasilnya dapat dilihat dari tabel 24 sebagai berikut:
Tabel 24
Jenjang nilai yang disesuaikan dari Variabel Iklim Komunikasi Organisasi
dan Variabel Kinerja Karyawan
No Iklim
Rank Iklim
Kinerja Karyawan
Rank Kinerja
3 32 32 18 59 -27
20 77 -14,5
13 27 13 17 42 -29
14 27 13 15 19 -6
16 27 -17,5
20 32 32 17 42 -10
21 32 32 17 42 -10
22 27 13 17 42 -29
23 29 17 18 59 -42
20 77 -1,5
27 33 42 17 42 0 0
28 33 42 17 42 0 0
29 19 4,5
18 59 -54,5
2970,25
30 23 9,5
10 8 1,5
2,25
31 31 24 14 13,5
10,5
110,25
32 34 52 20 77 -25
625
33 35 62,5
17 42 20,5
420,25
34 34 52 17 42 10 100
35 34 52 20 77 -25
625
36 34 52 19 70,5
-18,5
342,25
37 34 52 17 42 10 100
38 34 52 18 59 -7
49
39 34 52 18 59 -7
49
40 32 32 16 27 5 25
41 22 8 14 13,5
-5,5
30,25
42 38 75,5
17 42 33,5
1122,25
43 35 62,5
20 77 -14,5
210,25
44 30 19,5
20 77 -57,5
3306,25
45 28 15,5
14 13,5
46 35 62,5
17 42 20,5
420,25
47 32 32 18 59 -27
729
48 31 24 16 27 -3
49 31 24 15 19 5 25
50 34 52 20 77 -25
625
51 34 52 19 70,5
-18,5
342,25
52 31 24 18 59 -35
1225
53 18 2 10 8 -6
36
54 33 42 14 13,5
28,5
812,25
55 33 42 18 59 -17
289
56 17 1 8 3 -2
57 37 72 19 70,5
1,5
2,25
58 35 62,5
16 27 35,5
1260,25
59 30 19,5
16 27 -7,5
56,25
60 31 24 14 13,5
10,5
110,25
61 35 62,5
16 27 35,5
1260,25
62 32 32 15 19 13 169
63 32 32 19 70,5
-38,5
1482,25
64 35 62,5
18 59 3,5
12,25
Sumber: Data yang diolah Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa jumlah b i 2 = 36507,5. Kemudian langkah selanjutnya adalah mencari korelasi tata jenjang. Perhitungan korelasi tata jenjang Spearman adalah:
ρ atau rs = 1 – 6 ∑ bi 2
n (n 2 – 1)
Keterangan : ρ atau rs
= Koefisien korelasi spearman rank.
bi
= Beda antara jenjang setiap subjek.
= Jumlah data/sampel (Sugiyono, 2011: 245). ρ atau rs = 1 – 6 . (36507,5)
ρ atau rs = 1 – 219045
ρ atau rs = 1 – 219045
ρ atau rs = 1 – 0,427
Tabel 25 Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
Sangat Rendah
Sangat Kuat Sumber: Sugiyono, 2011: 231.
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa tingkatan keeratan hubungan sedang. Dari hasil penelitian, terdapat hubungan yang positif namun sedang tapi pasti terhadap iklim komunikasi organisasi dengan kinerja karyawan. Iklim komunikasi organisasi dengan kinerja karyawan memiliki hubungan yang sedang, lalu hubungan bernilai positif yang berarti bahwa hubungan kedua variabel bersifat positif. Namun demikian, hubungan positif disini juga dapat diartikan bahwa jika iklim komunikasi organisasi baik, maka kinerja karyawan juga akan baik.
Dari hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang positif namun sedang tapi pasti terhadap iklim komunikasi organisasi dengan kinerja karyawan di PT. PLN (Persero) Area Surakarta. Iklim komunikasi organisasi merupakan suatu situasi interaksi karyawan dalam organisasi dan kondisi organisasi yang berhubungan terhadap kinerja karyawan di PT. PLN (Persero) Area Surakarta.
Hubungan iklim komunikasi organisasi dengan kinerja karyawan di PT. PLN (Persero) Area Surakarta dinyatakan sedang, menurut pengamatan peneliti, frekuensi kerja karyawan di PT. PLN (Persero) Area Surakarta bayak dilakukan di lapangan seperti tugas ke unit-unit atau UPJ, tugas memberikan sosialisasi, tugas melakukan monitoring pelayanan teknik, dll.
Adanya Supportiveness, partisipasi dalam pembuatan keputusan, kepercayaan, keterbukaan dan keterusterangan memberikan dampak yang positif terhadap kinerja karyawan dan berhubungan terhadap kinerja karyawan di PT. PLN (Persero) Area Surakarta. Iklim komunikasi organisasi yang positif dalam suatu perusahaan, memberikan pengaruh yang baik bagi kinerja karyawan, sehingga tercapaianya tujuan bersama dalam perusahaan.
Dari perhitungan korelasi tata jenjang Spearman tersebut, telah diketahui rs adalah 0,573. Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi dari analisis hubungan antara variabel iklim komunikasi organisasi dengan kinerja karyawan tersebut signifikan atau tidak, maka harus diuji signifikan digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: T : Harga signifikan korelasi n : Jumlah sempel rs : Koefisien korelasi tata spearman rank (Sugiyono, 2011:251).
Dengan diketahui rs = 0,573 dan setelah diuji signifikan, derajat keberhasilan (df) untuk perhitungan tarif signifikan adalah n-2= 80-2= 78 diketahui 6,177. Dan kemudian dikonsultasikan dengan tabel distribusi t dengan tarif kepercayaan 95% pada uji satu arah. Untuk mengetahui harga
t hitung signifikan atau tidak, perlu dibandingkan dengan t tabel
78 yaitu
1,664. Hasilnya adalah, t hitung lebih besar dari pada t tabel 6,177 > 1.664.
Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel iklim komunikasi organisasi dengan kinerja karyawan, t hitung lebih besar dari Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel iklim komunikasi organisasi dengan kinerja karyawan, t hitung lebih besar dari
3. Jenjang Nilai Variabel Reward dan Kinerja Karyawan
Untuk menghitung jenjang nilai variabel reward dan kinerja, dapat dilihat dari tabel 26 dan tabel 27 berikut:
Tabel 26
Jenjang nilai Variabel Reward yang telah disesuaikan dan jumlah nilai
kembar (t)
Jenjang Nilai Reward
Jumlah
Nilai Kembar
Cara Mencari Rank
Rank Reward
Sumber: Data yang diola
Tabel 27
Jenjang nilai Variabel Kinerja yang telah disesuaikan dan jumlah nilai
kembar (t)
Jenjang
Nilai Kinerja
Jumlah
Nilai Kembar
Cara Mencari Rank
Rank Kinerja
Sumber: Data yang diolah
4. Hubungan antara Variabel Reward dengan Kinerja Karyawan
Berdasarkan data-data yang telah disajikan dalam tabel, diperolah nilai-nilai dari jenjang yang disesuaikan dari variabel reward dan kinerja karyawan, maka selanjutnya mencari beda antar jenjang dari kedua variabel tersebut (b i ) dan kuadrat beda antar jenjang yang telah Berdasarkan data-data yang telah disajikan dalam tabel, diperolah nilai-nilai dari jenjang yang disesuaikan dari variabel reward dan kinerja karyawan, maka selanjutnya mencari beda antar jenjang dari kedua variabel tersebut (b i ) dan kuadrat beda antar jenjang yang telah
Tabel 28
Jenjang nilai yang disesuaikan dari Variabel Reward dan Variabel Kinerja
Karyawan
No Reward
Rank Reward
Kinerja Karyawan
Rank Kinerja
18 59 -17,5 306,25
7 16 22 17 42 -20
12 20 74 20 77 -3
13 16 22 17 42 -20
17 16 22 16 27 -5
18 59 -17,5 306,25
20 16 22 17 42 -20
22 16 22 17 42 -20
24 20 74 20 77 -3
27 16 22 17 42 -20
17 42 -0,5 0,25
10 8 -5,5 30,25
20 77 -35,5 1260,25
17 42 -0,5 0,25
20 77 -35,5 1260,25
18 59 -17,5 306,25
20 77 -35,5 1260,25
20 77 -14,5 210,25
16 27 -14,5 210,25
50 20 74 20 77 -3
18 59 -17,5 306,25
10 8 -3,5 12,25
18 59 -17,5 306,25
8 3 -0,5 0,25
16 27 -14,5 210,25
17 42 -0,5 0,25
80 20 74 18 59 15 225 22045 Sumber: Data yang diolah
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa jumlah b i 2 = 22045. Kemudian langkah selanjutnya adalah mencari korelasi tata jenjang. Perhitungan korelasi tata jenjang Spearman adalah:
ρ atau rs = 1 – 6 ∑ b i 2
n (n 2 – 1)
Keterangan : ρ atau rs
= Koefisien korelasi spearman rank.
i b = Beda antara jenjang setiap subjek.
= Jumlah data/sampel (Sugiyono, 2011: 245). ρ atau rs = 1 – 6 . (22045)
ρ atau rs = 1 – 132270
ρ atau rs = 1 – 132270
ρ atau rs = 1 – 0,258
ρ atau rs = 0,742
Tabel 29 Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
Sangat Rendah
Sangat Kuat Sumber: Sugiyono, 2011: 231.
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa tingkatan keeratan hubungan kuat. Dari hasil penelitian, terdapat hubungan yang positif yang kuat tapi pasti terhadap reward dengan kinerja karyawan. Reward dengan kinerja karyawan memiliki hubungan yang kuat, lalu hubungan bernilai positif yang berarti bahwa hubungan kedua variabel bersifat positif. Namun demikian, hubungan positif disini juga dapat diartikan bahwa jika reward baik, maka kinerja karyawan juga akan baik.
Dari hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang positif yang kuat tapi pasti terhadap reward dengan kinerja karyawan, reward merupakan suatu hadiah, imbalan atau penghargaan yang berhubungan terhadap kinerja karyawan di PT. PLN (Persero) Area Surakarta. Hubungan reward dengan kinerja karyawan dinyatakan kuat, menurut pengamatan peneliti, perusahaan meningkatkan kebutuhan karyawan dan pada akhirnya karyawan juga merasakan bahwa sangat dihargai. Pemberian insentif, pengakuan dan pengembangan kepada karyawan memberikan dampak positif terhadap karyawan, menimbulkan kepuasan kerja, memberikan dampak positif terhadap kinerja karyawan.
Dan untuk memperoleh serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan bebas dan kompetitif perusahaan harus mengarah pada kepuasan karyawan. Reward merupakan daya tarik yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu karena bisa mendapat imbalan atau penghargaan yang memuaskan kebutuhannya
Dari perhitungan korelasi tata jenjang Spearman tersebut, diketahui rs adalah 0,742. Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi dari analisis hubungan antara variabel reward dengan kinerja karyawan tersebut signifikan atau tidak, maka digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: T : Harga signifikan korelasi n : Jumlah sempel rs : Koefisien korelasi spearman rank (Sugiyono, 2011:251).
t = 0,742
t = 0,742
t = 0,742
t = 0,742 . 13,1729 t = 9,774
Dengan diketahui rs = 0,742 dan setelah diuji signifikan, derajat keberhasilan (df) untuk perhitungan tarif signifikan adalah n-2= 80-2= 78 diketahui 9,774. Dan kemudian dikonsultasikan dengan tabel distribusi t dengan tarif kepercayaan 95% pada uji satu arah. Untuk mengetahui harga
t hitung signifikan atau tidak, perlu dibandingkan dengan t tabel
78 yaitu
1,664. Hasilnya adalah, t hitung lebih besar dari pada t tabel 9,774 > 1,664.
Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel reward dengan kinerja karyawan t hitung lebih besar dari pada t tabel 9,774 > 1,664 dengan demikian reward berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT.PLN (Persero) Area Surakarta.