Keterbukaan dan Keterusterangan
4. Keterbukaan dan Keterusterangan
Keterbukaan dan keterusterangan dalam komunikasi di organisasi antara atasan dan bawahan, kecuali informasi yang rahasia, bawahan harus mudah memproses informasi yang berhubungan langsung dengan tugasnya. Karena akan mempengarui kemampuan mereka mengkoordinasi pekerjaan mereka. Atasan juga harus memiliki sikap selalu mengkoordinasikan informasi tugas kepada bawahan. Peneliti menanyakan untuk pertanyaan nomer 7 dan 8 tentang keterbukaan dan keterusterangan dalam berkomunikasi. Hasil penelitiannya sebagai berikut:
4.1 Kecuali yang bersifat rahasia, semua karyawan relatif mudah memperoleh informasi yang berkaitan langsung dengan pekerjaannya.
Tabel 9
Tingkat Kesediaan Menerima Informasi
n= 80
Kategori
Sangat Setuju
Tidak Setuju
8 10%
Sangat Tidak Setuju
Sumber: Diolah dari jawaban pernyataan nomer 7
Sumber: Diolah dari Tabel 9
Gambar 4
Menerima informasi yang dapat memudahkan dalam
mengkoordinasikan tugas
Tingkat Kesediaan Menerima Informasi
SS S N TS STS
· SS : Sangat Setuju · S : Setuju · N : Netral · TD : Tidak Setuju · STS: Sangat Tidak Setuju
Pada hasil data diatas terlihat bahwa 45 responden (56,25%) menjawab“setuju”. Berdasarkan data tersebut, diperkuat dengan hasil wawancara peneliti kepada Bapak Ahmad bagian Staff Transanksi Energy, yang menyatakan setuju pada pernyataan kecuali yang bersifat rahasia, semua karyawan relatif mudah memperoleh informasi yang berkaitan langsung dengan pekerjaannya. Informasi harus mudah diperolah secara langsung sehubungan dengan tugas, karena tugas begitu sangat penting dalam pekerjaan sehingga butuh koordinasi yang kuat.
Sebagai penelitian perbandingan, hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan olehAdhitya Anggi W yang berjudul “Iklim Komunikasi Organisasi dan Disiplin Kerja (Studi Tentang Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Dan Disiplin Kerja di Lingkungan Badan Kepegawaian Daerah Kota Surakarta)”, pada pertanyaan menunjukan (35,59%) menjawab sangat setuju dan (64,41%) menjawab setuju yang menunjukkan hasil dari kesediaan bawahan menerima informasi yang dapat memudahkan dalam mengkoordinasi tugas.
Peneliti mengamati, bahwa karyawan mudah memperoleh informasi yang berhubungan dengan tugas mereka. Atasan menyampaikan pesan yang berkaitan dengan tugas kepada bawahan ini termasuk dalam komunikasi kebawah yang sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arni Muhammad yaitu:
“Interaksi tugas yaitu pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya” (Arni Muhammad, 2009: 108).
Dan peneliti juga mengamati, untuk membatu kelancaran penerimaan informasi yang mudah dari atasan dan bawahandalam mengkoordinasikan tugas dengan menggunakan alat komunikasi seperti telephon seluler, SMS, dan email. Dengan alat komunikasi tersebut, informasi dapat dengan mudah didapat dalam waktu yang singkat.
Menurut Barnard (1938) teknologi komunikasi sebagai “suatu sistem kegiatan atau kekuatan dua orang atau lebih, yang dikoordinasikan secara sadar”. Komunikasi digunakan sebagai “mengkoordinasikan kegiatan” dalam organisasi. Semua komunikasi yang berupa telegram, telepon, atau surat elektronik merupakan masalah pokok bagi proses pengorganisasian (R.Wayne Pace & Don F. Faules, 2010: 230).
4.2 Atasan selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada bawahannya, kecuali untuk informasi yang bersifat rahasia.
Tabel 10
Tingkat Informasi yang Berkaitan dengan Tugas
n= 80
Kategori
Sangat Setuju
Tidak Setuju
7 8,75%
Sangat Tidak Setuju
Sumber: Diolah dari jawaban pernyataan nomer 8
Sumber: Diolah dari Tabel 10
Gambar 5
Atasan Selalu Mengkomunikasikan Informasi yang
Berkaitan dengan Pelaksanaan Tugas
Tingkat Informasi yang Berkaitan dengan Tugas
SS S N TS STS
· SS : Sangat Setuju · S : Setuju · N : Netral · TD : Tidak Setuju · STS: Sangat Tidak Setuju
Dari hasil pengolahan data diatas menunjukkan satasan selalu mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada bawahannya, kecuali untuk informasi yang berisifat rahasia sebesar 40 responden (50%) menjawab “setuju”. Berdasarkan data tersebut, diperkuat dengan hasil wawancara peneliti kepada Bapak Puguh selaku Manajer menyatakan setuju dengan atasan mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kepada seluruh bawahan dengan lancar tetapi, untuk informasi yang sifatnya rahasia, tidak bisa menjadi konsumsi publikatau menjadi konsumsi internal pun yang diberikan sedikit sekali yang berkaitan dengan informasi yang bersifat rahasia.
Sebagai penelitian perbandingan, hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan Adhitya Anggi W “Iklim Komunikasi Organisasi dan Disiplin Kerja (Studi Tentang Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Dan Disiplin Kerja di Lingkungan Badan Kepegawaian Daerah Kota Surakarta)”, menunjukkan (25,43%) responden menjawab sangat setuju dan (72,88%)menjawab setuju, (1,69%) menjawab ragu-ragu.
Dari hasil pengamatan peneliti, ada hubungan yang harmonis antara atasan dan bawahan, sehingga memumbuhkan kinerja yang baik seperti atasan yang selalu menginformasikan, berkoordinasi dan berkomunikasi dengan bawahannya sehubungan Dari hasil pengamatan peneliti, ada hubungan yang harmonis antara atasan dan bawahan, sehingga memumbuhkan kinerja yang baik seperti atasan yang selalu menginformasikan, berkoordinasi dan berkomunikasi dengan bawahannya sehubungan
Katz dan Khan (1966) menyebutkan lima jenis informasi yang bisa dikomunikasikan atasan kepada bawahan, yaitu: “Informasi bagaimana melakukan pekerjaan, informasi mengenai
dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan, informasi mengenai kebijakan dan praktek-praktek organisasi, informasi mengenai kinerja pegawai dan informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas” (R.Wayne Pace & Don F. Faules, 2010: 185).