29
BAB II METODE PENELITIAN
II.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian deskriptif dengan analisa kualitatif. Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai suatu variabel tanpa membuat perbandingan, ataupun menghubungkan antara variabel yang satu dengan
variabel yang lain Sugiono, 2005 : 12. Penelitian deskriptif ini memusatkan perhatian terhadap masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat
penelitian dilakukan atau masalah yang aktual, kemudian menggambarkan fakta tentang masalah yang diselidiki tersebut, sebagaimana adanya diiringi dengan
interprestasi.
II.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil lokasi di Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan.
II.3. Populasi dan Sampel II.3.1. Populasi
Menurut Sugiarto 2005 : 90 populasi adalah wilayah generalis yang terdiri atas objeksubjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Universitas Sumatera Utara
30 Nazir Ridwan : 2004 : 6 mengatakan bahwa populasi berkenaan dengan
data, bukan orang atau benda. Selain itu Nawawi Ridwan : 2004 : 6 menyebutkan bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik.
Hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti menetapkan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai Kantor Pelayanan Pajak
Madya Medan yang berjumlah 130 orang. Populasi ini diambil berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan Tahun 2008.
II.3.2. Sampel
Menurut Singarimbun 1989 : 53 sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data yang sebenarnya dengan kata lain sampel
adalah bagian dari populasi. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti menentukan sampel dari Pegawai
Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan dengan menggunakan teknis purposive sampling yaitu penentuan sampel tidak didasarkan atas strata, pedoman atau
wilayah, tetapi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu dan tetap berhubungan dengan permasalahan penelitian untuk dijadikan sebagai Key Informan. Dan yang
dijadikan sebagai key informan dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang terkait, yang terdiri dari 23 orang antara lain adalah :
1. Kepala Kantor
: 1 orang 2.
Kasi Pemeriksaan : 1 orang
3. Kasi pelayanan : 1 orang
4. Pelaksana
: 20
orang
Universitas Sumatera Utara
31
II.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan 2 cara, yaitu :
1. Pengumpulan data primer
Pengumpulan data primer, adalah data yang diperoleh langsung oleh sumbernya atau dari pihak-pihak yang berwenang terhadap masalah yang
hendak dibahas, yaitu data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian Field Research untuk mencari data-data yang
lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti dilakukan melalui : a.
Wawancara interview Yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara
langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan kepada responden. Melalui wawancara, informasi-informasi dari responden dapat
digali lebih mendalam. b.
Angket Quesioner Yaitu pemberian daftar pertanyaan kepada responden yang dilengkapi
dengan beberapa alternatif pertanyaan. c.
Observasi Yaitu pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti dilokasi
penelitian sehingga data yang didapat adalah data yang akurat.
Universitas Sumatera Utara
32 2.
Pengumpulan data sekunder Pengumpulan data sekunder adalah data-data kepustakaan yang relevan
dengan penelitian, dilakukan melalui : a. Studi Kepustakaan
Yaitu dengan mempelajari buku-buku atau literatur, peraturan perundang-undangan, keterangan lain yang ada hubungannya dengan
obyek yang diteliti. Studi kepustakaan sangat diperlukan sebagai langkah awal untuk memulai penelitian.
b. Studi Dokumentasi Teknik ini dilakukan dengan menelaah catatan tertulis, arsip yang
menyangkut masalah yang diteliti yang ada pada instansi terkait.
II.5. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa data kualitatif, yakni dengan menyajikan data-data yang diperoleh dari
lapangan, lalu dilakukan analisis terhadap permasalahan yang telah diteliti sebelumnya. Untuk variabel jabatan publik disajikan dengan bentuk hasil
wawancara, karena menggunakan teknik wawancara. Sedangkan untuk variabel kepemimpinan wanita disajikan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi
karena diukur melalui teknik angket quesioner. Data-data yang diperoleh tersebut, kemudian dianalisis berdasarkan kemampuan nalar peneliti dalam
menghubungkan fakta, data dan informasi sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti kemudian diambil kesimpulan dari penelitian.
Universitas Sumatera Utara
33
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
III.1. Departemen Keuangan III.1.1. Gambaran Umum Departemen Keuangan
Berdasarkan Keputusan Presiden Keppres Nomor 102 Tahun 2001 tentang kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan, susunan organisasi dan tata kerja
departemen yang telah diubah beberapa kali terakhir dengan Kepres Nomor 35 Tahun 2004, Departemen Keuangan merupakan unsur pelaksana pemerintah
dipimpin oleh seorang Menteri yang berada dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Departemen Keuangan sebagai salah satu departemen yang bertugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan dibidang
keuangan dan kekayaan negara. Secara fungsional Departemen Keuangan menyelenggaraan fungsi :
1. Pelaksanaan urusan pemerintahan dibidang keuangan negara dan kekayaan
negara. 2.
Pembinaan dan pelaksanaan dibidang penerimaan negara yang berasal dari pajak, bukan pajak, minyak dan pungutan ekspor.
3. Pembinaan dan pelaksanaan dibidang kepabean dan cukai
4. Pembinaan dan pelaksanaan penyusunan tata keuangan, Rencana Anggaran
dan Pendapatan dan Belanja Negara APBN dan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah serta pelaksanaan APBN.
Universitas Sumatera Utara
34 5.
Pembinaan dan pelaksanaan dibidang lembaga keuangan bukan bank, akuntansi dan penilai.
6. Pembinaan dan pelaksanaan dibidang perbendaharaan negara, akuntansi
pemerintah dan pelaporan keuangan pemerintah. 7.
Pembinaan dan pelaksanaan pengurusan piutang negara macet dan lelang. 8.
Pembinaan dan pengawasan dibidang pasar modal. 9.
Pengkajian masalah-masalah ekonomi, keuangan dan fiskal serta kerjasama keuangan internasional.
10. Pembinaan dan pelaksanaan sistem informasi dan teknologi keuangan.
11. Pembinaan dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tertentu dalam rangka
mendukung kebijakan dibidang keuangan negara. 12.
Koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi departemen.
13. Pelaksanaan pengawasan fungsional
III.1.2. Visi dan Misi Departemen Keuangan III.1.2.1. Visi
Untuk melaksanakan tugas pemerintahan di bidang keuangan dan kekayaan negara, cita-cita yang akan diwujudkan di masa depan atau visi
Departemen Keuangan adalah : menjadi pengelola keuangan dan kekayaan negara bertaraf Internasional yang dipercaya dan dibanggakan masyarakat,
serta instrumental bagi proses transformasi bangsa menuju masyarakat adil dan makmur dan berperadaban tinggi.
Universitas Sumatera Utara
35 Dalam era globaliasi sekarang ini setiap insan Departemen Keuangan
harus berpandangan jauh ke depan, berupa meningkatkan kualitas dirinya agar semakin profesional sehingga mampu bersaing di percaturan global. Terkait
dengan hal itu aparat Departemen Keuangan harus terdorong agar meningkatkan integritas dan kredibilitasnya sehingga dipercaya dan dibanggakan masyarakat
serta bekerja secara profesional dan efisien untuk mendukung tercapainya masyarakat adil dan makmur serta berperadaban tinggi masyarakat madani.
Menyangkut ungkapan “pengelola keuangan dan kekayaan negara” dalam visi di atas adalah sebagai lembagainstitusi yang mempunyai tugas
menghimpun dan mengalokasikan keuangan negara, yaitu semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang. “Bertaraf Internasional”
dalam visi di atas artinya tidak berbeda dengan lembagainstitusi yang ada di negara lain, yang didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dan
berorientasi pada pelayanan prima. Sedangkan yang dimaksud dengan ungkap “dipercaya dan dbanggakan masyarakat” adalah bahwa dalam pengelolaan
keuangan negara harus dilakukan secara transparan yang berarti seluruhnya dilakukan melalui APBN, baik melalui sumber-sumber penerimaan negara
maupun pengeluarannya. Selain itu juga memberikan informasi secara terbuka kepada masyarakat mengenai perkembangan indikator besaran ekonomi makro
PDB yang terbaru, perkembangan moneter, yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. Dalam kebijakan mikro adalah menginformasikan secara terbuka
kepada masyarakat mengenai keadaan sesungguhnya dari perusahaan swastaBUMN, mengembangkan mekanisme yang transparan dalam bidang
investasi, menyederhanakan mekanisme perizinan, serta keterbukaan terhadap
Universitas Sumatera Utara
36 keuangan perusahaan pemerintah, swasta, dan perbankan selaras dengan Undang-
Undang Perbankan mengembangkan transparansi dalam pengambilan kebijakan, baik untuk pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
III.1.2.2. Misi
Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka misi merupakan pernyataan dan penetapan tujuan instansi pemerintah, sasaran yang ingin dicapai
serta mengarahkan bidang kegiatan yang akan dilaksanakan. Visi tersebut dituangkan ke dalam misi yang meliputi misi di bidang fiskal, ekonomi, politik,
sosial budaya, dan kelembagaan yang selengkapnya diuraikan sebagai berikut : 1.
Misi Fiskal Mengembangkan kebijakan fiskal yang sehat, terpercaya, dan
berkesinambungan serta mengelola kekayaan negara dan hutang negara secara hati-hati prudent bertanggung jawab dan transparan.
Krisis moneter yang menyebar ke berbagai sektor ekonomi dipicu oleh krisis kepercayaan terhadap mata uang rupiah. Krisis ekonomi tersebut telah
memperburuk kinerja dan prospek ekonomi nasional sehingga menuntut adanya pengelolaan kebijaksanaan fiskal yang efisien, transparan, dan
akuntabel untuk dapat mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional serta untuk melindungi rakyat yang kondisinya sangat parah sebagai akibat krisis
yang berkepanjangan tesebut. Oleh karena itu kebijaksanaan fiskal yang efisien, transparan, dan akuntabel untuk dapat mempercepat proses pemulihan
ekonomi nasional serta untuk melindungi rakyat yang kondisinya sangat parah sebagai akibat krisis yang berkepanjangan. Oleh karena itu kebijakan fiskal
Universitas Sumatera Utara
37 diarahkan kepada usaha-usaha stabilisasi dan penggerakkan perekonomian
serta pemberdayaan dan mengembangkan ekonomi rakyat dengan “fiscal sustainability”.
Dalam pengelolaan kebijakan fiskal juga diupayakan untuk tetap melaksanakan good governance, antara lain dengan meningkatkan
akuntabilitas dan transparansi serta bersinergi dengan berbagai kebijakan di bidang lain, seperti moneter, perdagangan, luar negeri, neraca pembayaran,
nilai tukar, dan lalu lintas devisa.
2. Misi bidang ekonomi
Mengatasi masalah ekonomi bangsa. Mengatasi ekonomi bangsa berarti secara proaktif senantiasa mengambil peran
strategis dan upaya membangun ekonomi bangsa, yang mempu mengantarkan bangsa Indonesia menuju masyarakat yang dicita-citakan konstitusi. Dengan
demikian Departemen Keuangan harus mampu mengatasi masalah ekonomi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang dengan sumber daya
yang dimiliki serta dengan optimisme untuk mewujudkan kemandirian ekonomi yang akan membawa masyarakat Indonesia menjadi masyarakat
yang adil dan makmur. 3.
Misi sosial budaya Mengembangkan masyarakat finansial yang berbudaya dan modern
Misi ini dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang finansial yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Universitas Sumatera Utara
38 4.
Misi politik Mendorong proses demokratisasi fiskal dan ekonomi serta meningkatkan
kesadaran pertanggungjawaban publik dan transparansi baik dibidang fiskal maupun ekonomi.
Makna misi ini adalah penyiapan peraturan dan perundang-undangan baik fiskal maupun ekonomi sesuai denganmendukung demokrasi.
5. Misi kelembagaan
Senantiasa memperbaharui diri self reinventing sesuai dengan aspirasi masyarakat dan perkembangan mutakhir teknologi keuangan dan administrasi
publik. Misi kelembagaan ini mengandung makna bahwa pembenahan dan
pembangunan kelembagaan di bidang keuangan yang baik dan kuat akan memberikan dukungan dan pedoman pelaksanaan yang nasional dan adil.
Upaya ini juga perlu didukung oleh pelaksana yang potensial dan mempunyai integritas yang tinggi. Institusi-institusi yang berfungsi dengan baik akan
meningkatkan daya saing nasional yang pada gilirannya akan meningkatkan ketahanan nasional.
Departemen keuangan sebagai departemen yang bertugas melaksanakan tugas umum pemerintahan d bidang keuangan negara berarti menjadi pengelola
keuangan negara sekaligus mengelola kekayaan negara. Dalam pengelolaan keuangan negara berbagai sasaran yang akan dicapai
antara lain penyempurnaan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan keuangan negara, pengelolaan keuangan negara secara transparan
seluruhnya melalui APBN, penyusunan APBN yang realistis, percepatan
Universitas Sumatera Utara
39 proses privatisasi, dan penjualan asset BUMN, meningkatkan likuiditas pasar
sekunder obligasi pemerintah. Di bidang pengelolaan kekayaan negara sasaran yang dituju antara lain adalah tersusunnya pedoman manajemen aset negara
yang kredibel, terwujudnya pemulihan dan penjualan aset negara, terlaksananya implementasi Sistem Akuntansi Pemerintah.
Sasaran-sasaran tersebut baik di bidang pengelolaan keuangan negara maupun kekayaan negara, semuanya ditugaskan dalam upaya mengurangi
ketergantungan terhadap pinjaman luar negeri, meningkatkan derajat kebebasan dalam menggunakan APBN serta meningkatkan dan menciptakan
disiplin anggaran.
III.2. Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan III.2.1. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan
Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan merupakan bagian organisasi dari Departemen Keuangan di daerah. Penyelenggaraan bidang pemerintahan yang
menjadi wewenang pemerintah berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku, dilaksanakan dilingkungan Departemen Keuangan
melalui instansi vertikal. Pembentukan dan susunan oragnisasi, formasi dan tata laksana instansi vertikal dilingkungan departemen ditetapkan dengan keputusan
Presiden. Instansi vertikal departemen merupakan penyelenggara tugas pokok dan
fungsi departemen didaerahwilayah. Instansi vertikal departemen dapat berupa Kantor Wilayah Departemen atau Kantor Wilayah Direktorat Jenderal.
Kedudukan, tipe, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja instansi vertikal
Universitas Sumatera Utara
40 di lingkungan Departemen Keuangan ditetapkan dengan Keputusan Presiden
Nomor 84 Tahun 2001, yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keppres Nomor 37 Tahun 2004 tanggal 10 Mei 2004, yang terdiri dari instansi vertikal
Ditjen Perbendaharaan, Ditjen Pajak, Ditjen Bea dan Cukai, Ditjen Piutang dan Lelang Negara.
III.2.2. Instansi Vertikal
Instansi vertikal adalah penyelenggara tugas dan fungsi departemen didaerah. Instansi vertikal departemen dapat dibedakan dalam 2 macam :
a. Integrated Type Department
Ciri dari tipe ini instansi vertikalnya mempunyai sifat yang sejenis dalam melakukan tugas dan fungsinya. Penyelenggara tugas dan fungsi departemen
didaerah dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Departemen. b.
Holding Company Type Department Pada tipe ini dalam melakukan tugas dan fungsinya mempunyai sifat dan jenis
yang berbeda-beda satu sama lain. Penyelenggara tugas dan fungsi departemen didaerah dilaksanakan oleh
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal. Untuk membentuk sinergi antar unit-unit instansi vertikal di daerah, sesuai
tugas pokok dan fungsinya. Pada departemen Tipe Holding Company unit-unit instansi vertikalnya dikoordinasikan oleh seorang kepala instansi vertikal.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi Departemen Keuangan didaerah dilakukan oleh instansi vertikal dari keempat unit instansi pusat menurut Keppres
Nomor 37 tahun 2004 tanggal 10 Mei 2004 terdiri dari :
Universitas Sumatera Utara
41 1.
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan 2.
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak 3.
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai 4.
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara
III.2.3. Tugas Pokok dan Fungsi
Kantor Pelayanan Pajak mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pengawasan administratif, dan pemeriksaan sederhana terhadap wajib pajak
dibidang pajak penghasilan. Pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atasa barang mewah dan pajak tidak langsung lainnya dalam wilayah wewenangnya
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kantor Pelayanan Pajak
menyelenggarakan fungsi : 1.
Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan serta penyajian informasi perpajakan.
2. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan.
3. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan
pengolahan surat pemberitahuan serta penerimaan surat lainnya. 4.
Penyuluhan perpajakan 5.
Pelaksanaan registrasi wajib pajak 6.
Pelaksanaan ekstensifikasi 7.
Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak 8.
Pelaksanaan pemeriksaan pajak 9.
Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak
Universitas Sumatera Utara
42 10.
Pelaksanaan konsultasi perpajakan 11.
Pelaksanaan intensifikasi 12.
Pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan Dari masing-masing susunan organisasi dari Kantor Pelayanan Pajak
mempunyai tugas pokok dan fungsi antara lain : A.
Sub Bagian Umum Melakukan urusan :
1. Kepegawaian
2. Keuangan
3. Tata Usaha
4. Rumah Tangga
B. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
1. Melakukan pengumpulan, pencarian dan pengolahan data
2. Pengamatan potensi perpajakan
3. Penyajian informasi perpajakan
4. Perekaman dokumen perpajakan
5. Pelayanan dukungan teknis komputer
6. Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-filing serta
7. Penyiapan laporan kinerja
C. Seksi Pelayanan
1. Melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan
2. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan
3. Penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan serta penerimaan surat
lainnya.
Universitas Sumatera Utara
43 4.
Penyuluhan perpajakan 5.
Pelaksanaan registrasi wajib pajak serta 6.
Melakukan kerjasama perpajakan D.
Seksi Penagihan 1.
Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak 2.
Penundaan dan angsuran tunggakan pajak 3.
Penagihan aktif 4.
Usulan penghapusan piutang pajak serta 5.
Penyimpanan dokumen-dokumen penagihan E.
Seksi Pemeriksaan 1.
Membuat rencana kerja seksi pemeriksaan 2.
Membuat penyesuaian rencana kerja pemeriksaan pajak 3.
Menyusun daftar nominatif wajib pajak yang akan diperiksa 4.
Menyiapkan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak SP3, pemberitahuan tentang pemeriksaan pajak kepada wajib pajak.
5. Membuat laporan kegiatan pemeriksaan
6. Melakukan pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan
7. Melaksanakan penelitan permohonan Wajib Pajak Patuh
8. Melaksanakan administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya
9. Menyiapkan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak SP3 dalam rangka
penagihan pajak 10.
Membuat usulan penyidikan bukti permulaan tindak pidana sesuai ketentuan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
44 11.
Membuat tanggapan Laporan Hasil Pemeriksaan LHP dari aparat pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat yang berkaitan
dengan seksi pemeriksaan. 12.
Membuat laporansurat tanggapan atas permasalahan yang berkaitan dengan seksi pemeriksaan.
13. Membuat laporan berkala seksi pemeriksaan
F. Seksi Pengawasan dan Konsultasi
1. Penyusunan rencana kerja seksi Waskon
2. Penyusunan estimasi penerimaan pajak
3. Pengawasan formal wajib pajak
4. Penelitian dan analisa kepatuhan material wajib pajak
5. Bimbinganhimbauan mengenai ketentuan perpajakan
6. Konsultasi teknis perpajakan
7. Pembuatanpemutakhiran profil wajib pajak
8. Pembuatan surat pemberitahuan besarnya angsuran PPH berdasarkan data
yang diterima. 9.
Pembuatan surat pemberitahuan besarnya angsuran PPH 10.
Pembuatan uraian penelitian pembebasanpengurangan angsuran PPH 11.
Kunjungan kerja ke lokasi wajib dalam rangka pengawasan dan pemutakhiran data wajib pajak.
12. Penyusunan Not Hit dalam rangka penerbitan STP
13. Proses pembetulan ketetapan pajak
14. Penyusunan konsep surat usulan wajib pajakPKP fiktif.
15. Penghitungan PLB
Universitas Sumatera Utara
45 16.
Penelitian dan penerbitan bukti Pbk berdasarkan permohonan wajib pajak. 17.
Penelitian bukti Pbk secara jabatan 18.
Penyusunan konsep SKPPKP sesuai dengan ketentuan 19.
Penyusunan konsep SKPKPP 20.
Penyusunan konsep SPMKP sesuai ketentuan 21.
Penyusunan konsep SKPIB sesuai ketentuan 22.
Penyusunan konsep SKPIB sesuai ketentuan 23.
Penelitian untuk mengusulkan wajib pajak patuh 24.
Penelitian dalam rangka penerbitan SKP Pot put PPh dan pemungutan PPN
25. Penelitian untuk mengusulkan penerbitan SKF non bursa sesuai ketentuan
26. Penelitian untuk mengusulkan penerbitan SKF bursa
27. Penelitian dalam rangka penerbitan SKPPS
28. Penelitian dalam rangka penerbitan surat izin penggunaan mesin teraan
materai, pembubuhan tanda bea materai lunas dengan teknologi percetakan dan pembubuhan tanda bea materai lunas dengan sistem komputerisasi.
29. Pencabutan ijin penggunaan mesin teraan materai, pembubuhan tanda bea
materai lunas dengan teknologi percetakan dan pembubuhan tanda bea materai lunas dengan sistem komputerisasi.
30. Pelaksanaan pembukaan segel mesin teraan dan pembuatan BA
pembukaan segel mesin teraan. 31.
Pengalihan saldo bea materai dengan mesin teraan, pengalihan saldo bea materai dengan teknologi percetakan dan pengalihan saldo bea materai
dengan sistem komputerisasi
Universitas Sumatera Utara
46 32.
Pelaksana rokonsiliasi data WP data Matching 33.
Usulan pemeriksaan dan atau penyidikan sesuai dengan ketentuan 34.
Pembuatan uraian pelaksanaan putusan banding atau putusan PK Mahkamah Agung
35. pembuatan konsep evaluasi, putusan banding atau putusan PK Mahkamah
Agung. 36.
Pembuatan ijin perubahan tahun buku dan metode pembukuan pertama. 37.
Penyusunan konsep LHP dari aparat pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat yang berkaitan dengan seksi pengawasan dan
konsultasi. 38.
Penyusunan konsep surat tanggapan atas permasalahan yang berkaitan dengan seksi pengawasan dan konsultasi.
39. membimbing pegawai pada seksi pengawasan untuk meningkatkan
motivasi dan prestasi kerja. 40.
Penyusunan laporan berkala seksi pengawasan dan konsultasi sebagai bahan penyusunan laporan berkala kantor pelayanan pajak.
Universitas Sumatera Utara
47
III.2.4. Struktur Organisasi
Gambar 3.1. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan
Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan, 2008 Kepala Kantor
Sub Bagian Umum
Kasi Penagihan
Kasi Pelayanan
Kasi Pemeriksaan
Kasi Pengolahan data
dan informasi
Kasi Pengawasan dan
Konsultasi I Kasi
Pengawasan dan Konsultasi II
Kasi Pengawasan dan
Konsultasi III Kasi
Pengawasan dan Konsultasi IV
Kelompok Jabatan
Fungsional
Universitas Sumatera Utara
48
BAB IV PENYAJIAN DATA
IV.1. Data Pribadi Responden