Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI

PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN KOTA

SKRIPSI

DISUSUN OLEH :

130921039 REZKI TAHER

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Studi Sarjana Pada Departemen

Ilmu Administrasi Negara

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh :

Nama : Rezki Taher

NIM : 130921039

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.

Medan, Mei 2015 Ketua Departemen

Dosen Pembimbing Ilmu Administrasi Negara

Dra. Elita Dewi, M.SP

NIP. 196007041986012002 NIP. 195908141986011002 Drs.Rasyudyn Ginting .M.SI

Dekan FISIP USU

NIP. 196805251992031002 Prof. Dr. Badaruddin, M.Si


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah Subhanawata’ala atas setiap rahmat dan hidayah, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “pengaruh kepemimpinan terhadap efektivitas kerja pegawai pada kantor pelayanan pajak pratama medan kota, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial dari Departemen Ilmu Administrasi Negara di Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada kedua orang tua, yang dengan kasih sayang dan ridhonya memberikan doa serta restu bagi penulis selama menempuh masa pendidikan. Terima kasih kepada Allah SWT karena senantiasa memberkahi orang tua dan seluruh keluarga penulis.

Selama pengerjaan skripsi ini, penulis mendapat banyak sekali arahan, bimbingan, motivasi, saran serta kritik dari semua pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikannya. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan FISIP USU.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara.

3. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara dan dosen pembimbing skripsi yang begitu tulus dan murah hati dalam membimbing dan memotivasi penulis selama pengerjaan skripsi ini . 4. Bapak Yan Santoso Purba SH. MM selaku Kepala Kantor Pelayanan Pajak


(4)

5. Bapak Irwan Harefa SE.M. Ak selaku Kepala Seksi Bagian Umum yang telah bersedia menjadi informan sebagai perwakilan Kepala Kantor.

6. Seluruh pegawai kantor pelayanan pajak pratama medan kota yang telah bersedia meluangkan waktu nya untuk membantu peneliti dalam mengisi kuesioner.

7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen dan staf pengajar di Departemen Ilmu Administrasi Negara yang menambahkan kepada penulis pengajaran dan pengalaman hidup.

8. Seluruh staf pegawai administrasi di Departemen Ilmu Administrasi Negara, khususnya Kak Mega dan Kak Dian yang turut meringankan langkah penulis selama masa pendidikan.

9. Untuk keluarga, terima kasih atas perhatian dan kasih sayangnya selama penelitian ini.

10.Dan seluruh teman angkatan 2013 ekstensi.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Meski begitu, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan dan isi, mohon saran dan kritik yang dapat membangun kebaikan skripsi ini. Akhir kata, kiranya setiap pembaca dapat menemukan hal bermanfaat didalam skripsi ini. Sekian dan terima kasih.

Medan, Mei 2015


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

ABSTRAK ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Kerangka Teori ... 6

1.5.1 kepemimpinan ... 6

1. Pengertian kepemimpinan ... 6

2. Fungsi Kepemimpinan... 8

a. Fungsi Instruktif... 9

b. Fungsi konsultatif ... 10

c. Fungsi partisipasi ... 10

d. Fungsi Delegasi ... 11

e. Fungsi Pengendalian ... 12

3. Syarat pemimpin yang ideal ... 14

1.5.2 Efektivitas kerja Pegawai ... 21

1. Pengertian efektivitas ... 21

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja ... 23

3. Pengaruh Fungsi kepemimpinan terhadap efektivitas kerja ... 25

1.6 Hipotesis ... 26

1.7 Definisi konsep ... 27

1.8 Defenisi operasional ... 27

1.8 Sistematika penulisan ... 29


(6)

2.1 Bentuk Penelitian ... 31

2.2 Lokasi Penelitian ... 31

2.3 Populasi dan sampel ... 32

2.4 Teknik pengumpulan data ... 32

2.5 Teknik pengumpulan skor ... 33

2.6 Teknik analisa data ... 34

BAB III DESKRIPSI GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 38

3.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama medan kota ... 38

3.2 Visi dan Misi kantor pelayanan pajak pratama medan kota ... 42

3.3 Struktur organisasi kantor pelayanan pajak pratama medan kota ... 43

3.4 Uraian tugas dan fungsi ... 44

BAB IV PENYAJIAN DATA ... 50

4.1 Identitas responden ... 50

4.2 Variabel jawaban responden ... 53

4.2.1.Fungsi kepemimpinan ( Variabel X ) ... 53

4.2.2 Efektivitas Kerja Pegawai ( Variabel Y ) ... 62

BAB V ANALISA DATA ... 72

5.1 Fungsi kepemimpinan (X) ... 72

5.2 Evaluasi Tentang Kepemimpinan ... 78

5.3 Efektivitas Kerja Pegawai (Y) ... 79

5.4 Evaluasi Tentang Efektivitas Kerja Pegawai ... 84

5.5 Analisis Korelasi ... 85

5.6 Koefisien Determinant ... 87

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 88

6.1 Kesimpulan ... 88

6.2 Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Pegawai Per seksi/Bagian/Kelompok Di KPP Pratama Medan

kota ... 49

Tabel 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 50

Tabel 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia ... 51

Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Massa Kerja ... 52

Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Pangkat/Golongan ... 52

Tabel 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 53

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Frekuensi Pimpinan Dalam Memberikan Penjelasan Tugas Kepada Bawahan ... 53

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Perintah Yang Dijalankan Oleh Pegawai ... 54

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kemampuan Pemipin Mengikut Sertakan Pegawai Dalam Mengambil Keputusan Untuk Menyusun Program Kerja ... 55

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kemampuan Yang Dimiliki Pimpinan Dalam Memberikan Arahan Dan Petunjuk,Pada Saat Dihadapkan Pada Persoalan Pekerjaan ... 56

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Kemampuan Yang Dimiliki Pimpinan Dalam Meningkatkan Kerja Sama Diantara Bawahan Dan Yang Menyarankan Agar Tidak Mencampuri Urusan Pegawai Lainnya... 57


(8)

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tinkat Frekuensi Pimpinan Dalam Melibatkan Seluruh Pegawai Untuk Ikut Dalam Pelaksanaan Program Organisasi Yang Sesuai Dengan Tugasnya Masing-Masing . 58 Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kemampuan Pemimpin

Dalam Memberikan Pelimpahan Wewenang Kepada Bawahan Untuk Menyelesaikan Pekerjaan ... 59 Tabel 4.13Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pemimpin Dalam Mengawasi Pekerjaan Bawahan ... 60 Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Kemamuan

Pimpinan Dalam Memberikan Arahan Dan Bimbingan Ketika Pegawai Membuat Kesalahan Dalam Pekerjaan ... 61 Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Pencapaian Tujuan

Organisasi ... 62 Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Efektivitas Program Organisasi Yang Sudah Dijalankan ... 63 Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pemberitahuan Tujuan

Organsasi Kerja Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota . 64 Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keikut Sertaan Pegawai

Dalam Mewujudkan Tujuan Organisasi ... 65 Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Frekuensi Pegawai

Dalam Memanfaatkan Waktu Yang Efesien Dalam Bekerja ... 66 Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Frekuensi Pegawai


(9)

Tabel 4.21 Distribusi Jawaban Responden Dalam Hal Pemberian Waktu Dalam Menyelesaikan Pekerjaan ... 67 Tabel 4.22 Distribusi Jawaban Responden Dalam Hal Nunda-Nunda Pekerjaan 68 Tabel 4.23 Distribusi Jawaban Responden Tentang Manfaat Fungsi Pemimpin

Dalam Menciptakan Efektivitas Kerja ... 68 Tabel 4.24 Distribusi Jawaban Responden mengenai tingkat pemahaman pegawai dalam mengerjakan tugas/bidang kerja yang harus dikerjakan ... 69 Tabel 4.25 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kapasitas Pegawai Dalam

Menyelesaikan Pekerjaan Sesuai Dengan Target Yang Telah Ditentukan ... 70 Tabel 4.26 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pemimpin Menerima Hasil

Pekerjaan Oleh Pegawai ... 71 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Fungsi Pemimpin

(Variabel X)... 78 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jaawaban Responden Tentang Efektivitas Kerja


(10)

ABSTRAK

PENGARUH KEPEMIMPIN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN

KOTA

Nama : Rezki Taher

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Pembimbing : Dra. Elita Dewi, M.SP

Kepemimpinan akan berlangsung efektif bila mampu memenuhi fungsinya. Maksud fungsi di sini adalah jabatan dari pekerjaan yang dilakukan. Untuk itu setiap pemimpin harus mampu menganalisa situasi sosial kelompok organisasinya, yang dapat di manfaatkan dalam mewujudkan fungsi kepemimpinan yakni dengan cara kerja sama. Fungsi kepemimpinan ini berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan organisasinya, yang mengisaratkan bahwa setiap pemimpin berada dalam situasi sosial tersebut. Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian dalam situasi kelompok organisasinya.

Efektivitas kerja pegawai merupakan suatu usaha pegawai untuk menciptakan tujuan organisasi yang sesuai dengan standart organisasi. Efektifitas pegawai sangat tergantung pada sumber daya manusianya, karena pada hakikatnya keberhasilan organisasi merupakan keberhasilan yang dicapai oleh perorangan dalam organisasi tersebut.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur seberapa besar pengaruh kepemimpinan terhadap efektivitas kerja pegawai pada kantor pelayanan pajak pratama medan kota. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan metode pendekatan korelasi yang terdiri dari 86 sampel. Setelah melakukan pengumpulan data baik melalui kuesioner dan observasi langsung kelapangan kemudian di analisa berdasarkan analisa koefisien korelasi produk moment yang menghasilkan nilai r sebesar 0,188% dan nilai koefisien determinant (D) sebesar 3,54% yang artinya sebanyak 96,47% disebabkaan oleh factor lain-lain. Dengan demikian terbukti bahwa pemimpin cukup menunjang efektifitas kerja pegawai pada kantor pelayanan pajak pratama medan kota.

Kata Kunci (keywords) : Kepemimpinan, Efektivitas Kerja , Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan nasional Indonesia adalah terbangun atas pengalam seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya, dengan pancasila sebagai dasar, tujuan, dan pedomannya. Untuk membangun sebuah bangsa diperlukan dana untuk pendukungnya karena dalam menjalankan pembangunan diperlukan banyak biaya. Untuk memenuhi biaya pembangunan salah satu sumbernya adalah dari pajak.

Kewenangan pengelolaan pajak dilimpahkan secara dekonsentralisasi ke direktorat jenderal pajak dan selanjutnya kantor pelayanan pajak pratama di seluruh Indonesia. Setiap kantor pelayanan pajak menjalankan tugas administrasi yang berkaitan dengan perpajakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Masing-masing kantor pajak di Indonesia telah diberikan target penerimaan pajak di wilayahnya masing-masing. Dalam pemenuhan target tersebut maka diperlukan fungsi kepemimpinan yang baik agar tercapai tujuan organisasi tersebut sesuai dengan yang telah ditetapkan. Menurut Miftah Thoha (2010:9) kepemimpinan adalah kegiatan untuk memengaruhi perilaku orang lain, atau seni memengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok.

Pemimpin dapat mempengaruhi moral, kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Kemampuan dan keterampilan dalam pengarahan adalah faktor penting efektivitas


(12)

suatu organisasi bila organisasi dapat mengindentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan, kemampuan untuk menyeleksi pemimpin yang efektif akan meningkat. Dan bila organisasi dapat mengindintifikasikan perilaku dan teknik-teknik kepemimpinan efektif organisasi, berbagai prilaku dan teknik tersebut dapat dipelajari.

Pada sebuah organisasi pemerintahan, kesuksesan atau kegagalan tugas dan penyelengaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh kepemimpinan melalui kepemimpinan yang didukung oleh kapasitas organisasi yang memadai, maka penyelengaraan tata pemerintahan yang baik maka akan terwujud sebaliknya kelemahan kepemimpinan merupakan salah satu sebab keruntuhan kinerja biarokrasi di Indonesia. Kepemimpinan (leadership) dapat dikatakan sebagai cara dari seorang pemimpin dalam mengarahkan, mendorong dan mengatur seluruh unsur didalam kelompok atau organisasinya untuk mencapai tujuan organisasi yang diinginkan sehingga menghasilkan kinerja pegawai yang maksimal.dengan meningkatnya kinerja pegawai berarti tercapainya hasil kerja seseorang dalam mewujudkan tujuan organisasi.

Proses mempengaruhi dari seorang pemimpin memiliki andil yang besar dalam memotivasi kinerja pegawai. Untuk itu mendapatkan kepemimpinan yang baik maka diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kompeten dan berintegritas tinggi. Sumber daya manusia, memegang peranan yang tidak bisa dianggap remeh, karena disinilah gerak roda perusahaan dimulai, terutama untuk menempatkan seorang pemimpin, karena seorang pemimpin yang akan menentukan sebuah arah kebijakan suatu perusahaan. Pemimpin juga harus mampu mengendalikan dan mengkoordinasikan sumber daya manusia yang


(13)

dipimpinnya, karena sumber daya manusia adalah aset perusahaan yang tidak bisa dipandang remeh. Seorang pemimpin baru dapat dikatakan seorang pemimpin yang efektif, apabila pemimpin tersebut sudah dapat menerapkan sistem kepemimpinan secara tepat. Kepemimpinan tersebut sangat diperlukan dalam rangka mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sesuai dengan keinginan pemimpin tanpa merasa terpaksa. Penerapan kepemimpinan yang tepat akan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.

Suatu organisasi pada dasarnya adalah suatu bentuk kerja sama antar dua orang atau lebih. Baik yang disebut organisasi maupun kelompok, tujuannya adalah untuk mencapai sesuatu yang diinginkan . Jika sesuatu yang ingin dicapai itu bener dapat diraih, maka tujuannya efektif. Efektivitas adalah suatu kontinum yang merentang dari efektif, kurang efektif, sedang-sedang, sangat kurang, sampai tidak efektif (Sigit, 2003:2).

Terintergrasinya kebijakan pimpinan dan pekerjaan teknis operasional para karyawan sangat menentukan bagi pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan sehingga tujuan memaksimalkan keuntungan dan efektivitas kerja dapat tercapai. Efektivitas kerja dapat juga ditujukan oleh suatu keadaan dari para karyawan yaitu adanya kepuasan dari para karyawan sehingga pengukuran efektivitas kerja karyawan dapat diukur dari kepuasan karyawan dalam bekerja. Kepuasan karyawan dapat diketahui dari harapan (ekspektasi) dan keadaan yang diterima oleh karyawan (perceived performance) antara harapan dan keadaannya adalah sama, sedangkan apabila tidak puas berarti tidak samanya harapan dan keadaan yang diterima.


(14)

Kantor pelayanan pajak pratama Medan kota adalah suatu instansi pemerintah. Oleh karna itu, pentingnya tugas, fungsi dan wewenang kantor pelayanan pajak pratama untuk pembangunan negara maupun daerah dalam hal memperoleh pendapatan negara melalui pajak. Kantor pelayanan pajak pratama Medan kota, yang berkerja untuk pendapatan negara sudah seharusnya memberi pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Untuk mendapatkan pelayanan yang demikian, pegawai kantor pelayanan pajak pratama Medan kota harus efektif mungkin dalam menjalankan pekerjaannya. Namun sayang pada prakteknya, sering kali ditemukan pegawai yang tidak berkerja efektif sebagaimana mestinya. Misalnya saja para pegawai sering kali datang terlambat masuk kerja dari jam kerja yang telah ditentukan, bahkan meninggalkan kantor sebelum jam kerja berakhir. Selain itu fasilitas-fasilitas pendukung bagi para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan masih minim, sehingga terkadang mereka memberikan pelayanan yang kurang memuaskan terhadap masyarakat. Disinilah dituntut kepemimpinan seorang kepala kantor pelayanan pajak dalam mengelola para bawahannya agar lebih efektif dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya demi menciptakan aparatur pemerintahan yang baik dan sehat.

Untuk mencapai efektivitas kerja yang diinginkan kepala kantor pelayanan pajak patama Medan kota harus menjalankan fungsi dan tugas dengan cara memotivasi para pegawainya dan juga selalu berkomunikasi, agar para pegawainya menyadari bahwa mereka memang dibutuhkan dan tidak dibeda-bedakan, sehingga mereka mengerjakan pekerjaan mereka dengan sebaik-baiknya, demi kemajuan bersama. Kepala kantor pelayanan pajak juga dibutuhkan untuk mengontrol kegiatan para pegawai apakah berjalan dengan tujuan yang ingin di


(15)

capai atau tidak. Kepala kantor pelayanan pajak dan pegawai haruslah saling bekerja sama dalam usaha pencapaian tersebut. Masing-masing dari mereka haruslah menyadari tugas dan tanggung jawabnya.

Hal ini yang mendorong penulis untuk mengkaji dan meneliti masalah fungsi kepemimpinan kantor pelayanan pajak yang dikaitkan dengan efektivitas kerja pegawai. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis mengupayakan suatu kajian ilmiah dalam judul penelitian sebagai berikut “Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota”.

1.2. Perumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh fungsi kepemimpinan terhadap efektivitas kerja pegawai pada kantor pelayanan pajak pratama Medan kota.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Untuk mengetahui bagaimana fungsi kepemimpinan pada kantor pelayanan

pajak pratama Medan kota.

2. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas kerja pegawai pada kantor pelayanan pajak pratama Medan kota.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh fungsi kepemimpinan terhadap efektivitas kerja pegawai pada kantor pelayanan pajak pratama Medan kota.


(16)

1.4. Manfaat Penelitian

Disamping tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini, penelitian ini juga dapat bermanfaat. Adapun manfaat yang ingin dicapai oleh penulis adalah:

1. Secara subjektif, sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah,sistematis, dan kemampuan untuk menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari Program Studi Ekstensi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau sumbangan pemikiran bagi KPP Pratama Medan Kota sebagai salah satu bentuk untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap efektivitas kerja pegawai pada KPP Pratama Medan Kota.

3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik langsung maupun secara tidak langsung bagi kepustakaan Program Studi Ekstensi Ilmu Administrasi Negara.

1.5. Kerangka Teori 1.5.1 Kepemimpinan

1. Pengertian kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin, yang berarti seseorang yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan dan kelebihan dalam satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktifitas demi tercapainya suatu maksud dan beberapa tujuan (kartoni,


(17)

2005:76).Menurut (Rivai, 2004:64), kepemimpinan pada dasarnya mempunyai pokok pengertian sebagai sifat, kemampuan, proses, dan atau konsep yang dimiliki oleh seseorang sedemikian rupa sehingga ia diikuti, dipatuhi, dihormati dan orang lain bersedia dengan penuh keikhlasan melakukan perbuatan atau kegiatan yang telah dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan sebagai proses untuk mempengaruhi orang lain.Umar (2008:38) mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses pengarahan dan usaha mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok.

Sedangkan Menurut Hasibuan (2003:170) “Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi”.Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain agar mau berperan serta dalam rangka memenuhi tujuan yang telah ditetapkan bersama.

Dimana defenisi kepemimpinan akhirnya dikategorikan menjadi tiga elemen. (Susanto, 2003:115), yakni :

1. Kepemimpinan merupakan proses ;

2. Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi (hubungan) antara pimpinan dan bawahan;

3. Kepemimpinan merupakan ajakan kepada orang lain

Dari berbagai pengertian diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa secara umum pengertian pemimpin adalah suatu kewanangan yang disertai kemampuan seseorang dalam memberikan pelayanan untuk menggerakan orang-orang yang berada dibawah koordinasinya dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan suatu organisasi.


(18)

2. Fungsi Kepemimpinan

Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan yang efektif, maka kepemimpinan tersebut harus dijalankan sesuai dengan fungsinya. Sehubungan dengan hal tersebut, menurut nawawi (1995:74), fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam, bukan berada diluar situasi itu. Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian didalam situasi sosial kelompok atau organisasinya.

Kepemimpinan yang efektif hanya akan terwujud apabila dijalankan sesuai dengan fungsinya. Fungsi kepemimpinan itu berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok atau organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam intraksi antar individu di dalam situasi sosial suatu kelompok atau organisasi karena fungsi kepemimpinan sangat mempengaruhi maju mundurnya suatu organisasi, tanpa ada penjabaran yang jelas tentang fungsi pemimpin mustahil pembagian kerja dalam organisasi dapat dapat berjalan dengan baik.

Sondang P. Siagian (1999:47) dalam bukunya Teori dan Praktek Kepemimpinan mengatakan beberapa fungsi kepemimpinan sebagai berikut:

1. Pimpinan sebagai penentu arah dalam usaha pencapaian tujuan

2. Pemimpin sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak di luar organisasi


(19)

4. Pemimpin sebagai mediator, khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama dalam menangani situasi konflik

5. Pemimpin sebagai integrator yang efektif, rasional, objektif dan netral

Fungsi kepemimpinan menurut Rivai (2002:119), bahwa kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu.

Fungsi kepemimpinan menurut Nawawi (1995:74) memiliki dua dimensi yaitu :

1. Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinnya.

2. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan pemimpin.

Sehubungan dengan dua dimensi tersebut, menurut Hadari Nawawi (1995:75), secara operasional dapat dibedakan dengan lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu :

a. Fungsi Instruktif

Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bila mana (waktu memulai melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang


(20)

yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah. Dalam hal ini fungsi orang yang dipimpin adalah sebagai pelaksana perintah. Inisiatif tentang segala sesuatu yang ada kaitannya dengan perintah tersebut, sepenuhnya adalah merupakan fungsi pemimpin, fungsi ini juga berarti bahwa keputusan yang ditetapkan pemimpin tanpa kemauan para bawahannya tidak akan berarti. Jika perintah tidak dilaksanakan juga tidak akan ada artinya. Intinya,kemampuan bawahan menggerakan pegawainya agar melaksanakan perintah, bersumber dari keputusan yang ditetapkan. Perintah yang jelas dari pimpinan berati juga sebagai perwujudan proses bimbingan dan pengarahan yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan organisasi.

b. Fungsi Konsultatif

Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan sebagai usaha untuk menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan mungkin perlu konsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya. Konsultasi yang dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feed back), yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.

c. Fungsi Partisipasi

Dalam menjalankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kesepakatan yang dijabarkan dari


(21)

tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing. Fungsi ini tidak sekedar berlangsung dua arah, tetapi juga perwujudan pelaksanaan hubungan manusia yang efektif antara pemimpin dan orang yang dipimpin baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Sekalipun memiliki kesempatan yang sama bukan berarti setiap orang bertindak semaunya, tetapi harus dilakukan dan dikerjakan secara terkendali dan terarah yang merupakan kerjasama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Dengan demikian musyawarah menjadi hal yang sangat penting dalam kesempatan berpartisipasi melaksanakan program organisasi. Pemimpin tidak sekedar mampu membuat keputusan dan memerintahkan pelaksanaannya, akan tetapi pemimpin harus tetap dalam posisi sebagai pemimpin yang melaksanakan fungsi kepemimpinan bukan sebagai pelaksana.

d. Fungsi Delegasi

Dalam melaksanakan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan seorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh pemimpin seorang diri. Jika pemimpin berkerja seorang diri, ia pasti tidak dapat berbuat banyak dan mungkin dapat menjadi tidak berarti sama sekali. Oleh karena itu sebagian wewenang perlu didelegasikan kepada para bawahannya agar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.


(22)

e. Fungsi Pengendalian

Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkannya melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan. Dalam melakukan kegiatan tersebut berarti pemimpin berusaha mencegah terjadinya kekeliruan atau kesalahan setiap perseorangan dalam melaksanakan beban kerja atau perintah dari pimpinannya.

Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut diatas, diselenggarakan dalam aktifitas kepemimpinan secara intergral. Aktifitas atau kegiatan kepemimpinan yang bersifat intergral tersebut dalam hal pelaksanaannya akan berlangsung sebagai berikut :

a. Pemimpin berkewajiban mejabarkan program kerja yang menjadi keputusan yang kongkrit untuk dilaksanakan sesuai dengan prioritasnya masing-masing keputusan-keputusan itu harus jelas hubungannya dengan tujuan kelompok/organisasi.

b. Pemimpin harus mampu menterjemahkan keputusan-keputusan menjadi intruksi yang jelas, sesuai dengan kemampuan anggota yang melaksanakan, Setiap anggota harus mengetahui dari siapa intruksi diterima dan pada siapa di pertanggung jawabkan.

c. Pemimpin harus berusaha untuk mengembangkan dan menyalurkan kebebasan berpikir dan mengeluarkan pendapat baik secara perorangan maupun kelompok kecil. Pemimpin harus mampu menghargai gagasan,


(23)

pendapat, saran, kritik anggotanya sebagai wujud dari partisipasinya. Usaha mengembangkan partisipasi anggota tidak sekedar ikut aktif dalam melaksanakan perintah, tetapi juga dalam memberikan informasi dan masukan untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi pemimpin dalam membuat dan memperbaiki keputusan-keputusan.

d. Mengembangkan kerjasama yang harmonis, sehingga setiap anggota mengerjakan apa yang harus dikerjakannya, dan bekerjasama dalam mengerjakan sesuatu yang memerlukan kebersamaan. Pemimpin harus mampu memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap kemampuan, prestasi atau kelebihan yang dimiliki setiap anggota kelompok/organisasinya. e. Pemimpin harus membantu dalam mengembangkan kemampuan

memecahkan masalah dan mengambil keputusan sesuai dengan batas tanggung jawab masing-masing. Setiap anggota harus didorong agar tumbuh menjadi orang yang mampu menyelesaikan masalah-masalahnya, dengan menghindari ketergantungan yang berlebihan dari pemimpian atau orang lain. Setiap anggota harus dibina agar tidak menjadi orang yang selalu menunggu perintah. Namun diharapkan setiap anggota/bawahan adalah orang yang inisiatif artinya mampu berkerja dengan sendirinya karena kesadaran bahwa pemimpin memiliki tanggungjawab.


(24)

3. Syarat Pemimpin Yang ideal

Secara garis besar, seorang pemimpin idealnya memiliki tiga kategori umum, yakni (Arep, 2002:241)

1. Kemampuan menganalisa dan menarik kesimpulan yang tepat. Ia harus mampu menganalisa sesuatu masalah, situasi atau serangkaian keadaan tertentu dan menarik kesimpulan-kesimpulan yang tepat.

2. Kemampuan untuk menyusun suatu organisasi serta dapat menyeleksi dan menempatkan orang-orang yang tepat untuk mengisi jabatan dalam organisasi yang bersangkutan.

3. Kemampuan untuk membuat sedemikian rupa, agar organisasi yang bersangkutan berjalan lancar untuk menuju tujuan, cita-cita dan putusan dari tingkat yang lebih tinggi kepada bawahan-bawahannya, agar tujuan dan putusan-putusan itu dapat diterima dengan baik.

Ketiga kemampuan tersebut, idealnya dimiliki oleh seseorang pemimpin agar organisasi maju dan berkembang. Yang harus diingat, fungsi pemimpin juga harus dapat memotivasi staf/pegawainya dan Mampu untuk menimbulkan kepercayaan pada diri orang lain. Untuk itu dibutuhkan sejumlah persyaratan yang harus dipunyai oleh seorang pemimpin, yakni :

1. Harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang alat-alat teknis dan prosedur-prosedur yang dipergunakan oleh para pegawainya, sehingga ia dapat member petunjuk-petunjuk dalam mengoprasikan alat-alat setra prosedur-prosedur yang diperlukan.

2. Pengetahuan dan pengertian tentang garis-garis besar kebijaksanaan organisasi.


(25)

3. Seorang pemimpin harus senantiasa setia memegang teguh setiap ucapannya. Ia harus senantiasa menepati janjinya, jika ingin menanam kepercayaan bawahannya.

4. Seorang pepemimpin harus mampu memberikan penilaian yang baik terhadap semua permasalahan, baik yang bersifat kedinasan maupun yang bersifat pribadi.

5. Tabah dalam usahanya untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin harus mempunyai keyakinan yang teguh atas segala sesuatu yang ingin dicapainya. Tegasnya ia harus tabah dan tekun untuk mencari cara-cara melakukan sesuatu sampai mendapatkan yang paling tepat untuk mencapai tujuan organisasi.

6. Kemampuan untuk memberikan pengertian tanpa menimbulkan kesalah pahaman dalam dalam menjelaskan/mengemukakan tujuan organisasi kepada pihak lain.

7. Kemampuan untuk mendengarkan secara simpatik, baik berupa usul-usul maupun berupa kritikan dari pihak lain maupun dari pihak bawahannya. 8. Senantiasa menaruh minat yang tulus dan ikhlas terhadap orang lain, atulus

terhadap kesejahteraan bagi pihak yang dipimpinnya.

9. Kemampuan untuk memahami manusia serta reaksinya. Seorang pemimpin harus paham benar akan manusia baik manusia sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok dan mengetahui mengapa ia bertindak sedemikian rupa.


(26)

10.Seseorang pemimpin harus senantiasa waspada untuk selalu bersikap objektif dan jangan sampai membiarkan putusannya dipengaruhi oleh sentiment orang lain.

11.Seseorang pemimpin harus senantiasa bersikapterus terang dan transparan. Ia tidak boleh membiarkan orang lain berkata terhadap dirinya ; “ia selalu ingin rahasia dan tertutup”.

Tugas pokok kepemimpinan yang berupa mengantarkan, mengelompokkan, memberi petunjuk, mendidik, membimbingan sebagainya, agar para bawahan mengikuti jejak pemimpin demi mencapai tujuan organisasi, hanya dapat melaksanakan secara baik bila seorang pemimpin menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Fungsi-fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Perencanaan

Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi. Manfaat-manfaat tersebut antara lain :

a. Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaanuntuk memutuskan apa yang akan dilakukan

b. Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan-keputusan yang berdasarkan atas fakta-fakta yang diketahui

c. Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukan dan tujuan atau target yang akan dicapai.

Perencanaan meliputi dua hal, yaitu :

a. Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka pendek, pada keadaan darurat, dan kegiatan yang bersifat terus menerus.


(27)

b. Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan atas dasar jangka panjang dan menentukan prosedur-prosedur yang diperlukan

2. Fungsi memandang ke depan

Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlanguung terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.

3. Fungsi pengembangan loyalitas

Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga untuk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari-hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

4. Fungsi Pengawasan

Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan-hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut jalan yang telah ditetapkan dalam rencana.


(28)

5. Fungsi mengambil keputusan

Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya.

Dalam setiap pengambilan keputusan selalu diperlukan kombinasi yang sebaik-baiknya dari :

a. Perasaan, firasat atau intuisi

b. Pengumpulan, pengolahan, penilaian dan interpretasi fakta-fakta secara rasional-sistematis.

c. Pengalaman baik yang langsung maupun tidak langsung. d. Wewenang formal yang dimiliki oleh pengambil keputusan.

Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin dapat menggunakan metode-metode sebagai berikut :

a. Keputusan-keputusan yang sifatnya sederhana individual artinya secara sendirian.

b. Keputusan-keputusan yang sifatnya seragam dan diberikan secara terus menerus dapat diserahkan kepada orang-orang yang terlatih khusus untuk itu atau dilakukan dengan menggunakan komputer.

c. Keputusan-keputusan yang bersifat rumit dan kompleks dalam arti menjadi tanggung jawab masyarakat lebih baik diambil secara kelompok atau majelis.


(29)

Keputusan-keputusan yang bersifat rumit dan kompleks sebab masalahnya menyangkut perhitungan-perhitungan secara teknis agar diambil dengan bantuan seorang ahli dalam bidang yang akan diambil keputusannya.

6. Fungsi memberi motivasi

Seorang pemipin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.

Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil tindakan terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah berbuat salah sehingga merugikan organisasi, dengan jalan memberi celaan, teguran, dan hukuman yang setimpal dengan kesalahannya. Untuk melaksanakan fungsi fungsi ini sebaik- baiknya, seorang pemimpin perlu menyelenggarakan daftar kecakapan dan kelakuan baik bagi semua pegawai sehingga tercatat semua hadiah maupun hukuman yang telah diberikan kepada mereka.

Menurut Lassey (2008:157),dua macam fungsi kepemimpinan, yaitu : 1. Fungsi menjalankan tugas

Fungsi ini harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Yang tergolong fungsi ini adalah :

a. Kegiatan berinisiatif, antara lain usul pemecahan masalah, menyarankan gagasan-gagasan baru, dan sebagainya.


(30)

b. Mencari informasi, antara lain mencari klasifikasi terhadap usul-usul atau saran serta mencari tambahan informasi yang diperlukan.

c. Menyampaikan data atau informasi yang sekiranya ada kaitannya dengan pengalamannya sendiri dalam menghadapi masalah yang serupa.

d. Menyampaikan pendapat atau penilaian atas saran-saran yang diterima. e. Memberikan penjelasan dengan contoh-contoh yang lebih dapat

mengembangkan pengertian.

f. Menunjukkan kaitan antara berbagai gagasan atau saran-saran dan mencoba mengusulkan rangkuman gagasan atau saran menjadi satu kesatuan.

g. Merangkum gagasan-gagasan yang ada kaitannya satu sama lain menjadi satu dan mengungkapkan kembali gagasan tersebut setelah didiskusikan dalam kelompok.

h. Menguji apakah gagasan-gagasan tersebut dapat dilaksanakan dan menilai keputusan-keputusan yang akan dilaksanakan.

i. Membandingkan keputusan kelompok dengan standar yang telah ditetapkan dan mengukur pelaksanaannya dengan tujuan yangb telah ditetapkan.

j. Menentukan sumber-sumber kesulitan, menyiapkan langkah-langkah selanjutnya yang diperlukan, dan mengatasi rintangan yang dihadapi untuk mencapai kemajuan yang diharapkan.

2. Fungsi pemeliharaan

Fungsi ini mengusahakan kepuasan, baik bagi pemeliharaan dan pengembangan kelompok untuk kelangsungan hidupnya. Yang termasuk fungsi ini antara lain :


(31)

a. Bersikap ramah, hangat dan tanggap terhadap orang lain, mau dan dapat memuji orang lain atau idenya, serta dapat menerima dan menyetujui sumbangan fikiran orang lain.

b. Mengusahakan kepada kelompok, mengusahakan setiap anggota berbicara dengan waktu yang dibatasi, sehingga anggota kelompok lain berkesempatan untuk mendengar.

c. Menentukan penggunaan standar dalam pemilihan isi, prosedur dan penilaian keputusan serta mengingatkan kelompok untuk meniadakan keputusann yang bertentangan dengan pedoman kelompok.

d. Mengikuti keputusan kelompok, menerima ide orang lain, bersikap sebagai pengikut/pendengar sewaktu kelompok sedang berdiskusi dan mengambil keputusan.

e. Menyelesaikan perbedaan-perbedaan pendapat dan bertindak sebagai penengah untuk mengkompirmasikan pemecahan masalah.

1.5.2. Efektifitas Kerja Pegawai 1. Pengertian Efektifitas kerja

Setiap organisasi selalu dihadapkan pada persoalan keterbatasan sumber daya manusia dalam mencapai tujuannya. Interaksi antar berbagai sumberdaya manusia dalam mencapai tujuannya. Interaksi antar berbagai sumber daya tersebut harus dikelola dengan baik sehingga dapat mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Secara sederhana efektivitas kerja dapat didefenisikan sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu tepat pada sasaran.


(32)

Efektivitas merupakan unsur pokok aktivitas organisasi dalam mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Bila dilihat dari aspek segi keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Selanjutnya dari aspek kecepatan waktu, maka efektivitas tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan tepat pada waktunya dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang disediakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam program yang telah disusun sebelumnya.

Menurut komarudin (2000:269) “ Efektivitas adalah suatu keadaan dalam mencapai tujuan. Manajemen yang efektif perlu disertai dengan manajemen yang efisien. Tercapainya, tujuan mungkin hanya dapat dilakukan dengan penghamburan dan, oleh karena itu manajemen tidak boleh hanya diukur dengan efektifitas tetapi juga diperlukan efisiensi”.

Sedangkan menurut Sondang P. Siagian (1985:151) mengenai efektivitas kerja yaitu penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya yang telah ditetapkan, artinya apakah pelaksanaan sesuatu tugas dinilai baik atau tidak, bergantung pada bilamana tugas itu diselesaikan dan tidak terutama menjawab pertanyaan bagaimana cara melaksanakan dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu.

Menurut Sondang P. Siagian (1985: 151) terdapat empat hal yang menonjol dalam unsur efektivitas yaitu ;

a. Pencapaian tujuan, yaitu suatu kegiatan dikatakan efektif apabila dapat mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Ketetapan waktu yaitu suatu kegiatan yang dikatakan efektif apabila penyelesaian atau pencapaian tujuan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan..


(33)

c. Manfaat, yaitu suatu kegiatan yang dikatakan efektif apabila tujuan itu bermanfaat bagi masyarakat setempat sesuai dengan kebutuhannya.

d. Hasil, yaitu suatu kegiatan yang dikatakan efektif apabila kegiatan tersebut mendatangkan hasil.

Dengan demikian pengertian efektivitas kerja adalah keadaan yang menunjukan ketercapaiannya suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan pengerahan segala daya yang terdapat pada manusia melalui aktivitas-aktivitasnya.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja

Efektivitas yang diartikan sebagai keberhasilan melakukan program dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor yang dapat menentukan efektivitas kerja Karyawan berhasil dilakukan dengan baik atau tidak dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan. Tugas bawahan dapat berjalan dengan baik apabila dilakukan pemberitahuan (komunikasi) tentang pendelegasian tugas/tanggung jawab serta adanya evaluasi kerja dari pimpinan. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja dalam organisasi :

1. Waktu

Ketepatan waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan merupakan faktor utama. Semakin lama tugas yang dibebankan itu dikerjakan, maka semakin banyak tugas lain menyusul dan hal ini akan memperkecil tingkat efektivitas kerja karena memakan waktu yang tidak sedikit.

2. Tugas

Bawahan harus diberitahukan maksud dan pentingnya tugas-tugas yang didelegasikan kepada karyawan.


(34)

3. Produktivitas

Seorang karyawan mempunyai produktivitas kerja yang tinggi dalam bekerja tentunya akan dapat menghasilkan efektivitas kerja yang baik demikian pula sebaliknya

4. Motivasi

Manajer dapat mendorong bawahan melalui perhatian pada kebutuhan dan tujuan mereka yang sensitif. Semakin termotivasi karyawan untuk bekerja secara positif semakin baik pula kinerja yang dihasilkan.

5. Evaluasi Kerja

Manajer memberikan dorongan, bantuan dan informasi kepada bawahan,sebaliknya bawahan harus melaksanakan tugas dengan baik dan menyelesaikan untuk dievaluasi tugas terlaksana dengan baik atau tidak

6. Pengawasan

Dengan adanya pengawasan maka kinerja karyawan dapat terus terpantau dan hal ini dapat memperkecil resiko kesalahan dalam pelaksanaan tugas.

7. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja adalah menyangkut tata ruang, cahaya alam dan pengaruh suara yang mempengaruhi konsentrasi seseorang karyawan sewaktu bekerja. 8. Perlengkapan dan Fasilitas

Adalah suatu sarana dan peralatan yang disediakan oleh pimpinan dalam bekerja. Fasilitas yang kurang lengkap akan mempengaruhi kelancaran karyawan dalam bekerja. Semakin baik sarana yang disediakan oleh perusahaan akan mempengaruhi semakin baiknya kerja seorang dalam mencapai tujuan atau hasil yang diharapkan.


(35)

Dari seluruh penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas kerja adalah suatu bentuk usaha yang dilaksanakan oleh para pegawai yang dilaksanakan secara bersama terhadap pencapaian dan pemenuhan beberapa ketentuan yang dicapai sesuai dengan standart yang berlaku dengan organisasi tersebut.

3. Pengaruh Fungsi Kepemimpinan Terhadap efektivitas Kerja Pegawai Fungsi kepemimpinan pada dasarnya mempunyai pokok pengertian sebagai usaha untuk mempengaruhi dan mengarahkan para pegawai untuk berkerja keras, memiliki semangat kerja yang tinggi dan memotivasi tinggi guna mencapai tujuan organisasi. Hal ini terutama terikat dengan fungsi mengatur hubungan antara individu atau kelompok dengan organisasi. Selain itu, fungsi pemimpin dalam mempengaruhi dan mengarahkan individu atau kelompok yang bertujuan untuk membantu organisasi bergerak kearah pencapaian tujuan organisasi.

Suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagai besar ditentukan oleh pemimpin. Hal ini dapat dilihat bagaimana seorang pemimpin dalam bersikap dan bertindak. Cara bersikap dan bertindak dapat terlihat dengan cara melakukan suatu pekerjaan. Suatu ungkapan mulia mengatakan bahwa pemimpin yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan. Hal ini merupakan ungkapan yang mendudukan posisi pemimpin dalam suatu instansi pemerintahan khususnya, pada posisi yang terpenting.

Sedangkan efektivitas kerja adalah penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal ini juga berkaitan dengan kuantitas dan kualitas kerja yang dihasilkan. Artinya yaitu


(36)

seberapa banyak pekerjaan yang dapat dilakukan dalam waktu yang telah ditentukan, dan apakah sesuai dengan mutu yang telah ditentukan, dan apakah sesuai dengan mutu yang telah ditargetkan atau tidak.

Tercapainya tujuan organisasi diharapkan tercapainya pula tujuan individu para bawahan. Suatu organisasi akan berhasil mencapai tujuan dan sasarannya apabila semua komponen organisasi berupaya menampilkan kinerja yang optimal termasuk peningkatan efektivitas kerjanya masing-masing. Seseorang pegawai akan efektif dalam melakukan pekerjaan apabila terdapat keyakinan dalam dirinya bahwa berbagai keinginan, kebutuhan, harapan dan tujuannya dapat tercapai.

Dalam hal ini dapat dilihat fungsi kepemimpinan pada kantor pelayanan pajak pratama Medan kota yaitu berusaha untuk mempengaruhi para pegawainya dengan cara memotivasi dan komunikasi untuk terus berkerja secara efektif sesuai dengan waktu dan tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain, efektif tidaknya pekerjaan yang dilakukan para pegawainya tergantung bagaimana cara atau sikap seorang dalam memimpin.

1.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara suatu penelitian yang mana kebenarannya perlu diuji serta dibuktikan melalui penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan,belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiono, 2010:70). Adapun hipotesis yang dikemukakan penulis adalah ada pengaruh fungsi kepemimpinan terhadap efektifitas kerja pegawai di kantor pelayanan pajak Medan kota


(37)

1.7 Definisi Konsep

Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1997:33).

Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interprestasi ganda dari variabel yang diteliti. Untuk mendapatkan balasan yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, maka dalam hal ini penulis mengemukakan definisi dari konsep yang akan dipergunakan :

1. Kepemimpinan adalah proses mengarahkan, membimbing, mempengaruhi atau mengawasi pikiran, perasaan, tindakan dan tingkah laku orang yang dipimpinnya.

2. Fungsi kepemimpinan merupakan situasi dimana pemimpin harus berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam, bukan berada diluar situasi itu. Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian didalam situasi sosial kelompok atau organisasinya.

3. Efektivitas kerja pegawai adalah penyelesaian pekerjaan tepat waktu yang telah ditetapkan oleh para setiap bagian yang ada didalam organisasi dalam keadaan yang menunjukan ketercapaiannya suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan pengerahan segala daya yang terdapat pada manusia melalui aktivitas-aktivitasnya.


(38)

4. Pengaruh kepemimpinan terhadap efektivitas kerja pegawai adalah sebagai usaha untuk mempengaruhi dan mengarahkan pegawai untuk bekerja keras agar dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dimana untuk mencapainya ada usaha mempengaruhi pegawai yang dilakukan pimpinan dengan cara memotivasi dan komunikasi yang berjalan dengan baik.

1.8. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur-unsur yang memberitahukan bagaimana mengukur suatu variabel sehingga dengan pengukuran tersebut dapat diketahui indikator-indikator apa saja untuk mendukung analisa dari variabel tersebut (Singarimbun, 1997:46).

1. Variabel (X)

Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi (1995:74), dengan indikator-indikatornya adalah :

a. Fungsi Instruktif

1. Penjelasan mengenai cara mengerjakan perintah

2. Kemampuan pemimpin dalam menggerakkan pegawainya agar melaksanakan perintah


(39)

b. Fungsi Konsultatif

1. Merumuskan serta mengambil keputusan selalu melibatkan bawahan dalam menyusun perencanaan program kerja

c. Fungsi Partisipasi

1. Kerja sama dengan tidak mencampuri tugas pegawai lainnya

2. Selalu melibatkan seluruh pegawai dalam pelaksanaan program organisasi yang sesui dengan tugasnya masing-masing

d. Fungsi Delegasi

1. Pelimpahan wewenang kepada bawahan dalam merumuskan dan mengambil keputusan

2. Variable Terikat (Y)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah efektivitas kerja pegawai, menurut Sondang P. Siagian (1985:151) indikator efektivitas kerja pegawai adalah :

a. Pencapaian tujuan, yaitu suatu kegiatan yang dikatakan efektif apabila dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Waktu yang digunakan, yaitu penyelesaian pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.


(40)

c. Manfaat, yaitu suatu kegiatan yang dikatakan efektif apabila tujuan itu bermanfaat bagi masyarakat setempat sesuai dengan kebutuhannya.

d. Hasil, yaitu suatu kegiatan yang dikatakan efektif apabila kegiatan tersebut mendatangkan hasil.


(41)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Bentuk Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Menurut Whitney (1960), metode deskriptif kuantitatif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif kuantitatif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan, sikap, pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena.

Agar dapat menganalisa data dan fakta yang diperoleh selama penelitian, maka untuk mencari pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat dengan mengunakan rumus statistik yaitu koefisien korelasi product moment. Dengan metode ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada didasarkan data dan fakta yang diperoleh.

2.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di kantor pelayanan pajak pratama Medan kota JL.Sukamulia No 17A, Medan.


(42)

2.3. Populasi dan Sampel

Sebelum melakukan penelitian, penulis harus menentukan terlebih dahulu populasi yang akan diteliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono,2006:90). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada di kantor pelayanan Pajak pratama Medan kota, yaitu sebanyak 86 orang.

Menurut Sugiono (2010:91) sampel adalah kelompok kecil yang kita amati dan merupakan bagian dari populasi sehingga karakteristik populasi juga oleh sampel. Apabila populasi kurang dari 100 orang, maka sampel di ambil secara keseluruhan, sedangkan populasi di atas 100, maka sampel di ambil 10% - 15% atau 20% - 25% dari populasi.

Dalam penelitian ini mempergunakan pengambilan sampel dengan teknik Sampling jenuh, karena populasinya kurang dari 100 orang maka teknik sampling yang diambil adalah semua anggota populasi sebanyak 86 orang pegawai kantor pelayanan pajak pratama Medan kota. Teknik ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Riduwan (2007:248). Sampling Jenuh adalah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus, maka jenis penelitian ini disebut sensus.

2.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dibagi menjadi dua cara, yaitu :


(43)

1. Pengumpulan data primer, yaitu data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti dan dilakukan melalui :

a. Penyebaran kuesioner, yaitu pemberian daftar pertanyaan yang dilengkapi dengan beberapa alternaif jawaban yang sudah tersedia.

b. Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung dan selanjutnya mengadakan pencatatan yang ditemukan terhadap gejala-gejala yang ditemukan di lapangan.

2. Pengumpulan data sekunder, data ini diperoleh dari :

a. Penelitian kepustakaan, cara ini ditempuh dengan mempelajari sejumlah buku, tulisan, dan karya ilmiah yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

b. Studi dokumentasi, cara ini dilakukan dengan jalan melakukan penelaahan terhadap catatan-catatan tertulis yang ada di lokasi penelitian.

2.5. Teknik Pengumpulan Skor

Melalui penyebaran angket yang berisikaan beberapa pertanyaan yang akan diajukan kepada responden, maka ditentukan skor pada setiap pertanyaan. Teknik pengukuran skor yang dilakukan dalam penelitian ini memakai skala likert untuk menilai jawab kuesioner (Sugiono, 2010:107). Penetuan ini dihitung berdasarkan alternatif jawabn (a,b,c,d, dan e) akan diberi skor sebagai berikut :

1. Untuk pilihan jawaban “a” diberi nilai/skor 5 2. Untuk pilihan jawaban “b” diberi nilai/skor 4 3. Untuk pilihan jawaban “c” diberi nilai/skor 3


(44)

4. Untuk pilihan jawaban “d” diberi nilai/skor 2 5. Untuk pilihan jawaban “e” diberi nilai/skor 1

Untuk mengetahui atau menentukan kategori jawaban responden dari masing-masing variabel tergolong tinggi, sedang atau rendah maka ditentukan skala intevalnya dengan cara sebagai berikut :

Skor tertinggi – Skor terendah Banyaknya bilangan Maka diperoleh : 5−1

5 = 0,8

Sehingga dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden masing-masing variabel yaitu :

1. Skor untuk kategori sangat tinggi = 4,2-5,0 2. Skor untuk kategori tinggi = 3,3-4,1

3. Skor untuk kategori sedang = 2,4-3,2 4. Skor untuk kategori rendah = 1,5-2,3

5. Skor untuk kategori sangat rendah = 0,8-1,4

Untuk menetukan jawaban responden tergolong sangat tinggi, tinggi, sedang,rendah, sangat rendah maka jumlah jawaban responden akan ditentukan rata-ratanya dengan membagi jumlah pertanyaan. Dari hasil pembagian tersebut akan diketahui jawaban responden termasuk kategori yang mana.

2.6. Teknik Analisis Data

Teknik analisa yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif dengan uji statistik yaitu dengan menggunakan rumus korelasi product


(45)

moment, yang digunakan untuk mengkaji hubungan atau pengaruh variabel bebas (X) dengan variable terikat (Y) .

Penggunaan teknik korelasi seperti ini didasarkan atas sumber data yang diperoleh penulis serta adanya interval data yang berguna melihat apakah jawaban responden teergolong sangat tinggi,tinggi,sedang,rendah,dan sangat rendah. Adapun metode statistik yang digunakan adalah :

1. Koefisien Korelasi Pearson Product Moment

Adapun rumus koefisien Korelasi Pearson Product Moment (Sugiyono, 2004:212) adalah sebagai berikut :

rxy =

Keterangan :

Rxy = Angka indeks Korelasi “r” Pearson Product Moment N = Populasi

∑xy = Jumlah Perkalian antra skor x dan Skor y

∑x = Jumlah skor x

∑y = Jumlah skor y

Untuk menentukan hubungan kedua variabel tersebut maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Nilai r yang positif menunjukkan pengaruh kedua variabel positif, artinya kenaikan nilai variabel yang satu diakui oleh nilai variabel yang lain.


(46)

b. Nilai r negatif menunjukkan pengaruh kedua variabel negatif,artinya menurunnya nilai variabel yang satu dngan diikuti meningkatnya nilai variabel yang lain.

c. Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak menunjukkan pengaruh, artinya variabel yang satu tetap meskipun yang lainnya berubah.

Untuk mengetahui adanya pengaruh yang tinggi atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r (Koefisien Korelasi), digunakan penafsiran interpretasi angka yang dikemukakan oleh (Sugiyono, 2004:214), yaitu:

-Antara 0,00 s/d 0,199 : hubungan sangat rendah -Antara 0,20 s/d 0,399 : hubungan rendah -Antara 0,40 s/d 0,599 : hubungan sedang -Antara 0,60 s/d 0,799 : hubungan tinggi

-Antara 0,80 s/d 1,000 : hubungan sangat tinggi.

Dengan nilai Rxy yang diperoleh, kita dapat melihat secara langsung melalui tabel korelasi yang menguji apakah nilai r yang kita peroleh tersebut berarti atau tidak, tabel korelasi ini mencatumkan batas-batas r yang signifikan tertentu, dalam hal ini signifikan,5,00(%) bila nilai r yang signifikan artinya hipotesis alternatif dapat diterima.


(47)

2.Koefisien Determinant

Teknik ini digunakanberapa persen besarnya pengaruh variabel bebas/ independen (X) terhadap variabel terikat/ dependen (Y).

Perhitungan dilakukan dengan menguadtratkan nilai koefisienpearson Product moment (rxy)2 D = (rx 100 (%)xy)2 x 100 (%)

Keterangan :

D = koefisien Determinant

(rxy)2= Koefisien Pearson Product Moment antara x dan y.


(48)

BAB III

GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMAMEDAN KOTA

3.1Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

Sejarah umum dari Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan Belanda, Kantor Pelayanan Pajak bernama Belasting, yang kemudian setelah kemerdekaan berubah menjadi Kantor Inspeksi Keuangan. Kemudian berubah lagi menjadi Kantor Inspeksi Pajak dengan induk organisasinya Direktorat Jendral Pajak Keuangan Republik Indonesia.

Di Sumatera Utara pada Tahun 1976 berdiri tiga Kantor Inspeksi Pajak, Yaitu: a. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan

b. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara c. Kantor Inspeksi Pajak Pematang Siantar

Di tahun 1978 Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dipecah menjadi dua yaitu Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Kisaran. Untuk memudahkan pelayanan pembayaran pajak dari masyarakat, dan dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat, maka didirikanlah kantor Inspeksi Pajak Medan Timur (sekarang Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur dan Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota). Dan untuk semakin memantapkan pelayanannya kepada masyarakat dalam pelayanan pembayaran pajak, maka berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Replubik Indonesia Nomor : 267/KMK.01/198, diadakanlah perubahan secara menyeluruh pada Direktorat Jendral Pajak yang mencakup reorganisasi Kantor Inspeksi Pajak yang diganti


(49)

nama menjadi Kantor Pelayan pajak, yang sekaligus dibentuknya Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.

Berdasarkan pada keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor Kep.758/KMK.01/1993 tertanggal 3 Agustus 1993,maka pada tanggal 1 April 1994 didirikanlah Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur.

Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur merupakan pecahan dari tiga Kantor Pelayanan pajak, yaitu:

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara

Dan terhitung mulai tanggal 1 April 1994, Kantor Pelayanan Pajak berubah menjadi 4 wilayah kerja, yaitu:

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara 4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai.

Berdasarkan Keputusan menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 443/KMK.01/2001 tentang “ Organisasi dan tata kerja Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak” dimana Kantor Pelayanan Pajak di Kota madya Medan Menjadi enam wilayah kerja, yaitu:

1. Kantor Pelayanan Pajak medan Timur, dengan ruang lingkup meliputi wilayah:

a. Kecamatan Medan timur b. Kecamatan Medan Area


(50)

c. Kecamatan Medan Tembung d. Kecamatan Medan Perjuangan

2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat, dengan ruang Lingkup meliputi wilayah:

a. Kecamatan Medan Barat b. Kecamatan Medan Sunggal c. Kecamatan Medan Petisah d. Kecamatan Medan Helvetia

3. Kantor Pelayanan Pajak Medan kota, dengan ruang lingkup meliputi wilayah: a. Kecamatan Medan kota

b. Kecamatan Medan Denai c. Kecamatan Medan Johor d. Kecamatan Medan Amplas

4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia,dengan ruang lingkup meliputi wilayah:

a. Kecamatan Medan Polonia b. Kecamatan Medan Maimun c. Kecamatan Medan Baru d. Kecamatan Medan Tuntungan e. Kecamatan Medan Selayang

5. Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan,dengan ruang lingkup meliputi wilayah:

a. Kecamatan Medan Belawan b. Kecamatan Medan Marelan


(51)

c. Kecamatan Medan Labuhan d. Kecamatan Medan Deli

6. Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai

Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota adalah sebagai institusi pemerintah yang mempunyai tugas pokok dalam menyelenggarakan urusan perpajakan. Karena Pajak merupakan kontribusi wajib kepada Negara yang berhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya untuk laporan rakyat.

Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota berada di Gedung Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah SUMUT I lantai 3 di jalan Sukamulia Nomor 17A Medan. Adapun sejarah singkat dari Kantor Pelayanan Medan Kota adalah sebagai berikut :

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota merupakan pecahan dari Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur yang berdasarkan kepada :

a. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 443/KMK/.01/2001 Tanggal 23 Juli 2001

b. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 58/kmk.01/2002 tanggal 26 Februari 2002

c. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 58/KMK/.01/2002 tanggal 26 Februari 2002

2. Yang mengepalai Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota saat ini adalah Bapak Yan Santoso Purba,SH.MM


(52)

Berdasarkan penjelasan sejarah Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan Kota berganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota pada tanggal 27 Mei 2008 Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 131/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan yang telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 54/PMK.01/2007 dan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jendral Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 67/PMK.01/2008.

3.2Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

Keberhasilan program modernisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, tidak hanya dapat membawa perubahan paradigma dan perubahan prilaku pegawai Direktorat Jenderal Pajak. Tetapi lebih jauh juga dapat memberikan dampak positif terhadap percepatan penerapan praktik-praktik “good governance” pada institusi pemerintah secara keseluruhan. Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktorat Jendral Pajak telah mencanangkan visi dan misi sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan. Adapun visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut:

VISI

“Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi”.


(53)

MISI

“Menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan undang-undang perpajakan dengan tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi”.

3.3Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota Struktur organisasi adalah suatu rangkaian yang mewujudkan pola tetap dari hubungan diantara bidang kerja, namun orang mewujudkan kedudukan, wewenang dan tanggung jawab dalam sistem kerjasama untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai bersama. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota dikepalai oleh seorang Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang terdiri atas Sub Bagian Umum dan beberapa seksi yang dipimpin oleh masing-masing seorang kepala seksi. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota membawahi 1(satu) bagian dan 10 (sepuluh) seksi, ditambah kelompok jabatan fungsional.

Adapun bidang-bidang yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota antara lain adalah sebagai berikut:

1. Sub Bagian Umum

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 3. Seksi Pelayanan

4. Seksi Penagihan 5. Seksi Pemeriksaan 6. Seksi Ekstensifikasi


(54)

8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 10. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 11.Kelompok Jabatan Fungsional

3.4UraianTugas dan Fungsi

Struktur organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota adalah sebagai berikut:

1. Kepala Kantor

Tugasnya adalah mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak tidak langsung lainnya dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) berdasarkan Undang-Undang yang berlaku.

2. Sub Bagian Umum Tugas:

a. Penerimaan dan penyampaian dokumen di KPP.

b. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di Sub bagian umum. c. Pelaksanaan pelantikan, sumpah dan serah terima jabatan serta

pengambilan sumpah Pegawai Negeri Sipil (PNS). d. Permintaan pengujian kesehatan pegawai.

e. Pembuatan kartu tanda pengenal pemeriksa.

f. Pelaksanaan pembayaran tagihan melalui mekanisme langsung kepada rekanan.


(55)

g. Pemusnahan dokumen, penyusunan laporan berkala KPP dan pembuatan laporan tahunan.

h. Penyusunan laporan/daftar realisasi anggaran belanja.

3. Seksi Pelayanan Tugas:

a. Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

b. Penatausahaan surat, dokumen dan laporan Wajib Pajak pada Tempat Pelayanan Terpadu (TPT).

c. Perubahan identitas Wajib Pajak.

d. Penyelesaian permohonan pengukuhan pengusaha kena pajak.

e. Penerbitan surat teguran penyampaian SPT Masa dan SPT tahunan PPh. f. Pelaksanaan pemenuhan permintaan konfirmasi dan klarifikasi.

g. Penyelesaian pemindahan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak lama.

4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) Tugas:

a. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi PDI. b. Penatausahaan alat keterangan.

c. Pembentukan bank data.

d. Pembuatan dan penyampaian Surat Perhitungan (SPH) kirim ke Kantor Pelayanan Pajak lainnya.

e. Penyusunan rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak, perkembangan ekonomi dan keuangan.


(56)

f. Penerbitan STP Bunga Penagihan, Surat Teguran Penagihan, Surat Paksa dan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP) serta Surat Keputusan Pencabutan Sita.

g. Pembuatan Usulan Pencegahan dan Penyanderaan terhadap wajib pajak tertentu.

5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (I,II,III)

Seksi Pengawasan dan Konsultasi atau yang biasa disebut seksi Waskon, terbentuk setelah kantor pelayanan pajak melakukan modernisasi, dimana pembagian seksi berorientasi pada fungsi seksi. Fungsi umum dari seksi waskon adalah melakukan pengawasan dan konsultasi terhadap wajib pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakannya. Pada KPP Pratama Binjai seksi ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu: Seksi Waskon I, Waskon II, dan Waskon III. Tugas dari ketiga seksi tersebut pada dasarnya sama, yang membedakan hanyalah pembagian wilayah kerjanya. Hal ini bertujuan mempermudah dan membantu tugas fungsi KPP Pratama Binjai.

Tugas:

a. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi pengawasan dan konsultasi.

b. Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP). c. Penerbitan Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB). d. Penyelesaian permohonan perubahan metode pembukuan. e. Penetapan Wajib Pajak patuh.

f. Penyelesaian permohonan pembetulan ketetapan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di KPP.


(57)

g. Penyelesaian permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi PBB di KPP.

6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan Tugas:

a. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Ekstensifikasi Perpajakan.

b. Pendaftaran objek pajak baru dengan penelitian kantor. c. Penerbitan surat himbauan untuk ber-NPWP.

d. Pendaftaran objek pajak baru dengan penelitian lapangan.

e. Penyelesaian permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) pemotongan PPh atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.

f. Penyelesaian permohonan penundaan pengembalian Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) dan mutasi sebagian atau seluruhnya objek dan subjek pajak PBB.

g. Penerbitan daftar nominatif untuk usulan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (SP3) PSL, Ekstensifikasi dan lain-lain.

7. Seksi Pemeriksaan Tugas:

a. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi pemeriksaan. b. Penyelesaian usulan pemeriksaan.

c. Penyelesaian usulan pemeriksaan bukti permulaan. d. Pemeriksaan kantor.


(58)

e. Penyelesaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Lebih Bayar.

f. Penatausahaan laporan pemeriksaan pajak dan nota perhitungan.

g. Pengamatan KPP, pemeriksaan kantor, pemeriksaan lapangan dan penyelesaian usulan pemeriksaan dan lain-lain.

8. Seksi Penagihan Tugas:

a. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi penagihan. b. Menjawab konfirmasi data tunggakan Wajib Pajak.

c. Penyelesaian permohonan penundaan pembayaran pajak. d. Penagihan pajak seketika dan sekaligus.

e. Penerbitan dan penyampaian surat teguran penagihan. f. Penghapusan piutang pajak.

g. Penerbitan STP bunga penagihan, Surat Teguran Penagihan, Surat Paksa dan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP) serta Surat Keputusan Pencabutan Sita.


(59)

Tabel 3.2 Jumlah Pegawai Per Seksi/Bagian/Kelompok Di KPP Pratama Medan KotaTahun 2015

No Seksi/Bagian Jumlah Pegawai

1 Kepala Kantor 1

2 Sub Bagian Umum 6

3 Sekretaris 2

4 Pelayanan 14

5 Pengolahan Data Dan Informasi (PDI) 9

5 Penagihan 5

6 Ekstensifikasi Perpajakan 5

7 Pengawasan dan Konsultasi I 7

8 Pengawasan dan Konsultasi II 8

9 Pengawasan dan Konsultasi III 8

10 Pengawasan dan Konsultasi IV 8

11 Fungsional 14

Jumlah 87


(60)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Penulis akan menyajikan hasil penelitian yang telah dilakukan selama penulisan skripsi ini dengan menyebarkan kuesioner. Adapun kuesioner yang disebarkan tediri atas 2 kelompok pertayaan yaitu :

1. Kriteria Responden terdiri dari 5 pertayaan 2. Variabel penelitian yaitu :

a. Variabel bebas / kepemimpinan (X) terdiri dari 9 pertayaan b. Variabel terikat/ Efektivitas kerja (Y) terdiri dari 12

pertayaan

Dalam bab ini di gambarkan data-data yang diperoleh di lapangan. Penguraian berupa data-data karakteristik responden dan data variabel penelitian yang menggunakan tabel. Data yang diperoleh didapat dari sampel sebanyak 86 orang.

4.1. Identitas Responden

Penyajian karekteristik responden bertujuan untuk mengenal ciri-ciri khusus yang dimiliki responden sehingga memudahkan untuk mengadakan analisis. Adapun karakteristik responden dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :

Tabel 4.1 : Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin

No Jenis kelamin Frekuensi Persentase

1 Laki-laki 51 59,30

2 Perempuan 35 40,70

Jumlah 86 100


(61)

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa dari seluruh responden yang berjumlah 86 orang,di temukan bahwai pegawa laki-laki terdiri dari 51 orang (59,30%),sedangkan pegawai perempuan terdiri dari 35orang(40,70%). Jadi dapat disimpulkan bahwa pegawai yang ada di kantor pajak pelayanan pratama medan kota lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki dari pada yang berjenis kelamin perempuan.

Tabel 4.2 : Distribusi Responden Menurut Usia

No Usia Frekuensi Persentase

1 21-27 Tahun 8 9,30

2 28-27 Tahun 31 36,05

3 35-41 Tahun 33 38,37

4 42-48 Tahun 8 9,30

5 49-58 Tahun 6 6,98

Jumlah 86 100

Sumber Data : Kuesioner Tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat kita ketahui bahwa jumlah pegawai yang lebih mendominasi adalah pegawai yang memiliki usia 35-41 tahun yaitu berjumlah 33 orang (38,37%),sedangkan yang memliki usia 28-34 tahun berjumlah 31 orang (36,05%). Kemudian yang berusia21-27 tahun berjumlah 8 orang (9,30%) dan yang berusia 42-48 tahun berjumlah 8 orang (9,30%).dan sisanya yang memiliki usia 49-58 ada 6 orang (6,98%).

Tabel 4.3 : Distribusi Responden Menurut Masa Kerja

No Uraian Frekuensi Persentase


(62)

2 6-10 Tahun 34 39,54

3 11-15 Tahun 33 38,37

4 16-20 Tahun 14 16,28

Jumlah 86 100

Sumber Data : Kuesioner Penelitian Tahun 2015

Masa kerja pegawai pada kantor pajak pelayanan pratama medan kota mayoritas memiliki masa kerja antara 6-10 tahun yang berjumlah 34 orang (39,54%). Kemudian ada 33 orang (38,37%) yang memiliki masa kerja 11-15 tahun. Dan masa kerja 16-20 tahun ada 14 orang (16,28%). Dan sisanya 5 orang (5,81%) yang memiliki masa kerja 1-5 tahun.

Tabel 4.4 : Distribusi Responden Berdasarkan Pangkat/Golongan

No Golongan Frekuensi Persentase

1 I 0 0

2 II 39 45,35

3 III 43 50

4 IV 4 4,65

Jumlah 86 100

Sumber Data : Kuesioner Tahun 2015

Dilihat dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pegawai yang mendominasi adalah pegawai yang memiliki pangkat/golongan III adalah sebanyak 43 orang (50%),sedangkan golongan II terdiri dari 39 orang (45,35%) ,dan pegawai yang memiliki golongan IV hanya 4 orang (4,65%). Namun yang memiliki golongan I tidak ada.

Tabel 4.5 : Distribusi Responden Menurut Pendidikan Terakhir

No Uraian Frekuensi Persentase

1 SMA 0 0


(63)

3 Sarjana (S1) 43 50

4 Pasca sarjana (S2) 4 4,65

Jumlah 86 100

Sumber Data : Kuesioner Tahun 2015

Dari tabel 5 diatas, dapat dilihat bahwa pegawai yang ada pada kantor pajak pelayanan pratama medan kota lebih banyak yang berasal dari tamatan Sarjana sebanyak 43 orang (50%). Kemudian untuk latar belakang berpendidikan Diploma III sebanyak 39 orang (45,35%). Sementara untuk pegawai dengan latar belakang Pasca Sarjana ada 4 orang(4,65%). Dan untuk yang pendidikan dengan latar belakang SMA tidak ada.

4.2. Variabel Penelitian

4.2.1 Fungsi kepemimpinan ( Variabel X) a. Fungsi Instruktif

Tabel 4.6 :Distribusi Jawaban Responden Tentang Frekuensi Pimpinan Dalam Memberikan Penjelasan Tugas Kepada Bawahan

No Uraian Frekuensi Persentase

1 Selalu 37 43,02

2 Sering 35 40,70

3 Kadang-Kadang 9 10,47

4 Jarang 0 0

5 Tidak pernah 5 5,81

Jumlah 86 100

Sumber Data : Kuesioner Tahun 2015

Dari tabel 4.6 diatas,dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan pimpinan selalu memberikan penjelasan mengenai tugas yang akan dilaksanakan berjumlah 37 orang(43,02%). Dan yang menyatakan sering ada 35 orang(40,70%). Kemudian yang menyatakan kadang-kadang berjumlah 9 orang (10,47%). Sedangkan untuk kategori jawaban tidak pernah berjumlah 5 orang


(1)

Alasan:___________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ ___________________________________

2. Apakah pimpinan memberikan arahan dan petunjuk ketika Bapak/ibu dihadapkan pada persoalan pekerjaan ?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Jarang

e. Tidak pernah

Alasan:___________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ ___________________________________

1. Apakah pimpinan berusaha meningkatkan kerja sama diantara pegawai dan menyarankan agar masing-masing pegawai tidak mencampuri urusan pegawai lainnya ?

Fungsi Partisipasi

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Jarang

e. Tidak pernah

Alasan:___________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ ___________________________________

2. Apakah pimpinan berusaha melibatkan seluruh pegawai untuk ikut dalam pelaksanaan program organisasi yang sesuai dengan tugasnya masing-masing ?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Jarang


(2)

Alasan:___________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ ___________________________________

1. Apakah pimpinan memberikan pelimpahan wewenang kepada bapak/Ibu dalam hal memutuskan bagaimana cara menyelesaikan pekerjaan ? Fungsi Delegasi

a. Selalu untuk setiap pekerjaan

b. Sebagian besar penyelesaian perlimpahan wewenang pekerjaan c. Hanya sebagian penyelesaian pelimpahan wewenang pekerjaan d. Hanya sebagian kecil penyelesaian pelimpahan wewenang

pekerjaan

e. Sama sekali tidak ada pelimpahan wewenang pekerjaan

Alasan:___________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ ___________________________________

1. Apakah pemimpin mengawasi pekerjaan Bapak/Ibu ? Fungsi Pengendalian

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Jarang

e. Tidak pernah

Alasan:___________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ ___________________________________

2. Jika bapak/Ibu membuat kesalahan apakah pimpinan memberikan

bimbingan atau arahan guna memperbaiki memperbaiki pekerjaan tersebut ?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Jarang


(3)

Alasan:___________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ ___________________________________

Efektivitas kerja (variabel terikat )

1. Menurut Bapak/Ibu, pakah tujuan organisasi selalu dapat tercapai ? Pencapaian tujuan

a. Semua tujuan organisasi tercapai

b. Sebagian besar tujuan organisasi tercapai

c. Antara yang tercapai dan tidak tercapai seimbang d. Sebahagian kecil tercapai

e. Tidak pernah tercapai

Alasan:___________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ ___________________________________

2. Menurut Bapak/ibu,apakah setiap program organisasi sudah dijalankan dengan efektiv ?

a. Semua program organisasi sudah dijalankan dengan efektiv b. Sebagian besar program organisasi sudah dijalankan dengan

effektiv

c. Antara yang sudah dijalankan dan yang belum dijalankan seimbang d. Hanya seebahagian kecil program organisasi berjalan dengan

effektiv

e. Tidak pernah berjalan dengan efektiv

Alasan:___________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ ___________________________________

3. Apakah Bapak/ibu selalu diberitahu tentang tujuan kerja pada KPP pratama medan kota ?

a. Selalu diberitahu b. Sering diberitahu

c. Kadang-kadang diberitahu d. Jarang diberitahu

e. Tidak pernah diberitahu

Alasan:___________________________________________________ _________________________________________________________


(4)

_________________________________________________________ ___________________________________

4. Menurut Bapak/ibu apakah setiap pegawai ikut serta dalam mewujudkan tujuan organisasi ?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Jarang

e. Tidak pernah

Alasan:___________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ ___________________________________

1. Apakah Bapak/ibu selalu efesien memanfaatkan waktu dalam bekerja ? Waktu yang digunakan

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Jarang

e. Tidak pernah

Alasan:___________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ ___________________________________

2. Apakah dalam menyelesaikan pekerjaan Bapak/Ibu selalu tepat waktu ? a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Jarang

e. Tidak pernah

Alasan:___________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ ___________________________________


(5)

3. Apakah waktu yang diberikan sudah cukup dalam menyelesaikan pekerjaan ?

a. Sangat cukup b. Sudah cukup c. Cukup

d. Kurang cukup

e. Tidak cukup sama sekali

Alasan:___________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ ___________________________________

4. Apakah bapak /ibu tidak pernah menunda-nunda pekerjaan ? a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Jarang

e. Tidak pernah sama sekali

Alasan:___________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ ___________________________________

1. Menurut bapak/ibu apakah fungsi pemimpin bermanfaat menciptakan efektivitas kerja

Manfaat

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Jarang

e. Tidak Pernah

Alasan:______________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ __________________________________

2. Apakah bapak/ibu paham terhadap tugas atau bidang kerja yang harus dikerjakan ?

a. Sangat paham b. Paham


(6)

d. Kurang paham

e. Sama sekali tidak paham

Alasan:___________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ ___________________________________

1. Menurut Bapak/Ibu apakah dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target yang ditentukan ?

Hasil

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Jarang

e. Tidak pernah

Alasan:______________________________________________________ ____________________________________________________________ ____________________________________________________________ ___________________________________

2. Menurut Bapak/ibu apakah hasil pekerjaan anda dapat di terima oleh pimpinan anda ?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Jarang

e. Tidak pernah

Alasan:___________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ __________________________________