Pengaruh Promosi Jabatan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe A3 Belawan.

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN

PENGARUH PROMOSI JABATAN TERHADAP KINERJA

KARYAWAN PADA KANTOR PELAYANAN

BEA DAN CUKAI TIPE A3 BELAWAN

PROPOSAL SKRIPSI OLEH

VINA JAGARIA SIREGAR 050521193

DEPARTEMEN MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Vina Jagaria. 050521193. Pengaruh Promosi Jabatan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe A3 Belawan. Dibawah bimbingan: DR. Elisabeth, M.Si, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi (Ketua Departemen Manajemen), Dra. Ramona Hasibuan, MP (Penguji I), Dra. Setri Hiyanti Siregar (Penguji II).

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh promosi jabatan terhadap kinerja karyawan pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan dan variabel mana diantara X1: Prestasi Kerja, X2: Disiplin, X3: Kecakapan dan X4 : Pendidikan, yang paling dominan mempengaruhi promosi jabatan pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan.

Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pengaruh promosi jabatan terhadap kinerja karyawan pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan adalah Analisis Deskriptif dan Metode Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis deskriptif dan metode regresi linier berganda, Variabel Prestasi Kerja (X1), Disiplin (X2), Kecakapan (X3) dan variabel Pendidikan (X4) mempunyai pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap Kinerja Karyawan pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan yaitu sebesar 73,4% sedangkan sisanya 26,6% (100% - 73,4%) dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan..


(3)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 8

1.Kerangka Konseptual ... 8

2.Hipotesis ... 9

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

1.Tujuan Penelitian ... 10

2.Manfaat Penelitian ... 10

E. Metode Penelitian ... 11

1.Batasan Operasional ... 11

2.Defenisi Operasional Variabel ... 11

a. Variabel Independen (X) ... 11

b. Variabel Dependen (Y) ... 12

3.Operasional Variabel ... 13

4.Pengukuran Variabel ... 13

5.Waktu dan Lokasi Penelitian ... 14

6.Populasi dan Sampel ... 14

a. Populasi ... 14

b. Sampel ... 15

7.Jenis Data ... 16

8.Teknik Pengumpulan Data ... 16

9.Teknik Analisis Data ... 17

a. Analisis Deskriptif ... 17


(4)

c. Analisis Regresi Linier Berganda

(Multiple Linear Regression) ... 17

d. Uji Thitung(Uji Parsial) ... 18

e. Uji Fhitung(Uji Serentak) ... 19

f. Pengujian Koefisien Determinan (R2) ... 19

BAB II URAIAN TEORITIS ... 20

A. Penelitian Terdahulu ... 20

B. Promosi ... 21

C. Azas dan Dasar Promosi Jabatan ... 22

D. Tujuan dan Jenis Promosi ... 23

1. Tujuan Promosi ... 23

2. Jenis Promosi Jabatan ... 25

E. Prosedur Promosi ... 26

F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Promosi Jabatan ... 27

G. Kinerja …… ... 28

H. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 30

BAB III SEJARAH PERUSAHAAN ... 33

A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan ... ... 33

B. Ruang Lingkup Kegiatan Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan ... 35

C. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan ... 36

D. Sistem Promosi Jabatan Pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan ... 40

E. Kinerja Karyawan Pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Hasil Analisis Deskriptif ... 47

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 47

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 48 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan


(5)

Terakhir ... 48

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan ... 49

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 50

B. Hasil Uji Validitas Dan Realibilitas ... 50

1. Hasil Uji Validitas ... 51

2. Hasil Uji Realibilitas ... 52

C. Hasil Uji Hipotesis Dengan Metode Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression) ... 53

1. Hasil Uji Thitung(Uji Parsial) ... 54

2. Hasil Uji Fhitung(Uji Serentak) ... 56

3. Hasil Uji Determinan (R2) ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... ... 60

Daftar Pustaka Lampiran


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Karyawan Pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe

A3 Belawan Tahun 2004 - 2008 ... 3

Tabel 1.2 Promosi Karyawan Berdasarkan Kinerja Pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan Tahun 2004 – 2008 ... 4

Tabel 1.3 Karyawan Yang Dipromosikan Pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan Tahun 2007 - 2008 ... 5

Tabel 1.4 Operasional Variabel ... 13

Tabel 1.5 Instrument Skala Likert ... 14

Tabel 1.6 Jumlah Populasi Karyawan Pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan Tahun 2008 ... ... 15

Tabel 1.7 Jumlah Sampel Karyawan Pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan Tahun 2008 ... ... 16

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... .... 47

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... ... 48

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .... 49

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan ... 49

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... ... 50

Tabel 4.6 Item Total Statistics ... 51

Tabel 4.7 Uji Validitas Pernyataan ... 52

Tabel 4.8 Reliability Statistics ... 53

Tabel 4.9 Coefficientsa ... 54

Tabel 4.10 Anovab ... ... 57


(7)

ABSTRAK

Vina Jagaria. 050521193. Pengaruh Promosi Jabatan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe A3 Belawan. Dibawah bimbingan: DR. Elisabeth, M.Si, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi (Ketua Departemen Manajemen), Dra. Ramona Hasibuan, MP (Penguji I), Dra. Setri Hiyanti Siregar (Penguji II).

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh promosi jabatan terhadap kinerja karyawan pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan dan variabel mana diantara X1: Prestasi Kerja, X2: Disiplin, X3: Kecakapan dan X4 : Pendidikan, yang paling dominan mempengaruhi promosi jabatan pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan.

Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pengaruh promosi jabatan terhadap kinerja karyawan pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan adalah Analisis Deskriptif dan Metode Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis deskriptif dan metode regresi linier berganda, Variabel Prestasi Kerja (X1), Disiplin (X2), Kecakapan (X3) dan variabel Pendidikan (X4) mempunyai pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap Kinerja Karyawan pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan yaitu sebesar 73,4% sedangkan sisanya 26,6% (100% - 73,4%) dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan..


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan merupakan suatu organisasi yang harus berproduksi, dimana manusia berfungsi sebagai tenaga penggerak dan pelaksana untuk mewujudkan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi manusia merupakan unsur yang sangat penting dalam perusahaan, karena manusia (tenaga kerja) yang akan menggerakkan, melaksanakan dan mengendalikan segala sumber daya yang ada didalam perusahaan. Tujuan dan sasaran perusahaan secara umum adalah terjaminnya kelangsungan hidup perusahaan, memperoleh laba dan pertumbuhan perusahaan.

Perusahaan dalam proses pencapaian tujuan tersebut tentunya memanfaatkan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Salah satu sumber daya tersebut adalah sumber daya manusia, sebab tanpa adanya sumber daya manusia maka kegiatan usaha dalam suatu perusahaan tidak terlaksana dan berjalan, namun hal ini tentu saja tidak terlepas dari sumber daya lainnya. Sumber daya manusia sebagi tenaga kerja mempunyai karakteristik yang berbeda dengan sumber daya lainnya. Manusia mempunyai perasaan, nurani dan keinginan yang harus dipuaskan untuk dapat mencapai tingkat prestasi yang akhirnya akan memberi nilai tambah bagi perusahaan.

Pendayagunaan tenaga kerja sebagai tenaga pelaksana untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan tidak terlepas dari peranan seorang manajer atau pimpinan perusahaan agar mampu mempengaruhi karyawan supaya bekerja


(9)

sesuai dengan yang diinginkan perusahaan. Kinerja karyawan dipengaruhi oleh bermacam-macam ciri pribadi dari masing-masing individu. Dalam perkembangan yang kompetitif dan global, perusahaan membutuhkan karyawan yang berkinerja tinggi. Pada saat yang sama karyawan memerlukan umpan balik atas kinerja mereka sebagai pedoman bagi tindakan-tindakan mereka pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, promosi jabatan seharusnya dapat meningkatkan kinerja karyawan.

Promosi adalah pemindahan karyawan dari suatu jabatan ke jabatan yang lain yang lebih tinggi (Soeprihanto, 2001:83). Promosi merupakan salah satu faktor perangsang utama bagi kinerja karyawan, oleh karena itu maka promosi itu perlu dilakukan secara adil. Perusahaan perlu melaksanakan promosi karyawan secara vertikal untuk mengisi suatu jabatan/posisi yang secara struktural lebih tinggi kedudukannya.

Promosi memiliki makna yang penting bagi perusahaan, sebab dengan kegiatan promosi berarti kelangsungan hidup perusahaan terjaga. Promosi yang dilakukan didalam perusahaan juga mempunyai tujuan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan kreativitas dan inovasinya yang lebih baik demi keuntungan optimal perusahaan, selain itu promosi juga bertujuan untuk menambah dan memperluas pengetahuan serta pengalaman kerja para karyawan, dan ini merupakan daya dorong bagi karyawan lainnya (Hasibuan, 2005:113).

Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang jasa dalam pemeriksaan ekspor impor. Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan


(10)

2004 1 5 52 42 38 45 58 241

2005 1 5 50 41 38 45 56 236

2006 1 5 49 40 37 43 55 230

2007 1 5 45 40 36 42 55 224

2008 1 5 45 40 36 42 53 222

Jumlah (orang) Tahun JABATAN Kepala Dinas Kepala Seksi Seksi Pencegahan Seksi Perbendaharaan Seksi Kepabeanan Seksi Penimbunan Seksi Cukai

melaksanakan promosi jabatan atas dasar kinerja karyawan. Karyawan dinilai kinerjanya 1 (satu) tahun sekali, penilaian kinerja merupakan faktor yang penting di dalam menentukan kenaikan gaji karyawan dan pengembangan karir. Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan memiliki sasaran kerja yang dimiliki setiap karyawan yang disebut Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) yang merupakan pedoman bagi karyawan untuk melaksanakan tugasnya agar mendapat kesempatan untuk dipromosikan. Berikut ini gambaran jumlah karyawan Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan.

Tabel 1.1

Jumlah Karyawan Pada

Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan Tahun 2004 - 2008

Sumber: Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan

Jumlah pegawai pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan pada tahun 2004 pada Tabel 1.1 sebanyak 241 orang. Namun pada tahun 2008, jumlah pegawai Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan menjadi 222 orang, hal ini dikarenakan Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan mulai mengefektifkan dan mengefisienkan para pegawainya guna mengurangi biaya operasional perusahaan.

Pelaksanaan promosi pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan adalah berdasarkan atas dasar prestasi karyawan. Setiap karyawan yang memiliki prestasi yang baik akan dipromosikan sesuai dengan kebutuhan perusahaan pada saat itu. Seorang karyawan yang akan dipromosikan harus


(11)

2004 9 6

2005 8 6

2006 9 6

2007 10 6

2008 10 6

Total 46 30

Tahun

Karyawan Yang Akan Dipromosikan

(orang)

Karyawan Yang Lulus

(orang)

memiliki prestasi yang baik yang sesuai dengan sasaran kerja karyawan yang dilihat dalam DP3 setiap karyawan, karena karyawan yang memiliki prestasi yang tinggi mempunyai peluang untuk dipromosikan. Dari Tabel 1.2 dapat dilihat perkembangan karyawan yang dipromosikan pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan.

Tabel 1.2

Promosi Karyawan Berdasarkan Kinerja

Pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan Tahun 2004 - 2008

Sumber: Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan

Berdasarkan Tabel 1.2 pelaksanaan promosi pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 cenderung menunjukkan angka yang relatif stabil, yaitu sebanyak 6 orang setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena terbatasnya posisi atau jabatan yang kosong pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan sehingga tidak semua karyawan yang berprestasi baik mendapatkan kesempatan untuk dipromosikan. Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan melakukan beberapa tes kepada para karyawan yang akan di promosikan, yaitu psikotes dan tes kemampuan. Dan hanya 6 orang karyawan yang berhasil dalam tes tersebutlah yang berhak untuk dipromosikan.


(12)

Tabel 1.3

Karyawan Yang Dipromosikan

Pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan Tahun 2007 - 2008

Tahun Nama & Gol

Di Promosikan Menjadi Pendidikan Terakhir Prestasi Yang

Dicapai Kecakapan Kedisiplinan

2007 Andi Sipayung (IV A)

Kepala Dinas Pekan Baru

S-2 Hukum 1.Menggagalkan penyeludupan obat-obatan terlarang (ganja, heroin, syabu-syabu dan alat-alat suntik) 2.Menggagalkan penyeludupan barang-barang ilegal. Mahir berbahasa Inggris lisan dan tulisan serta mahir menembak. Tidak pernah absen dan datang tepat waktu. 2007 Jonshon Marpaung (III C) Kepala Seksi Cukai Di Tanjung Balai

S-1 Ekonomi 1.Menggagalkan penyeludupan barag-barang elektronik ilegal. 2.Menggagalkan penyeludupan heroin. Mahir mengoperasikan komputer dan mempunyai kemampuan bela diri. Tepat waktu dalam menyelesai-kan setiap pekerjaan.

2007 Wesly Surbakti (III A) Kepala Seksi Perbendahara-an Di Surabaya

S-1 Hukum 1. Menemukan program Komputer. 2. Memperoleh nilai

tertinggi pada saat Diklat Kepemimpinan di Jakarta. Mahir komputer, bahasa asing dan dapat menyusun laporan Keuangan dengan baik. Tidak pernah absen. 2007 Winardi Ginting (III B) Kepala Seksi Penimbunan Di Pekan Baru

S-1 Ekonomi 1. Menggagalkan penyeludupan mobil tanpa dokumen. 2. Menggagalkan penyeludupan barang-barang elektronik. Memiliki kemampuan bela diri yang baik.

Datang selalu tepat waktu.

2007 Amir Hasan (III C)

Kepala Seksi Kepabeanan Di Polonia

S-1 Sospol 1. Menggagalkan penyeludupan binatang yang dilindungi Negara. 2. Menggagalkan

penjualan anak dibawah umur ke luar negeri. Mampu berbahasa Inggris dan memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik Tidak pernah absen dan selalu hadir tepat waktu. 2007 Sulaiman (III B) Kepala Seksi Pencegahan Di Bandara Soekarno Hatta Cengkareng

S-1 Hukum 1.Menggagalkan penyeludupan obat-obatan terlarang. 2. Menggagalkan

penyeldupan mobil mewah dari Jepang.

Mampu

mengoperasikan komputer.

Tidak pernah absen.


(13)

2008 Teguh Saragih

(IV A)

Kepala Dinas Manado

S-2 Hukum 1. Memperoleh nilai tertinggi pada saat ujian Pencegahan dan Penyeludupan Obat-obatan terlarang. 2. Menggagalkan

penyeludupan anak-anak dibawah umur.

Mahir terjun payung dan menembak. Hadir selalu tepat waktu. 2008 Bernard Pasaribu (II C) Kepala Seksi Cukai Di Tanggerang D-1 Keuangan 1. Menggagalkan penyeludupan mobil mewah dari Singapore. 2. Mencegah masuknya

rokok yang menggunakan pita cukai palsu. Mahir komputer dan bela diri. Tidak pernah absen dan selalu hadir tepat waktu.

2008 Boy Yosua (III A)

Kepala Seksi Perbendahara-an Di Bali.

S-1 Hukum 1. Menggagalkan penyeludupan

binatang yang dilindungi untuk di ekspor. 2. Menggagalkan penyeludupan obat-obatan terlarang. Mahir Bahasa Inggris Dan Komputer. Hadir selalu tepat waktu.

2008 Joko Prityono (III A) Kepala Seksi Penimbunan Di Semarang. D-III Perpajakan 1. Menggagalkan penyeludupan minuman keras. 2. Menggagalkan penyeludupan

sparepart tanpa surat ke Indonesia.

Mahir bela diri, tembak dan komputer. Tepat waktu dalam menyelesaikan setiap pekerjaan. 2008 Nurdjanah (III D) Kepala Seksi Kepabeanan Di Batam D-III Keuangan 1. Menggagalkan

masuknya orang asing dengan surat-surat izin yang tidak lengkap. 2. Menggagalkan

masuknya uang palsu ke Indonesia. Mahir komputer dan bahasa Inggris. Tidak pernah absen dan datang tepat waktu.

2008 Arief Tamrin (III C)

Kepala Seksi Pencegahan Di Padang

S-1 Hukum 1. Menggagalkan

masuknya rokok palsu dari Amerika ke Indonesia (Rokok Malboro).

2. Menggagalkan

penyeludupan tanaman hias yang dilindungi Indonesia ke luar negeri. Mahir bahasa Inggris dan bela diri. Tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan.

Sumber: Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan

Tabel 1.3 memperlihatkan data karyawan Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan dari tahun 2007 hingga tahun 2008 yang telah dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi dari jabatan sebelumnya dan


(14)

ditempatkan di Kantor Pelayanan Bea dan Cukai yang berada di seluruh Indonesia. Dimana karyawan tersebut memiliki prestasi kerja, kecakapan, disiplin yang tinggi dan pendidikan yang sesuai dengan jabatan yang akan diisi. Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan mengadakan kenaikan pangkat 4 tahun sekali, tetapi dengan adanya penilaian prestasi kerja karyawan yang berpedoman pada DP3 setiap karyawan, maka kenaikan pangkat dilaksanakan setiap 1 tahun sekali bagi karyawan yang memiliki kinerja yang baik..

Pentingnya peranan promosi jabatan dalam meningkatkan kinerja karyawan disuatu perusahaan telah menarik perhatian penulis untuk mengetahui bagaimana sebenarnya pelaksanaan promosi jabatan yang dilakukan perusahaan dan pengaruh promosi jabatan terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis memilih Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan sebagai objek penelitian dengan judul ”Pengaruh

Promosi Jabatan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe A3 Belawan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah Promosi Jabatan Berpengaruh Secara Positif Dan Signifikan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe A3 Belawan? 2. Variabel promosi jabatan mana yang paling mempengaruhi kinerja karyawan?

1.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1.3.1Kerangka Konseptual


(15)

Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi dan survey literature (Kuncoro, 2003:4).

Promosi jabatan yang dilakukan perusahaan berdasarkan pada penilaian terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan. Berdasarkan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) promosi jabatan dipengaruhi oleh 9 faktor, yaitu Prestasi Kerja, Disiplin, Kecakapan, Pendidikan, Kesetiaan, Loyalitas, Prakarsa, Kepemimpinan dan Kerjasama. Namun pada penelitian ini peneliti hanya meneliti 4 (empat) faktor yang ada di dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3), karena keempat faktor tersebut yang paling mempunyai pengaruh dalam promosi karyawan, yaitu: 1. Prestasi Kerja

Prestasi kerja karyawan yang dilihat dari hasil pekerjaan yang dilakukan setiap bulannya, apakah memenuhi target atau tidak memenuhi yang telah ditetapkan.

2. Disiplin

Kehadiran yang tepat waktu dan absensi karyawan adalah faktor utama dalam menilai kedisiplinan seorang karyawan pada Kantor Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe A3 Belawan.


(16)

Kecakapan dari karyawan sangat penting, karena kecakapan sangat berperan dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari.

4. Pendidikan

Pendidikan formal merupakan faktor pendukung seorang karyawan untuk dapat dipromosikan sesuai dengan tingkat pendidikannya.

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Sumber: Hasibuan (2005:111) (data diolah oleh penulis)

Promosi jabatan sangat mempengaruhi kinerja karyawan, karena promosi jabatan merupakan suatu motivasi yang diberikan oleh perusahaan untuk para karyawannya agar dapat berkinerja dengan maksimal. Dengan kinerja yang maksimal, para karyawan tentunya akan memberikan hasil kerja yang terbaik bagi perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan, promosi jabatan dalam suatu perusahaan mempunyai peran penting guna meningkatkan kinerja karyawan.

1.3.2Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara berdasarkan rumusan masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis (Sugiono, 2003:306).

Promosi Jabatan:

X1 : Prestasi Kerja X2 : Disiplin X3 : Kecakapan X4 : Pendidikan

Kinerja Karyawan


(17)

Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah dan kerangka konseptual, maka hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti adalah:

1. Promosi Jabatan Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe A3 Belawan. 2. Variabel yang paling mempengaruhi dari promosi jabatan adalah variabel

prestasi kerja dan pendidikan.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh promosi jabatan terhadap kinerja karyawan pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan.

2. Untuk mengetahui faktor apa yang paling mempengaruhi promosi jabatan pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan.

1.4.2Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Dapat memberikan informasi dalam menerapkan dan melaksanakan promosi jabatan yang lebih efektif.

2. Bagi Peneliti

Dapat memperdalam pengetahuan peneliti tentang pengaruh dari promosi jabatan terhadap kinerja karyawan.


(18)

3. Bagi Pihak Lain

Sebagai referensi bagi peneliti lain dan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan serta dapat dijadikan perbandingan dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang.

1.5 Metode Penelitian

1.5.1 Batasan Operasional

Penelitian ini dibatasi pada pengaruh promosi jabatan (X) terhadap kinerja karyawan (Y) pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan. Variabel-variabel dari promosi jabatan tersebut adalah:

X1 = Prestasi Kerja X2 = Disiplin X3 = Kecakapan X4 = Pendidikan

1.5.2 Defenisi Operasional Variabel

Penguraian definisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti merupakan suatu cara untuk mempermudah pengukuran variabel penelitian. Selain itu juga memberi batasan-batasan pada obyek yang akan diteliti.

1.5.2.1 Variabel Independen (X)

Definisi operasional variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah promosi jabatan pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan. Promosi adalah pemindahan karyawan dari suatu jabatan ke jabatan yang lain yang lebih tinggi (Soeprihanto, 2001:83).


(19)

Menurut Hasibuan (2005:111) promosi jabatan dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:

1. Prestasi Kerja

Karyawan itu mampu mencapai hasil kerja yang dapat dipertanggung jawabkan kualitas maupun kuantitas, dan dapat bekerja secara efektif dan efisien.

2. Disiplin

Karyawan itu harus disiplin pada dirinya, tugas-tugasnya serta mentaati peraturan-peraturan yang berlaku baik tertulis maupun kebiasaan.

3. Kecakapan

Karyawan itu harus memiliki kecakapan yang sesuai dengan jabatan yang akan diduduki.

4. Pendidikan

Karyawan harus memiliki pengetahuan serta pendidikan formal yang sesuai dengan spesifikasi dari jabatannya.

1.5.2.2 Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (www.wikipedia.co.id).


(20)

1.5.3 Operasional Variabel

Tabel 1.4 Operasional Variabel

Sumber: Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) dan Hasibuan (2005:111), data diolah penulis.

1.5.4 Pengukuran Variabel

Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah Variabel independen (X) adalah promosi jabatan dan Variabel dependen (Y) adalah kinerja. Kedua variabel tersebut diukur dengan Skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono, 2006:104).

Peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden, dengan menggunakan skala 1 sampai 5 untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian ini yang dapat dilihat pada Tabel 1.5 berikut ini:

V a r ia b e l In d ik a t o r S k a la U k u r

D a ta n g d a n p u la n g k e r ja te p a t w a k tu M e la k s a n a k a n p e k e r ja a n s e c a r a d is ip lin

L ik e r t

L ik e r t X 2

D is ip lin X 1 P r e s ta s i

X 3 K e c a k a p a n

P e n ila ia n p r e s ta s i k e r ja

K e c a k a p a n y a n g s e s u a i d e n g a n ja b a ta n y a n g d id u d u k i

J a b a ta n ya n g d id u d u k i s e s u a i d e n g a n tin g k a t p e n d id ik a n y a n g d im ilik i

X 4 P e n d id ik a n

Y K in e r ja K a r y a w a n

K e p e m im p in a n , L o y a lita s , K e s e tia a n d a n K e r ja s a m a


(21)

Tabel 1.5

Instrumen Skala Likert

No. Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiono (2006:105)

Responden diharuskan memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban yang tersedia pada penelitian ini, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu (5, 4, 3, 2, 1). Skor jawaban dari responden dijumlahkan, dan jumlah ini merupakan total skor. Total skor inilah yang di tafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert.

1.5.5 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan Jln. Angganda II Kotak Pos No. 2 Belawan. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli 2008 sampai dengan Agustus 2008.

1.5.6 Populasi dan Sampel 1.5.6.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan yang berjumlah 222 orang, yang terbagi atas:


(22)

Kepala Dinas 1

Kepala Seksi 5

Seksi Pencegahan 45

Seksi Perbendaharaan 40

Seksi Kepabean 36

Seksi Penim bunan 42

Seksi Cukai 53

Total 222

Jabatan Populasi

Tabel 1.6

Jumlah Populasi Karyawan Pada Kantor Pelayanan Bea dan

Cukai Tipe A3 Belawan Tahun 2008

Sumber: Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan

1.5.6.2 Sampel

Penulis menggunakan metode Sampling Purposive pada penarikan sampel yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2003:78). Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah karyawan yang telah bekerja di Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan selama lebih dari 3 tahun. Karyawan yang masa kerjanya belum mencapai 3 tahun, tidak termasuk dalam penelitian ini.

Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 45 orang (Tabel 1.7). Jumlah ini dianggap sudah representatif, menurut

populasi Gay jumlah sampel 20% sudah dapat diterima (Umar, 2005:147).


(23)

Tabel 1.7

Jumlah Sampel Karyawan Pada Kantor Pelayanan Bea dan

Cukai Tipe A3 Belawan Tahun 2008

Sumber: Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan

1.5.7 Jenis Data

Penelitian ini menggunakan 2 (dua) jenis data yaitu:

1.Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner dan wawancara kepada responden terpilih.

2.Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi pustaka dengan mempelajari berbagai tulisan dari buku, jurnal, majalah dan internet untuk mendukung penelitian ini.

1.5.8 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini ialah:

1.Kuesioner

Menyebarkan daftar pertanyaan yang telah diberikan alternatif jawaban untuk menjawabnya kepada responden terpilih.

Kepala Dinas 1 1 x 20% 1

Kepala Seksi 5 5 x 20% 1

Seksi Pencegahan 45 45 x 20% 9

Seksi Perbendaharaan 40 40 x 20% 8

Seksi Kepabean 36 36 x 20% 7

Seksi Penim bunan 42 42 x 20% 8

Seksi Cukai 53 53 x 20% 11

Total 222 - 45


(24)

2.Wawancara

Wawancara secara langsung dengan responden dan pihak-pihak terkait. 3.Studi Pustaka

Yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari informasi dan data-data yang diperoleh jurnal, buku-buku literature, majalah dan internet yang terkait dengan penelitian ini.

1.5.9 Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah salah satu dari metode analisis, dengan cara data disusun dan dikelompokkan, kemudian dianalisis sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan.

2. Uji Validitas dan Realibilitas

Uji Validitas dan Realibilitas dilakukan untuk menguji apakah layak untuk digunakan sebagai instrument penelitian. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, dan reliable berarti instrument yang digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2006:109). Penulis menggunakan bantuan software SPSS versi 12 untuk memperoleh hasil yang lebih terarah pada uji validitas dan realibilitas kuesioner dalam penelitian ini.


(25)

3. Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression) Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression)

memiliki satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen (Nugroho, 2005:43). Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas Promosi Jabatan terhadap variabel terikat Kinerja karyawan.

Persamaan regresi linear berganda dengan tiga variabel yaitu:

Y = a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 +e

Dimana: Y = skor pengaruh Kinerja Karyawan a = konstanta

b1, b2, b3 = koefisien regresi

X1 = skor pengaruh Prestasi Kerja X2 = skor pengaruh Disiplin X3 = skor pengaruh Kecakapan X4 = skor pengaruh Pendidikan e = standar error

4. Uji Thitung (Uji Parsial)

Uji Thitung bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada

pengaruh yang signifikan dari Promosi Jabatan (X) terhadap Kinerja Karyawan (Y).

Bentuk pengujiannya adalah:

Ho : bi = 0 (Variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat).


(26)

Ha : bi0 (Variabel bebas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat).

Nilai Thitung akan dibandingkan dengan nilai Ttabel. Kriteria pengambilan keputusan , yaitu:

H0 diterima bila thitung < ttabel pada  = 5 %

H1 diterima bila thitung > ttabel pada  = 5 %

5. Uji Fhitung (Uji Serentak)

Uji Fhitung dilakukan untuk mengetahui apakah secara bersama-sama Promosi Jabatan berpengaruh positif signifikan atau tidak terhadap Kinerja Karyawan. Model hipotesis yang digunakan dalam uji Fhitung ini adalah:

Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0

(Variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh positif signifikan terhadap variabel terikat).

Ho : b1 b2 b3 b4 0

(Variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat).

Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Kriteria

pengambilan keputusan yaitu:

Ho diterima bila Fhitung < Ftabel pada  = 5 % H1 diterima bila Fhitung > Ftabel pada  = 5 %


(27)

6. Pengujian Koefisien Determinan (R2)

Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinan (R2) berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu) (0  R2  1). Hal ini berarti bila R2

= 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, dan bila R2 mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.


(28)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan dengan penelitian ini, antara lain skripsi dari Rina (2006) dengan judul Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja Terhadap Pengembangan Karir Pegawai Pada PT Indonesia Asahan Alumunium Kuala Tanjung Asahan. Hasil penelitian menyatakan bahwa berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa prestasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap promosi jabatan. Nilai R Square yang diperoleh sebesar 49,3% dipengaruhi oleh prestasi kerja, sedangkan sisanya 50,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar penelitian.

Penelitian yang dilakukan oleh Andhina (2007) yang berjudul Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Terhadap Promosi Jabatan Pada BAPPEDA Sumatera Utara, dari hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan terhadap promosi jabatan. Variabel penilaian prestasi kerja karyawan mempunyai pengaruh terhadap promosi jabatan sebesar 69,3% dan sisanya 30,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar dari penelitian, seperti keterampilan, Kecakapan dan lama bekerja.

2.2 Promosi

Promosi memberikan peranan penting bagi setiap karyawan, bahkan menjadi idaman yang selalu diharapkan oleh karyawan. Karena dengan promosi ini berarti adanya kepercayaan dan pengakuan mengenai kemampuan, serta


(29)

kecakapan karyawan yang bersangkutan untuk menjabat suatu jabatan yang lebih tinggi.

Menurut Manullang (2001:153), Promosi berarti kenaikan jabatan, yakni menerima kekuasaan dan tanggung jawab lebih besar dari kekuasaan dan tanggung jawab sebelumnya. Senada dengan itu Sastrohadiwiryo (2002:258) mengatakan bahwa promosi adalah proses perubahan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain dalam hierarki wewenang dan tanggung jawab yang lebih tinggi daripada dengan wewenang dan tanggung jawab yang telah diberikan kepada tenaga kerja pada waktu sebelumnya. Hasibuan (2005:108) berpendapat, promosi adalah perpindahan yang memperbesar authority dan responsibility karyawan ke jabatan yang lebih tinggi di dalam suatu organisasi, sehingga kewajiban, hak, status dan penghasilannya semakin besar.

Menurut Siagian (2005:169), Promosi adalah apabila seseorang dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang tanggung jawabnya lebih besar, tingkatannya dalam hierarki jabatan lebih tinggi dan penghasilannya pun lebih besar. Abdurrahman (2006:101), mengatakan promosi jabatan merupakan perkembangan yang positif dari seorang pekerja atau pegawai karena tugasnya dinilai baik oleh pejabat yang berwenang.

Jika ada kesempatan untuk dipromosikan bagi setiap karyawan yang berdasarkan atas asas keadilan dan objektivitas akan mendorong karyawan bekerja lebih giat, bersemangat, berdisiplin dan berprestasi kerja yang semakin besar sehingga sasaran perusahaan yang optimal dapat dicapai.


(30)

2.3 Azas dan Dasar Promosi Jabatan

Menurut Abdurrahman (2006:105), asas-asas promosi harus dituangkan dalam program promosi secara jelas sehingga karyawan mengetahui, sedangkan bagi perusahaan mempunyai pegangan untuk mempromosikan karyawan-karyawannya.

Menurut Hasibuan (2005:108), Azas-azas promosi terbagi kedalam: 1. Kepercayaan

Promosi hendaknya berasaskan pada kepercayaan atau keyakinan mengenai kejujuran, kemampuan dan kecakapan karyawan yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik pada jabatan tersebut.

2. Keadilan

Promosi berasaskan keadilan terhadap penilaian kejujuran, kemampuan dan kecakapan semua karyawan. Penilaian harus jujur dan objektif, tidak pilih kasih. Karyawan yang mempunyai peringkat terbaik hendaknya mendapatkan kesempatan pertama untuk dipromosikan tanpa melihat suku, golongan dan keturunannya.

3. Formasi

Promosi harus berdasarkan formasi yang ada, karena promosi karyawan hanya mungkin dilakukan jika ada formasi jabatan yang lowong. Untuk itu harus ada uraian pekerjaan/jabatan yang akan dilaksanakan karyawan.

Program promosi hendaknya memberikan informasi yang jelas, apa yang dijadikan sebagi dasar pertimbangan untuk mempromosikan seseorang karyawan dalam perusahaan tersebut. Hal ini penting supaya karyawan dapat mengetahui dan memperjuangkan nasibnya.


(31)

Menurut Handoko (2000:89) ada beberapa pedoman yang dijadikan dasar untuk mempromosikan karyawan, yaitu:

1. Pengalaman (senioritas)

Promosi yang didasarkan pada lamanya pengalaman kerja karyawan merupakan promosi yang menghargai Kecakapan karyawan. Kebaikannya adalah penghargaan dan pengakuan bahwa pengalaman merupakan penilaian yang berharga.

2. Kecakapan (keterampilan)

Seseorang akan dipromosikan berdasarkan atas penilaian kecakapan yaitu ketrampilan dan keahlian kerja yang didukung dengan prestasi kerja yang baik. Kecakapan merupakan total dari semua keahlian yang dimiliki untuk mencapai hasil yang bisa dipertanggungjawabkan.

3. Kombinasi pengalaman dan kecakapan

Kombinasi ini menggabungkan antara pengalaman dan kecakapan. Promosi ini didasarkan atas lamanya dinas, ijasah pendidikan formal yang dimiliki dan hasil ujian kenaikan golongan. Cara ini merupakan cara yang terbaik untuk menempatkan orang dengan pengalaman dan kecakapan yang mendukung.

2.4 Tujuan dan Jenis Promosi 2.4.1 Tujuan Promosi

Promosi di perusahaan bertujuan untuk memberikan kepuasan dan pengakuan atas pekerjaan yang selama ini dilakukan oleh karyawan. Hasibuan (2005:113) menjelaskan tujuan dari promosi adalah sebagai berikut:


(32)

1. Untuk memberikan pengakuan, jabatan dan imbalan jasa yang semakin besar kepada karyawan yang berprestasi kerja tinggi.

2. Dapat menimbulkan kepuasan dan kebanggan pribadi, status sosial yang semakin tinggi dan penghasilan yang semakin besar.

3. Untuk merangsang agar karyawan lebih bergairah bekerja, berdisiplin tinggi dan memperbesar produktivitas kerjanya.

4. Untuk menjamin stabilitas kepegawaian dengan direalisasikan promosi kepada karyawan dengan dasar dan pada waktu yang tepat serta penilaian yang jujur.

5. Kesempatan promosi dapat menimbulkan keuntungan berantai (multilier effect) dalam perusahaan karena timbulnya lowongan berantai.

6. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan kreativitas dan inovasinya yang lebih baik demi keuntungan optimal perusahaan.

7. Untuk menambah dan memperluas pengetahuan serta pengalaman kerja para karyawan dan ini merupakan daya dorong bagi karyawan lainnya. 8. Untuk mengisi kekosongan jabatan karena pejabatnya berhenti. Agar

jabatan itu tidak lowong maka dipromosikan karyawan lainnya.

9. Karyawan yang dipromosikan kepada jabatan yang tepat, semangat, kesenangan dan ketenangannya dalam bekerja semakin meningkat sehingga produktivitas kerjanya juga meningkat.

10.Untuk mempermudah penarikan pelamar, sebab dengan adanya kesempatan promosi merupakan daya dorong serta perangsang bagi pelamar-pelamar untuk memasukkan lamarannya.


(33)

11.Promosi akan memperbaiki status karyawan dari karyawan sementara menjadi karyawan tetap setelah lulus dalam masa percobaannya.

2.4.2 Jenis Promosi Jabatan

Menurut Hasibuan (2005:114) jenis promosi yang umum dikenal adalah sebagai berikut:

1. Promosi Sementara

Seorang karyawan dinaikkan jabatannya untuk sementara karena adanya jabatan yang kosong, dan harus segera diisi, misalnya jabatan Personalia. 2. Promosi Tetap

Seorang karyawan dipromosikan dari suatu jabatan ke jabatan yang lebih tinggi karena karyawan tersebut telah memenuhi syarat untuk dipromosikan. Sifat promosi ini adalah tetap.

3. Promosi Kecil

Menaikkan jabatan seorang karyawan dari jabatan yang tidak sulit dipindahkan ke jabatan yang sulit, yang membutuhkan keterampilan tertentu, tetapi tidak disertai dengan kenaikan gaji atau upah.

4. Promosi Kering

Seorang karyawan dinaikkan ke jabatan yang lebih tinggi disertai dengan peningkatan pangkat, wewenang dan tanggungjawab, tetapi tidak disertai dengan kenaikan gaji atau upah.


(34)

2.5 Prosedur Promosi

Prosedur pelaksanaan promosi yang biasa dianut perusahaan menurut Sartrohadiwiryo (2002:263) adalah:

1. Promosi dari Dalam Perusahaan

Merupakan suatu tradisi untuk mencari calon yang akan menduduki jabatan manajer pada suatu hierarki perusahaan diantara jajaran tenaga kerja yang ada merupakan kebiasaan umum yang tampaknya hampir membudaya.

2. Promosi Melalui Prosedur Pencalonan

Pencalonan oleh manajer adalah proses penunjang guna mengajukan bawahan tertentu untuk dipromosikan. Tidak dapat disangsikan bahwa prosedur ini tidak sistematis dan mudah keliru, tetapi bagaimanapun juga inilah yang paling luas digunakan dalam perusahaan untuk menyelidiki tenaga kerja yang akan dipromosikan.

3. Promosi Melalui Prosedur Seleksi

Prosedur lain yang ditempuh dalam rangka promosi tenaga kerja adalah melalui proses seleksi. Biasanya proses seleksi bagi perusahaan-perusahaan besar menggunakan berbagai jenis ujian psikologis untuk tujuan ini. Cara ini sebenarnya kurang mendapatkan tanggapan positif dari para tenaga kerja karena prosedur dianggap terlalu berbelit-belit, akibatnya banyak waktu dan tenaga yang terbuang dengan sia-sia.


(35)

2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Promosi Jabatan

Menurut Hasibuan (2005:111) promosi jabatan dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:

1. Prestasi Kerja

Karyawan itu mampu mencapai hasil kerja yang dapat dipertanggung jawabkan kualitas maupun kuantitas, dan dapat bekerja secara efektif dan efisien. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan itu dapat memanfaatkan waktu dan mempergunakan alat-alat dengan baik.

2. Disiplin

Karyawan itu harus disiplin pada dirinya, tugas-tugasnya serta mentaati peraturan-peraturan yang berlaku baik tertulis maupun kebiasaan. Disiplin karyawan sangat penting karena hanya dengan disiplin ini memungkinkan perusahaan dapat mencapai hasil yang optimal.

3. Kecakapan

Karyawan itu cakap, kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan tugas-tugas pada jabatan tersebut dengan baik. Karyawan harus bisa bekerja secara mandiri dalam mengerjakan pekerjaannya dengan baik, tanpa mendapat bimbingan yang terus menerus dari atasannya.

4. Pendidikan

Karyawan harus memiliki pengetahuan serta pendidikan formal yang sesuai dengan spesifikasi dari jabatannya.

5. Kejujuran

Karyawan itu harus jujur terutama pada dirinya sendiri dan orang lain. Perjanjian-perjanjian dalam menjalankan atau mengelola jabatan tersebut,


(36)

harus sesuai kata dengan perbuatannya. Dia tidak menyelewengkan jabatannya untuk kepentingan pribadinya.

6. Loyalitas

Karyawan itu harus loyal dalam membela perusahaan atau korp, dari tindakan yang merugikan perusahaan atau korpsnya. Ini menunjukkan bahwa karyawan ikut berpartisipasi aktif terhadap perusahaan atau korpsnya.

7. Kepemimpinan

Pimpinan harus mampu membina dan memotivasi bawahannya untuk bekerjasama secara efektif dalam mencapai sasaran perusahaan. Pimpinan harus dapat menjadi panutan bagi bawahannya.

8. Kerjasama

Karyawan itu dapat bekerjasama secara harmonis dengan sesama karyawan baik horizontal maupun vertikal dalam mencapai sasaran perusahaan. Dengan demikian akan tercipta suasana hubungan kerja yang baik di antara semua karyawan.

9. Komunikatif

Karyawan harus dapat berkomunikasi secara efektif, dan mampu menerima atau mempersepsikan informasi dari atasan maupun dari karyawan lainnya.

2.7 Kinerja

Teori pengharapan berargumen bahwa kekuatan suatu kecenderungan untuk bertindak dalam suatu cara tertentu tergantung pada kekuatan suatu pengharapan, bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu itu. Dalam istilah praktis, teori pengharapan mengatakan seorang karyawan dipromosikan jabatannya untuk


(37)

menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantar ke suatu penilaian kinerja yang baik.

Menurut Robbins (2000:215), suatu penilaian kerja yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji atau suatu promosi. Sehingga ganjaran akan memuaskan tujuan-tujuan pribadi karyawan itu.

Teori harapan bagi kinerja terbagi dalam beberapa hal (Robbins, 2007:253), yaitu:

1. Hubungan upaya-kinerja

Probabilitas yang dipersepsikan oleh individu yang memerlukan sejumlah upaya tertentu itu akan mendorong kinerja.

2. Hubungan kinerja-ganjaran

Derajat sejauh mana individu itu meyakini bahwa berkinerja pada suatu tingkat tertentu akan mendorong tercapainya suatu keluaran yang diinginkan.

3. Hubungan ganjaran-tujuan pribadi

Derajat sejauh mana ganjaran-ganjran organisasional memenuhi tujuan-tujuan atau kebutuhan pribadi seorang individu dan daya tarik ganjaran-ganjaran tersebut oleh individu itu.

1 2 3 4 Gambar 2.1 Teori Harapan Kinerja

Sumber: Robbins (2007:254)

Upaya Individual Kinerja Individual

Ganjaran Organisasional

Individual

Tujuan-tujuan Pribadi


(38)

Keterangan dari Gambar 2.1 adalah sebagai berikut: 1. Hubungan upaya-kinerja

Hubungan ini tercipta dari adanya harapan karyawan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan. Semakin tinggi upaya yang dilakukan maka kinerja cenderung mengingkat.

2. Hubungan kinerja-ganjaran

Hubungan yang tercipta dari balas jasa yang diberikan oleh perusahaan berkenaan dengan kinerja yang ditunjukkan dari karyawan tersebut.

3. Hubungan ganjatran-tujuan pribadi

Hubungan yang tercipta dari sebab dan akibat seorang karyawan berkerja perusahaan, yaitu untuk tujuan menerima imbalan atau ganjaran yang memadai.

2.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan dan tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi-kontribusi kepada organisasi.

Menurut Mathis dan Jackson (www.wikipedia.co.id), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah:

1. Kuantitas Kerja

Kriteria jumlah pekerjaan adalah faktor yang terpenting dari apa yang dilakukan orang di pekerjaannya. Besarnya hasil kerja akan mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan dan mengindikasikan kinerja seorang pegawai akan berhasil atau tidak.


(39)

2. Kualitas

Hasil kerja yang didasarkan atau kualitas mencerminkan nilai dan sikap karyawan atas apa yang dilakukannya dalam pekerjaannya.

3. Jangka waktu

Jangka waktu akan baik jika kualitas dapat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Pencapaiaan kualitas yang baik akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

4. Kehadiran Ditempat Kerja

Sikap yang menunjukkan kehadiran baik mencerminkan kinerja karyawan yang juga baik. Kehadiran karyawan ditempat kerja dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Masih banyak karyawan yang kinerja kerjanya kurang memuaskan dikarenakan masalah-masalah kehadiran di tempat kerjanya. 5. Sikap Kooperatif

Perhatian terhadap tugas-tugas yang dikerjakan karyawan akan mempengaruhi kinerja seorang karyawan. Sikap kerjasama dan selalu tanggap terhadap apa yang harus dikerjakan akan mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam mencapai kinerja yang diinginkan.

Menurut Stoner (2002:87), indikator dari kinerja terbagi atas beberapa hal, yaitu:

1. Kemampuan untuk menyelesaikan tugas sesuai standar, yaitu standar yang ditetapkan oleh atasan atau perusahaan sebagai indikasi kinerja pegawai. Pencapaian standar atau melebihi standar akan membawa penilaian yang baik terhadap karyawan tersebut.


(40)

2. Kerjasama dengan rekan sekerja, yaitu setiap karyawan harus mengetahui sedikit pekerjaan dari rekan sekerja, sehingga mampu membantu masalah yang dihadapi baik oleh pegawai maupun rekan sekerjanya.

3. Produktivitas yang dicapai, produktivitas sebagai tolak ukur hasil kerja yang mencerminkan kinerja seseorang. Produktivitas yang tinggi sama dengan kinerja pegawai yang baik.

4. Tanggung jawab, yaitu ukuran dari pegawai dalam mengambil sikap dan tindakan yang bisa dipertanggung jawabkan kepada atasan.

5. Disiplin kerja, yaitu sikap dan tindakan mematuhi peraturan yang mencerminkan baiknya kinerja pegawai tersebut.

6. Kreativitas, yaitu ukuran bagi hasil kerja yang memiliki cara atau metode baru yang lebih baik dari apa yang dikerjakan sebelumnya.


(41)

BAB III

SEJARAH PERUSAHAAN

3.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan Kantor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang sebelumnya dikenal oleh

masyarakat sebagai Jawatan Bea dan Cukai yang melaksanakan sebagaian tugas pokok Departement Keuangan RI dan dibidang pungutan pajak negara dalam bentuk Bea dan Cukai serta pungutan-pungutan lainnya yang dibebankan kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai serta mengamankan kebijaksanaan pemerintah mengenai penanganan pengeluaran barang (ekspor) dan pemasukan barang (impor) ke kawasan Republik Indonesia. Sejarah singkat Bea dan Cukai di Indonesia pertama kali dikenal oleh masyarakat pada tahun 1620 pada masa kekuasaan pemerintah Belanda oleh seorang Gubernur Jenderal yang bernama Yan Pither Joen Keon yang bermaksud menguasai dan memonopoli pembelian rempah-rempah di Indonesia untuk di ekspor ke negeri Belanda dan negara lain yang memerlukan, harus melalui Serikat Dagang Belanda..

Veranigde Oust Company (VOC) yang karena peraturan-peraturan yang terbit, VOC tidak mampu bersaing dengan serikat dagang lain yang datang dari Portugal, maka oleh pemerintah Belanda melalui Gubernur Jenderal Yan Pither Joen Keon mengeluarkan peraturan serta undang-undang tentang pemungutan Bea masuk dan Bea keluar.

Pada tahun 1818 dengan undang-undang yang pertama No.58/1818 (Staat Bleads) dengan mengendalikan pembebasan pemungutan menurut peraturan (Reglament) yang menetapkan. Kemudian setelah Indonesia merdeka Bea dan


(42)

Cukai berdiri sendiri dibawah naungan Departemen Keuangan Ridan membuat peraturan yang masih berdasarkan Bea masuk dan Bea keluar serta tariff Peraturan Kolonial antara lain :

1. Indeche Tarief Wek Wteads (tarif penentuan) tahun 1873 No. 35 (sekarang sudah tidak berlaku lagi).

2. Reetan Ordonanche Steads Bleads (peraturan perundang-undangan) tahun 1882 No.240 (sekarang sudah tidak berlaku lagi).

3. Reetan Ordonanche Steads Bleads (tariff pos) tahun 1916 No.628 (sekarang sudah tidak berlaku lagi).

Direktorat jenderal Bea dan Cukai mempunyai kantor pusat di Jakarta dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal Bea dan Cukai dan beberapa Direktur serta kepala bagian dari tiap-tiap daerah yang ditunjuk dengan keputusan Menteri Keuangan kantor-kantor wilayah yang dipimpin oleh kepala kantor wilayah.

Bea dan Cukai bernama “De Dientder Inuitvoer En Aceyen” disingkat I.U.A, masyarakat umum lebih mengenal dengan sebutan “Doane”. Badan ini berkerja berdasarkan undang-undang De Indeche Tarief Wet yang berkerja pada tanggal 17 November 1872 (Net Stbkl 1872 No.130 Stbl No.35). Bagi pemerintah Belanda pemungutan Bea dan Cukai adalah yang sangat penting karena erat hubungannya dengan anggaran pendapatan belanja negara, yang mana sebagian besar sumbangan pendapatan pemerintah di peroleh dari kedua jenis pajak ini.

Pada tahun 1992 jawatan Bea dan Cukai berganti nama menjadi Direktorat Bea dan Cukai yang berwenag dibawah Kementerian Keuangan urusan pembiayaan dan pengawasan. Dalam perkembangan selanjutnya nama Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berganti nama menjadi Direktorat Departemen Keuangan


(43)

Republik Indonesia, dimana Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang membawahi kantor wilayah dan kantor pelayanan yang terdapat di beberapa daerah di Indonesia.

3.2 Ruang Lingkup Kegiatan Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan

Kantor pelayanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan mempunyai tugas melaksanakan kegiatannya berdasarkan peraturan perundang-undangan lainnya yang pelaksanaanya dibebankan kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Sedangkan fungsi dari kantor pelaksanaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan adalah:

1. Perumusan dan kebijaksanaan teknis, pemberian beimbingan serta pemberian kemudahan pajak dibidang Bea dan Cukai yang ditetapkan Menteri berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Melaksanakan pungutan Bea dan Cukai serta pemungutan lainnya yang dibebankan kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Pencegahan pemberantasan dan penyelesaian perkara penyeludupan dan pelanggaran terhadap perundang-undangan pabean dan cukai serta peraturan perundang-undangan lainnya.

Di dalam melaksanakan pemungutan Bea dan Cukai pemerintah Belanda menganut berbagai macam azas, diantaranya adalah azas Protectic Bifferencial. Azas ini bertujuan untuk melindungi kepentingan perdagangan mereka dengan negara lain.Tugas dari I.U.A selaku pemungutan pajak berupa Bea dan Cukai memiliki wewenang untuk menyelidiki, mengusut dan menagkap pelaku


(44)

penyelundupan sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Sedangkan dalam bidang pengawasan I.U.A berfungsi sebagai lalu lintas barang.

Adapun jumlah pegawai I.U.A sebelum masa kemerdekaan 1941 ada sebanyak 790 orang, 586 adalah bangsa Belanda dan selebihnya orang Indonesia dengan perincian sebagai berikut :

1. 74 orang memegang jabatan pimpinan atau disebut Hoofd Inspectur, yang semua adalah bagsa Belanda.

2. 18 orang bangsa Belanda dan 72 orang bangsa Indonesia yang merupakan golongan komunis.

3. 18 orang bangsa Belanda dan 4 orang bangsa Indonesia yang merupakan pegawai administrasi.

Pada tahun 1942 Belanda menyerahkan kepada Jepang dan sesudah 1 tahun penyerahan tersebut tepatnya pada tanggal 1 Mei 1943 oleh pemerintah Jepang I.U.A di bagi menjadi 2 jabatan. Untuk jabatan urusan laut bagi pemungutan Bea bernama “Kaizi Kyoku Zinkanbu” dibawah Kementerian Keuangan.

Setelah Indonesia merdeka kedua jabatan itu disatukan kembali dengan nama jabatan Bea dan Cukai. Berkembang sesudah pemulihan kedaulatan negara Republik Indonesia tahun 1932.


(45)

3.3 Struktur Organisasi Dan Pembagian Tugas Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan

Setiap perusahaan, baik perusahaan negara maupun swasta mempunyai struktur organisasi, karena perusahaan juga merupakan organisasi. Organisasi adalah suatu system dari aktivitas kerja sama yang terkoordinasi, yang dilaksanakan oleh sejumlah manusia untuk mencapai tujuan bersama. Salah satu sarana untuk dapat mencapai tujuan adalah hubungan timbal balik antara pimpinan dengan bawahan. Dalam struktur organisasi ditetapkan tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta bagaimana hubungannya satu dengan yang lain.

Dengan adanya struktur organisasi perusahaan yang baik, maka dapat mengetahui pembagian-pembagian tugas diantara mereka dalam rangka mencapai tujuan. Adapun bagian struktur organisasi Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan dapat dilihat pada Lampiran 4.


(46)

Sedangkan pembagian tugas dari struktur organisasi Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 adalah sebagai berikut :

Kantor pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan terdiri dari : .1. Sub Bagian Umum

Mempunyai tugas:

1) Melakukan urusan kepegawaian, keuangan, ketatausahan, dan rumah tangga kantor pelayanan.

2) Penyuluhan dan publikasi peraturan perundang-undangan kepabeanan dan cukai, pelaporan.

3) Pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat. 4) Pengawasan fungsional dan pengawasan masyarkat.

5) Serta penyusunan rencana strategi dan laporan akuntabilitas. 2. Seksi Pencegahan, dan penyelidikan

Mempunyai tugas:

1) Melakukan Intelijen, patroli, dan operasi.

2) Pencegahan pelanggaran peraturan perundang-undangan kepabeanan dan cukai, pelayanan kepabeanan atas sarana pengangkutan dan pemberitahuan pengangkutan barang.

3) Pengawasan pembongkaran barang, penghitungan bea masuk, pajak dalam rangka import dan denda administrasi terhadap kekurangan bongkar atau denda administrasi terhadap kelebihan bongkar.

4) Penatausahaan dan pengurusan barang hasil penindakan, barang bukti dan uang ganjaran, penyiapan pengendalian tindak lanjut hasil penyidikan di bidang kepabeanan dan cukai.


(47)

3. Seksi pembendaharaan Mempuyai tugas:

1) Melakukan penerimaan, pengadministrasian dan penyetoran bea masuk, cukai, denda administrasi, bunga, sewa tempat penimbunan pabean dan pungutan negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal.

2) Pelayanan Promosi jabatan pembebasan, penagguhan bea masuk, cukai, denda administrasi, bunga, sewa tempat penimbunan pabean, serta penagihan pajak negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal, pelayanan permintaan dan pegadministrasian pita cukai, pembukuan kredit cukai, penyajian laporan realisasi penerimaan bea masuk, cukai dan pungutan negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal.

4. Seksi kepabeanan sebanyak-banyaknya

1) Melakukan pelayanan teknis dan Promosi jabatan kepabeanan

2) Penelitian dan pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran pemberitahuan impor dan ekspor barang.

3) Pemberitahuan nilai pabean, kalsifikasi barang, tariff bea masuk, Promosi jabatan impor, penghitungan bea masuk, cukai, pajak dalam rangka impor dan ekspor, penetapan klasifikasi barang, tariff bea masuk dan nilai pabean.

4) Pemeriksaan barang dan badan, pelayanan dan pengawasan pemasukkan penimbunan dan pemuatan barang ekspor, penimbunan dan pengeluaran barang impor di kawasan pabean.


(48)

5. Seksi tempat penimbunan sebanyak-banyaknya lima (5) seksi. Mempunyai Tugas:

1) Melakukan urusan administrasi perizinan tempat penimbunan berikat

2) Penatausahan penimbunan, pemeriksaan dokumen, pemeriksaan dan pencacahan barang.

3) Pengawasan pemasukan data pengeluaran barang di tempat penimbunan 4) Pengelolahan tempat penimbunan pabean, penatausahan penimbunan

urusan penyelesaian, dan penyiapan pelelangan atas barang yang tidak dikuasai dan barang yang dikuasai negara.

5) Serta urusan pemusnahan barang tidak dikuasai, barang yang dikuasai negara atau busuk.

6. Seksi Cukai sebanyak-banyaknya 2 (dua) seksi. Mempunyai Tugas:

1) Melakukan penelitian dokumen cukai. 2) Pemeriksaan pengusaha barang kena cukai.

3) Pembukuan dokumen cukai, admnistrasi perizinan cukai, pemantauan produksi, harga dasar dan barang kena cukai, pembukuan barang kena cukai yang selesai dibuat.

4) Pelayanan kemudahan cukai serta perusakan pita cukai. 7. Seksi operasional komputer dan didistribusi dokumen Mempunyai Tugas:

1) Melakukan pengoperasian dan sarana penunjangnya, pengolahan kepustakaan data dan file.


(49)

3) Pertukaran data elektronik, pengolahan data kepabeanan dan cukai, penerimaan, penelitian kelengkapan dan pendistribusian dokumen kepabeanan dan cukai yang telah diselesaikan, serta penyajian laporan kepabeanan dan cukai.

3.4 Sistem Promosi Jabatan Pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan

Pimpinan perusahaan tetap berpedoman pada efektivitas dan efesiensi dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Untuk meningkatkan hasil dari perusahaan, pimpinan mengadakan kenaikan pangkat para pegawainya. Adapun tujuan dari semua pelaksanaan ini adalah untuk memperbaiki efektivitas kerja dari karyawan serta memupuk kegairahan kerja untuk menjamin partisipsi dalam melaksanakan perkerjaan operasional. Tujuan diadakan promosi jabatan ini adalah untuk meningkatakan keterampilan dalam mencapai hasil kerja yang telah ditetapkan.

Sistem promosi jabatan pada Kantor pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan berdasarkan keputusan pimpinan. Walaupun karyawan tersebut mempunyai prestasi yang tinggi belum tentu karyawan tersebut bisa dipromosikan. Promosi yang dilakukan hanya berdasarkan wewenang pimpinan, jadi tidak ada kebijaksanaan dari perusahaan menangani cara mempromosikan pegawainya. Promosi jabatan/pemindahan jabatan hanya untuk mengisi jabatan pegawai yang telah meninggal, pensiun atau tidak pantas lagi sebagai atasan/menjabat jabatan tersebut, jadi pimpinan berhak menggantikannya.

Pada Kantor pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan hanya dikenal dengan Kenaikan pangkat di kantor pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan,


(50)

diadakan pada tanggal 1 April dan 1 Oktober tiap tahun, kecuali untuk beberapa jenis kenaikan pangakat yang di tetapkan berlakunya secara khusus.

Ada beberapa jenis kenaikan pangkat : 1) Kenaikan pangkat reguler

2) Kenaikan pangkat pilihan 3) Kenaikan pangkat istimewa 4) Kenaikan pangkat pengabdian 5) Kenaikan pangkat anumerta

6) Kenaikan pangkat dalam masa tugas belajar 7) Kenaikan pangkat selama menjadi Pejabat Negara

8) Kenaikan pangkat selama dalam penugasan diluar instansi induk 9) Kenaikan pangakat sesuai penyesuaian ijazah

1. Kenaikan pangkat reguler

Kenaikan pangkat reguler adalah kenaikan pangkat yang diberikan kepada pegawai yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan tanpa memperhatikan jabatan yang di pangkunya.

2. Kenaikan pangkat pilihan

Kenaikan pangkat pilihan adalah kenaikan yang diberikan kepada pegawai yang memangku jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu. Kenaikan pangkat pilihan diberikan dalam batas-batas jenjang karir pangkat yang ditentukan untuk jabatan structural/fungsional tersebut setelah bersangkutan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.


(51)

3. Kenaikan pangkat istimewa

Kenaikan pangkat istimewa adalah kenaikan pangkat yang diberikan kepada pegawai yang :

- Menunjukkan prestasi kerja yang luar biasa baiknya

Yang dimaksud dengan prestasi kerja luar biasa baiknya adalah prestasi kerja yang menonjol yang secara nyata diakui dalam lingkungan kerjanya sehingga pegawai yang bersangkutan nyata-nyata menjadi teladan bagi rekan-rekannya.

- Menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi negara.

Pegawai yang menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi Negara dapat dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi apabila penilaian pelaksanaan perkerjaan rata-rata bernilai baik, dengan ketentuan tidak ada unsur penilaian pelaksanaan perkerjaan yang bernilai kurang.

4. Kenaikan pangkat pengabdian

Kenaikan pangkat pengabdian adalah kenaikan pangkat sebagai penghargaan bagi pegawai yang telah mencapai batas usia pensiun dan akan mengakhiri masa jabatannya sebagai pegawai dengan hak pensiun.

5. Kenaikan pangkat Anumerta

Kenaikan anumerta adalah kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi yang diberikan Pemerintah sebagai penghargaan kepada pegawai yang tewas atas pengabdian dan jasa-jasanya kepada negara dan bangsa.

6. Kenaikan pangkat dalam masa tugas belajar

Pegawai yang ditugaskan untuk mengikuti pendidikan dan latihan jabatan adalah merupakan tenaga-tenaga yang terpilih yang dipandang cakap dan


(52)

dapat dikembangakan untuk memangku suatu jabatan, oleh sebab itu selama mengikuti pendidikan dan latihan jabatan perlu diperhatikan kenaikan pangkatnya.

7. Kenaikan pangkat selama menjadi Penjabat Negara

Pegawai Negeri Sipil yang diangkat menjadi Pejabat Negara dan dibebaskan dari jabatan organiknya dapat dinaikkan pangkatnya setiap kali setingkat lebih tinggi dengan tidak terikat pada formasi, jenjang pangkat dan jabatan.

8. Kenaikan pangkat selama dalam penugasan diluar instansi induk

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan terdapat pegawai yang diperkerjakan atau diperbantukan secara penuh pada proyek-proyek Pemerintah atau perusahaan Milik Negara, atau diperbantukan secara penuh pada organisasi atau badan-badan swasta tertentu, dan atau diperbantukan/diperkerjakan pada negara-negara sahabat atau badan-badan internasional. Karir pegawai yang diperkerjakan/diperbantukan tersebut selama penugasan itu tetap dibina oleh instansi induknya dan kepada mereka dapat diberikan kenaikan pangkat setiap kali setingkat lebih tinggi berdasarkan bahan-bahan pertimbangan yang diberikan oleh pimpinan instansi yang menerima perbantuan.

9. Kenaikan pangkat sebagai penyesuaian ijzah

Pegawai yang memperoleh Surat Tanda tamat belajar, Ijazah atau Akta dapat dinaikkan pangkatnya. Kenaikan pangkat sebagai penyesuaian Surat Tanda tamat belajar, Ijazah atau Akta dapat diberikan apabila pegawai tersebut memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sebelumnya.


(53)

3.5 Kinerja Pegawai Pada Kantor pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan

Dalam rangka usaha untuk lebih menjamin objektivitas dalam pembinaan pegawai berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja, maka perlu diadakan penilaian pelaksanaan perkerjaan pegawai. Hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan tersebut dituangkan dalam suatu daftar yang disebut Daftar Penilaian Pelaksanaan Perkerjaan. Dalam Perturan Pemerintah di tentukan bahwa yang berwenang membuat penilaian pelaksanaan perkerjaan adalah pejabat penilai, yaitu atasan langsung dari pegawai yang bersangkutan dengan ketentuan serendah-rendahnya Kepala Urusan atau pejabat lain yang setingkat dengan itu.

Daftar Penilaian Pelaksanaan Perkerjaan digunakan sebagai bahan dalam melaksanakan pembinaan pegawai antara lain mempertimbangkan kenaikan pangkat, penempatan dalam jabatan, pemindahan, kenaikan gaji berkala dan lain-lain. Nilai-nilai dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan suatu mutasi kepegawaian dalam tahun berikutnya, kecuali ada perbuatan tercela dari pegawai yang bersangkutan yang dapat mengurangi nilai tersebut. Dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Perkerja unsur-unsur yang dinilai adalah: Prestasi Kerja, Disiplin, Kecakapan, Pendidikan, Kesetiaan, Loyalitas, Prakarsa, Kepemimpinan dan Kerjasama

Daftar Penilaian Pelaksanaan Perkerjaan diberikan secara langsung oleh Pejabat penilai kepada pegawai yang dinilai. Sedangkan nilai pelaksanaan perkerjaan dinyatakan dengan sebutan dan angka, sebagai berikut:


(54)

a. Amat Baik = 91 - 100

b. Baik = 76 - 90

c. Cukup = 61 - 75

d. Sedang = 51 - 60

e. Kurang = 32 ke bawah

Daftar penilaian pelaksanaan perkerjaan hanya dapat diketahui oleh Pejabat Penilai yang Tertinggi, Atasan Pejabat Penilai, Pejabat Penilai, pegawai yang dinilai dan atas pejabat lain yang karena tugas atau jabatannya mengetahui Daftar Penilaian Pelaksanaan Perkerjaan. Pejabat penilai wajib membuat dan memelihara catatan mengenai diri pegawai yang berada dalam lingkungannya tentang unsur-unsur yang dinilai sehingga dengan demikian pejabat penilai yang bersangkutan dapat membuat penilaian dengan sebaik-baiknya.

Penilaian dilakukan pada bulan Desember tiap-tiap tahun. Jangka waktu penilaian adalah mulai bulan Januari sampai dengan bulan Desember dalam tahun yang bersangkutan. Daftar Penilaian Pelaksanaan Perkerjaan diberikan langsung kepada pegawai yang dinilai dengan maksud agar pegawai tersebut mengetahui penilaian atasan terhadap dirinya sehingga dengan demikian ia dapat berusaha mengembangkan hal-hal yang telah baik dan memperbaiki hal-hal yang kurang.

Apabila pegawai yang dinilai menyetujui atas penilaian terhadap dirinya sebagaimana yang tertuang dalam Dafar Penilaian Pelaksanaan Perkerjaan, dan sesudah itu mengembalikannya kepada Pejabat Penilai selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung mulai ia menerima daftar tersebut.

Daftar Peniliaan Pelaksanaan Perkerjaan disimpan dan di pelihara dengan baik oleh pejabat-pejabat yang diserahi urusan kepegawaian. Daftar tersebut


(55)

disimpan untuk selama 5 (lima) tahun dan kalau lebih dari 5 (lima) tahun tidak digunakan lagi.

Kegunaan-kegunaan penilaian kinerja pegawai pada Kantor pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan diantaranya untuk perbaikan prestasi kerja, penyesuaian-penyesuaian kompensasi, keputusan penempatan, latihan dan pengembangan dan kesempatan kerja yang adil, perncanaan dan pengembangan karir, penyimpangan-penyimpangan proses staffing, ketidakakuratan informasi dan kesalahan-kesalahan desain perkerjaan. Penilaian prestasi kerja dilakukan sebagai dasar untuk hal-hal sebagai berikut Promosi jabatan dan Kenaikan golongan. Penilaian prestasi kerja pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan dilakukan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1979 tanggal 15 Mei 1979 dengan ketentuan-ketentuan dapat dilihat pada lampiran.


(56)

N o. Jenis K elam in Jum lah P ersentase %

1. P ria 39 86.68%

2. W anita 6 13.34%

45 100%

Jum lah

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sesuai dengan judul skripsi ini yaitu: Pengaruh Promosi Jabatan

Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe A3 Belawan maka peneliti menganalisis dan membahas variabel-variabel Prestasi

Kerja, Disiplin, Kecakapan, Pendidikan. Analisis dan evaluasi peneliti menggunakan analisis deskriptif, uji validitas dan realibilitas, analisis regresi linier berganda, dan pengujian hipotesis.

4.1 Hasil Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang data yang diteliti. Jumlah reponden penelitian sebanyak 45 orang. Jumlah pernyataan yang diberikan untuk variabel X (Prestasi Kerja, Disiplin, Kecakapan dan Pendidikan)

sebanyak 12 pernyataan dan variabel Y (Kinerja Karyawan) berjumlah 5 pernyataan.

4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


(57)

N o . P e n d i d ik a n T e r a k h ir J u m la h R e s p o n d e n P e r s e n t a s e %

1 D - 1 1 1 2 4 . 4 4 %

2 D - 3 1 2 2 6 . 6 7 %

3 S - 1 1 5 3 3 . 3 4 %

4 S - 2 7 1 5 . 5 6 %

4 5 1 0 0 %

J u m la h

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, terdiri dari 39 orang pria dan 6 orang wanita, sehingga dapat disimpulkan bahwa 86,68% pegawai pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan adalah pria.

4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Sumber: data diolah peneliti, 2008

Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa karekteristik responden berdasarkan umur terdiri 18 orang (40%) dengan kisaran umur 20 – 29 tahun, 15 orang (33,34%) dengan kisaran umur 30 – 39 tahun dan 12 orang (26,67%) dengan kisaran umur 40 – 49 tahun. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa yang menjadi responden adalah pada range umur 20 – 29 tahun.

4.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Sumber: data diolah peneliti, 2008

N o . U m u r J u m la h R esp o n d e n P e rse n ta se %

1 2 0 -2 9 1 2 2 6 .6 7 %

2 3 0 -3 9 1 8 4 0 %

3 4 0 -4 9 1 5 3 3 .3 4 %

4 5 1 0 0 %


(58)

No. Jabatan Jumlah Responden Persentase %

1 Kepala Dinas 1 2.22%

2 Kepala Seksi 1 2.22%

3 Seksi Pencegahan 9 20%

4 Seksi Perbendaharaan 8 17.78%

5 Seksi Kepabean 7 15.56%

6 Seksi Penimbunan 8 17.78%

7 Seksi Cukai 11 24.44%

45 100%

Jum lah

Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa pendidikan terakhir responden sampel terdiri dari 11 orang tamatan D-1, 12 orang tamatan D-3, 15 orang tamatan S-1 dan 7 tamatan S-2. Sehingga dapat disimpulkan, sebagian besar dari responden adalah tamatan D-3, karena sebagian besar karyawan pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan adalah lulusan dari STAN.

4.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan

Karakteristik responden berdasarkan Jabatan dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan

Sumber: data diolah peneliti, 2008

Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa responden sampel berdasarkan jabatan terdiri dari 1 orang Kepala Dinas, 1 orang Kepala Seksi, 9 orang Seksi Pencegahan, 8 orang Seksi Perbendaharaan, 7 orang Seksi Kepabean, 8 orang Seksi Penimbunan dan 11 orang Seksi Cukai.

4.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini:


(59)

N o . L a m a B e k e rj a J u m la h R e s p o n d e n P e rs e n t a s e %

1 3 - 1 0 ta h u n 1 0 2 2 .2 2 %

2 1 1 - 2 0 ta h u n 1 5 3 3 .3 4 %

3 2 1 - 3 0 ta h u n 2 0 4 4 .4 4 %

4 5 1 0 0 %

J u m la h

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Sumber: data diolah peneliti, 2008

Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa berdasarkan lama bekerja responden sampel terdiri dari 3 - 10 tahun sebanyak 10 orang, 11 – 20 tahun sebanyak 15 orang dan 21 – 30 tahun sebanyak 20 orang. Pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan, karyawan yang masa kerjanya diatas 21 tahun umumnya telah mulai bekerja ketika telah menyelesaikan pendidikan SMU, dan mereka melanjutkan kembali pendidikan formal karena diharuskan agar dapat dipromosikan kejabatan yang lebih tinggi, dan biaya pendidikan mereka umumnya ditanggung oleh pemerintah.

4.2 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas

Uji ini terlebih dahulu dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang baik dengan menggunakan bantuan paket program statistik SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 12.

4.2.1 Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefenisikan suatu variabel. (Nugroho, 2005:67). Dengan kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika r hitung < r tabel pada  = 5% H1 diterima jika r hitung > r tabel pada  = 5%


(60)

Item-Total Statistics

68.91 35.775 .465 .587 .872

68.87 35.766 .459 .470 .872

69.02 35.673 .516 .531 .870

68.98 34.065 .654 .956 .864

69.09 34.558 .595 .873 .867

68.83 34.753 .477 .682 .872

68.87 36.505 .417 .550 .873

68.98 35.673 .498 .627 .871

68.98 36.108 .434 .475 .873

68.96 35.129 .502 .424 .870

68.96 35.563 .549 .485 .869

69.04 35.476 .482 .831 .871

68.96 35.172 .443 .486 .873

68.81 36.680 .421 .457 .873

68.96 35.824 .437 .624 .873

68.98 33.760 .659 .957 .864

69.23 33.053 .626 .806 .865

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Jumlah responden yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 45, nilai rtabel dapat diperoleh melalui df = n – k (45 – 17 = 28) maka nilai rtabel adalah

0.374. Hasil uji validitas dan realibilitas berdasarkan data yang diolah penulis dengan software SPSS versi 12 terlihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6


(61)

Tabel 4.7

Uji Validitas Pernyataan Pernyataan

r hitung tiap butir pernyataan (Corrected Item Total Correlation)

r tabel Validitas

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 ,465 ,459 ,516 ,654 ,595 ,477 ,417 ,498 ,434 ,502 ,549 ,482 ,443 ,421 ,437 ,659 ,626 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 0,374 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Hasil pengolahan SPSS yang diolah penulis, 2008

Hasil analisis tersebut menunjukkan semua butir pernyataan dapat digunakan karena r hitung > r tabel sehingga dapat dikatakan memenuhi syarat

validitas.

4.2.2 Hasil Uji Realibilitas

Uji realibilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Reabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’c Alpha > 0,06. (Nugroho, 2005:72). Hasil uji


(62)

Reliability Statistics

.877 .877 17

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

reabilitas berdasarkan data yang diolah penulis dengan bantuan software SPSS versi 12 dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8

Sumber: Hasil pengolahan SPSS, 2008

Output SPSS diatas menunjukkan Tabel Reliability Statistics pada SPSS versi 12 yang terlihat sebagai Cronbach’s Alpha bernilai 0,877 > 0,06, sehingga dapat disimpulkan konstruk pernyataan adalah reliabel.

4.3 Hasil Uji Hipotesis Dengan Metode Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression)

Hasil analisis data diperoleh peneliti dengan menggunakan bantuan paket program statistik SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 12. Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Y = a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 +e Keterangan:

Y = Kinerja Karyawan a = konstanta

b1, b2, b3 = koefisien regresi X1 = Prestasi Kerja X2 = Disiplin X3 = Kecakapan


(63)

Coefficientsa

.673 2.071 .325 .003

.854 .197 .584 4.721 .000 .550 2.322

.142 .169 .082 3.040 .003 .431 1.819

.278 .175 .171 3.289 .002 .496 2.015

.615 .187 .337 4.585 .000 .449 2.228

(Constant) PRESTASI_KERJA DISIPLIN KECAKAPAN PENDIDIKAN

Model

1

B

Std. Error Unstandardized Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: KINERJA_KARYAWAN a.

X4 = Pendidikan e = standar error

4.3.1 Hasil Uji Thitung (Uji Parsial)

T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independent secara individual (parsial) terhadap variabel dependent. Hasil uji ini dapat dilihat pada Tabel Coefficientsa.

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

Ho : bi = 0 , artinya tidak terdapat pengaruh Xi terhadap Kinerja Karyawan. Ho : bi  0 , artinya terdapat pengaruh Xi terhadap Kinerja Karyawan.

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima bila thitung < ttabel pada  = 5 %

H1 diterima bila thitung > ttabel pada  = 5 %

thitung (pada kolom t) lebih besar dari ttabel (df = n – k atau 45 – 4 = 41). k adalah jumlah variabel independent, jadi nilai ttabel adalah 1,681. Output SPSS menunjukkan:

Tabel 4.9


(1)

Stoner, James, A.F. 2002. Perilaku Dalam Organisasi. Jilid Kedua. Edisi Ketujuh Jakarta: Erlangga.

Sugiono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kelima. Bandung:Alfabeta. Sugiono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung:Alfabeta.

Umar, Husain. 2005. Riset Pemasaran Dan Perilaku Konsumen. Cetakan Keempat. Jakarta Business Research Center: Gramedia Pustaka Utama Jakarta.


(2)

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PROMOSI JABATAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE A3

BELAWAN

I. Identitas Responden

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Pendidikan Terakhir :

Jabatan :

Lama Bekerja :

II. Petunjuk Pengisian

Beri tanda check list ( √ ) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat Saudara.

Kriteria Penilaian:

No. Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2


(3)

NO INDIKATOR VARIABEL

PRESTASI KERJA SS S KS TS STS

1. Prestasi kerja Bapak/Ibu sudah sesuai dengan harapan.

2. Dalam menjalankan pekerjaan Bapak/Ibu selalu mengalami hambatan akibat penetapan standar waktu.

3. Penilaian prestasi kerja yang ada selama ini sesuai dengan yang Bapak/Ibu harapkan.

NO INDIKATOR VARIABEL

DISIPLIN SS S KS TS STS

4.

Dalam melaksanakan pekerjaan harus didasarkan atas kedisiplinan yang baik

5. Budaya Organisasi menekankan pada disiplin yang tinggi.

6. Disiplin kerja yang selama ini diterapkan mampu meningkatkan kinerja karyawan.

NO INDIKATOR VARIABEL

KECAKAPAN SS S KS TS STS

7. Dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari Bapak/Ibu mengetahui tugas-tugas yang dibebankan oleh atasan.

8. Mampu mengerjakan tugas yang diberikan atasan kepada Bapak/Ibu. 9. Bapak/Ibu mampu bekerja sama

dengan rekan sekerja.

NO INDIKATOR VARIABEL

PENDIDIKAN SS S KS TS STS

10. Pekerjaan yang Bapak/Ibu lakukan sesuai dengan jenjang pendidikan. 11. Penempatan jabatan Bapak/Ibu

disesuaikan dengan latar belakang dan jenjang pendidikan.

12. Pendidikan formal merupakan salah satu syarat yang harus

dipertimbangkan dalam mempromosikan karyawan.


(4)

NO INDIKATOR VARIABEL KINERJA

KARYAWAN SS S KS TS STS

1. Loyalitas pegawai sudah sesuai dengan harapan perusahaan.

2. Pemahaman atas pekerjaan yang dilakukan dengan rekan sekerja dapat meningkatkan kinerja pegawai.

3. Kerja sama dengan rekan sekerja dapat meningkatkan hasil kerja Bapak/Ibu.

4. Produktivitas kerja yang tinggi mencerminkan kinerja pegawai yang baik.

5. Dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari harus mengutamakan kepentingan dinas dan berani mengambil segala resiko atas pekerjaan yang dilakukan yang mencerminkan tanggung jawab.

Sumber: DP3 Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Belawan.

Malayu Hasibuan, S.P. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. 2005. Jakarta:Bumi Aksara.


(5)

Reliability

Case Processing Summary

45 100.0 0 .0 45 100.0 Valid Excludeda Total Cases N %

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.

Reliability Statistics

.877 .877 17

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized

Items N of Items

Item-Total Statistics

68.91 35.775 .465 .587 .872

68.87 35.766 .459 .470 .872

69.02 35.673 .516 .531 .870

68.98 34.065 .654 .956 .864

69.09 34.558 .595 .873 .867

68.83 34.753 .477 .682 .872

68.87 36.505 .417 .550 .873

68.98 35.673 .498 .627 .871

68.98 36.108 .434 .475 .873

68.96 35.129 .502 .424 .870

68.96 35.563 .549 .485 .869

69.04 35.476 .482 .831 .871

68.96 35.172 .443 .486 .873

68.81 36.680 .421 .457 .873

68.96 35.824 .437 .624 .873

68.98 33.760 .659 .957 .864

69.23 33.053 .626 .806 .865

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted


(6)

Regression

Variables Entered/Removedb

PENDIDIKAN, KECAKAPAN, PRESTASI_KERJA, DISIPLINa . Enter Model 1 Variables Entered Variables Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: KINERJA_KARYAWAN b.

Model Summaryb

.870a .757 .734 1.127 2.159

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson Predictors: (Constant), PENDIDIKAN, KECAKAPAN, PRESTASI_KERJA, DISIPLIN

a.

Dependent Variable: KINERJA_KARYAWAN b.

ANOVAb

166.258 4 41.564 32.716 .000a

53.359 42 1.270

219.617 46 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), PENDIDIKAN, KECAKAPAN, PRESTASI_KERJA, DISIPLIN a.

Dependent Variable: KINERJA_KARYAWAN b.

Coefficientsa

.673 2.071 .325 .003

.854 .197 .584 4.721 .000 .550 2.322

.142 .169 .082 3.040 .003 .431 1.819

.278 .175 .171 3.289 .002 .496 2.015

.615 .187 .337 4.585 .000 .449 2.228

(Constant) PRESTASI_KERJA DISIPLIN KECAKAPAN PENDIDIKAN Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: KINERJA_KARYAWAN a.


Dokumen yang terkait

Penerapan Electronic Government Dalam Pelayanan Publik Pada Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya Pabean Belawan

10 101 114

Analisis Pengaruh Sistem Penggajian(Remunerasi) Berbasis Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai Pelaksana Di Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya Pabean Belawan

2 45 121

Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Sebagai Dasar Kebijaksanaan Promosi pada Kantor Pelayanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Tipe A Belawan

0 34 120

MEKANISME PENANGANAN BARANG HASIL PENEGAHAN HINGGA PROSES PELELANGAN ATAU PEMUSNAHAN PADA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE A3 SURAKARTA

0 4 64

TATALAKSANA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA IMPOR PADA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE A3 SURAKARTA

2 56 98

LKP : Pembuatan Profile Perusahaan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Kendari Berbasis Web.

1 7 59

PENGARUH REMUNERASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA KANTOR Pengaruh Remunerasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Surakarta).

0 2 16

PENGARUH REMUNERASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Remunerasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Surakarta).

0 1 15

PENDAHULUAN Pengaruh Remunerasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Surakarta).

0 1 5

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMPETENSI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI KANTOR PELAYANAN DAN PENGAWASAN BEA&CUKAI TIPE A3 SURAKARTA.

0 0 11