Penatalaksanaan gangguan pendengaran Gangguan Pendengaran

Derajat ketulian ISO: 1. Jika peningkatan ambang batas antara 0-25 normal. 2. Jika peningkatan ambang batas antara 26-40 tuli ringan. 3. Jika peningkatan ambang batas antara 41-60 tuli sedang. 4. Jika peningkatan ambang batas antara 61-90 tuli berat. 5. Jika peningkatan ambang batas antara 90 tuli sangat berat.

2.3.4. Penatalaksanaan gangguan pendengaran

Jenny Bashiruddin 2007 mengatakan sesuai dengan penyebab ketulian, penderita sebaiknya dipindahkan kerjanya dari lingkungan bising. Bila tidak mungkin lagi dipindahkan dapat dipergunakan alat pelindung telinga terhadap bising, seperti : - Sumbat telinga ear plug - Tutup telinga ear muff - Pelindung kepala helmet Penggunaan proteksi dengan sumbatan telinga dapat mengurangi kebisingan sekitar 20-25 dB. Tetapi penggunaan tutup telinga ini pada umumnya tidak disenangi oleh pekerja,karena terasa risih adanya benda asing di telinganya. Untuk itu penyuluhan terhadap mereka agar menyadari pentingnya tutup telinga bagi kesehatannya, dan akhirnya mau memakainya Notoatmodjo, 2003. Oleh karena tuli akibat bising adalah tuli sensorineural koklea yang bersifat menetap irreversible, bila gangguan pendengaran sudah mengakibatkan kesulitan berkomunikasi dengan volume percakapan biasa, dapat dicoba pemasangan alat bantu dengarABD hearing aid. Apabila pendengarannya telah sedemikian buruk, sehingga dengan memakai ABD pun tidak dapat berkomunikasi dengan adekuat perlu dilakukan psikoterapi agar dapat menerima keadaannya. Latihan pendengaran auditory training agar dapat menggunakan sisa pendegaran dengan ABD secara efisien dibantu dengan membaca ucapan bibir lip reading, mimik dan gerakan anggota badan, serta bahasa isyarat untuk dapat berkomunikasi. Di samping itu, oleh karena pasien mendengar suaranya sendiri sangat lemah, rehabilitasi suara juga diperlukan agar dapat mengendalikan volume, tinggi rendah dan irama percakapan. Pada pasien yang telah mengalami tuli total bilateral dapat dipertimbangkan untuk pemasangan implan koklea cochlear implant. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian metode potong lintang cross sectional study.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sidoarjo II Ramunia Lubuk Pakam. Adapun pertimbangan memilih lokasi tersebut adalah banyak terdapatnya kilang padi yang menjadi tempat bekerja masyarakat di desa ini dan dengan intensitas suara mesin yang dihasilkan cukup tinggi dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Pengumpulan data penelitian dilakukan Juli 2011 sampai dengan Agustus 2011 setiap hari kerja, mulai pukul 12.00 sampai 14.00 WIB. Pertimbangan pemilihan waktu penelitian dengan mempertimbangkan waktu istirahat yang bisa dilakukan wawancara dan pemeriksaaan pada karyawan kilang padi.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi terjangkau adalah karyawan kilang padi di Desa Sidoarjo II Ramunia Lubuk Pakam. Berdasarkan tiga kilang padi yang terdapat di Desa Sidoarjo II Ramunia yaitu, kilang padi Sahabat Tani 25 orang karyawan, kilang padi SDN Sitohang 25 orang karyawan, kilang padi Saudara kita 22 orang karyawan jadi total populasi terjangkau adalah 72 orang. Populasi target adalah karyawan kilang padi yang terpapar bising dengan gangguan pendengaran.

4.3.2. Sampel Kriteria Inklusi

1. Karyawan kilang padi yang bersedia menjadi responden dalam penelitian sampai selesai. 2. Lama kerja ≥ 1 tahun. 3. Terpapar pajanan bising dengan intensitas ≥ 85dBA. Universitas Sumatera Utara