Hasil Analisis Statistik 1. Pengaruh Bising dengan Gangguan Pendengaran

Schwabach Memendek 2332 2231,4 4563,4 Memanjang 342,5 342,5 68,5 Sama dengan pemeriksa 1014,05 1014,05 2028,1 71100 Pemeriksaan dengan Tes Berbisik: Alat ukur yang digunakan ruangan yang cukup tenang dan ruangan cukup besar dengan panjang minimal 6 meter. Skala pengukuran yang digunakan pada pasien gangguan pendengaran adalah skala pengukuran dengan skala numerik. Tabel 5.10. Tes Berbisik Tes bisik Jumlah n Presentasi 3 meter 3 4,2 4 meter 15 21,1 5 meter 22 31 6 meter 31 43,7 Jumlah 71 100 Dari hasil pemeriksaan dengan tes berbisik maka proporsi terbanyak berada pada jarak ≤ 6 meter baru bisa mendengar berjumlah 40 orang 56,3 , sedangkan proporsi yang paling sedikit 31 43,7 yang normal mendengar dengan jarak 6 meter. 5.1.10. Hasil Analisis Statistik 5.1.10.1. Pengaruh Bising dengan Gangguan Pendengaran Dari hasil penelitian sebanyak 71 responden yang telah diperiksa dan wawancara dengan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang telah dikumpulkan dan dianalisis melalui uji Chi- Square. Untuk mengetahui pengaruh bising dengan gangguan pendengaran maka sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu responden diperiksa dengan pemeriksaan garpu tala dengan ukuran yang berbeda untuk melihat tingkat perbedaan garpu tala dengan hasil interpretasi yang berbeda pula. Dari hasil uji chi- square didapati nilai pearson chi-square. Dari tabel 5.14. diketahui bahwa pada pemeriksaan garpu tala yang mempunya nilai kemaknaan p 0,05 adalah tes bisik dan tes weber. Sedangkan dari tes rinne, dan tes schwabach tidak mempunyai hubungan yang bermakna karena tingkat kemaknaan p 0,05. Hal ini berarti karena nilai p yang diperoleh lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol Ho dalam penelitian ini diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh bising dengan gangguan pendengaran pada karyawan kilang padi di Desa Sidoarjo II Ramunia p 0,05. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.11. Pengaruh Bising dengan Gangguan Pendengaran Pada Tes Rinne 512 Hz Pada tabel 5.11. diketa hui tingka t kemak naan α 0,05 hal ini menyatakan Ho diterima, tidak ada perbedaan pengaruh bising dengan gangguan pendengaran pada tes rinne. Tabel 5.12. Pengaruh Bising dengan Gangguan Pendengaran Pada Tes Weber 512 Hz Pajanan bising Tuli sensorineural Weber Jumlah P Lateralisasi telinga sehat Lateralisasi telinga sakit,negatif n n n ≥ 85dBA 38 46,9 33 40,7 71 87,7 ≤ 85 dBA 2 2,5 8 9,9 10 12,3 Jumlah 40 49,4 41 50,6 81 100 0.047 Pada hasil penelitian dari tabel 5.12. pengaruh bising terhadap gangguan pendengaran pada tes weber didapatkan hasil α 0,05 ini menyatakan Ho ditolak. Ada perbedaan pengaruh bising terhadap gangguan pendengaran pada tes weber. Pajanan bising Rinne Jumlah 95 CI positif negatif P n n n ≥ 85 dBA 65 80,2 6 7,4 71 87,7 ≤ 85 dBA 8 9,9 2 2,5 10 12,3 Jumlah 73 90,1 8 9,9 81 100 0,25 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.13. Pengaruh Bising dengan Gangguan Pendengaran Pada Tes Schwabach 512 Hz Pajanan bising Tuli sensorineural Schwabach Jumlah 95 CI Memendek n Normal, memanjang n n P ≥ 85 dBA 45 55,6 26 32,1 71 87,7 ≤ 85 dBA 3 3,7 7 8,6 10 12,3 Jumlah 48 59,3 33 40,7 81 100 0,44 Pada tabel 5.13. diketahui tiqngkat kemaknaan α 0,05 hal ini menyatakan Ho diterima, tidak ada perbedaan pengaruh bising terhadap gangguan pendengaran pada tes schwabach. Tabel 5.14. Tes Berbisik Pajanan bising Tuli sensorineural Berbisik Jumlah 95 CI 6 meter n 6 meter n n P ≥ 85 dBA 40 49,6 31 38,3 71 87,7 ≤ 85dBA 4 4,9 6 7,4 10 12,3 Jumlah 44 54,3 37 45,7 81 100 0,332 Pada tabel 5.14. diketahui tiqngkat kemaknaan α 0,05 hal ini menyatakan Ho diterima, tidak ada perbedaan pengaruh bising terhadap gangguan pendengaran pada tes berbisik 5.2. Pembahasan 5.2.1. Karakteristik Responden