Klasifikasi gangguan pendengaran adalah sebagai berikut : Gejala gangguan pendengaran

2.3. Gangguan Pendengaran

Menurut Harold 1996, gangguan pendengaran adalah ketidakmampuan seseorang dalam memahami pembicaraan dan mengontrol suaranya sendiri. Sedangkan, gangguan pendegaran akibat bising noise induced hearing loss ialah gangguan pendengaran akibat terpajan oleh bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang cukup lama dan biasanya diakibatkan oleh bising lingkungan kerja Indro Soetirto,2007. Tabel 2.2 keluhan pendengaran pada perubahan tingkat pendengaran biasanya dalam hal memahami pembicaraan. No Gradasi Parameter 1 Normal tidak mengalami kesulitan dalam percakapan biasa 6m 2 Sedang kesulitan dalam percakapan sehari-hari mulai jarak 1,5m 3 Menengah kesulitan dalam percakapan keras mulai jarak 1,5m 4 Berat kesulitan dalam percakapan kerasteriak jarak 1,5 m 5 Tuli total kehilangan kemampuan pendengaran dalam berkomunikasi Sumber : Buchari, 2007 Tuli akibat bising dapat mempengaruhi diskriminasi dalam berbicara speech discrimination dan fungsi sosial. Gangguan pada frekuensi tinggi dapat menyebabkan kesulitan dalam menerima dan membedakan bunyi konsonan.

2.3.1. Klasifikasi gangguan pendengaran adalah sebagai berikut :

a Tuli konduktif terdapat gangguan hantaran suara, disebabkan oleh kelainan yang terdapat ditelinga luar atau telinga tengah. Telinga luar yang meyebabkan tuli konduktif ialah atresia liang telinga, sumbatan oleh serumen, otitis eksterna sirkumskripta, osteoma liang telinga. Kelainan telinga tengah ialah sumbatan tuba eustachius, otitis media, otosklerosis, timpanosklerosis, hemotimpanum dan dislokasi tulang pendengaran. b Tuli sensorineural perseptif kelainan terdapat pada koklea telinga dalam, nervus VIII atau di pusat pendengaran. Tuli sensorineural dibagi dalam tuli sensorineural koklea dan retrokoklea.Tuli sensorineural koklea disebabkan oleh aplasia kongenital, labirinitisoleh bakterivirus, intoksikasi obat Universitas Sumatera Utara streptomisin, kanamisin, garamisin, neomisin, kina, asetosal atau alkohol. Selain itu juga dapat disebabkan oleh tuli mendadak sudden deafness, trauma kapitis, trauma akustik dan pajanan bising. Tuli sensorineural retrokoklea disebabkan oleh neuroma akustik, tumor sudut pons serebelum, myeloma multiple, cedera otak, perdarahan otak dan kelainan otak lainnya.

2.3.2. Gejala gangguan pendengaran

a Tinitus Merupakan gejala yang sering dikeluhkan dan akhirnya dapat mengganggu ketajaman pendengaran dan konsentrasi. Tinitus adalah suatu gangguan pendengaran dengan keluhan perasaan mendengarkan bunyi tanpa ada rangsangan bunyi dari luar. Keluhan ini dapat berupa bunyi mendengung, menderu, mendesis, atau berbagai macam bunyi yang lain Annie, Yusuf. 2000. b Vertigo Disebut juga dizziness, giddiness, dan lightheadedness adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya terhadap dirinya. Vertigo merupakan perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah-olah benda disekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan Ludman Harold, 1996. Menurut Departemen Kesehatan Republk Indonesia, 2004 ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap ketulian akibat kerja : - Intensitas suara yang terlalu tinggi - Usia karyawan - Ketulian yang sudah ada sebelum bekerja - Tekanan dan frekuensi bising tersebut - Lamanya bekerja - Jarak dari sumber suara - Gaya hidup pekerja di luar tempat kerja Universitas Sumatera Utara

2.3.3. Pemeriksaan Pendengaran