Mekanisme Kebisingan Jenis Kebisingan

koklea disebut helikotrema, menghubungkan perlimfa skala timpani dengan skala vestibuli. Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang koklea tampak skala vestibule sebelah atas, skala timpani di sebelah bawah dan skala media duktus koklearis diantaranya. Skala vestibule dan skala timpani berisi perilimfa, sedangkan skala media berisi endolimfa. Dasar skala vestibuli disebut sebagai membrane vestibule Reissner’s membrane sedangkan dasar skala media adalah membrane basalis. Pada membrane ini terletak organ Corti. Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membrane tektoria, dan pada membrane basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis Corti, yang membentuk organ Corti Soetirto, 1990.

2.2. Bunyi

Bunyi atau suara di defenisikan sebagai serangkaian gelombang yang merambat dari suara sumber getar sebagai akibat perubahan kerapatan dan juga tekanan udara. Bunyi merupakan perubahan tekanan dalam udara yang ditangkap oleh gendang telinga dan disalurkan ke otak J.F.Gabriel, 1996. Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dala tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan Kep MENLH No : Kep-48MENLH111996. Kebisingan adalah suara atau bunyi yang tidak dikehandaki atau dapat diartikan pula sebagai suara yang salah pada tempat dan waktu yang salah.

2.2.1. Mekanisme Kebisingan

Bunyi dinyatakan sebagai sensasi pendengaran yang lewat telinga dan timbul karena penyimpangan tekanan udara. Penyimpangan ini biasanya disebabkan oleh beberapa benda yang bergetar karena dipukul. Sewaktu fluktuasi tekanan udara ini membentur gendang pendengaranmembran timpani dari telinga maka membran ini akan bergetar sebagai jawaban pada fluktuasi tekanan udara tersebut. Getaran ini melalui saluran dan proses tertentu akan sampai diotak kita dimana hal ini diinterprestasikan sebagai suara. Pada kondisi atau aktifitas tertentu, misalnya saat seseoarang berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain dengan perbedaan tingkat ketinggian lokasi cukup besar dalam waktu relatif singkat, akan timbul perbedaan tekanan udara antara bagian depan dan Universitas Sumatera Utara belakang gendang telinga. Akibatnya gendang telinga tidak dapat bergetar secara efisien, dan sudah barang tentu pendengaran akan terganggu Buchari, 2007. Menurut Chandra 2007 Dalam Harnita 1995 Telinga manusia hanya mampu menangkap suara yang ukuran intensitasnya 80 dB batas aman dan dengan frekuensi suara sekitar bekisar antara 20-20.000Hz. Lebar responden telinga manusia diantara 0 dB-140 dB yang dapat didengar. Dan batas intensitas suara tertinggi adalah 140 dB dimana untuk mendengarkan suara itu sudah timbul perasaan sakit pada alat pendengaran Doelle, 1993.

2.2.2. Jenis Kebisingan

Kebisingan diklasifikasikan ke dalam dua jenis golongan besar yaitu : a Kebisingan tetap steady noise dibedakan menjadi dua, yaitu : Tambunan, 2005 - Kebisingan dengan frekuensi terputus discrete frekuensi noise ialah Kebisingan ini berupa “nada-nada” murni pada frekuensi yang beragam,contohnya suara mesin, suara kipas dan sebagainya. - Broad Band Noise terjadi pada frekuensi yang lebih bervariasi bukan nada murni. - Kebisingan dengan frekuensi terputus dan broad band noise sama-sama digolongkan sebagai kebisingan tetap steady noise. b Kebisingan tidak tetap non steady noise dibedakan menjadi tiga, yaitu : - Kebisingan fluktuatif fluctuating noise Kebisingan yang selalu berubah-ubah selama rentang waktu tertentu. - Intermitten noise adalah kebisingan yang terputus-putus dan besarnya dapat berubah-ubah, contohnya kebisingan lalu lintas. - Impulsive noise adalah Kebisingan impulsive dihasilkan oleh suara- suara berintensitas tinggi memekakkan telinga dalam waktu relative singkat, misalnya suara ledakan senjata api dan alat-alat sejenisnya.

2.2.3. Sumber-Sumber Bising